DJUMADIL (B1A120278)
A.PENGERTIAN MARITIM
Istilah maritim berasal dari bahsa inggris yaitu maritime,yang berarti navigasi,
maritim, atau bahari.Dari kata ini kemudian lahir kata maritime power yaitu negara maritim
atau negara samudera. Pemahaman maritim merupakan segala aktivitas pelayaran dan
perniagaanyang berhubungan dengan kelautan atau yang disebut pelayaran niaga.
B.PENGERTIAN INDUSTRI
Pengertian Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan Bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah guna mendapatkan
keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi merupakan bagian dari
industri. Hasil dari industri ini tidak hanya berupa barang, akan tetapi juga dalam bentuk
jasa.
Pengertian industri menurut para ahli:
•Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok perusahaan yang
menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu sama lainnya.
• Menurut I Made Sandi adalah suatu bentuk usaha guna memproduksi barang jadi
melalui proses produksi penggarapan di dalam jumlah yang besar, sehingga barang
produksi tersebut dapat diperoleh dengan harga yang rendah namun dengan kualitas
yang setinggi-tingginya.
•Hinsa Sahaan mengatakan bahwa, Pengertian Industri adalah bagian dari suatu
proses yang mengelolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi
barang jadi, sehingga menjadi suatu barang yang memiliki nilai bagi masyarakat
luas.
•Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok perusahaan yang
menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu sama lainnya.
Selain itu, masalah lahan yang digunakan industri perkapalan terutama galangan\
kapal besar berada di daerah kerja pelabuhan dan hak pengelolaan lahan (HIL) dikuasai PT
Pelindo. Sehingga Industri perkapalan masih sangat tergantung pada HPL. Padahal, jika ada
keleluasaan lahan di pelabuhan bukan tidak mungkin industri kapal lebih berkembang.
Dalam pengernbangan jasa maritim hendaknya diarahkan untuk meraih empat tujuan secara
seimbang yakni: (1) pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan dengan industrin dan
jasa maritim sebagai salah satu penggerak utama (2) peningkatan kesejahteraan seluruh
pelaku usaha, khususnya para pemangku kepentingan yang terkait industri dan jasa maritime
(3) terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumberdaya maritim dan menjadikan industri
dan jasa maritim sebagai salah satu modal bagi pembangunan maritim nasional. Sehingga
ada benang merah yang dapat terlihat antara ocean policy dan pengelolaan sumber daya
maritim dengan industri dan jasa maritim sebagai penggerak bagi pertumbuhan sector
maritim. Pertumbuhan industri perkapalan dan pelayaran nasional masih terkendala berbagai
faktor, baik dari sisi politik maupun pendanaan. Padahal bisnis industri perkapalan sangat
jelas akan mendorong pertumbuhan ekonomi sektor maritim.
2. Industri Perikanan dan Bioteknologi
Industri perikanan dan bioteknologi diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar 82
miliar dolar AS per tahun. Namun karena pemerintah belum serius menggarap sub sector ini
indonesia diperkirakan kehilangan potensi pendapatan dari produk-produk bioteknologi
maritim sekitar 1 miliar dolar AS per tahun. Padahal berdasarkan inventarisasi Divisi
Bioteknologi Kelautan PKSPL IPB, terdapat 35.000 biota laut, sehingga Indonesia
mempunyai potensi pendapatan miliaran dolar per tahun dari produk-produk bioteknologi.
Negara-negara maju yang memiliki sumberdaya maritim terbatas, seperti produk
bioteknologi maritim Amerika Serikat mereka mendapat pendapatan hingga 4,6 militr dolar
AS, sedangkan Inggris meraup keuntungan dari sektor ini sekitar 2,3 miliar dolar AS.
Pemanfaatan industri perikanan dan bioteknologi ini meliputi industri makanan dan
minuman, farmasi, kosmetika dan bioenergi. Semua bisa disediakan Indonesia dengan
sumber daya alam yang ada. Adapun produk-produk yang bisa dihasilkan dari hasil
rekayasa biota laut antara lain makanan, tablet, salep suspensi, Pasta gigi, cat, tekstil
perekat, karet, film, pelembab, shampo, dan lotion.
Indonesia sangat kurang kuat dalam industri end product maritim karena dukungan
teknologi serta formulasi yang tertinggal. Indonesia hanya mampu memanfaatkan potensi
maritim sebatas bahan baku. Hal ini antara lain disebabkan tidak padunya strategi
pengelolaan produk. Melihat keterbatasan sumber daya alam daratan, melalui bioteknologi,
usia pemanfaatan sumber-sumber kehidupan dapat dipertahankan lebih lama. Potensi itu
masih berlimpah dan terpendam di dalam laut.
3. Industri Pertahanan
Berbicara mengenai konsep negara maritim tidak lepas dari industri pertahanan.
Sebagai negara yang disatukan lautan, Indonesia tidak hanya harus bisa menjaga kedaulatan,
tetapi juga melindungi seluruh kekayaan alam yang dimilikinya. Corrnie Rahakundini
Bakrie Analis Pertahanan Maritim melihat banyak sumber daya alam yang dimiliki
Indonesia bisa dimanfaatkan. Contohnya baja. Connie menilai industri baja sebagai national
security, dasar dari pembangunan industri militer. Baja menjadi bahan dasar kapal-kapal
perang termasuk kapal induk milik Amerika. Salah jika bangsa lndonesia menjualnya begitu
saja. Sebaiknya potensi logam ini diolah dengan baik, untuk mendukung industry maritim
nasional. Indonesia sangat membutuhkan pertahanan dalam melindungi aset-aset maritim
Negara, oleh karena itu kita perlu tentara, guna memprotek kedaulatan, tentara perlu alutista,
khususnya udara dan laut. Alutista harus kita produksi dengan membangun industri baja
sebagai dasar dari pembangunan pertahanan kita. Namun, pihak asing tidak menginginkan
Indonesia besar dengan menguasai bahan logam berharga ini. Mereka memiliki kepentingan
dengan sumber- sumber daya alam dan energi di tanah air.
3.Perhubungan Laut
Karena negara Indonesia adalah negara kepulauan maka keperluan sarana transportasi laut
dan transportasi udara diperlukan. Mengingat jumlah pulau kita yang 17 ribu buah lebih maka
sangatlah diperlukan industri maritim dan dirgantara yang bisa membantu memproduksi sarana
yang membantu kelancaran transportassi antar pulau tersebut. Potensi pengembangan industri
maritim Indonesia sangat besar, mengingat secara geografis Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Untuk menjangkau dan meningkatkan assesbilitas pulau
dapat dihubungkan melalui peran dari sarana transportasi udara (pesawat kecil) dan sarana
transportasi laut (kapal, perahu, dan sebagainya).
4. Pariwisata Bahari
Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang memiliki daya tarik bagi wisatawan.
Selain itu juga potensi tersebut didukung oleh kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman
flora dan fauna. Misalnya, kawasan terumbu karang di seluruh Indonesia yang luasnya mencapai
7.500 km2 dan umumnya terdapat di wilayah taman laut. Selain itu juga didukung oleh 263 jenis
ikan hias di sekitar terumbu karang, biota langka dan dilindungi (ikan banggai cardinal fish, penyu,
dugong,serta migratory species).
Potensi kekayaan maritim yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di laut
Indonesia antara lain: wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata
budaya (culture tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olah
raga (sport).
POTENSI SUMBER DAYA PERIKANAN
A. PENDAHULUAN
Potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Luas laut
indonesia sekitar 3,544 juta km2 atau dua per tiga daratan. Indonesia juga memiliki garis pantai 104
ribu km, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Disampng itu, Indoneisia juga memiliki jumlah
pulau terbanyak, yaitu 17.504 pulau yang tersebar dan Sabang sampai Merauke.
Potensi sumber daya perikanan Indonesia berupa perikanan tangkap, budi daya laut, perairan
umum, dan Iainnya diperkirakan mencapai US$ 82 juta per tahun yang terdiri atas perikanan tangkap
US$ 15,1 juta, budi daya laut US$ 46,7 juta, peraian umum US$ 1,1 juta, budi daya tambak US$ 10
juta, budi daya air tawar US$ 5,2 juta, dan potensi bioteknologi kelautan US$ 4 juta. Perikanan juga
mampu menyerap tenaga kerja Iangsung sebanyak 5,35 juta orang yang terdiri atas 2,23 juta nelayan
laut dan 0,47 juta nelayan perairan umum, serta 2,65 juta pembudi daya ikan.
Potensi perikanan di perairan tawar meliputi perikanan danau, waduk, rawa, sungai (perairan
umum), perikanan budi daya kolam, dan mina padi di sawah. Luas perairan umum di Indonesia
mencapai 55 juta hektar. Selain untuk perikanan tangkap, perairan umum juga mempunyai potensi
yang cukup besar bagi pengembangan budi daya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA).
Di samping itu, luas lahan yang berpotensi dikembangkan untuk pembangunan kolam
sekitar 180.000 hektar dan 4,2 juta hektar ahan beririgasi. Lahan sawah beririgasi teknis terdapat
sekitar 1,1 juta hektar yang dapat diusahakan untuk mina padi. Lahan pasang surut sendiri terdapat
7,3 juta hektar yang dapat dimanfaatkan. Selain ketìga lahan tersebut, budi daya ikan juga dapat
dilakukan di perairan tambak dan ekosistem salinitas (Iaut). Di samping itu, potensi keanekaragaman
jenis dan plasma nutfah ikan di Indonesia mencapai 655 jenis ikan asli dì perairan tawar, 160 jenis
ikan di antaranya tergolong bernilai ekonomis penting, dan hanya 13 jenis ikan (8%) sudah
dibudidayakan.. Salah satu jenis ikan potensial dan prospektif untuk dikembangkan di perairan tawar
adalah ikan nila.
Perikanan budi daya ikan tawar dimulai sejak zaman penjajahan Belanda pada pertengahan
abad 19 dengan penebaran benih ikan karper atau ikan mas (Cyiprinus carpio) di kolam halaman
rumah da Jawa Barat. Pada awal abad 20, praktik perikanan budi daya ini kemudian menyebar ke
daerah lain. Pada akhir tahun 1970-an terjadi peningkatan produksi yang luar biasa dari budi daya
ikan air tawar.
Adanya pengenalan teknologi baru dalam perikanan memberikan kontribusi pada
ketersediaan benih yang dihasilkan dan perkembangan pakan ikan. Spesies ikan yang umum
dibudidayakan antara lain ikan karper atau ikan mas (C. carpio), ikan nila (Oreochromis nhloticus),
dan gurami (Osphronemus goramy). Areal potensial untuk perikanan budi daya terdiri atas kolam,
sawah (mina padi), dan perairan umum. Perairan umum yang cocok untuk budi daya ikan berupa
sungai, rawa, danau, waduk, dan lain-lain. Potensi perairan payau (tambak) dan air asin (laut)
bersalinitas 0 - 40 per mil.
B. POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN
1. perikanan tangkap,
Perikanan Tangkap merupakan usaha penangkapan ikan dan organisme air lainnya di alam
liar (laut, sungai, danau, dan badan air lainnya). Kehidupan organisme air di alam liar dan faktor-
faktornya (biotik dan abiotik) tidak dikendalikan secara sengaja oleh manusia.
Contoh perikanan tangkap di antaranya : penangkapan ikan sarden, ikan tuna, ikan bawal
bahari, dan sebagainya yang menggunakan alat-alat penangkapan ikan.
2. perikanan budidaya
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau
organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur
mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme
air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Contoh perikanan budidaya di antaranya : ikan
mas, ikan lele, dan ikan bandeng.
3. industri pengolahan hasil perikanan,
Prof. Junianto menjelaskan bahwa industri pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan
yang mentransformasikan bahan-bahan hasil perikanan sebagai input menjadi produk yang memiliki
nilai tambah atau nilai ekonomi lebih tinggi sebagai outputnya. Proses transformasi tersebut dapat
dilakukan baik secara fisik, kimia, biologis, maupun kombinasi diantara ketiganya.