Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENCWEMATI SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

DI SUSUN
OLEH :

KELAS XI IPA 3

KETUT JULIYADNYA

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita semua kenikmatan yang wajib untuk
kita syukuri, sehingga dengan kenikmatan itu kita masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya dari zaman jahiliyah sampai zaman pencerahan. Tidak lupa juga kepada keluarganya,
sahabatnya, tabi’in, serta kita sebagai pengikut setianya hingga akhir zaman. 
Terima kasih kami ucapkan kepada Guru yang telah memberikan tugas kepada kami untuk
menyusun makalah sehingga kami berusaha semaksimal mungkin untuk mempelajari materi dan
bisa menuangkannya melalui tulisan, tentunya dengan beliau meluangkan waktu dan tenaga
untuk memberikan ilmunya kepada kami, sehingga dengan itu kami dapat menyusun makalah
ini dengan judul “Sistem Peradilan Di Indonesia”. 
Tentu Makalah ini jauh dari kesempurnaan karena kami sebagai penyusun hanyalah manusia
biasa. Namun, dengan adanya makalah ini semoga bisa menjadi tolak ukur keberhasilan kita
semua dan bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Aamiin... 
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar isi .............................................................................................................................
Bab I -PENDAHULUAN .................................................................................................
A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................
Bab II - SISTEM PERADILAN DI INDONESIA .........................................................
A. Pengertian Sistem dan hukum ................................................................................
B. Sistem Peradilan di Indonesia .................................................................................
C. Peran Lembaga Peradilan .......................................................................................
D. Lembaga-lembaga Peradilan di Indonesia ..............................................................
1. Mahkamah Agung (MA) ..................................................................................
2. Mahkamah Konstitusi (MK) .............................................................................
3. Komisi Yudisial (KY) ......................................................................................
4. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum ....................................................
5. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Agama ...................................................
6. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer ....................................................
7. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) ..................
Bab III -PENUTUP ..........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 
Indonesia adalah negara hukum, sebagaimana yang diterangkan dalam penjelasan
UUD 1945, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara dan
pemerintahan harus berlandaskan dan berdasarkan atas hukum, sebagai barometer untuk
mengukur suatu perbuatan atau tindakan telah sesuai atau tidak dengan ketentuan yang
telah disepakati. 
Negara hukum adalah suatu negara yang di dalam wilayahnya terdapat alat-alat
perlengkapan negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari pemerintah dalam tindakan-
tindakannya terhadap para warga negara dan dalam hubungannya tidak boleh sewenang-
wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-peraturan hokum yang berlaku, dan
semua orang dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan
hukum yang berlaku (Wirjono Prodjodikoro, 1991: 37). Sehubungan dengan pernyataan
tersebut, maka hukum merupakan himpunan peraturan yang mengatur tatanan kehidupan,
baik berbangsa maupun bernegara, yang dihasilkan melalui kesepakatan dari wakil-wakil
rakyat yang ada di lembaga legislatif. Produk hukum tersebut dikeluarkan secara
demokratis melalui lembaga yang terhormat, namun muatannya tidak dapat dilepaskan
dari kekuatan politik yang ada di dalamnya. 
B. RUMUSAN MASALAHAN 
Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka persoalan yang diangkat dalam tulisan ini
adalah: 
1. Apa yang dimaksud sistem dan hukum? 
2. Bagaimana Sistem Peradilan di Indonesia? 
3. Bagaimanakah Peran Lembaga Peradilan? 
4. Apa saja lembaga-lembaga Peradilan yang ada di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN 
Sebagaimana rumusan masalah diatas, maka tujuan kami menyusun makalah “Sistem
Peradilan di Indonesia” adalah: 
1. Kita dapat mengetahui Apa yang dimaksud sistem dan hukum
2. Kita dapat mengetahui Sistem Peradilan di Indonesia 
3. Kita dapat mengetahui Peran Lembaga Peradilan? 
4. Kita dapat mengetahui lembaga-lembaga Peradilan yang ada di Indonesia?
BAB II
SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

A. Pengertian Sistem dan hukum 


Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing–masing unsur yang ada di
dalamnya tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut fungsinya terhadap
keseluruhan kesamaan susunan tersebut. 
Hukum, Pengertiannya sulit didefinisikan dikarenakan kompleks dan beragamnya sudut
pandang yang akan dikaji. Prof. Van Apeldoorn mengatakan bahwa ” definisi hukum
sangat sulit dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan
kenyataan”. Karena itu, sebaiknya kita melihat terlebih dahulu pengertian-pengertian
hukum menurut para ahli hukum terkemuka berikut ini: 
a. Prof. Mr. E.M. Meyers 
Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa
negara dalam melaksanakan tugasnya.
b. Leon Duguit 
Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan
dari kepentingan bersama dan yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan
reaksi bersama terhadap pelakunya. 
c. Drs. E. Utrecht, S.H 
Hukum adalah himpunan peratuan ( perintah dan larangan ) yang mengurus tata tertib
suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. 
d. S.M. Amin, S.H 
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan
tujuan mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia. e. J.C.T. Simorangkir,
S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H Hukum adalah peratuan-peraturan yang
bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, dan yang
pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu hukuman
terentu. 

B. Sistem Peradilan di Indonesia 


Sistem peradilan Indonesia pada hakikatnya adalah suatu mekanisme dari keseluruhan
komponen peradilan nasional, pihak dalam proses peradilan, hierarki (urutan)
kelembagaan peradilan, serta komponen lain yang bersifat proseduraln dan saling
berkaitan”. 
Tujuan sistem peradilan ialah mewujudkan keadilan hukum. Komponen prosedural
sistem peradilan Indonesia mencakup proses penyelidikan, penuntutan dan pemeriksaan
dalam sidang peradilan. 
Sistem peradilan di suatu negara dipengaruhi oleh sistem hukum yang dianut oleh negara
tersebut. Sebagai negara yang menjunjung tinggi hukum (rechstaate), masyarakat dan
para penyelenggara pemerintahan Indonesia mendasarkan setiap kegiatan dan kebijakan
percampuran antara sistem hukum di Eropa, hukum agama dan hukum adat. Sebagian
besar sistem yang dianut mengacu pada hukum Belanda. Hal ini didasari fakta dan
sejarah bahwa Indonesia merupakan bekas wilayah jajahan Belanda. Begitupula hukum
agama merupakan dari sistem hukum di Indonesia dikarenakan sebagian besar yang
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan dan masyarakat
Indonesia sekarang menganut agama Islam, karena itu hukum Islam banyak diterapkan,
terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Sementara itu hukum adat
merupakan aturan-aturan masyarakat yang depengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di
wilayah Nusantara dan diwariskan secara turun temurun. 
Sistem peradilan di Indonesia didasari pada Pancasila, terutama pada sila kelima, yang
kemudian diturunkan ke dalam UUD 1945 pasal 24 ayat 2 dan 3 yang menyebutkan
“kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umun, peradilan agama, peradilan
militer, peradilan tata usaha negara dan oleh Mahkamah Konstitusi” dan “badan-badan
lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-
undang”.
C. Peran Lembaga Peradilan 
Lembaga Peradilan adalah lembaga yang mengatur segala sesuatu tentang hukum. Peran
lembaga hukum dalam menjalankan hukum adalah mengatur segala sesuatu hukum yang
berlaku. 
1. Perbuatan Yang Sesuai Dengan Ketentuan Hukum Sikap yang sesuai dengan
ketentuan hukum adalah sikap yang mentaati semua hukum dan Norma yang
berlaku. 
Contoh Perilaku yang sesuai dengan ketentuan hukum: 
a) Di Keluarga 
- Mematuhi nasihat orangtua 
- Melaksanakan tugas sesuai dengan kesepakatan keluarga 
- Membersihkan rumah sesuai jadwal yang yelah ditetapkan
b) Di Sekolah 
- Menghormati Guru 
- Mematuhi tata tertib sekolah
- Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 
- Tidak menyontek saat ulangan 
- Melaksanakan tugas piket 
c) Di Masyarakat 
- Ikut Melaksanakan ronda malam 
- Mengikuti kegiatan kerja bakti 
- Mentaati peraturan (adat istiadat) yang berlaku di masyarakat 
d) Di Negara 
- Turut sertamembela negara 
- Mentaati hukum yang berlaku di Negara

D. Lembaga-lembaga Peradilan di Indonesia 


Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan
dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan
Tata Usaha Negara. 
1. Mahkamah Agung (MA) 
Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan
peradilan, yangdalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan
pengaruh-pengaruh yang lain. 
Susunan MA terdirin dari Pimpinan, Hakim Anggota, dan Sekretaris MA. Pimpinan
MA terdiri dari seorang Ketua, dua Wakil Ketua, dan beberapa orang Ketua Muda,
yang kesemuanya dalah Hakim Agung dan jumlahnya paling banyak 60 orang.
Sedangkan beberapa direktur jendral dan kepala badan.
2. Mahkamah Konstitusi (MK) 
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakan hukum dan keadilan.Susunan MK terdiri dari seorang Ketua merangkap
anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hakim konstitusi harus
memiliki syarat: memiliki intergritas dan kepribadian yand tidak tercela; adil; dan
negarawan yang menguasai konstitusi ketatanegaraan. 
3. Komisi Yudisial (KY) 
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
lain.Komisi Yudisial terdiri dari pimpinan dan anggota. Pimpinan Komisi Yudisial
terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang merangkap anggota. Komisi
Yudisial mempunyai 7 orang anggota, yang merupakan pejabat negara yang direkrut
dari mantan hakim, praktis hukum, akademis hukum, dan anggota masyarakat. 
4. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum 
Peradilan umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Umum
dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
a) Pengadilan Negeri 
Pengadilan negeri merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan
Peradilan Umum yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/ Kota, dan memiliki
daerah hukum mencakup wilayah Kabupaten/ Kota tersebut.
b) Pengadilan Tinggi 
Pengadilan tinggi merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan
Peradilan Umum yang berkedudukan di ibukota Propinsi, dan memiliki daerah
hukum mencakup wilayah Propinsi. 

5. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Agama 


a) Pengadilan Agama 
Pengadilan Agama adalah organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan
peradilan Agama yang berkedudukan di kotamadya atau ibukota kebupaten
meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten.
b) Pengadilan Tinggi Agama 
Pengadilan Tinggi Agama merupakan pengadilan Tingkat Banding, Pengadilan
Tinggi Agama berkedudukan di ibukota prpinsi, dan daerah hukumnya meliputi
wilayah propinsi. 
6. Pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer 
Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer adalah badan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkatan Bersenjata, yang meliputi Pengadilan
Meiliter, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan
Meiliter Pertempuran. 
a) Pengadilan Militer 
Susunan persidangan Pengadilan Militer untuk memeriksa dan memutuskan
perkara pidana pada tingkat pertama adalah 1 orang Hakim Ketua dan 2 orang
Hakim Anggota yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/ Oditur Militer Tinggi dan
dibantu 1 orang Panitera. 
b) Pengadilan Militer Tinggi 
Susunan persidangan Pengadilan Militer Tinggi untuk memeriksa dan memutus
perkara pidana pada tingkat pertama adalah 1 orang Hakim Ketua dan 2 orang
Hakim Anggota yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/ Oditur Militer Tinggi dan
dibantu 1 orang Panitera. 
c) Pengadilan Militer Utama 
Susunan persidangan Pengadilan Militer Utama untuk memeriksa dan memutus
perkara sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjatapada tingkat banding adalah 1
orang Hakim Ketua dan 2 orang Hakim Anggota dan dibantu 1 orang Panitera. 
d) Pengadilan Militer Pertempuran 
Susunan persidangan Pengadilan Militer Pertempuran untuk memeriksa dan
memutus suatu perkara pidana adalah 1 orang Hakim Ketua dengan beberapa
Hakim Anggota yang keseluruhannya selalu berjumlah ganjil, yang dihadiri 1
orang Oditur Militer/ Oditur Militer Tinggi dan dibantu 1 orang Panitera. 
BAB II
PENUTUP 

A. Kesimpulan 
Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing–masing unsur yang ada di
dalamnya tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut fungsinya terhadap
keseluruhan kesamaan susunan tersebut. 
Menurut S.M. Amin, S.H 
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan
tujuan mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia. Sistem peradilan Indonesia
pada hakikatnya adalah suatu mekanisme dari keseluruhan komponen peradilan nasional,
pihak dalam proses peradilan, hierarki (urutan) kelembagaan peradilan, serta komponen
lain yang bersifat proseduraln dan saling berkaitan. 
Tujuan sistem peradilan ialah mewujudkan keadilan hukum. Komponen prosedural
sistem peradilan Indonesia mencakup proses penyelidikan, penuntutan dan pemeriksaan
dalam sidang peradilan. 

B. Saran 
Dari pemaparan di atas, ada beberapa yang dapat kami sarankan:
1. Kita sebagai bangsa Indonesia mesti berusaha menegakkan hukum di Indonesia
sesuai undang undang. 
2. Dalam penegakan hukum di Indonesia hendaknya dilakukan se adil-adilnya sehingga
tercipta masyarakat yang adil, makmur dan bermartabat
3. Sebuah sistem peradilan di Indonesia hendaknya berjalan sesuai tugas dan fungsinya
masing-masing, sehingga tercipta Negara hukum yang adil dan professional. 
4. Hendaknya Indonesia meletakan hukum sebagai hal yang supreme (kekuasaan
tertinggi) tanpa campurtangan politik pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Yahya. 2001. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan


Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali). Jakarta: Sinar Grafika.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusli, Muhammad. 2011. Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Yogyakarta: UII Press.

Soekanto, Soerjono. 2008. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-


Press).

Anda mungkin juga menyukai