Anda di halaman 1dari 3

Investasi pada dasarnya adalah salah satu bentuk kegiatan ekonomi dengan harapan

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dengan adanya investasi, diharapkan
tidak hanya membawa keuntungan bagi investor dan pihak-pihak terkait, akan tetapi juga
harus membawa kemaslahatan bagi masyarakat sekitar tempat investasi dilakukan.

Terkait dengan kasus Rempang, yang dimana disana akan dilakukan investasi berupa
pembangunan kawasan industri dengan nama proyek Rempang Eco-City, terjadi perlawanan
dari masyarakat sekitar yang menolak pengukuran tanah dan pemasangan patok lahan oleh
BP Batam serta menolak untuk direlokasi. Adapun alasan masyarakat Rempang menolak
untuk direlokasi adalah:1

1. Masyarakat adat tak dilibatkan

Pembangunan Kawasan Rempang Eco-City tidak melibatkan partisipasi masyarakat lokal.


Pemerintah dinilai abai terhadap suara warga adat 16 Kampung Melayu Tua.

2. Demi mempertahankan kampung halaman

Salah satu tokoh Riau, menyebutkan bahwa warga Pulau Rempang berusaha
mempertahankan hak dasar untuk hidup dan hak untuk menjaga kampung halaman nenek
moyang mereka. Sementara aparat, kata dia, hanya bertindak untuk membela investasi yang
bakal menggusur masyarakat lokal.

3. Menolak penggusuran dan relokasi

Warga Rempang dengan tegas menolak relokasi 16 kampung adat di Pulau Rempang.
Mereka menyebut, tidak menolak proyek pembangunan Rempang Eco-City, tetapi tidak ingin
dipindahkan atau keluar dari kampung halaman mereka.

Penduduk Rempang sendiri telah mendiami pulau ini semenjak tahun 1834. Bahkan menurut
peneliti Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Dedi Arman, orang melayu yang berada
disana sudah ada jauh dari tahun tersebut.2 Lebih lanjut beliau mengatakan pada tahun 1722-
1818 Pusat Pemerintahan Temenggung Riau Lingga dipindahkan dari Hulu Riau
(Tanjungpinang), ke Pulau Bulang (dekat Pulau Rempang dan Galang). 3

1
https://bisnis.tempo.co/read/1769791/3-alasan-warga-pulau-rempang-tolak-psn-yang-dikembangkan-tommy-
winata?page_num=3
2
https://www.tvonenews.com/daerah/sumatera/153134-sejarah-pulau-rempang-diungkap-peneliti-brin-melayu-
galang-orang-darat-dan-orang-laut-adalah-suku-asli-pulau-rempang?page=all
3
Ibid
Sebelumnya Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Perekonomian telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023.
Dalam Peraturan Menko Perekonomian tersebut, proyek Rempang Rempang Eco-City
dimasukkan dalam proyek strategis nasional. Peraturan Menko Perekonomian inilah
yang menjadi landasan yuridis pembangunan proyek Rempang Eco-City. Perlakuan
Pemerintah Indonesia ini sangat kontradiktif dengan apa yang dialami oleh penduduk
Rempang yang dimana mereka telah berupaya untuk mendapatkan status atas tanah yang
sudah lama mereka diami tersebut.

Jika kita melihat apa yang terjadi di Rempang ini, Pemerintah indonesia sudah mempunyai
dasar hukum untuk melakukan pembangunan di wilayah Rempang ini, yaitu dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023. Namun
apakah dengan dikeluarkannya Peraturan Menko Perekonomian ini telah memenuhi asas-asas
hukum dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang salah satunya adalah
membuat peraturan perundang-undangan yang baik dan patut?

Para pembentuk hukum harusnya menghadirkan tatanan hukum yang baik dan tatanan hukum
yang baik harus mendasarkan diri pada moral bangsa dimana hukum itu dibuat, tumbuh dan
berkembang. Moral bangsa itu menjadi dasar daripada pembentukan peraturan perundang-
undangan. Selaras dengan hal itu, keterkaitan antara hukum dan moral sudah menjadi
diskursus sejak lama.

Hukum, bagaimanapun membutuhkan moral, seperti pepatah di masa kekaisaran roma “quid
leges sine moribus” yang artinya apa artinya undang-undang jika tidak disertai dengan
moralitas?”. Karena itu hukum harus selalu diukur dengan norma moral di satu sisi. Di sisi
lain moral juga membutuhkan hukum, moral akan mengawang-ngawang jika tidak
dilembagakan dalam masyarakat.4 Menurut hukum kodrat manusia merupakan bagian dari
alam dan tunduk pada hukum alam. Hukum kodrat, bagi makhluk tak berbudi, identik dengan
hukum alam, sedangkan bagi makhluk berbudi, hukum kodrat sama dengan hukum moral.
Hukum kodrat mendahului hukum positif dan kekuasaan sipil.

Pancasila sebagai guidance kita dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara
sekaligus juga sebagai sumber dari segala sumber hukum diharapkan tidak hanya menjadi
tujuan negara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, akan tetapi juga dapat
menjadi pokok-pokok kaidah bernegara terutama dalam pembentukan peraturan perundang-

4
K. Bertens, Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 41
undangan. Selain itu pula pembentukan peraturan perundang-undangan harus menjadikan
Pancasila sebagai pedoman dan sumber pembentukaannya. Pancasila merupakan rechtsidee
berfungsi sebagai pedoman dan sebagai tolak ukur dalam menacapai tujuan masyarakat yang
dirumuskan dalam peraturan-perundang-undangan.

Kaitannya dengan kasus Rempang ini, sudah seyogyanya Pemerintah dalam membuat
regulasi mengenai pelaksanaan proyek Rempang Eco-City, juga mengakomodir tuntutan dan
kepentingan masayarakat sekitar serta juga mempertimbangkan sejarah daerah yang akan
dijadikan lokasi proyek dilaksanakan. Negara harus menjamin pelaksanaan regulasi yang
memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara, termasuk masyarakat adat, dari
potensi pelanggaran atas nama investasi semata. Investasi harus dan tetap dapat dijalankan
dengan sepenuh penghargaan terhadap seluruh hak masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam nilai-nilai pancasila dan peraturan perundang-undangan yang terkait.

Anda mungkin juga menyukai