Dosen pengampu:
Disusun Oleh :
JURUSAN SYARIAH
Proyek Rempang Eco City merupakan proyek yang terdaftar dalam Program
strategis Nasional tahun 2023 yang mana aturan untuk proses pembangunannya
tertuang dan dijelaskan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang
perekonomian Nomor 7 tahun 2023. Yang mana proyek tersebut merupakan proyek
Kawasan industri, perdagangan, hingga wisata terintegrasi yang bertujuan untuk
mendorong daya saing dengan dua negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura
yang digarap oleh PT. Makmur Elok Graha (MEG) dengan menargetkan investasi
sebesar Rp. 381 Triliun.
Situasi menjadi semakin pelik pada tahun 2022 ketika investor mulai
masuk untuk proyek besar yang disebut Rempang Eco City. Pulau Rempang
direncanakan akan menjadi kawasan industri, perdagangan, dan wisata yang
terintegrasi dengan tujuan meningkatkan daya saing dengan Singapura dan
Malaysia. Salah satu proyek yang termasuk dalam Program Strategis Nasional
2023 adalah PT Makmur Elok Graha. Pengembangan pembangunan Pulau
Rempang atau yang juga disebut dengan Rempang Eco City sudah dipastikan
akan masuk ke dalam proyek strategis nasional. Peraturan ini mengatur
pembangunan dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp. 381
Triliun hingga tahun 2080, yang akan berdampak padapertumbuhan ekonomi
Kepulauan Batam dan wilayah sekitarnya.
1. Melakukan kajian ulang dan penilaian tingkat kelayakan proyek secara lebih
komprehensif dengan memperhatikan aspek finansial, sosial, dan
lingkungan hidup. Libatkan lembaga independen dan perguruan tinggi
sebagai penilai.
HUKUM ADAT
Jika proyek ini tetap dipaksakan tanpa persetujuan FPIC (Free, Prior,
Informed Consent) masyarakat adat Pulau Rempang, maka pemerintah telah
melakukan pelanggaran HAM yang sistematis dan masif. Selain kehancuran
ekologis pulau tersebut, dapat terjadi alienasi budaya, hilangnya kearifan lokal,
dan konflik sosial jangka panjang akibat pemaksaan kehendak negara ini.
Oleh karena itu, proyek Rempang Eco City harus ditinjau ulang dengan
mengedepankan partisipasi dan perlindungan penuh terhadap hak masyarakat
adat. Hanya dengan demikian pembangunan di Pulau Rempang bisa
berkelanjutan dan tidak meninggalkan luka sosial yang dalam pada warga asli
pulau tersebut.
HUKUM BUDAYA
Selain itu, Pemda juga harus dilibatkan saat mendesain tata ruang dan
tata guna lahan biar selaras dengan rencana pembangunan daerahnya. Kalau
tidak, bisa jadi Pulau Rempang aja majunya pesat tapi daerah lain di Kepri jadi
terlantar dan menimbulkan ketimpangan.
Oleh sebab itu, Pak Jokowi sebaiknya mengerem dulu proyek ini dan
diskusikan bersama Pemda Kepri dan DPRD setempat untuk bahas persiapan
proyek lewat Perda yang mengatur syarat investasi, lindungi lingkungan hidup,
dan hak warga lokal.