PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
peranan strategis. Terutama diban-dingkan sektor lain dalam
sektor perikanan maupun PDB nasional.
2
berlimpah, perekonomian Indonesia ma-lah semakin terpuruk.
Hutang negarapun terus menggunung. Jum-lahnya tidak
tanggung-tanggung, mencapai Rp164,4 triliun atau mengambil
13,68 persen dari anggaran belanja negara 2011.
3
ekonomi berbasis daratan dan stagnasi pertumbuhan ekonomi.
Terlebih, laut Indonesia memiliki potensi besar yang mampu
menghasilkan produk-produk unggulan. Banyak pihak
memprediksi, permintaan produk maritim akan terus meningkat
seiring dengan bertambahnya penduduk dunia. Sehingga,
ekonomimaritim diyakini dapat menjadi unggulan kompetitif
dalam memecahkan persoalan bangsa.
4
B. Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
5
kemakmuran rakyat" . Alih-alih memakmurkan rakyat,
membayar hutang negara pun tidak mampu.
6
Ketiga, potensi cadangan blok tersebut menurut Federasi
Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) cukup besar, yakni
22,22 juta barel minyak dan gas sebesar 219,8 BCFG. Jika
diasumsikan harga minyak mentah 100 dolar AS per barrel
dan gas 4 dolar AS per MMbhr, maka nilai potensi migas blok
tersebut dapat mencapai Rp28 triliun.
7
Berdasarkan data Indonesia Energy Statistic 2009, yang
dikeluarkan Kementerian ESDM, total cadangan minyak
Indonesia mencapai 2998 MMSTB (million standard tanker
barrel). Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara
penghasil minyak terbesar ke-29 di dunia. Sementara
cadangan gas mencaPai 159,63 TSCF (triliun standard cubic
feet) atau terbesar ke-11 dunia.
8
hampir 60 persen diekspor ke luar negeri yang terdiri dari
gas alam (12 persen) dan dalam bentuk LNG 48 persen.
Sisanya dibagi-bagi untuk industri (19 persen), PLN (10
persen) dan lain-lain.
9
pelabuhan yang lengkap dan modern; sumber daya manusia
(SDM) di bidang maritim yang berkualitas; serta kapal
berkelas, mulai untuk jasa pengarigkutan manusia, barang,
migas, kapal penangkap ikan sampai dengan armada TNI
Angkatan Laut (AL).
10
Red Dot, khususnya kapal yang memuat barang-barang terkait
dengan berbagai macam industri.
11
Kedua, sesuai dengan Kepmenkeu No 370/KMK.03/2003
tentang Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai yang
Dibebasknn Atas impor dan/atau Penyerahan Barang Kena
Pajak Tertentu dan/atau Penyerahan Jasa Kena Pajak
Tertentu, bahwa sektor perknpalan mendapat pembebasan
pajak. Namun, semua pembebasan pajak itu kembali harus
dibayar jika melanggar pasal 16, tentang Pajak
Pertambahan Nilai yang terhutang pada impor atau pada
saat perolehan Barang Kena Pajak Tertentu disetor kas
Negara apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
impor digunakan tidak sesuai dengan tujuan semula atau
dipindahtangankan.
12
persen orang Indonesia (sesuai dengan UU No 7712008
tentang Pelayaran) sangat tinggi. Sebaiiknya, jika kapal
berawak 100 persen asing yang mahal, ternyata
pendapatan perusahaan pelayaran bisa meningkat dua kali
lipat.
2. Industri Perkapalan
13
sulitrya akses dana perbankan dan tingginya bunga
menjadi beban para pelaku usaha. Industri kapal juga
diharuskan membayar pajak dua kali lipat. Masalah lain
adalah minimnya keterlibatan perbankan. Perbankan
enggan menyalurkan kredit kepada industri perkapalan.
Mereka beranggapan, industry perkapalan penuh risiko
karena kontrol terhadap industri ini sulit.
14
Industri perikanan dan bioteknologi diperkirakan
memiliki nilai ekonomi sebesar 82 miliar dolar AS per
tatlun. Namun karena pemerintah belum serius menggaraP
sub sektor ini (berdasarkan kajian PKSPL IPB;
2006),Lrdonesia diperkirakan kehilangan potensi
pendapatan dari produk-produk bioteknologi maritim
sekitar 1 miliar dolar AS per tahun. Hal ini disebabkan
karena lemahnya aplikasi bioteknologi maritim serta
jarangnya pengusaha yang terjun ke sektor tersebut.
Paclahal berdasarkan inventarisasi Divisi Bioteknologi
Kelautan PKSPL IPB, terdapat 35.000 biota laut, sehingga
Indonesia memPunyai potensi pendapatan miliaran dolar
per tahun dari produk-produk bioteknologi.
C. Perikanan
15
tahun dari jumlah tangkapan yang diperbolehk4p maksimum
5,2 juta ton per tahun sehingga hanya tersisa 0,5 juta ton per
tahun. Produksi Tuna naik 20,17 persen pada 2007, akan
tetapi produksi Tuna hanya 4,04 per menterian Kelautan dan
Perikanan telah merintis kelompok pengawas masyarakat
(POKWASMAS) di daerah pesisir di bawah pembinaan
Direktorat Jenderal PSDKP.
16
terus, yaitu 2,06 persen pada tahun 2006-2007, sedangkan
ikan makin langka.
17
ketentuan hukum dan peraturan di Indonesia tentang Perairan
Indonesia dan Landas Kontinen Indonesi4 perjanjian
intemasional dan hukum internasional.
18
yang diberikan menampilkan sekitar 90 persen dari seluruh
simpanan ikan komersial, 87 Persen dari simpanan minyak
dunia, dan 10 persen simpanan mangan.
19
lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat
di laut dalam. Sementara ifu untuk sumberdaya gas bumi,
cadangan yang dimiliki Indonesia sampai dengan 1998
mencapai 136,5 Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini
rnengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 1955 yang
hanya sebesar 123,6 Triliun Kaki Kubik. Sedangkan potensi
kekayaan tambang dasar laut seperti aluminium, mangan,
tembaga zirconium, nikel, kobalt, biji besi non titanium,
vanadium, dan lain sebagainya yang sampai sekarang belum
teridentifikasi dengan baik masih diperlukan teknologi yang
maju untuk mengembangkan potensi tersebut.
F. Pariwisata Bahari
20
miliar doiarAS dari sektor pariwisata pada tahun 2002.
Sementara negara kepulauan Seychelles yang amat kecil di
Madagaskar berhasil mendapatkan 70 persen pendapatan
nasionalnya dari wisata bahari, dan menyokong GDP per kapita
(pada 2000) sebesar 7.700 dolar AS yang jumlahnya berlipat
dari Indonesia.
21
sebagai hub wisata cruise internasional regional, dart cruise
kapal tradisional seperti pinisi Nusantara.
22
Kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan diving
dan wisata cruise. Program pengembangan di Pulau Komodo
adalah wisata cruise regional dengan fasilitas marina dan
yacht. Untuk menjangkau pulau-pulau kecil di sekitarnya
perlu disediakan kapal pinisi dan sea plane.
23
j. Kepulauan Seribu, Jakarta
24
dengan pola partnership MNC (Multi National Companies)
memanfaatkan tenaga lokal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
25
Untuk pembuatan makalah ini sendiri sebaiknya harus lebih
memperhatikan pokok-pokok pembahasan yang lebih
menekankan ke judul dari makalah ini sehingga para pembaca
dapat memahami secara jelas maksud tujuan dari pembuatan ini.
Selain itu, sebaiknya ulasan yang diberikan lebih spesifik dan
runtut.
DAFTAR PUSTAKA
EdiSumarno.2014.Perspektif2EkonomiMaritimIndonesia.https://w
ww.academia.edu/7187489/PERSPEKTIF_2_EONOMI_MARITI
M_INDONESA.(06 Mei 2015).
26