Bab 3 Kelas XI
Guru Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKN. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Sistem Hukum di Indonesia......................................................................................2
2.1.1 Pengertian Hukum................................................................................................2
2.1.2 Karakteristik Hukum.............................................................................................2
2.1.3 Penggolongan Hukum...........................................................................................2
2.1.4 Tujuan Hukum......................................................................................................2
2.1.5 Tata Hukum Indonesia..........................................................................................2
2.2 Sistem peradilan di Indonesia...................................................................................3
2.2.1 Pengertian Lembaga Peradilan.............................................................................3
2.2.2 Dasar Hukum Lembaga Peradilan........................................................................3
2.2.3 Klasifikasi Lembaga Peradilan.............................................................................3
2.2.4 Perangkat Lembaga Peradilan...............................................................................3
2.2.5 Tingkatan Lembaga Peradilan..............................................................................4
2.2.6 Peran Lembaga Peradilan.....................................................................................5
2.3 Menampilkan Sikap yang Sesuai dengan Hukum..................................................6
2.3.1 Perilaku yang Sesuai dengan Hukum...................................................................6
2.3.2 Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum Beserta Sanksinya..........................7
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan tata
hukum tersebut dapat dipaksakan oleh alat-alat negara yang diberi kekuasaan. Tata
hukum Indonesia ditetapkan oleh masyarakat hukum Indonesia. Oleh karena itu, tata
hukum Indonesia baru ada ketika negara Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku
dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya seperti:
a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum; dan
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
6
2.3.2 Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum Beserta Sanksinya
• Macam-macam Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum
Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari rendahnya
kesadaran hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal
yaitu:
1. pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan
bahkan kebutuhan;
2. hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
• Macam-macam Sanksi
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi hukum,
sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari setiap norma atau
hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya sama yaitu untuk
mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian
sebagai berikut.
1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. Misalnya, dalam
hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam pasal
tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
Hukuman Pokok, yang terdiri atas:
a) hukuman mati
b) hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-
kurangnya 1 tahun).
Hukuman Tambahan, yang terdiri:
a) pencabutan hak-hak tertentu.
b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
c) pengumuman keputusan hakim.
Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: pasal 338 KUHP, menyebutkan
“barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan,
sanksi sosial diberikan oleh masyarakat. Misalnya dengan menghembuskan desas-desus,
cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari lingkungan
masyarakat setempat.
7
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang
melakukan perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis.
Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia akan merasa bersalah.
Selama hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat
membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang
dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum
yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara,
secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan
hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk memahami dan
menggunakan peraturan perundangan yang berlaku, mempertahankan tertib hukum yang
ada, dan menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya: disenangi oleh masyarakat pada umumnya, tidak
menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, tidak menyinggung perasaan
orang lain, menciptakan keselarasan, mencerminkan sikap sadar hukum, dan
mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
3.2 Saran
Keadilan menjadi syarat terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, keadilan menjadi hak setiap warga negara. Keadilan
ditegakkan berdasarkan norma hukum yang berlaku. Norma hukum dilaksanakan secara
transparan, jujur dan adil.