Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No.

1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

PERSEPSI BUDAYA HUKUM DALAM MERESPON PENCEMARAN MINYAK DI
LAUT CILACAP AKIBAT KAPAL TANKER DALAM PERSPEKTIF KEADILAN
EKOSOSIAL

Elly Kristiani Purwendah


Fakultas Hukum
Universitas Wijayakusuma Purwokerto
Email : elly_kristiani@yahoo.co.id

Abstrak
2
Wilayah laut Indonesia yang mencapai luas 3,11 juta km menyebabkan potensi sektor
kelautan menjadi tidak ternilai, terutama dari sektor kekayaan alam lautnya. Potensi
kekayaan laut menjadi sedemikian penting sebagaimana diprioritaskan oleh Indonesia dalam
Konsep green economy dan blue economy. Lingkungan laut merupakan bagian dari
perekonomian suatu negara. Dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km, perairan
Indonesia memiliki potensi yang tinggi. Ukuran tersebut merupakan urutan kedua setelah
Kanada sebagai Negara yang memiliki garis pantai kedua terpanjang di dunia. Kasus
pencemaran di Cilacap secara keadilan ekososial dalam perspektif ekosentrisme menjadi
memenuhi nilai keadilan lingkungan laut. Namun bila dilihat secara aphrosentrisme
penyelesaian kasus pencemaran minyak di Cilacap menjadi memenuhi nilai keadilan, karena
masyarakat meskipun tidak diberi ganti kerugian, mereka diberikan kompensasi pembersihan
ceceran minyak di pantai, sehingga penghasilannya selama tidak melaut tergantikan. Prinsip-
prinsip hukum lingkungan disimpangi dalam penyelesaian kasus, dan intitusi serta pelaku
usaha minyak yang melakukan pelanggaran kewajiban tidak diberikan sanksi. Dominasi
negara dalam memilah kepentingan prioritas sedemikian kuat, mengesampingkan
kepentingan lingkungan laut. Pelaku usaha tidak dibebani kewajiban akan tanggung jawab
dan risiko yang ketat akan usahanya.

Kata kunci : budaya hukum, pencemaran minyak, keadilan.

Abstract
Indonesia's sea area which reaches an area of 3.11 million km2 has caused the potential of
the maritime sector to be invaluable, especially from its marine natural wealth sector. The
potential of marine wealth becomes so important as prioritized by Indonesia in the concept
of green economy and blue economy. The marine environment is part of a country's economy.
With a coastline of around 95,181 km, Indonesian waters have high potential. The measure
is second only to Canada as the country with the second longest coastline in the world. The
case of pollution in Cilacap according to eco-social justice from an ecocentrism perspective
has fulfilled the value of justice for the marine environment. However, when viewed
aphrosentrism, the settlement of the oil pollution case in Cilacap has fulfilled the value of
justice, because even though the community is not compensated, they are compensated for
cleaning up oil spills on the beach, so that their income as long as they do not go to sea is
replaced. The principles of environmental law are deviated in the resolution of cases, and

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 93


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

institutions and oil business actors who violate obligations are not sanctioned. The
dominance of the state in sorting priority interests is so strong, leaving aside the interests of
the marine environment. Businesspersons are not burdened with liabilities for the strict
responsibilities and risks of their businesses.

Keywords: legal culture, oil pollution, justice.

Pendahuluan ekologi yang tersimpan sebagai negara


Wilayah laut Indonesia yang maritim, potensi kerusakan alam yang
2 dapat ditimbulkan akibat eksplorasi
mencapai luas 3,11 juta km
berlebihan yang dapat mengancam
menyebabkan potensi sektor kelautan
keberlanjutan pembangunan hendaknya
menjadi tidak ternilai, terutama dari sektor
juga mendapat perhatian. Untuk itu, saat
kekayaan alam lautnya. Potensi kekayaan
ini pemerintah tengah mendorong
laut menjadi sedemikian penting
kebijakan ekonomi maritim dengan model
sebagaimana diprioritaskan oleh Indonesia
ekonomi biru. Pada dasarnya ekonomi biru
dalam Konsep green economy dan blue
menggabungkan pengembangan ekonomi
economy yang bermuara pada
dan pelestarian lingkungan.
pembangunan berkelanjutan sebagaimana
Secara Geografis, Laut Cilacap
disampaikan oleh Presiden RI saat
sangat menguntungkan secara ekonomi,
memberikan sambutannya dalam
kawasan pesisir dan penghasilan ikan yang
Konferensi Rio+20 (United Nations
besar membuat nelayan tradisional ada di
Conference on Suistanable Development)
wilayah pesisir laut Cilacap. Hal
di Rio de Jeneiro, Brasil pada tanggal 20-
menguntungkan lain di wilayah Cilacap
22 Juni 2012.
adalah adanya hutan mangrove dan
Lingkungan laut merupakan bagian
penetapan Cilacap sebagai kawasan
dari perekonomian suatu negara. Dengan
laguna. Kondisi ini menyebabkan
panjang garis pantai sekitar 95.181 km,
kesadaran hukum masyarakat akan potensi
perairan Indonesia memiliki potensi yang
wilayahnya menjadi sangat tinggi. Namun
tinggi. Ukuran tersebut merupakan urutan
disisi lain, kota Cilacap juga dikenal
kedua setelah Kanada sebagai Negara
sebagai kota industri dengan adanya PT.
yang memiliki garis pantai kedua
Pertamina RU IV Cilacap, Semen Holcim,
terpanjang di dunia. Nilai perekonomian
dan PLTU yang rawan akan pencemaran
dari laut ditaksir mencapai US$3 triliun -
lingkungan laut. Sebagaimana telah
US$5 triliun atau setara dengan Rp. 36.000
dipaparkan dalam Bab tiga, PT. Pertamina
triliun - Rp. 60.000 triliun per tahun (Gore,
RU IV Cilacap merupakan kilang terbesar
1995). Angka ini belum termasuk potensi
dari enam kilang yang ada di Indonesia,
lain yang berasal dari kekayaan
Pertamina Cilacap mengolah minyak
bioteknologi, wisata bahari maupun
bumi, dari crude domestik dan crude
pengembangan transportasi laut. Potensi
import, masih memproduksi total
maritim Indonesia yang demikian besar
kapasitas minyak sebesar 348.000 BSD.
ditangkap sebagai salah satu visi misi
Dengan kondisi Pertamina sebagai
unggulan pada pemerintahan presiden
BUMN sebagai penyelanggara minyak
Jokowi saat ini (http://prasetya.ub.ac.id).
yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
Selain itu, potensi besar ekonomi dan
mengelola minyak sebagai aset negara

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 94


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

menjadikan Pertamina primadona dalam pengawasan lingkungan hidup dan
pertumbuhan ekonomi negara. Disisi lain, kesadaran masyarakat akan haknya. Hal
Laut Cilacap juga potensial dalam industri ini sebagaimana pendapat Selo
perikanan dan secara geografis adanya Soemardjan yang melihat perubahan sosial
komunitas nelayan tradisional menjadi hal dari kacamata perubahan lembaga-
yang sangat kontradiktif apabila lembaga kemasyarakatan dalam suatu
disandingkan dengan konsep kelautan dan masyarakat. Perubahan lembaga-lembaga
kemaritiman. Rentanitas pencemaran kemasyarakatan mempengaruhi sistem
minyak dengan perlindungan ekosistem sosialnya termasuk di dalamnya nilai-
perikanan dan daya dukung laut menjadi nilai, sikap dan pola perilaku diantara
dua sisi yang saling bertentangan. kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Banyaknya nelayan di pesisir laut Ketika struktur masyarakat berubah,
Cilacap menimbulkan perbedaan kultur maka fungsi dan peran, pola pikir dan
hukum dengan wilayah lain yang ada di sikap masyarakat berubah (Marius, 2006).
Indonesia saat menghadapi bahaya Masyarakat nelayan Cilacap dalam wadah
pencemaran minyak, karena organisasi HNSI membentuk masyarakat
mengakibatkan turunnya mata gemeinschaft yang berciri tradisional,
pencaharian pokok mereka. Karakteristik memiliki keintiman, persaudaraan sosial
nelayan Cilacap sangat menarik untuk yang erat dan adanya ikatan emosional
dianalisis terkait dengan peran serta yang kuat bahwa laut Cilacap sebagai hal
masyarakat dalam berkontribusi untuk penting untuk keberlanjutan
turut serta menegakkan lingkungan kehidupannya, penanda masyarakat masih
lautnya. Tiga Kasus pencemaran minyak bercirikan paguyuban (gemeinschaft) ini
akibat kecelakaan kapal tanker yang besar merupakan penanda keadilan lingkungan
cukup menggegerkan secara nasional bercirikan antophosentrisme, masih
karena adanya tuntutan dari nelayan. bermuara pada kepentingan manusia.
HNSI Cabang Cilacap sebagai organisasi
nelayan cilacap, bisa menjadi pengerak Pembahasan
nelayan akan kesadaran jaminan sumber Persepsi Budaya Hukum Dalam
daya lautnya untuk mata pencaharian Merespon Pencemaran Minyak Di
dengan kegiatan menangkap ikan di laut Laut Cilacap Akibat Kapal Tanker
Cilacap, dan sebenarnya mau tidak mau, Dalam Perspektif Keadilan Ekososial
ini turut mendukung perekonomian Sistem Demokrasi Ekonomi Sosialis
masyarakat dan pemerintah daerah UUD 1945, membuat pemerintah dan
Kabupaten Cilacap, meskipun pengabaian penegak hukumnya semakin memperbesar
akan kepentingan lingkungan lautnya oleh pemaknaan cabang-cabang produksi yang
pemerintah daerah setempat masih penting bagi masyarakat dikuasai oleh
dilakukan. HNSI sebagai penggerak sadar negara dengan sebesar-besar kemakmuran
betul akan fungsinya, sehingga mereka rakyat, sehingga keberpihakan masih pada
memiliki data pencemaran yang terjadi di Pertamina selaku BUMN pelaksana
lautnya dengan data HNSI Cilacap, 25 Mei Migas. Penanda ini mencirikan keadilan
2015 oleh Ketua Indon Tjahjono dan lingkungan di Indonesia untuk ganti rugi
Sekretaris Tukiman. pencemaran minyak kapal tanker belum
Peran HNSI sebagai penggerak ekosentrisme (belum memandang
menandakan peran serta masyarakat dalam lingkungan sebagai pusat keadilan). Dua

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 95


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

tuntutan diawal dikawal oleh pemerintah dukungan pemerintah sehingga tuntutan
sehingga memperoleh ganti kerugian besar ganti kerugian terhadap kehilangan mata
bagi Himpunan Nelayan Seluruh pencahariannya tidak diberikan oleh
Indonesia Cabang Cilacap (meski tanpa Pelaku Usaha Minyak dalam hal ini PT.
ganti kerugian kepada lingkungan dan Pertamina RU. IV. Berikut akan kami
pemulihan), dan satu tuntutan terakhir sampaikan data tiga pencemaran minyak
HNSI Cabang Cilacap tidak mendapat kapal tanker di Laut Cilacap :

Tabel 8. Tuntutan Ganti Kerugian Tiga Kecelakaan Kapal Tanker Besar di

Laut Cilacap
No. Nama Kapal Tuntutan Jumlah Dikabulkan Jumlah

1 MT. King Fisher Tuntutan Nelayan :


Kejadian 1 April 1. Kapal 22 x 5.000.000 110.000.000 1. Dana Pembagian Armada
2000 2. Perahu 646 x 4.000.000 2.584.000.000 a. Kapal duduk 32 x 2.500.000 80.000.000
Bendera : Malta 3. Perahu 1.367 x 2.000.000 2.734.000.000 b.Kapal compreng 639 x
Bobot 80.000 4.Perahu 873 x 1.000.000 873.000.000 2.000.000 1.278.000.000
Long Term Jumlah 6.301.000.000 c. Kapal fiber 1313 x 1.000.000 1.313.000.000
Muatan 270.000 Kerugihan keseluruhan d. Kapal kayu 1165 x 250.000 291.000.000
Barrel SLC dari 1. Kerugian penghasilan nelayan 21263 x 20.000 e. Penggantian alat RN Adiraja 11.300.000
Dumai dan x 180 hari 76.800.000 Jumlah 2.973.550.000
330.000 Barrel 2. Kerugian alat-alat
dari Ataka a. Kapal Ind. bood 22 x 5.000.000 110.000.000
Kalimantan b. Perahu compreng 426 x 4.000.000 2.584.000.000 2. Dana Pembagian Nelayan
Tumpahan minyak c. Jukung fiber 1367 x 2.000.000 2.734.000.000 a. Sentolokawat 4295 x 650.000 2.791.750.000
4.000 Barrel e. Kerusakan alat-alat : b. Pandanarang 2165 x 650 1.407.250.000
1) 97 x 150.000 14.550.000 c. Sidakaya 1521 x 650 988.650.000
2) 2 x 200.000 440.000 d. PPNC 3328 x 650.000 2.163.200.000
3) 14 x 250.000 3.500.000 e. Tegal Katilayu 1448 x 650.000
Jumlah 82.866.250.000 f. Lengkong 941.200.000
g. Tambakreja 900x 650.000 1.100.450.000
h. Donan 1287 x 650.000 585.000.000
i. Karang Talun 419 x 650.000 722.000.000
j. Tritih Kulon 612 x 650.000 230. 450.000
k.Adiraja 505 x 650.000 336.600.000
l. Jetis 298 x 650.000 277.750.000
m. Ujungalang 850 x 650.000 163.900.000
n. Ujung gagak 676 x 650.000 467.500.000
n. Kutawaru 225 x 650.000 371.800.000
o. Panikel 454 x 650.000 123.750.000
Jumlah 249.700.000
12.971.150.000
Lain-lain :
Dana DPC HNSI dan TIM SAR
5% 900.000.000
Biaya TIM 147.900.000
Janda Jompo dan Masjid 331.000.000
Sisa KTA 21.263 -20.675 : 587 381.500.000
Biaya Operasional 294.900.000
Total 2.055.300.000
Jumlah Total 18.000.000.000

2 MT. Lucky Lady Tuntutan ganti rugi nelayan Hasil Negosiasi Tuntutan Ganti
Kejadian 10 1. Perahu sangat kotor terkena limbah Rugi
September 2004 2. Kerusakan alt tangkap 1. Kerugian Ekonomi
Bendera : Malta 3. Kerusakan biota laut dan ekosistem yang ada pada Kerugian nelayan
Berisi Seria Crude segara anakan Kerugian sektor pariwisata 14.000.000.000
(minyak ringan 30⁰ 4. Mengakibakan menurunnya mata pencaharia 2. Kerugian Biaya Operasional 25.000.000
API) dari Brunei Tuntutan ganti kerugian : dan Lingkungan
untuk Cilacap e. anggota nelayan 22.305 org x 30.000 x 180 hr 120.447.000.000 Total 14.025.000.000
Kompartemen no f. inboad 379 x 4.000.000 1.895.000.000 Biaya operasional :
1 ± 5300 m3 g. fiberglass 2.826 x 2.000.000 3.292.000.000 Operasional sekretariat tim 371.350.950
h. jukung kayu 1.224 x 1.000.000 5.652.000.000 Operasional LH 238.649.050
i. alat tangkap 150 x 150.000 1.024.000.000 Operasional negosiasi 75.000.000
22.500.000 Operasional DKP 8.000.000
Jumlah 132.332.500.000 Operasional 4 kecamatan 19.500.000
Operasional Dinas Perhubungan 2.500.000
Total 715.000.000
Biaya PAM :
Adpel 194.000.000
Kodim 50.000.000
Polres 90.000.000
TNI AL 190.000.000
Total 524.000.000
Jumlah Total 15.264.000.000

3 MT. Martha Petrol Tuntutan Ganti Rugi HNSI Berita Acara Tindak Lanjut
Kejadian 20 Mei 1. Pembersihan kawasan Laut Cilacap Penyelesaian Tumpahan Minyak
2015 2. Kompensasi kepada nelayan anggota HNSI (oil spill) di Perairan Teluk
Bendera: - 13.900 org x 15 harix 100.00 20.850.000.000 Cilacap, antara Drs. Anjar
Indonesia 3. Ganti rugi alat tangkap perikanan Mugiono MM, Kepala BLH

410

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 96


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

IMO 8806199 - 21.200 jaring x 350.000 7.420.000.000 Cilacap dan Eko Hermanto,
Jenis minyak 4. Ganti rugi pembersihan kapal dan perahu nelayan General Affairs Manager PT.
Arabian Light - kapal duduk 382 x 1.500.000 764.000.000 Pertamina RU IV Cilacap.
Crude - kapal compreng 878 x 1.500.000 1.317.000.000 Tertanggal 21 September 2015,
- perahu jukung kayu 1.984 x 500.000 5.230.000.000 Hotel Ambarukmo Yogyakarta.
Total 8.303.000.000 Dituangkan dalam Berita Acara
5. Ganti rugi kerusakan lingkungan yang sebabkan KLHK dalam sub judul :
turunnya hasil tangkapan ikan 4.160.000.000 A. Penanganan masalah sosial
Jumlah Total 40.733.000.000 akibat tumpahan minyak.
Karena pencabutan tuntutan ganti
rugi dari HNSI Cabang Cilacap,
Pertaminatelah menyerahkan
dana talangan sebagai kompensasi
jasa pengambilan ceceran minyak
untuk jumlah nelayan 10.674
orang Sebesar 4.250.575.000
Jumlah Total
4.250.575.000

Sumber : Disarikan dari hasil penelitian penulis

Tabel 9. Data Produksi dan Raman TPI di Kabupaten Cilacap Tahun 2015-

2016

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun

Nama TPI Produksi (kg) Raman (Rp) Produksi (kg) Raman (Rp) Produksi (kg) Harga (Rp) %

Sentolokawat 1.735.109,50 4.905.892.750,00 280.799,50 1.065.269.000,00 1.454.310,00 3.840.623.750,00 -78

Pandanarang 126.870,00 7.358.984.660,00 14.551,50 1.547.289.600,00 112.318,50 5.811.695.060,00 -79

Sidakaya 130.068,10 16.740.124.400,00 71.161,00 9.820.333.100,00 58.907,10 6.919.791.300,00 -41

Tegal katilayu 965.738,70 6.980.046.530,00 274.038,03 3.979.246.000,00 691.700,67 3.000.800.530,00 -6

Lengkong 550.509,20 4.749.258.400,00 53.588,20 782.948.000,00 496.921,00 3.966.310.400,00 -84

TPSC 3.126.368,80 23.267.729.500,00 2.048.267,50 18.931.709.300,00 1.078.101,30 4.336.020.200,00 -19

Kemiren 699.828,85 5.310.818.930,00 218.958,00 3.339.435.440,00 480.870,85 1.971.383.490,00 -37

Donan 598.742,66 3.364.427.280,00 904.936,00 5.799.920.000,00 305.193,34 2.435.492.720,00 -72

Jumlah 7.933.235,81 72.677.282.450,00 3.866.299,73 45.266.150.440,00 4.066.936,08 27.411.132.010,00 -38

Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus KUD “Mino Sroyo” Cilacap, Rapat


Anggaran Tahunan (RAT) Tutup Buku Tahun 2016.

Kondisi pencemaran yang menyebabkan nelayan tradisional menjadi

korban langsung, dapat dilihat dari data diatas (Kondisi perikanan tangkap

menurut Laporan Pertanggungjawaban Pengurus KUD Mino Sroyo Cilacap).

Perolehan ikan menurun, dilihat dari tahun 2015 total tangkapan 7.933.235,81 kg

dengan perolehan harga sebesar Rp. 72.677.282.450,- menjadi di tahun 2016 total

tangkapan 3.866.299,73 kg dengan perolehan harga sebesar Rp. 45.266.150.440,-

411

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 97


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Kondisi ini merupakan kondisi 3. Ganti rugi alat tangkap perikanan
kotor, karena pada tahun 2015 pencemaran (jaring) milik nelayan yang rusak
terjadi pada bulan Mei 2015. Data inipun akibat tumpahan minyak, jumlah
hanya data milik HNSI, sementara jaring yang rusak 21.200 buah
pemerintah tidak mendukung tuntutan jaring x Rp. 350.000,- = Rp.
ganti kerugian melalui data dinas 7.420.000.000,- (tujuh milyar
perikanan setempat. Kondisi penurunan empat ratus dua puluh juta rupiah);
tangkapan ikan ini membuat nelayan 4. Ganti rugi pembersihan kapal dan
mengajukan tuntutan ganti kerugian perahu nelayan yang kotor akibat
kepada Pertamina sebagai pelaku usaha tumpahan minyak tersebut
minyak yang bertanggung jawab atas berjumlah, kapal duduk 382 buah x
kapal tanker pengangkut minyak Rp. 2.000.000,- = Rp.
Pertamina. Tuntutan nelayan kepada pihak 764.000.000,-, kapal compreng
Pertamina kali ini berbeda dengan tuntutan 878 buah x Rp. 1.500.000,- = Rp.
ganti rugi terdahulu (dua kapal tanker 1.317.000.000,-, perahu jukung
yaitu, MT. King Fisher dan MT. Lucky fiber 5.230 buah x Rp. 1.000.000 =
Lady yang berbendera Malta, mempunyai Rp. 5.230.000.000,-, perahu
sertifikat asuransi P&I, CLC, sehingga jukung kayu 1.984 buah x Rp.
mendapat ganti kerugian) yang di 500.000,- jumlah = Rp.
dampingi oleh pemerintah. Kali ini 992.000.000,-. Jumlah
tuntutan ganti kerugian nelayan dilakukan keseluruhan menjadi
sendirian kepada pihak Pertamina atas 8.303.000.000,- (delapan milyar
pencemaran kapal tanker MT. Martha tiga ratus tiga juta rupiah);
Petrol yang berbendera Indonesia serta 5. 1.5.Ganti rugi kerusakan
tidak memegang sertifikat asuransi P&I, lingkungan akibat tumpahan
CLC. minyak yang menyebabkan
DPC HNSI Kabupaten Cilacap turunnya hasil penangkapan ikan
mengajukan permohonan Ganti rugi Rp. 4.160.000.000,- (empat milyar
sebagai berikut : seratus enam puluh juta rupiah).
1. Agar dilakukan pembersihan Total jumlah permohonan ganti
kawasan laut Cilacap dari rugi sebesar Rp. 40.733.000.000,-
tumpahan minyak secara cermat (empat puluh milyar tujuh ratus
dan menyeluruh baik yang ada tiga puluh tiga juta rupiah).
diatas permukaan laut dan Selanjutnya DPC HNSI mengajukan
dibawah permukaan laut; permohonan kepada Syahbandar setempat
2. Memberikan kompensasi terhadap untuk menahan Kapal Tanker MT Martha
warga nelayan anggota HNSI Petrol untuk tidak diijinkan berlayar. Surat
Cilacap yang karena akibat tersebutditujukan kepada Kepala Kantor
pencemaran tersebut tidak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
melaut/mencari nafkah sebesar Kelas II Cilacap dengan perihal
13.900 orang x 15 hari x @ Rp. permohonan tidak memberikan ijin
100.000,- = Rp. 20.850.000.000 berlayar bagi kapal tanker MT. Martha
(dua puluh milyar delapan ratus Petrol Belawan IMO. 8806199, nomor
lima puluh juta rupiah); surat A.59/HNSI/Cp/VI/2015, tertanggal 3
Juni 2015. Dalam surat tersebut, HNSI

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 98


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

meminta kepada syahbandar untuk : diberikan untuk melaksanakan kegiatan
1. Berdasarkan fakta-fakta baru yang salvage berupa penyelamatan terhadap
kami dapatkan ternyata MT. Martha Petrol yang kandas di
pencemaran akibat tumpahan perairan Cilacap pada posisi koordinat
minyak di laut Cilacap berasal dari 07045.039’S/109003.178’E, berdasarkan
kapal tanker Martha Petrol Surat Penunjukan Salvage MT. Martha
Belawan IMO. 8806199 yang telah Petrol dari PT. Waruna Nusa Sentana
membawa minyak jenis MFO kepada PT. Salvindo Perdanatama Nomor
(Marine Fuel Oli) 180 sebanyak 1910/WNS-JKT/V/2015 tanggal 21 Mei
24.000 kilo liter dan telah 2015. Kewajiban pemegang ijin kegiatan :
menabrak karang pada tangal 3 1. melengkapi dengan ijin
Mei 2015; mempekerjakan tenaga asing
2. Penjelasan resmi dari General dari instansi yang berwenang
Manager Pertamina RU IV Cilacap sesuai dengan ketentuan
dalam konferensi pers pada hari peraturan perundang-undangan
Senin tanggal 1 Juni 2015 untuk penggunaan tenaga asing;
menyatakan bahwa sumber 2. mendapatkan clearance in dan
pencemaran akibat tumpahan clearance out atas kapal kerja
minyak di laut Cilacap setelah yang digunakan kepada
diadakan penelitian secara Syahbandar Cilacap;
seksama di laboratorium berjenis 3. menjaga kelestarian lingkungan
MFO 180 yang diangkut oleh laut;
kapal tanker MT. Martha Petrol 4. memasang rambu-rambu
Belawan IMO.8806199; navigasi selama pelaksanaan
Dengan fakta-fakta yang ada maka pekerjaan guna menjamin
untuk penyelesaian pertanggungjawaban keselamatan pelayaran;
dari kapal tersebut kami mohon kiranya 5. melaporkan pelaksanaan
kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran kegiatan kepada Direktur
dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Cilacap Jenderal Perhubungan Laut
berkenan untuk tidak memberikan dan selambat-lambatnya 1 (satu)
tidak mengeluarkan ijin berlayar bagi bulan setelah dikeluarkannya
kapal tersebut sampai urusan dengan DPC ijin kegiatan ini atau dalam 2
HNSI sebagai satu-satunya organisasi (dua) minggu setelah selesai
nelayan di Cilacap diselesaikan. Pada kegiatan;
tanggal 22 Mei 2015, Direktur Jenderal 6. mentaati ketentuan dalam
Perhubungan Laut mengeluarkan Surat Peraturan Menteri Perhubungan
Keputusan dengan Nomor Nomor PM 71 Tahun 2013
KL.304/4/11/DN-15 tentang Pemberian tentang Salvage dan/atau
Izin Kegiatan Salvage MT. Martha Petrol Pekerjaan Bawah Air;
Kepada PT. Salvindo Perdanatama. 7. menyediakan fasilitas yang
Dirjend Perhubungan Laut diperlukan bagi pengawas yang
memutuskan tentang pemberian ijin ditunjuk Direktorat Jenderal
kegiatan salvage MT. Martha Petrol Perhubungan Laut;
kepada PT. Salvindo Perdanatama. Ini 8. dalam jangka waktu selambat-

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 99


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

lambatnya 1 (satu) bulan setelah 3. Kunjungan ke Single Point Mooring
memperoleh ijin kegiatan, (SPM) dan Teluk Penyu; 4. Kunjungan
perusahaan harus telah dan wawancara dengan nelayan dan HNSI
melaksanakan secara nyata Kabupaten Cilacap; 5. Pengambilan
kegiatannya; foto/dokumen; 6. Pembuatan berita acara.
9. membayar penerimaan negara Dari verifikasi tersebut ditemukan
bukan pajak (PNBP) fakta-fakta bahwa, PT. Pertamina
berdasarkan Peraturan (Persero) RU IV adalah perusahaan yang
Pemerintah Nomor 11 Tahun bergerak di bidang pengolahan minyak
2015 tentang Jenis dan Tarif bumi; pada tanggal 20 Mei 2015 jam 22.52
Atas Jenis Penerimaan Negara WIB, hose string #A SPM RU IV bocor.
Bukan Pajak yang berlaku pada Jarak SPM dengan terminal tanki timbun
Kementerian Perhubungan, RU IV dan pantai adalah 16 mil laut (25,6
yakni Jasa kenavigasian, Ijin km). Akibat bocoran tersebut ada minyak
kegiatan Salvage dan/atau mentah yang terlepas ke laut. Bocoran
Pekerjaan Bawah Air sebesar tersebut langsung ditanggulangi oleh tim
Rp. 500.000,- (lima ratus ribu RU. IV Cilacap dengan cara, mengisolasi
rupiah). sebaran minyak dengan oil boom untuk
Ijin kegiatan ini dapat dicabut mengurangi minyak yang lolos ke pantai
apabila pemegang ijin kegiatan tidak dan menyemprot sebaran minyak dengan
mematuhi kewajiban, pengawasan dan dispersant termasuk minyak yang lolos
pelaporan kegiatan Salvage MT. Martha dari oil boom; pada jam 22.53 transfer dari
Petrol dilaksanakan oleh Kepala Kantor kapal ke tanki darat dihentikan dan pada
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan jam 23.15 WIB, sumber bocoran di string
Kelas II Cilacap. Berdasarkan surat dari A ditutup. Pada tanggal 21 Mei 2015, PT
HNSI kepada KLHK atas tuntutan ganti Pertamina (Persero) RU. IV telah
kerugian atas pencemaran minyak MT. melakukan penyisiran wilayah pantai
Martha Petrol, pihak KLHK melakukan mulai dari perairan Teluk Penyu sampai
verifikasi lapangan. Pada hari Minggu, 31 Pantai Widara Payung (sepanjang 20 km)
Mei 2015, pukul 15.20 WIB dilakukan untuk memastikan ada tidaknya sebaran
verifikasi lapangan adanya dugaan minyak di pantai tersebut. Hasil penyisiran
sengketa lingkungan hidup dari Direktorat tidak ditemukan adanya sebaran minyak.
Jenderal penegakkan hukum KLHK. Kondisi perairan di SPM sudah dalam
Verifikasi terkait insiden tumpahan keadaan bersih.
minyak terkait dugaan pencemaran Pada tanggal 23 Mei 2015 pukul
dan/atau perusakan lingkungan terhadap 13.00 WIB transfer ALC dari SP
PT. Pertamina (Pesero) RU. IV Cilacap dilanjutkan dengan menggunakan string
dan Media Lingkungan yang #B dan dinyatakan tidak ada lagi
tercemar/rusak : perairan pesisir Teluk kebocoran di SPM. proses transfer selesai
Penyu dan sekitarnya, dengan pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 03.06
lokasi/tempat di Teluk Penyu Cilacap. WIB; Pada yanggal 23 Mei 2015 sampai
Melalui kegiatan sebagai berikut : 1. 24 Mei 2015 Tim Kementrian Lingkungan
koordinasi dengan BLH dan DKP Hidup dan Kehutanan dan Kementrian
Kabupaten Cilacap; 2. Pertemuan dengan Kelautan dan Perikanan melakukan
PT. Pertamina (Persero) RU. IV Cilacap; verifikasi ke lokasi kejadian (SPM dan

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 100


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Pesisir Pantai Teluk Penyu), masih masyarakat tidak mengindahkan
ditemukan spot-spot minyak di area himbauan tersebut; pada tanggal 26 Mei
Karang Bolong Nusakambangan dengan 2015, PT Pertamina (Persero) RU. IV
luas 10 x 50 meter persegi. Tim Pertamina bersama masyarakat melakukan
(Persero) RU. IV Cilacap tetap melakukan pembersihan pesisir pantai dari sisa-sisa
tindakan penangguangan untuk sebaran celluorb dan sampah-sampah
minyak yang masih tersisa di perairan. terkontaminasi minyak yang ada di pantai
Berdasarkan informasi dari PT. Teluk Penyu; PT. Pertamina (Persero) RU.
Pertamina (Persero) RU. IV Cilacap pada IV telah menerima data-data otentik dari
tangal 3 Mei 2015, kapal MT. Martha masyarakat baik nelayan maupun
Petrol mengalami kandas di antara bouy 1 masyarakat umum yang menuntut ganti
dan bouy 3 dengan kemiringan 80 serta rugi atas kejadian tumpahan minyak; PT.
mengalami kebocoran bunker bahan bakar Pertamina (Persero) RU. IV juga telah
dan forward peak tank. Posisi kapal melakukan koordinasi dengan HNSI
kandas berada di luar otoritas Pertamina Kabupaten Cilacap dalam rangka
RU. IV (sekitar 3 km sebelah timur Pantai penyelesaian tuntutan untuk diselesaikan
Teluk Penyu). Penanganan kapal secara kekeluargaan; pada tanggal 28 Mei
selanjutnya memerlukan waktu untuk 2015 pukul 19.00 WIB dilakukan
perijinan dari Kantor Kesyahbandaran dan pemindahan sebagian cargo (35.000 bbl vs
Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cilacap. Ijin 200.000 bbl) ke MT. Medelin Expo setelah
dari Kementrian Perhubungan Dirjend mendapat ijin dari Kementrian
Perhubungan Laut dikeluarkan pada Perhubungan Dirjen Hubla tertanggal 22
tanggal 22 Mei 2015 untuk penyelamatan Mei 2015. Pada tanggal 29 Mei 2015
(salvage) kapal; pada tanggal 23 Mei 2015 pukul 17.30 WIB kapal MT. Martha Petrol
awak owner MT Martha Petrol akan dipindahkan ke anchorage area (3 mill
melakukan ship to ship (STS) transfer dari posisi sebelumnya ke arah laut lepas);
kargo, namun masih menunggu MT pada tanggal 29 Mei 2015 PT.
Medelin Expo sebagai kapal penerima. Pertamina (Persero) RU. IV Cilacap
Kapal MT. Medelin Expo tiba pada 27 Mei bersama dengan BLH Kabupaten Cilacap,
2015; pada hari senin tanggal 25 Mei 2015 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
pukul 04.00 WIB ditemukan ada sebaran (DCKTR) Kabupaten Cilacap, Dinas
minyak di pantai Teluk Penyu. PT. Pariwisata Kabupaten Cilacap,
Pertamina (Persero) RU. IV langsung DKP2SKSA Kabupaten Cilacap, TNI dan
melakukan penanggulangan dengan Polri serta peserta Latsitarda Jawa Tengah
melokalisir sebaran minyak dengan melakukan coastal clean up di sepanjang
penaburan cellusorb (sejenis absorbent), pantai Teluk Penyu; pada tanggal 30 Mei
serta dilakukan pengumpulan sebaran 2015, Tim KLHK, BLH Kabupaten
minyak yang ada di pantai Teluk Penyu Cilacap, DKP2SKSA Kabupaten Cilacap
untuk selanjutnya dikirim ke kilang. dan PT Pertamina (Persero) RU IV
Pada saat penanggulangan Cilacap melakukan tinjauan lapangan ke
dilakukan pengamanan lokasi kejadian SPM, lokasi MT. Martha Petrol,
oleh Pertamina dibantu oleh aparat TNI masyarakat dan HNSI Cilacap. Dari
dan Polri serta menghimbau masyarakat paparan kejadian pencemaran minyak oleh
untuk tidak turut serta melakukan Pertamina Cilacap yang merupakan kilang
pengumpulan minyak, pada kenyataannya terbesar yang ada di Indonesia kerusakan

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 101


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

yang ditimbulkan bagi ekosistem laut yang harus dirugikan? atau bagaimanakah
Cilacap tentu saja sangat besar. Namun menimbang keadilan untuk penyelesaian
kepekaan pemerintah dan pihak pelaku pencemaran tersebut. Jawaban yang akan
usaha minyak tidak responsif dalam dibuat tentu saja harus mendasarkan pada
memahami kepentingan ekosistem laut. filosofis dasar kepentingan yang akan
Kondisi ini menandakan bahwa, dipilih dalam peyelesaian pencemaran
pemahaman tentang bagaimana merawat tersebut. Secara filosofis, mengingat pada
dan memelihara alam semesta tempat norma dasar Pancasila dan UUD 1945,
tinggal mahkluk hidup belum didapat baik Pada sila kelima tentang Keadilan Sosial
oleh institusi pemerintah, dalam hal ini dan Pasal 33 UUD 1945 tentang cabang-
KLHK, KKP, Kementrian Perhubungan, cabang produksi yang penting dikuasai
serta Pemerintah Propinsi dan Kabupaten oleh negara dengan sebesar-besarnya
setempat. Penanganan pencemaran masih kemakmuran rakyat, kita dapat melihat
sangat tradisional dengan pemberian filosofis ekologis yang dianut oleh sistem
kompensasi pembersihan bagi nelayan hukum Indonesia.
karena membantu melakukan Keadilan ekologi sosial (ekososial)
pembersihan ceceran minyak di sepanjang yang dianut sebagai sebuah kombinasi dari
pantai teluk penyu. Penolakan demokrasi sosial ekonomi oleh Indonesia.
pembayaran tuntutan ganti kerugian yang Sebetulnya dalam modernitas demokrasi
dilakukan pertamina tidak difasilitasi oleh sosial ekonomi Indonesia sudah menjadi
pemerintah dengan alasan kapal arah negara dengan ditambahkannya Ayat
berbendera Indonesia dan tidak memiliki (4) pada Pasal 33 UUD 1945 yang secara
asuransi P&I, CLC. Dari sisi tidak implisit mencantumkan keadilan ekologi
dilaksanakannya kewajiban asuransi P&I, dengan rumusan; Perekonomian nasional
CLC, berarti pertamina sudah melakukan diselenggarakan berdasar atas demokrasi
kesalahan dengan tidak melaksanakan ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
kewajiban sebagai persyaratan dari efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
transportasi tanker. Pihak KSOP juga telah berwawasan lingkungan, kemandirian,
lalai dalam melaksanakan kewajiban serta dengan menjaga keseimbangan dan
sebagai otoritas negara dalam memberikan kesatuan ekonomi nasional.
ijin kapal tanker memasuki wilayahnya Lebih lanjut keadilan ekososial
terutama sebagai tindakan pencegahan direalisasikan dalam peraturan perundang-
pencemaran dan kehati-hatian undangan yang tertuang dalam UUPPLH,
pencemaran. Undang-undang Kelautan serta kebijakan
Jika kita berpikir tentang kontradiksi kelautan dan kementrian yang terbentuk
antara pertamina sebagai sumber (Kemenko Kemaritiman dan KKP) untuk
penghasilan ekonomi negara, naka disisi konsent merealisasikan keadilan ekososial
seberang kita akan melihat pada sisi di bidang kelautan. Modernisasi ekologis
potensi perikanan dan pemanfaatannya mengimplikasikan sebuah kemitraan
oleh masyarakat dan nelayan tradisional. dimana pemerintah, kalangan bisnis,
Ada dua sisi yang sangat sulit disatukan, pecinta lingkungan yang moderat dan
saat harus melakukan pilihan dalam hal ilmuwan bekerja sama dalam
terjadi pencemaran minyak, pertanyaan merestrukturisasi ekonomi politik
terpenting dan mendasar adalah, siapakah kapitalis melalui pendekatan pelestarian
yang harus diuntungkan?, atau siapakah lingkungan (Giddens, 2000,).

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 102


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

Seperti kasus pencemaran Cilacap, lama) yang bercirikan antara lain;
modernisasi ekologis akan tercapai bila keterlibatan negara yang cukup luas dalam
pemerintah melakukan pendekatan kehidupan sosial dan ekonomi, negara
pelestarian lingkungan, namun pelestarian mendominasi masyarakat madani,
lingkungan ditingalkan. Ganti rugi kolektivisme, peran pasar yang dibatasi;
lingkungan tidak pernah disinggung ekonomi sosial atau campuran, dan
apalagi sampai kepada restitutio in kesadaran ekologis rendah.
integrum untuk ekosistem laut. Kali ini Modernitas ekologis yang
Keadilan eko-sosial dipahami sebagai diharapkan dapat dicapai melalui
sebuah kekhususan demokrasi ekonomi UUPPLH dan Undang-undang Kelautan,
Pancasila. Keadilan lingkungan adalah melalui prinsip-prinsip kehati-hatian,
sebesar-besar kemakmuran rakyat, dan ini pertanggungjawaban langsung dan
resultant dalam parameter ukuran yang seketika, dan pencemar membayar serta
“adil”. Adil berpihak pada ekonomi konsep ekonomi biru sebetulnya
kelautan dengan konteks kemaritiman mengharapkan kemajuan ilmiah dan
yaitu pemahaman perdagangan atau ekonomi yang tidak bertentangan dengan
keuntungan. Akan sangat jelas adil disini kebebasan individu melakukan eksploitasi
akan membahas tentang sebsar besar terhadap sumber daya laut namun harus
kemakmuran rakyat. Apabila pertamina memenuhi prinsip risiko. Prinsip bahwa
dipaksakan membayar ganti kerugian semua masyarakat memiliki kesempatan
termasuk lingkungan dan biaya memanfaatkan lautnya merupakan prinsip
pemulihan, maka pertamina akan merugi, fairness dalam kesetaraan berpeluang
sedangkan pertamina adalah Badan Usaha untuk berkontribusi aktif dalam
Milik negara dimana penghasilan pembangunan sebagaimana teori keadilan
pertamina untuk berkontribusi bagi John Rawls sepanjang terdistribusi secara
masyarakat. adil melalui pemenuhan risiko yang
Jelas disini bahwa keadilan eko- muncul.
sosial bagi lingkungan di Indonesia masih Prinsip fairness dalam mengakses
berorientasi antroposentrisme, belum sumber daya alam berbanding terbalik
pada ekosentrisme. Centris terpenting pada perlindungan negara terhadap
adalah manusia, dalam hal ini adalah warganya secara adil sebagaimana konsep
masyarakat, sebesar-besar kemakmuran keadilan distributif aristoteles. Hal ini
rakyat. Jelas pula pengabaian terhadap berlaku pula dalam hal terjadi kerugian
korban nelayan tradisonal apabila atau risiko. Kerugian yang muncul
disandingkan dengan kemakmuran rakyat. haruslah diperhitungkan sebagai risiko
Keadilan ekososial belum mengarah pada yang harus ditanggung. Sebetulnya konsep
keadilan ekologis yang sesungguhnya ini sudah diterapkan dalam sistem
karena masih bercorak antroposentrisme. pertanggungjawaban pencemaran minyak
Konsep keadilan lingkungan dalam sistem akibat kecelakaan kapal tanker melalui
hukum Indonesia masih bercirikan pada sebuah pengalihan risiko atau tanggung
keadilan sosialisme, dengan menegasikan jawab (klausula eksonerasi) melalui
kepentingan individu, mengutamakan kewajiban asuransi laut (P&I, CLC).
pada kebersamaan dan kesetaraan. Keadilan ekososial, seharusnya
Sebagaimana Giddens merumuskan diterjemahkan sebagai sebuah kesempatan
tentang karakteristik Sosial Klasik (kiri untuk kesetaraan atau fairness dalam

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 103


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

memanfaatkan dan mengelola sumber pembangunan sebagaimana teori keadilan
daya laut, namun tentu saja dengan John Rawls sepanjang terdistribusi secara
pembatasan tanggung jawab atau risiko adil melalui pemenuhan risiko yang
yang melekat dalam hal terjadi muncul. Kasus pencemaran di Cilacap
pencemaran atau kerusakan laut. secara keadilan ekososial dalam perspektif
Kasus pencemaran di Cilacap secara ekosentrisme menjadi memenuhi nilai
keadilan ekososial dalam perspektif keadilan lingkungan laut. Namun bila
ekosentrisme menjadi memenuhi nilai dilihat secara aphrosentrisme
keadilan lingkungan laut. Namun bila penyelesaian kasus pencemaran minyak di
dilihat secara aphrosentrisme Cilacap menjadi memenuhi nilai keadilan,
penyelesaian kasus pencemaran minyak di karena masyarakat meskipun tidak diberi
Cilacap menjadi memenuhi nilai keadilan, ganti kerugian, mereka diberikan
karena masyarakat meskipun tidak diberi kompensasi pembersihan ceceran minyak
ganti kerugian, mereka diberikan di pantai, sehingga penghasilannya selama
kompensasi pembersihan ceceran minyak tidak melaut tergantikan. Prinsip-prinsip
di pantai, sehingga penghasilannya selama hukum lingkungan disimpangi dalam
tidak melaut tergantikan. Prinsip-prinsip penyelesaian kasus, dan intitusi serta
hukum lingkungan disimpangi dalam pelaku usaha minyak yang melakukan
penyelesaian kasus, dan intitusi serta pelanggaran kewajiban tidak diberikan
pelaku usaha minyak yang melakukan sanksi. Dominasi negara dalam memilah
pelanggaran kewajiban tidak diberikan kepentingan prioritas sedemikian kuat,
sanksi. Dominasi negara dalam memilah mengesampingkan kepentingan
kepentingan prioritas sedemikian kuat, lingkungan laut. Pelaku usaha tidak
mengesampingkan kepentingan dibebani kewajiban akan tanggung jawab
lingkungan laut. Pelaku usaha tidak dan risiko yang ketat akan usahanya.
dibebani kewajiban akan tanggung jawab
dan risiko yang ketat akan usahanya. Daftar Pustaka
Achmad, Ali, 1998, Menjelajahi Kajian
Simpulan Empiris Terhdap Hukum, Yasrif
Modernitas ekologis yang Watampone, Jakarta.
diharapkan dapat dicapai melalui Achmadi, Asmoro, 2009, Filsafat
UUPPLH dan Undang-undang Kelautan, Pancasila dan
melalui prinsip-prinsip kehati-hatian, Kewarganegaraan, RaSAIL,
pertanggungjawaban langsung dan Semarang.
seketika, dan pencemar membayar serta Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara
konsep ekonomi biru sebetulnya Dalam Hukum Internasional,
mengharapkan kemajuan ilmiah dan Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo,
ekonomi yang tidak bertentangan dengan Jakarta.
kebebasan individu melakukan eksploitasi Agustina, Rosa, dkk, 2012, Hukum
terhadap sumber daya laut namun harus Perikatan (Law of Obligations),
memenuhi prinsip risiko. Prinsip bahwa Ed.1., Pustaka Larasan,
semua masyarakat memiliki kesempatan Denpasar, Universitas Indonesia,
memanfaatkan lautnya merupakan prinsip Jakarta, Universitas Leiden,
fairness dalam kesetaraan berpeluang Universitas Groninge.
untuk berkontribusi aktif dalam Albert Gore, 1995, Marine Degradation

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 104


Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, 2020)
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP

from Land Based Activities: A Kebijakan di Sektor Maritim,
Global Concern, Artikel dalam Volume X, Nomor 91, April
U.S. Department of States 2015.
Dispatch, Vol. 6: No. 46. Periani, A., & Mangku, D. G. S.
Anthony Giddens, 2000,The Third Way, Implementation Of Asean
Jalan Ketiga Pembaharuan Convention On Counter
Demokrasi Sosial, PT. Gramedia Terrorism In Eradication Of
Pustaka Utama, Jakarta. Terrorism That Happens In The
Apeldoorn, L.J. Van, 1983, Pengantar South Asia Area.
Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Purwanto, H., & Mangku, D. G. (2016).
Jakarta. Ariadno, Melda Kamil, Legal Instrument of the
2007, Hukum Internasional Republic of Indonesia on
Hukum yang Hidup, Diadit Border Management Using the
Media, Jakarta. Perspective of Archipelagic
Asshiddiqie, Jimly, 2009, Green State. International Journal of
Constitution: Nuansa Hijau Business, Economics and
Undang-undang Dasar Negara Law, 11(4).
Republik Indonesia Tahun 1945, Purwanto, H., & Mangku, D. G. S. Border
PT Raja Grafindo Persada, Security In Indonesia And
Jakarta. Papua New Guinea.
http://prasetya.ub.ac.id/berita/Kementeria Purwendah, E., Mangku, D., & Periani, A.
n-Kelautan-Gandeng-UB- (2019, May). Dispute
Terapkan-Blue-Economy- 9389- Settlements of Oil Spills in the
id.htm, Sea Towards Sea Environment
Jelamu Ardu Marius, 2006, Perubahan Pollution. In First International
Sosial, Jurnal Penyuluhan, Kajian Conference on Progressive
Analitik, Institut Pertanian Civil Society (ICONPROCS
Bogor, Vol. 2, No. 2, September 2019). Atlantis Press.
2006 SETIAWATI, N., Mangku, D. G. S., SH,
Mangku, D. G. S. (2012). Suatu Kajian L. M., Yuliartini, N. P. R., &
Umum tentang Penyelesaian SH, M. (2019). Penyelesaian
Sengketa Internasional Sengketa Kepulauan Dalam
Termasuk di Dalam Tubuh Perspektif Hukum Internasional
ASEAN. Perspektif, 17(3). (Studi Kasus Sengketa
Mangku, D. G. S. (2013). Kasus Perebutan Pulau Dokdo antara
Pelanggaran Ham Etnis Jepang-Korea Selatan). Jurnal
Rohingya: Dalam Perspektif Komunitas Yustisia, 2(1).
ASEAN. Media Komunikasi
FIS, 12(2).
Media Keuangan, Transparansi Informasi
Kebijakan Fiskal, 2015, Ekonomi
Biru, Harapan Baru Konsep
Pembangunan yang Ramah
terhadap Alam Potensi menjadi
Landasan Program dan

P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686 105

Anda mungkin juga menyukai