TEORI HUKUM
A. Teori Fungsionalisme
Dalam hukum sosiologi fokus pada pemahaman tentang bagaimana institusi
dan norma sosial berperan dalam menjaga stabilitas dan keseimbangan dalam
masyarakat. Dalam konteks ini, pandangan pro terhadap investasi di Pulau
Rempang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori fungsionalisme.
Pandangan pro terhadap investasi di Pulau Rempang memandang investasi
sebagai faktor yang dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi
masyarakat. Investasi dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan
pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah
tersebut. Selain itu, investasi juga dapat membawa perubahan positif pada
infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.
Dalam teori fungsionalisme, investasi dianggap sebagai faktor yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dan berkontribusi terhadap stabilitas sosial.
Investasi dianggap sebagai bagian dari sistem sosial yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan dan kesejahteraan masyarakat. Pandangan pro
terhadap investasi di Pulau Rempang melihat investasi sebagai sarana untuk
memajukan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup. Penting untuk dicatat
bahwa teori fungsionalisme tidak mengabaikan potensi konflik atau pertentangan
yang mungkin muncul terkait investasi di Pulau Rempang. Namun teori ini
menekankan pentingnya memahami peran dan kontribusi positif investasi dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjaga stabilitas sosial.
Dalam konteks permasalahan masyarakat Pulau Rempang dan pandangan
pro terhadap investasi, teori fungsionalisme dapat memberikan pemahaman
tentang bagaimana investasi dianggap sebagai faktor penting dalam memajukan
masyarakat dan memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi juga dapat dimengerti
sebagai status proyek strategis nasional sebagai penopang ekonomi nasional
dalam rangka menuju Indonesia emas 2045.
B. Status Tanah
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa lahan tinggal sebagai pemicu
kericuhan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, tidak memiliki Hak Guna Usaha
(HGU). masyarakat yang menempati Pulau Rempang itu tidak mempunyai
sertifikat karena memang dulu, semuanya ada di bawah otorita Batam. Mentri
Hadi menjelaskan, lahan yang akan dijadikan lokasi Rempang Eco City seluas
17 ribu hektare ini merupakan kawasan hutan dan dari jumlah itu, sebanyak 600
hektare merupakan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dari Badan Pengusahaan
(BP) Batam. Hadi menyampaikan bahwa pemerintah juga menyiapkan Hak
Guna Bangunan (HGB) pada lahan seluas 500 hektare yang lokasinya dekat
dengan laut untuk memudahkan dalam mencari nafkah. Kementerian ATR/BPN
juga menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk
membangun dermaga untuk para nelayan. Selama proses pembangunan,
pemerintah akan memberikan biaya hidup per keluarga dan dicarikan tempat
tinggal.
Dari segi legalitas hukum terkait pengelolaan lahan Batam dan Pulau
Rempang, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1973 telah
menjelaskan otorisasi tersebut. Hak pengelolaan atas lahan Batam diberikan
pada otoritas Batam (BP Batam) sepenuhnya untuk dibagikan pada pihak ketiga
yang berperan mengelola tanah tersebut secara lebih lanjut. Pihak tersebut
nantinya diwajibkan membayar hak guna lahan tersebut kepada pemerintah.
Lalu, pada tahun 1992, pemerintah memberikan wilayah Rempang dan Galang
pada otoritas Batam untuk dikelola dan memajukan industri Batam. Sementara
penanaman modal yang diberikan langsung oleh pihak asing dikatakan oleh
Menteri Investasi dan BPKM Bahlil Lahadalia sebagai bentuk kompensasi untuk
menciptakaan lapangan pekerjaan.
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”
E. Perekonomian
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa
investasi yang sudah masuk, khususnya dari Xinyi Group, menyentuh lebih dari
Rp300 triliun. Bahlil mengatakan pada tahap awal pembangunan pabrik kaca
dan solar panel terbesar setelah China ini akan masuk Rp175 triliun. Dampak
positif terhadap capaian pendapatan negara. Bahlil juga mengklaim ada dampak
yang akan dirasakan masyarakat setempat berupa melimpahnya lapangan
pekerjaan. Mengintegrasikan berbagai sektor ekonomi seperti pariwisata,
pertanian, perikanan, industri, dan infrastruktur untuk menciptakan sinergi dan
memaksimalkan potensi ekonomi pulau. Dengan memadukan berbagai sektor,
dapat diciptakan rantai nilai ekonomi yang lebih kuat.
Investasi dapat digunakan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur
pulau, seperti jalan, pelabuhan, bandara, dan sarana transportasi lainnya. Hal ini
akan meningkatkan aksesibilitas dan memudahkan investasi di sektor lain, serta
mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Letak pulau Rempang yang masuk
wilayah administrasi provinsi Kepulauan Riau ini dianggap memiliki letak yang
strategis, Meskipun statusnya adalah pulau namun Rempang terhubung dengan
Pulau Batam. Ia juga dekat dengan perbatasan Malaysia dan Singapura. Alasan
ini juga menguatkan tujuan pembangunan Rempang Eco City guna
meningkatkan daya saing Indonesia dengan Malaysia dan Singapura serta di
tingkat Asia.