Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TANAH REMPANG

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK PRO PEMERINTAH

ALAMZAH SAPUTRA HASAN ISMAIL Y HASAN PUTRI ANDINI

AGUSTIAR SUWARSO MOH.TEGUH IDRIS AYU PATRICIA

ALDI KAHARU MAWAR ISA GITA DAUD

ALKIAN LAMUSU TRIVERA KADANG

FAIZ PULUMODUYO LUTVIA BIA

PROGRAM STUDI S-I HUKUM


UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
2023

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
A KRONOLOGI................................................................................................................
1, TANGKAPAN DAN TES NARKOBA..........................................................................
2, LATAR BELAKANG ISU.............................................................................................
3, KORBAN KEAMANAN................................................................................................
4, SIKAP PEMERINTAH...................................................................................................
B ANALISIS
C KENAPA ORANG MELAYU DEMO........................................................................
BAB II.................................................................................................................................
DERETAN FAKTA DEMO SOAL REMPANG...................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
KRONOLOGI DEMO RUSUH DI KANTOR BP BATAM
DAN BERUJUNG DiTANGKAPNYA 43 ORANG

Sejumlah 43 orang telah ditangkap oleh pihak kepolisian terkait


aksi unjuk rasa yang berujung anarkis di kantor BP Batam, Batam Centre,
Batam, Kepulauan Riau, pada hari Senin, 11 September 2023. Bentrokan
antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan telah menciptakan situasi
tegang.

A. Kronologi
Unjuk rasa pada awalnya berlangsung damai. Massa berorasi dan
menyatakan penolakan terhadap rencana relokasi 16 Kampung Tua di
Rempang, Galang, Batam. Namun, sekitar pukul 12.30 WIB, situasi
menjadi kacau ketika beberapa pengunjuk rasa mulai melempari petugas
dengan batu dan kayu.
1. Tangkapan dan Tes Narkoba

"Total ada sekitar 44 orang dari masa aksi demonstrasi menolak


relokasi di BP Batam yang diamankan sebanyak 28 orang diamankan
Polresta Barelang Batam, sementara 15 orang lainnya diamankan oleh
Polda Kepri," kata Kapolresta Barelang Batam, Kombes Pol. Nugroho Tri
Nuryanto. Setelah ditangkap polisi melakukan tes urine dan menemukan
lima orang positif narkoba.

2. Latar Belakang Isu

Rencana relokasi ini terkait dengan investasi dari perusahaan


Tiongkok, Xinyi Group, senilai Rp 172 triliun. Selain itu, lahan di
Rempang Galang sudah dikuasai oleh PT Makmur Elok Graha
(MEG), yang dimiliki oleh Tomy Winata.

3. Korban dan Keamanan

Kapolresta Barelang menyebut ada sekitar 22 personel yang


mengalami luka, termasuk 17 dari Polri, 3 dari Satpol PP, dan 2 dari
BP Batam. Dua di antaranya harus menjalani perawatan intensif di
rumah sakit.

4. Sikap Pemerintah

Kepala BP Batam mencoba berdialog dengan perwakilan


pengunjuk rasa, namun ditolak. "Kalau bapak ibu tak mau diajak, kita
tidak bisa bicara," ujarnya. Pihak kepolisian menghimbau agar warga
yang ingin berunjuk rasa melakukannya sesuai dengan aturan dan
ketentuan yang berlaku untuk menjaga ketertiban dan keamanan di
kota Batam.

B. Analisis
Tanggapan Mahfud Soal Demo Tolak Relokasi Kampung Melayu
di Pulau Rempang bentrokan antara warga dengan aparat keamanan
masih terjadi ekses penolakan relokasi kampung melayu di Pulau
Rempang, Kepulauan Riau, Senin (11/9). Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md
menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya terjadi. Ia mengimbau
aparat keamanan untuk berhati-hati dalam menertibkan pendemo. Karena
diduga banyak masyarakat yang belum terinformasikan dengan baik, lalu
terprovokasi.

Mahfud meminta agar polisi ikut menyosialisasikan kesepakatan


antara pemda, pengembang, DPRD, dan masyarakat pada tanggal 6
September 2023 lalu. Bahwa Pemerintah akan membangun rumah bagi
masyarakat yang direlokasi. Mahfud menjelaskan bahwa persoalan
hukum di Rempang sudah selesai. Menurut dia, pada tahun 2001 dan
2002 diputuskan pengembangan wisata di pulau-pulau yang terlepas dari
pulau induknya, salah satunya Pulau Rempang. Lalu pada tahun 2004,
nota kesepahaman juga sudah ditandatangani antara BP Batam dan
pemerintah daerah untuk pengembangan kawasan wisata di pulau-pulau
tersebut. Sebelum pengembangan, kata Mahfud, pemda sudah
mengeluarkan lagi izin-izin kepada pihak lain.

Ketika akan masuk, di situ sudah ada kegiatan, sudah ada penghuni
lama dan seterusnya sehingga diselesaikan. Izin-izin baru yang
dikeluarkan sesudah MoU itu dibatalkan semua oleh Menteri LHK, kata
Mahfud kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, dilansir
Antara, Senin (11/9). Nah, di situ terjadi perintah pengosongan karena
pada tahun ini akan masuk kegiatan-kegiatan yang sudah diteken pada
tahun 2004 sesuai dengan kebijakan tahun 2001, dan 2002, sambungnya.
Ia mengingatkan, bahwa pada tanggal 6 September 2023, sebuah
musyawarah telah berlangsung antara pemerintah daerah, pengembang,
DPRD, dan masyarakat yang menghasilkan kesepakatan mengenai
relokasi untuk 1.200 kepala keluarga. Masing-masing kepala keluarga
akan mendapatkan tanah seluas 500 meter persegi dan rumah dengan tipe
45 senilai Rp120 juta.
Selain itu, masyarakat akan menerima uang tunggu sebelum
relokasi sebesar Rp 1.034.000 dan uang sewa rumah Rp 1 juta sambil
menunggu pembangunan rumah di lahan relokasi. Semuanya sudah
disepakati, rakyatnya sudah setuju dalam pertemuan pada tanggal 6,
rakyatnya yang hadir sekitar 80 persen sudah setuju semua kata Mahfud.
Namun menurutnya informasi ini belum tersosialisasi dengan baik
akibatnya berujung pada terjadinya bentrokan dan penangkapan beberapa
orang yang diduga memprovokasi.

Mahfud menekankan bahwa kebijakan ini adalah untuk


memberikan ganti rugi, relokasi, dan pengembangan usaha, dan
menggarisbawahi perlunya pemahaman yang lebih baik mengenai hal ini.
Ia juga menyatakan bahwa para provokator yang memicu ketegangan di
Pulau Rempang mungkin tidak memiliki kepentingan terkait dengan
relokasi. Oleh karena itu, ia meminta aparat untuk berhati-hati dalam
menangani situasi di Pulau Rempang. Seperti yang dilaporkan, demo
penolakan terhadap relokasi kampung melayu di Pulau Rempang kembali
berakhir dengan kerusuhan pada Senin (11/9). Belasan aparat keamanan
dilaporkan terluka akibat lemparan batu sementara belasan warga
diamankan oleh Polresta Barelang.

C. Kenapa Orang Melayu Demo

Rosadi Jamani menjelaskan beberapa hari ini, Batam terasa panas.


Bukan panas cuaca, melainkan panas oleh aksi demo warga
mengatasnamakan Aliansi Melayu Kepri. Mereka menolak pembangunan
Rempang Eco City oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) di Kampung
Tua, Rempang, dan Pulau Galang. Tidak kurang tujuh ribu orang lebih
mendemo Kantor Wali Kota dan juga BP Batam. Pokok persoalannya
adalah pembangunan. Batam dulunya seperti tak bertuan. Kalau pun ada
penghuninya, hanya sedikit. Bahkan, Pulau Galang dijadikan tempat
penampungan pengungsi Vietnam. Ketika pengungsi itu kembali, bak
pulau hantu. Lalu, datanglah pemerintah. Dibentuk Badan Otorita Batam.
Batam dibangun dengan tujuan ingin menyaingi Singapura yang letaknya
sangat dekat. Batam disulap, dibangun siang dan malam. Orang pun
berdatangan dari segala penjuru.

Dalam tempo singkat Batam jadi ramai dan maju. Jadilah Batam
yang seperti sekarang ini. Kenapa begitu? Karena ada pembangunan.
Pembangunan adalah kegiatan komersial atau serangkaian kegiatan
komersial yang direncanakan secara sadar dan dilakukan oleh rakyat,
negara, dan pemerintah sehubungan dengan pembangunan bangsa. Itu
salah satu definisi apa itu pembangunan. Siapa pun pemimpin di negeri
ini harus melakukan pembangunan. Ada pembangunan berarti ada
kemajuan. Bila tidak ada, dianggap tertinggal. Harus bangun dan terus
membangun. Jangan pernah berhenti membangun. Maunya begitu.

Untuk membangun perlu dana dong. Nah, di sini persoalannya.


Mengandalkan APBN atau APBN sangat terbatas. Salah satu solusinya,
cari investor atau pihak ketiga. Investor pasti orang berduit. Investor mau
menanamkan investasi asal ada jaminan keamanan, infrastruktur yang
baik, listrik, air bersih, dan jaringan internet tersedia. Investor itu
bernama PT MEG bekerja sama dengan perusahaan raksasa asal China
Xinyi Group. Nilai investasinya 172,5 triliun. Rencananya akan
membangun pabrik kaca nomor dua terbesar di dunia dan pembuatan
solar panel. Tak hanya itu, juga dibangun sektor pariwisata, perdagangan
dan jasa, tranportasi, perumahan, hingga energi baru terbarukan. Keren
ya..172,5 triliun itu duit ya wak, bukan daun.

Konsekuensi dari investasi jumbo itu, seluruh warga di Kampung


Tua, Rempang, Galang harus direlokasi alias dipindahkan. Pemerintah
menyiapkan kavling seluas 500 meter persegi. Di situ akan dibangun
rumah tipe 45, diberikan HGB terhadap tanah dan rumah secara gratis
biaya Uang Wajib Tahunan selama 30 tahun. Akan dibangun pelabuhan
untuk nelayan. fasilitas umum dan fasilitas sosial serta pendidikan di
lahan relokasi. Bahkan, anak dari warga itu akan dikursuskan, diberikan
skill agar nantinya bisa bekerja di kawasan industri itu. Terlihat enak dan
menggiurkan. Nyatanya, warga keturunan Melayu itu menolak. Tapi,
Menteri Investasi, Bahlil ngotot, pokoknya harus pindah. Ngotot tak mau
pindah walau diimingi banyak keuntungan. Yang satunya ngotot, harus
pindah demi pembangunan.
Setiap pembangunan, tak hanya menguntungkan, tapi ada sisi
lainnya, merugikan. Ini sudah menjadi hukum alam. Sebagai contoh,
Pemerintah Arab Saudi harus banyak menggusur tempat bersejarah di
Mekah demi perluasan Masjidil Haram. Begitu juga Singapura, banyak
menggusur pemukiman nelayan demi pembangunan. Di mana-mana juga
begitu. Pasti ada yang harus dikorbankan ketika pemerintah mau
membangun. Tinggal dihitung berapa besar yang dirugikan dan berapa
besar yang diuntungkan. Kalau kerugian kecil sikat saja. Gusur demi
pembangunan. Biasanya begitu wak Imbas lain dari pembangunan,
kerusakan lingkungan. Ini juga tak bisa dihindarkan. Hilangnya
pemukiman, hilangnya situs bersejarah, dan sebagainya. Pasti ada
kerusakan, kerusakan itu dicarikan solusinya. Soal lingkungan mesti lulus
dulu uji Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) atau
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL/UPL). Termasuk penyiapan lahan untuk pemukiman baru bagi
yang digusur. Semua itu bagian dari win-win solution. Istilah yang lagi
trending, ganti untung, bukan lagi ganti rugi. Banyak warga menjadi kaya
raya gara-gara ganti untung ini.

Kembali soal demo Melayu yang hampir merobohkan pagar kantor


Wali Kota. Pihak BP Batam bersedia melakukan pertemuan dengan
warga. Sampai saat ini belum ada keputusan apa hasil pertemuan itu.
Hanya berharap, pembangunan bisa dirasakan oleh semua pihak.
Konsekuensi pembangunan pasti ada, usahakan diminimalisir segala
bentuk kerugian

BAB II

DERETAN FAKTA DEMO SOAL REMPANG

DI KANTOR BP BATAM

Aksi damai masyarakat terkait Rempang di Kantor BP Batam,


Senin (11/9/2023) berujung ricuh. Kantor BP Batam menjadi sasaran
lemparan batu dari massa yang anarkis hingga memakan korban luka dari
aparat pengamanan yang bertugas. Di sisi lain, aksi anarkis massa ini juga
mengakibatkan kerugian materi sejumlah kaca di Kantor BP Batam
pecah, belum lagi pagar besi yang sebelumnya berdiri kokoh patah.
Berikut ini deretan fakta demo soal Rempang di BP Batam yang
berujung ricuh:

1. Minta 16 kampung tua di Rempang tak digusur sekira pukul 10.00


WIB, massa pendemo menyampaikan aspirasinya di luar pagar Kantor
BP Batam. Mereka menyatakan sikap tak menolak investasi masuk ke
Rempang. Namun di sisi lain, massa juga meminta agar kampung tua di
kawasan itu tetap dipertahankan. Kami tak menolak investasi. Tapi
jangan gusur 16 Kampung Tua di Rempang, ujar seorang orator yang
menggunakan seragam melayu berwarna kuning dan bertanjak merah.
Selain itu, orator juga meminta sebanyak delapan warga Rempang yang
diamankan oleh pihak kepolisian dibebaskan. Lantaran mereka hanya ikut
mempertahankan tempat tinggalnya

2. Demo diikuti tokoh dari luar daerah, aksi unjuk rasa kedua kali terkait
lahan di Rempang ini tak hanya diikuti warga Rempang. Pada demo kali
ini, turut hadir beberapa tokoh masyarakat serta aliansi dan komunitas
dari berbagai daerah lain seperti Kalimantan Barat, Lingga, Karimun, dan
Siak. Masing-masing perwakilan dari berbagai daerah ini menyampaikan
orasinya di depan kantor BP Batam. Bahkan ada sosok dari pelaku
kesenian di Batam, yaitu Tarmizi dari Komunitas Rumah Hitam, yang
menyampaikan syair panjang melalui pengeras suara.

3. Polisi ingatkan massa tak anarkis

Saat aksi unjuk rasa massa mulai memanas dengan adanya saling
lempar dan panjat pagar, Danton Negosiator Aksi Unjuk Rasa Warga
Rempang, Ipda Eli tampil di depan pendemo. Dari halaman Kantor BP
Batam, Ipda Eli yang berada di atas mobil komando polisi mengingatkan
massa agar menyampaikan aspirasi dengan kepala dingin. Silahkan bapak
dan ibu boleh menyampaikan aspirasinya dengan santun, dengan baik dan
dengan sabar. Tapi harus dingin, kata Danton Negosiator, Ipda Eli. Ia
melanjutkan, dari pihaknya akan tetap mengawal aksi ini. Mulai dari
TNI/Polri, Ditpam BP Batam dan Satpol PP. “Bapak/ibu harus ingat, ada
keluarga kita yang menunggu di rumah. Kami aparat keamanan juga
punya keluarga, bapak ibu juga punya keluarga,” katanya.
4. Kepala BP Batam negosiasi dengan massa, sebelum demo soal
Rempang berujung ricuh, Kepala BP Batam Muhammad Rudi sempat
menemui massa pendemo. Mengenakan seragam putih, Rudi melakukan
negoisasi setelah perwakilan warga memberikan surat yang berisikan
aspirasi mereka. Di antaranya, mengajak perwakilan warga Rempang
menemui Pemerintah Pusat untuk menyampaikan aspirasi mereka. Rudi
mengaku, ia tak punya wewenang lebih hingga keputusan terkait
Rempang itu mesti diputuskan oleh pemerintah pusat. "Apa yang telah
bapak/ibu sampaikan melalui selebaran kertas kepada perwakilan yang
masuk ke dalam, ini adalah yang kedua kalinya. Bapak/ibu hadir
memperjuangkan apa yang bapak ibu mau," ujar Rudi kepada massa
diiringi teriakan massa. Namun tawaran dari Kepala BP Batam itu ditolak
massa.

5. Kaca Kantor BP Batam pecah, pagar rusak, kapolresta Barelang


Kombes Pol Nugroho juga menemui massa pendemo. Dalam
pernyataannya, Kapolres menyatakan delapan warga Rempang yang
ditahan polisi karena bentrok di Rempang beberapa hari lalu sudah
ditangguhkan penahanannya. Meski begitu, mereka tetap dikenakan wajib
lapor. Emosi massa mulai tersulut saat ada peserta demo yang
membandingkan nasib warga Rempang yang ditahan polisi dengan
petugas yang menembakkan gas air mata saat bentrok terjadi.
Selanjutnya, massa mulai tak terkendali hingga aksi damai hari itu
berujung ricuh, Senin siang. Massa yang emosi melempari batu ke area
Kantor BP Batam. Sejumlah kaca di kantor itu pecah. Massa juga
merusak pagar besi dan mendesak masuk ke halaman Kantor BP Batam.
Bentrok antara massa dan petugas pengamanan pun tak terelakkan.
Hingga akhirnya gas air mata ditembakkan untuk menghalau massa yang
anarkis.

6. Polisi terluka, Aipda Supriadi alias Joker menjadi satu di antara


personel pengamanan yang menjadi korban dalam insiden tersebut.Ia
terkena lemparan batu di kepalanya saat demo soal Rempang berujung
ricuh.Darah bercucuran dari kepalanya yang luka.

7. Kepala BP Batam tinjau kantor setelah demo ricuh mereda, suasana


demo kembali kondusif, Kepala BP Batam Muhammad Rudi meninjau
kantornya dan beberapa tempat lainnya yang menjadi sasaran amukan
massa.
8. Sejumlah orang diamankan pasca demo berujung ricuh itu, sejumlah
orang diamankan polisi. Aipda Supriadi alias Joker menjadi satu di antara
personel pengamanan yang menjadi korban dalam insiden tersebut.Ia
terkena lemparan batu di kepalanya saat demo soal Rempang berujung
ricuh.Darah bercucuran dari kepalanya yang luka.

Anda mungkin juga menyukai