Disusun Oleh :
Kelompok 4
1) Arisa Domiani (1810503002)
2) Danisa Novita Roka (1810503003)
3) Fitrah Putri Ayu (1810503008)
4) M Imam Pramana (1810503011)
5) Abi Kaffah Azzauki (1820503027)
Dosen Pengampu :
Abadi Rahman, M.Pd.
Prodi Jurnalistik A
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Raden Fatah Palembang
2019 M / 1441 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanturkan kepada Allah atas segala rahmat-Nya yang
telah memberikan kesempatan waktu bagi penulis dalam menyusun tugas
kelompok ini. Shalawat beserta salam, penulis hanturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah menuju
zaman islamiyah seperti yang sedang kita rasakan saat ini.
Makalah ini berjudul “Pengertian Tata Hukum dan Tata Hukum
Indonesia” yang ditulis penulis sebagai tugas mata kuliah Sistem Hukum
Indonesia. Tiada Gading Yang Tak Retak, begitupun dengan makalah ini. Masih
ada beberapa kesalahan yang ada tanpa disadari penulis, oleh karena itu penulis
harapkan adanya kritik dan saran atas makalah ini yang membangun. Kami
ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengantar tata hukum Indonesia mempelajari hukum yang saat ini sedang
berlaku, dengan kata lain obyek dari pengantar tata hukum Indonesia adalah
hukum positif/ius constitutum. Fungsi pengantar hukum Indonesia
mengantarkan setiap orang yang akan mempelajari hukum positif Indonesia.
Pengantar tata hukum Indonesia mempelajari hukum yang saat ini sedang
berlaku, dengan kata lain obyek dari pengantar tata hukum Indonesia adalah
hukum positif/ius constitutum. Fungsi pengantar hukum Indonesia
mengantarkan setiap orang yang akan mempelajari hukum positif Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tata hukum?
2. Apa pengertian tata hukum Indonesia?
3. Bagaimana sejarah tata hukum Indonesia?
C. Tujuan
1. Agar mengerti tentang apa itu tata hukum
2. Menambah referensi untuk mahasiswa lain
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tata hukum adalah susunan hukum yang berasal mula dari istilah rechts
orde (bahasa Belanda). Susunan hukum terdiri atas aturan-aturan hukum yang
tertata sedemikian rupa sehingga orang mudah menemukannya bila suatu
ketika ia membutuhkannya untuk menyelesaikan peristiwa hukum yang terjadi
dalam masyarakat. Aturan-aturan yang ditata sedemikian rupa yang menjadi
“tata hukum” tersebut antara satu dan lainnya saling berhubungan dan saling
menentukan.1
Suatu tata hukum berlaku dalam suatu masyarakat karena disahkan oleh
pemerintah masyarakat itu. Jika masyarakat itu adalah masyarakat negara,
yang mengesahkan tata hukumnya adalah penguasa negara itu.2 Tata hukum
yang sah dan berlaku pada waktu tertentu di negara tertentu dinamakan hukum
positif (ius constitutum). Ius Constitutum lawannya adalah Ius Constituendum
atau hukum yang dicita-citakan/hukum yang belum membawa akibat hukum.
1
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Cetakan Kedua, Edisi Keempat
(Yogyakarta: Liberty, 1999), hlm. 115 et seqq
2
Ibid, hlm. 76 et seqq
2
Dengan demikian penyelidikannya tidak terlepas pada Ius Constitutum saja,
melainkan juga menyelidiki Ius Constituendumnya
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Pengantar Ilmu Hukum merupakan
dasar atau basic dari Pengantar Tata Hukum Indonesia. Dengan demikian
jelas, maka Tata Hukum Indonesia itu menata, menyusun, mengatur tertib
kehidupan masyarakat Indonesia. Tata Hukum Indonesia diterapkan oleh
masyarakat hukum Indonesia (Negara Republik Indonesia). Tata Hukum
Indonesia adanya sejak saat Proklamasi Kemerdekaan, yaitu tanggal 17
Agustus 1945, sebab dengan Proklamasi Kemerdekaan berarti:
3
wewenang-wewenangnya, semua itu menurut hukum Indonesia. Dengan
pendek kata ia ingin mengetahui hukum yang berlaku sekarang ini di dalam
negara kesatuan Republik Indonesia”.4
Hukum Positif (Bahasa Latin: ius positum) adalah hukum yang dibuat oleh
manusia yang mewajibkan atau menetapkan suatu tindakan. Istilah ini juga
mendeskripsikan penetapan hak-hak tertentu untuk suatu individu atau
kelompok.
4
Achmad Sanusi. 1984. Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia. Tarsito.
Bandung. hlm. 4
5
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, hlm. 77
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_positif, 20 November 2019
4
Menurut Logemann, suatu kaidah hukum yang berlaku, sebenarnya
merumuskan suatu hubungan (yang pantas) antara fakta hukum dengan akibat
hukum yang merupakan abstraksi dari keputusan-keputusan.7 Keputusan-
keputusan yang konkret sebagai fakta sosial yang mengatur hubungan-
hubungan. Senantiasa terjadi dalam suatu pergaulan hidup, kejadian-kejadian
tersebut selalu terjadi pada masyarakat-masyarakat tertentu,8 misalnya, apa
yang merupakan hubungan hukum di Indonesia mungkin bukan merupakan
hubungan hukum di Malaysia maupun masyarakt-masyarakat lainnya.
7
J.H.A. Logeman, Over de theorie van een stellig staatsrecht, atau Tentang Teori Suatu Hukum
Tata Negara Positif, terj. Makkatutu dan J. C Pangkerego, (Jakarta: Penerbit Ichtiar Baru- Van
Hoeve, tanpa tahun), hlm. 28-33.
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid
5
antara lain adalah sosiologi,psikologi,ekonomi,dan seterusnya. Kemudian
yang dimaksud dengan disiplin preskriptif adalah sistem ajaran yang
menentukan apakah yang seyogyanya atau yang seharusnya dilakukan
didalam menghadapi kenyataan tertentu. Dari pernyataan tersebuttampak
dengan jelas bahwa dalam disiplin preskriptif terkandung adanya nilai-
nilai tertentuyang akan dikejar dan bersifat normatif (memberi pedoman
patokan). Beberapa bidang studi yang termasuk dalam kelompok disiplin
preskriptifadalah hukum dan filsafat.11
Hukum sebagai sebuah disiplin yang preskriptif itu memiliki cakupan
atau ruang lingkup sebagai berikut: (1) ilmu-ilmu hukum, (2) politik
hukum, dan (3) filsafat hukum.12
Sementara ilmu-ilmju hukum adalah kumpulan dari berbagai cabaing ilmu
pengetahuan antara lain.13
1. Ilmu tentang kaidah atau normwissenchaft atau sollenwissenschaft,
yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem kaidah-
kaidah.
2. Ilmu pengertian, yakni ilmu tentang pengertian-pengertian pokok
dalam hukum seperti: subjek hukum, hak dan kewajiban,peristiwa
hukum dan objek hukum.
3. Ilmu tentang kenyataan atau tatsachenwissenchaft yang menyoroti
hukum sebagai sikap tindak atau perlakuan yang antara lain mencakup:
a. Sosiologi hukum yakni suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara
empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal-balik antar
hukum sebagai gejala-gejala sosial yang lain.
b. Antropologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari pola-pola, sengketa dan penyelesaiannya, pada
masyarakat-masyarakat yang sedang mengalami proses
modernisasi.
11
Bernard Arief Sidharta,Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum,hlm.116
12
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Perihal Kaedah Hukum,Cetakan IV,hlm.3-5
13
ibid
6
c. Psikologi hukum, yakni suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan dari perkembangan
jiwa manusia.
d. Perbandingan hukum yang merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang memperbandingkan sistem-sistem hukum yang berlaku
didalam satu atau beberapa masyarakat.
e. Sejarah hukum yang mempelajari perkembangan da nasal-usul dari
sistem hukum suatu masyarakat tertentu.
Sementara itu, politik hukum yang merupakan bagian dari disiplin hukum
adalah mencakup kegiatan-kegiatan memilih nilai-nilai. Filsafat hukum yang juga
merupakan bagian dari disiplin hukum, adalah perenungan dan perumusan nilai-
nilai, misalnya penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara
kebendaan dengan keahlakan, dan antara kelanggengan atau konservatisme
dengan pembaruan.14
14
Ibid
15
ibid
16
Winarno Yudho dan Agus Brotosusilo, Sistem Hukum Indonesia (Jakarta: Penerbit Karunika
Universitas Terbuka, 1986), hlm. 2.38-2.39
7
Bagan Pohon Hukum
Keterangan Gambar:
17
Ibid
8
Ilmu Hukum Pribadi
Ilmu Hukum Harta Kekayaan
Ilmu Hukum Kekayaan
Ilmu Hukum Keluarga
Ilmu Hukum Waris
Ilmu Hukum Pidana
V Ranting Ilmum Hukum Substantif (Hukum Material)
Ilmu Hukum Ajektif (Hukum Formal)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata hukum adalah susunan hukum yang terdiri atas aturan-aturan hukum
yang tertata sedemikian rupa sehinggga memudahkan seseorang untuk
menemukannya untuk menyelesaikan suatu peristiwa hukum tertentu dalam
masyarakat. jadi disini ada semacam pengelompokan hukum-hukum yang
sejenis.
Tata hukum indonesia adalah segala aturan hukum yang berlaku di negara
Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kita senantiasa
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu atau kita sebut dengan
masyarakat yang dinamis. Konsekuensi dari masyarakat yang dinamis ini
adalah diperlukannya aturan atau tata hukum yang dinamis pula. Oleh karena
itu, tata hukum di Indonesia senantiasa berubah dari waktu ke waktu dan
saling berhubungan satu sama lain serta saling menentukan. Hal ini dapat kita
lihat pada penerapan hukum perdata di Indonesia bahwa untuk menerapkan
hukum perdata diperlukan hukum acara perdata sebagai prasyarat agar hukum
perdata berfungsi. Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa perubahan
aturan-aturan hukum yang terjadi pada suatu negara merupakan peristiwa
penting dalam "sejarah tata hukum" sehingga perlu dicatat dan diingat.
B. Saran
1. Agar masyarakat lebih taat hukum untuk mencapai kehidupan yang
lebih nyaman.
2. Agar pemerintah lebih menegakkan hukum dengan memperhatikan
tujuan daripada hukum itu sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
Logeman, J. H. A. tanpa tahun. Over de theorie van een stellig staasrecht, atau
Tentang Teori Suatu Hukum Tata Negara Positif, terj.Makkatutu dan J. C.
Pangkerego. Jakarta: Penerbit Ichtiar Baru van Hoeve.
Sidharta, Bernard Arief. 2000. Refleksi Tentang struktur Ilmu Hukum: Sebuah
Penelitian Tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum Sebagai
Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia. Cetakan Kedua.
Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Yudho, Winarno dan Brotosusilo, Agus. 1986. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta:
Penerbit Karunika Universitas Terbuka
11