Anda di halaman 1dari 38

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perbandingan Sistem Hukum

Dosen Pengampu:
Husnul Khotimah, S. HI, S.H, M.H

Di susun Oleh :
Nama : Wahmina
NPM : 2208010472

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan Makalah yang berjudul
“Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia” ini selesai pada waktunya untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih


pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami meminta maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi
dari keseluruhan makalah kami ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Banjarbaru, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Hukum di Indonesia.................................................................. 3


B. Sistem Peradilan di Indonesia............................................................... 4
C. Mencermati Sistem Peradilan di Indonesia........................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terciptanya suatu keadilan merupakan tujuan yang hendak
dicapaioleh sebuah bangsa termasuk bangsa Indonesia. Keadilan
yang hendakdicapai oleh bangsa Indonesia bukan keadilan yang
diperuntukkan olehsekelompok orang saja atau penguasa, namun keadilan
bagi seluruh rakyatIndonesia. Keadilan yang menjadi dambaan seluruh umat
manusia diharapkanmampu memberi jaminan keadilan bagi seluruh
warga negara. Jaminankeadilan yang diberikan oleh pemerintah berupa
dasar negara, undang-undangdasar, dan peraturan perundang-undangan.
Seperti jaminan keadilan yangterkandung dalam Pancasila sila ke-5,
Keadilan Sosial bagi Seluruh RakyatIndonesia.
Berpedoman pada sila tersebut, bangsa Indonesia ingin
mewujudkan keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia di
seluruhwilayah nusantara.Keadilan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia
bukan hanya padabidang tertentu saja, akan tetapi seluruh bidang
yang meliputi bidangideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta
pertahanan dan keamanan.Keadilan sosial dapat diwujudkan melalui
pembangunan di segala bidang.Keadilan akan tampak apabila hasil
pembangunan dapat dinikmati olehseluruh rakyat Indonesia. Artinya
bahwa pembangunan yang dilaksanakanoleh pemerintah harus dapat
dirasakan hasilnya oleh seluruh masyarakatIndonesia dan mampu
menjamin kesejahteraan bersama sesuai dengan tujuannasional bangsa
Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah

Bagaimana sistem hukum di


Indonesia?
2. Bagaimana sistem
peradilan di Indonesia?
3. Bagaimana mencermati
sistem peradilan di
Indonesia?
4. Bagaimana cara
menampilkan sikap yang
sesuai dengan hukum
Bagaimana sistem hukum di
Indonesia?

2
2. Bagaimana sistem
peradilan di Indonesia?
3. Bagaimana mencermati
sistem peradilan di
Indonesia?
4. Bagaimana cara
menampilkan sikap yang
sesuai dengan hukum
1. Bagaimana Sistem Hukum Di Indonesia?
2. Bagaimana Sistem Peradilan Di Indonesia?
3. Bagaimana Mencermati Sistem Peradilan Di Indonesia?
4. Bagaimana Cara Menampilkan Sikap Yang Sesuai Dengan Hukum ?
5. Bagaimana Bentuk Sikap Yang Bertentangan Dengan Hukum ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk sistem hukum di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bentuk sistem Peradilan di Indonesia.
3. Untuk dapat mencermati dan mengetahuinya sistem Peradilan
diIndonesia.
4. Untuk dapat mengetahui sikap yang sesuai dengan hukum.
5. Untuk dapat mengetahui sikap yang bertentangan dengan hukum

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Hukum di Indonesia


1. Pengertian Hukum
Menurut Kusumaatmadja, hukum adalah keseluruhan asas-
asasdan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan masyarakat,
termasuk didalamnya lembaga dan proses untuk mewujudkan hukum itu
ke dalamkenyataan. Dengan demikian hukum itu merupakan aturan, tata
tertib,dan kaidah hidup. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada
kesepakatanyang pasti tentang rumusan arti hukum. Untuk merumuskan
pengertianhukum tidaklah mudah, karena hukum itu meliputi

4
banyak segi danbentuk sehingga satu pengertian tidak mungkin
mencakup keseluruhansegi dan bentuk hukum.1
2. Karakteristik Hukum
Karakteristik dari hukum adalah adanya perintah dan
larangan;perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh semua orang.
Hukumberlaku di masyarakat dan ditaati oleh masyarakat karena
hukummemiliki sifat memaksa dan mengatur. Hukum dapat memaksa
seseoranguntuk menaati tata tertib yang berlaku di dalam masyarakat dan
terhadaporang yang tidak menaatinya akan diberikan sanksi yang tegas.2

1
Inu Kencana Syafiie, 2003, Sistem Adminitrasi Negara Republik Indonesia (SANRI), Jakarta, Bumi
Aksara, hlm. 2
2
3SF, Marbun dkk, 2001, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta,UII
Press. 21

5
3. Penggolongan Hukum
Hukum mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Mengingataspek kehidupan manusia sangat luas, sudah barang tentu
ruang lingkupatau cakupan hukum pun begitu luas.3
4. Tujuan Hukum
Tujuan ditetapkannya hukum bagi suatu negara adalah
untukmenegakkan kebenaran dan keadilan, mencegah tindakan
yangsewenang-wenang, melindungi hak asasi manusia, serta
menciptakansuasana yang tertib, tenteram aman, dan damai.4
5. Tata Hukum Indonesia
Tata hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan
hukumyang diciptakan oleh negara dan berlaku bagi seluruh
masyarakatIndonesia yang berpedoman pada Undang-Undang
Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan tata hukum
tersebut dapatdipaksakan oleh alat-alat negara yang diberi
kekuasaan. Tata hukumIndonesia ditetapkan oleh masyarakat hukum
Indonesia. Oleh karena itu,tata hukum Indonesia baru ada ketika negara
Indonesia diproklamirkanpada tanggal 17 Agustus 1945.

B. Sistem Peradilan di Indonesia


1. Pengertian Lembaga Peradilan
Proses peradilan dilaksanakan di sebuah tempat yang
dinamakanpengadilan. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
konsepperadilan dengan pengadilan. Peradilan menunjuk pada proses
mengadiliperkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan.
Adapun,pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau

3
5Sunaryati Hartono, 1991, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung, Alumni,
hlm. 32
4
Dedi Soemardi, 1997, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta, Indhillco.hlm. 73

6
tempatuntuk melaksanakan proses peradilan guna menegakkan
hukum.Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk
mengadiliperkara menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan
orang. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa,
mengadili, danmemutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
hukum tidakada atau kurang. Pengadilan wajib memeriksa dan
mengadili setiapperkara peradilan yang masuk.5
2. Dasar Hukum Lembaga
PeradilanPeraturan perundang-undangan menjadi pedoman bagi
lembaga-lembaga peradilan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
sebagailembaga yang melaksanakan kekuasaan kehakiman secara bebas
tanpaada intervensi/campur tangan dari siapa pun.
3. Klasifikasi Lembaga Peradilan
Dalam pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun
2009tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan bahwa
“Kekuasaankehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badanperadilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum,lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkunganperadilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi”.
4. Perangkat Lembaga Peradilana
a. Peradilan Umum
Berdasarkan undang-undang, kekuasaan kehakiman
dilingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh Pengadilan
Negeri,Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung.6

5
Jeremias Lemek, 2007, Mencari Keadilan: Pandangan Kritis Terhadap Penegakan Hukum
DiIndonesia. Jakarta, Galang Press. Hlm. 45
6
Soerojo Wignjodipoero, 1983, Pengantar dan Asas-asas Hukum adat, Jakarta, Gunung Agung, hlm.
27-31

7
1. Pengadilan NegeriPengadilan Negeri mempunyai daerah
hukum yang meliputiwilayah kabupaten atau kota dan
berkedudukan di ibu kotakabupaten/kota.
2. Pengadilan TinggiPengadilan Tinggi merupakan pengadilan
tingkat banding.Perangkat Pengadilan Tinggi terdiri atas
pimpinan, hakimanggota, panitera, dan sekretaris.
b. Peradilan Agama
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
agamadilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama.Kekuasaan kehakiman pada peradilan agama berpuncak
padaMahkamah Agung.7
c. Peradilan Militer
Dalam peradilan militer dikenal adanya oditurat yaitu badandi
lingkungan TNI yang melakukan kekuasaan pemerintahan negaradi
bidang penuntutan dan penyidikan berdasarkan pelimpahan
dariPanglima TNI. Oditurat terdiri atas oditurat militer, oditurat
militertinggi, oditurat jenderal, dan oditurat militer pertempuran.
d. Peradilan Tata Usaha
Negara Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan tata
usahanegara dilaksanakan oleh pengadilan tata usaha negara
danpengadilan tinggi tata usaha negara.8
e. Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi terdiri dari 9 (sembilan) orang
hakimkonstitusi yang diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh
DPR,presiden, dan Mahkamah Agung dan ditetapkan dengan
KeputusanPresiden. Susunan organisasinya terdiri atas seorang
7
Sunaryati Hartono, 1991, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung, Alumni,
hlm. 73
8
Handoyo, Hestu Cipto, 2009, Hukum Tata Negara Indonesia. Yogyakarta, Universitas Atma Jaya.
Hlm. 58

8
ketuamerangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota,
dan 7(tujuh) anggota hakim konstitusi. Masa jabatan hakim
konstitusiadalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk
satu kalimasa jabatan. Ketua dan Wakil ketua dipilih dari dan oleh
hakimkonstitusi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. Hakim konstitusi
adalahpejabat negara.
5. Tingkatan Lembaga Peradilan
Adapun tingkatan lembaga peradilan adalah sebagai berikut.9
a. Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)
Pengadilan tingkat pertama dibentuk berdasarkan keputusanpresiden.
Pengadilan tingkat pertama mempunyai kekuasaan hukumyang
meliputi satu wilayah kabupaten/kota.
b. Pengadilan Tingkat Kedua
Pengadilan tingkat kedua disebut juga pengadilan tinggi yangdibentuk
dengan undang-undang. Daerah hukum pengadilan tinggipada dasarnya
meliputi satu provinsi.
c. Kasasi oleh Mahkamah Agung
Dalam hal kasasi, yang menjadi wewenang MahkamahAgung
adalah membatalkan atau menyatakan tidak sah putusanhakim
pengadilan tinggi karena putusan itu salah atau tidak sesuaidengan
undang-undang.
6. Peran Lembaga Peradilana
Lingkungan Peradilan UmumKekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan umumdilaksanakan oleh pengadilan negeri,
pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung. Pengadilan negeri
berperan dalam prosespemeriksaan, memutuskan, dan menyelesaikan
perkara pidana danperdata di tingkat pertama.b. Lingkungan Peradilan

9
8http://nuravik.wordpress.com/2014/10/27/kedudukan-hukum- administrasi-negara-dalam-tata-
hukum/

9
AgamaKekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
agamadilakukan oleh pengadilan agama. Berdasarkan pasal 49
Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2006, pengadilan agama bertugas
danberwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di
bidangperkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak, shadaqah,
danekonomi syariah.10

C. Mencermati Sistem Peradilan di Indonesia


Makna Lembaga Peradilan Setelah mempelajari sistem hukum
dari berbagai aspek, padabagian ini kalian akan diajak untuk
menelaah lembaga negara yangmengawasi pelaksanaan dari suatu kaidah
hukum. Lembaga ini seringdisebut sebagai lembaga peradilan, yang
merupakan wahana bagi setiaprakyat yang mencari keadilan untuk
mendapatkan haknya sesuai denganketentuan hukum yang berlaku. Berbicara
mengenai lembaga Sistem Peradilan Di Indonesia, tidakdapat terlepas dari
konsep kekuasaan negara.11
Kekuasaan yang dimaksudadalah kekuasaan kehakiman. Di
Indonesia, perwujudan kekuasaan kehakiman ini diatur sepenuhnya dalam
Undang-Undang RI Nomor 48Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, yang merupakanpenyempurnaan dari Undang-Undang RI
Nomor 14 Tahun 1970 tentangPokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Kekuasaan kehakiman diIndonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi
badan peradilan yang beradadi lingkungan peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer, danperadilan tata usaha negara, serta oleh sebuah
10
20George Winterton, “Comparative Law Teaching” dalam the American Journal of Comparative
Law, Vol. 23, No. 1. (Winter, 1975), hal. 69-118.
11
Inu Kencana Syafiie, Sistem Adminitrasi Negara Republik Indonesia (SANRI), Jakarta, Bumi
Aksara, 2020.

10
Mahkamah Konstitusi.Lembagalembaga tersebut berperan sebagai
penegak keadilan dandibersihkan dari setiap intervensi/campur tangan,
baik dari lembagalegislatif, eksekutif maupun lembaga lainnya.
Proses peradilan dilaksanakan di sebuah tempat yang dinamakan
pengadilan. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara
konsepperadilan dengan pengadilan. Peradilan menunjuk pada proses
mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan.
Adapun, pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau
tempatuntuk melaksanakan proses peradilan guna menegakkan hukum.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa lembaga Sistem Peradilan
DiIndonesia atau nasional sama artinya dengan pengadilan negara
yaitulembaga yang dibentuk oleh negara sebagai bagian dari otoritas negara
dibidang kekuasaan kehakiman dengan sumber hukumnya
peraturanperundang-undangan yang berlaku di dalam negara. Pengadilan
secaraumum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut
hukumdengan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak boleh
menolakuntuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang
diajukandengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang.
Pengadilan wajibmemeriksa dan mengadili setiap perkara peradilan yang
masuk.

11
ANALISIS

Sebagai negara hukum, Indonesia menganut tiga sistem hukum sekaligus yang
hidup dan berkembang di masyarakat yakni sistem hukum civil,sistem hukum adat,
dan sistem hukum Islam. Ketiga sistem hukum tersebut saling melengkapi, harmonis
dan romantis. Hukum Islam mempengaruhi corak hukum di Indonesia karena
mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama Islam yang memungkinkan
hukum Islam menjadi bagian yang penting dan berpengaruh dalam sistem hukum di
Indonesia. Sedangkan hukum adat sebagai hukum yang asli yang tumbuh dan
berkembang dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat mempengaruhi proses berlakunya
hukum di Indonesia. Bahkan, nilai-nilai yang terkandung dari hukum adat dan hukum
Islam di Indonesia digunakan dalam pembentukan yurisprudensi di Mahkamah
Agung. Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana hukum adat dan hukum Islam yang
berkarakter “tidak tertulis” mampu mengisi legal gap dari sistem hukum civil
Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian
hukum normatif dan menggunakan beberapa pendekatan yakni pendekatan undang-
undang, pendekatan perbandingan, dan pendekatan sejarah. Tulisan ini
menyimpulkan bahwa pluralisme hukum yang ada di Indonesia dapat menjadi solusi
dari adanya legal gapyang tercipta karena kekakuan penerapan hukum civil.
Kekakuan tersebut dapat diatasi dengan fleksibilitas dari norma dan nilai yang
terdapat dalam hukum adat dan hukum Islam, sehingga dapat menciptakan ketertiban
di masyarakat.

1) Pengadilan Negeri

12
Pengadilan Negeri
mempunyai daerah
hukum yang meliputi
wilayah kabupaten atau
kota dan berkedudukan
di ibu kota
kabupaten/kota.
2) Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi
merupakan pengadilan
tingkat banding.
Perangkat Pengadilan
Tinggi terdiri atas
pimpinan, hakim
13
anggota, panitera, dan
sekretaris.
b. Peradilan Agama
Kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan
agama
dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama.
Kekuasaan kehakiman
pada peradilan agama
berpuncak pada
Mahkamah Agung.
c. Peradilan Militer
14
Dalam peradilan militer
dikenal adanya oditurat
yaitu badan
di lingkungan TNI yang
melakukan kekuasaan
pemerintahan negara
di bidang penuntutan dan
penyidikan berdasarkan
pelimpahan dari
Panglima TNI. Oditurat
terdiri atas oditurat militer,
oditurat militer

15
tinggi, oditurat jenderal, dan
oditurat militer
pertempuran.
d. Peradilan Tata Usaha
Negara
Kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan tata
usaha
negara dilaksanakan oleh
pengadilan tata usaha
negara dan
pengadilan tinggi tata usaha
negara.

16
e. Mahkamah Konstitusi
(MK)
Mahkamah Konstitusi
terdiri dari 9 (sembilan)
orang hakim
konstitusi yang diajukan
masing-masing 3 (tiga)
orang oleh DPR,
presiden, dan Mahkamah
Agung dan ditetapkan
dengan Keputusan
Presiden. Susunan
organisasinya terdiri atas
seorang ketua
17
merangkap anggota, seorang
Wakil Ketua merangkap
anggota, dan 7
(tujuh) anggota hakim
konstitusi. Masa jabatan
hakim konstitusi
adalah 5 (lima) tahun dan
dapat dipilih kembali hanya
untuk satu kali
masa jabatan. Ketua dan
Wakil ketua dipilih dari dan
oleh hakim

18
konstitusi untuk masa
jabatan 3 (tiga) tahun.
Hakim konstitusi adalah
pejabat negara.
1) Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri
mempunyai daerah
hukum yang meliputi
wilayah kabupaten atau
kota dan berkedudukan
di ibu kota
kabupaten/kota.
2) Pengadilan Tinggi

19
Pengadilan Tinggi
merupakan pengadilan
tingkat banding.
Perangkat Pengadilan
Tinggi terdiri atas
pimpinan, hakim
anggota, panitera, dan
sekretaris.
b. Peradilan Agama
Kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan
agama

20
dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama.
Kekuasaan kehakiman
pada peradilan agama
berpuncak pada
Mahkamah Agung.
c. Peradilan Militer
Dalam peradilan militer
dikenal adanya oditurat
yaitu badan
di lingkungan TNI yang
melakukan kekuasaan
pemerintahan negara
21
di bidang penuntutan dan
penyidikan berdasarkan
pelimpahan dari
Panglima TNI. Oditurat
terdiri atas oditurat militer,
oditurat militer
tinggi, oditurat jenderal, dan
oditurat militer
pertempuran.
d. Peradilan Tata Usaha
Negara
Kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan tata
usaha
22
negara dilaksanakan oleh
pengadilan tata usaha
negara dan
pengadilan tinggi tata usaha
negara.
e. Mahkamah Konstitusi
(MK)
Mahkamah Konstitusi
terdiri dari 9 (sembilan)
orang hakim
konstitusi yang diajukan
masing-masing 3 (tiga)
orang oleh DPR,

23
presiden, dan Mahkamah
Agung dan ditetapkan
dengan Keputusan
Presiden. Susunan
organisasinya terdiri atas
seorang ketua
merangkap anggota, seorang
Wakil Ketua merangkap
anggota, dan 7
(tujuh) anggota hakim
konstitusi. Masa jabatan
hakim konstitusi

24
adalah 5 (lima) tahun dan
dapat dipilih kembali hanya
untuk satu kali
masa jabatan. Ketua dan
Wakil ketua dipilih dari dan
oleh hakim
konstitusi untuk masa
jabatan 3 (tiga) tahun.
Hakim konstitusi adalah
pejabat negara.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
merupakankonsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam
perilaku yangsesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan
hukum yangdiperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung
menunjukkantingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum
mengandungarti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk memahami dan
menggunakanperaturan perundangan yang berlaku, mempertahankan
tertib hukum yangada, dan menegakkan kepastian hukum.Adapun ciri-ciri
seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukumyang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya: disenangi olehmasyarakat pada
umumnya, tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri danorang lain, tidak
menyinggung perasaan orang lain, menciptakan keselarasan,mencerminkan
sikap sadar hukum, dan mencerminkan kepatuhan terhadaphukum

B. Saran
Keadilan menjadi syarat terwujudnya masyarakat yang adil
danmakmur. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keadilan menjadi
haksetiap warga negara. Keadilan ditegakkan berdasarkan norma hukum
yangberlaku. Norma hukum dilaksanakan secara transparan, jujur dan adil.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2009.


Pendidikan
Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kansil, C.S.T. 1992.
Pengantar Ilmu Hukum dan
Tata Hukum Indonesia.
Jakarta:
Balai Pustaka.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2017.
Pendidikan Pancasila dan
27
Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kusnardi, Mohammad dan
Hermaily Ibrahim. 1983.
Pengantar Hukum Tata
Negara. Jakarta: Pusat Studi
Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.
Makarao, Mohammad
Taufik. 2004. Hukum Acara
Pidana dalam Teori dan

28
Praktek. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Moeljatno. 2003. Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana. Jakarta: Bumi
Aksara
Bakry, Noor Ms. 2009.
Pendidikan
Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kansil, C.S.T. 1992.
Pengantar Ilmu Hukum dan

29
Tata Hukum Indonesia.
Jakarta:
Balai Pustaka.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2017.
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kusnardi, Mohammad dan
Hermaily Ibrahim. 1983.
Pengantar Hukum Tata

30
Negara. Jakarta: Pusat Studi
Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.
Makarao, Mohammad
Taufik. 2004. Hukum Acara
Pidana dalam Teori dan
Praktek. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Moeljatno. 2003. Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana. Jakarta: Bumi
Aksara

31
Bakry, Noor Ms. 2009.
Pendidikan
Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kansil, C.S.T. 1992.
Pengantar Ilmu Hukum dan
Tata Hukum Indonesia.
Jakarta:
Balai Pustaka.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2017.
Pendidikan Pancasila dan

32
Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kusnardi, Mohammad dan
Hermaily Ibrahim. 1983.
Pengantar Hukum Tata
Negara. Jakarta: Pusat Studi
Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.
Makarao, Mohammad
Taufik. 2004. Hukum Acara
Pidana dalam Teori dan

33
Praktek. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Moeljatno. 2003. Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana. Jakarta: Bumi
Aksara
Bakry, Noor Ms. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kansil, C.S.T. 2020. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kusnardi, Mohammad dan Hermaily Ibrahim. 2015. Pengantar Hukum Tata
Negara. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.
Makarao, Mohammad Taufik 2018. Hukum Acara Pidana dalam Teori dan
Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moeljatno. 2020. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara.
SF, Marbun dkk, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara,
Yogyakarta,UII Press, 2021.
Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional,
Bandung, Alumni, 2019.
Dedi Soemardi, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta, Indhillco, 2019.

34
Jeremias Lemek, Mencari Keadilan: Pandangan Kritis Terhadap Penegakan
Hukum DiIndonesia. Jakarta, Galang Press, 2018.
Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-asas Hukum adat, Jakarta, Gunung
Agung, 2019.

35

Anda mungkin juga menyukai