Anda di halaman 1dari 9

TUGAS WAWASAN KEMARITIMAN

OLEH: KELOMPOK 3 (KELAS E)


MOH. BETRAWAN SAPUTRA. L (B1A120276)
MUH. EDIKA REDYA SAPUTRA (B1A120278)
MUHAMMAD RIFKY (B1A120290)
NURFITRIANI ANNISA DUNDA (B1A120301)
RIZQY FAJAR FIRMANSYAH (B1A120316)
SEFIRA (B1A120320)
TRYCE ERYANI HERMAN (B1A120328)
YESSY SALFIRA (B1A120336)

YOLANDA DE VENTURA (B1A120337)

DJUMADIL (B1A120278)

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
INDUSTRI DAN JASA SUMBER DAYA MARITIM

A.PENGERTIAN MARITIM
Istilah maritim berasal dari bahsa inggris yaitu maritime,yang berarti navigasi,
maritim, atau bahari.Dari kata ini kemudian lahir kata maritime power yaitu negara maritim
atau negara samudera. Pemahaman maritim merupakan segala aktivitas pelayaran dan
perniagaanyang berhubungan dengan kelautan atau yang disebut pelayaran niaga.

B.PENGERTIAN INDUSTRI
Pengertian Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan Bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah guna mendapatkan
keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi merupakan bagian dari
industri. Hasil dari industri ini tidak hanya berupa barang, akan tetapi juga dalam bentuk
jasa.
Pengertian industri menurut para ahli:
•Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok perusahaan yang
menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu sama lainnya.
• Menurut I Made Sandi adalah suatu bentuk usaha guna memproduksi barang jadi
melalui proses produksi penggarapan di dalam jumlah yang besar, sehingga barang
produksi tersebut dapat diperoleh dengan harga yang rendah namun dengan kualitas
yang setinggi-tingginya.
•Hinsa Sahaan mengatakan bahwa, Pengertian Industri adalah bagian dari suatu
proses yang mengelolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi
barang jadi, sehingga menjadi suatu barang yang memiliki nilai bagi masyarakat
luas.
•Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok perusahaan yang
menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu sama lainnya.

C. INDUSTRI DAN JASA SUMBER DAYA MARITIM


Sebagai negara maritim terbesar di dunia sudah seharusnya Indonesia menjadi
bangsa yang makmur dan disegani. Namun, kenyataannya dengan potensi sumber daya alam
yang berlimpah, Negara ini seakan tak berdaya. Apalagi di bidang industri maritim, roda
perekonomian indonesia lumpuh terpenjara oleh kepentingan asing. Indonesia memiliki
wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah territorial sebesar 3,1 juta km2
dan wilayah ZEEI 2,7 juta km2, mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai
sepanjang 95.181 km. menyimpan kekayaan yang luar biasa. |ika dikelola dengan baik,
potensi kelautan Indonesia diperkirakan dapat memberikan penghasilan lebih dari 100 miliar
dolar AS per tahun. Namun yang dikembangkan kurang dari 10 persen.
Melihat besarnya potensi laut nusantara, sudah seharusnya Indonesia mempunyai
infrastruktur yang maritim kuat, seperti pelabuhan yang lengkap dan modern, sumber daya
manusia (SDM) di bidang maritim yang berkualitas, serta kapal berkelas, mulai untuk jasa
pengangkutan manusia, barang, migas, kapal penangkap ikan sampai dengan armada TNI
Angkatan Laut (AL).
Jika industri maritim Indonesia mau berkembang dan siap bersaing dengan industri
sejenisnya, maka pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pendidikan Nasional, Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan harus membuka
mata dan jangan mau dipengaruhi para pelobi yang mewakili pihak-pihak pencari
keuntungan, tanpa memikirkan nasib bangsa. Langkah pertama, melakukan revitalisasi atau
deregulasi di sector fiskal sehingga lndonesia bisa kompetitif. Selanjutnya lakukan
perombakan total di lingkungan lembaga pemberi klasifikasi sehingga dunia pelayaran
internasional dan asuransi kerugian mengakui keberadaannya. Kemudian, susun ulang
kurikulum lembaga pendidikan maritim oleh Kemendiknas agar Indonesia mempunyai
sumber daya manusia maritim yang berkualitas dan bertanggung jawab. Jika tidak, industri
maritim Indonesia hanya akan tinggal nama.
Industri-industri tersebut antara lain :
1. Industri Perkapalan
Indonesia dengan perairan yang luas, membutuhkan sarana transportasi kapal yang
mampu menjangkau pulau-pulau yang jumlahnya mencapai lebih dari 17.504 pulau. Tidak
heran jika kebutuhan industri perkapalan setiap tahun terus meningkat. Sebagai Negara
kepulauan, sudah seharusnya Indonesia mengembangkan industry perkapalan nasional.
Kebijakan ini didukung dengan adanya Inpres No 5/2005 yang intinya bahwa seluruh
angkutan laut dalam negeri harus diangkut kapal berbendera Indonesia. Tetapi, permintaan
tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan memproduksi kapal. Industri perkapalan
merupakan industri padat karya dan padat modal yang memiliki daya saing tinggi. Karena
itu dukungan pemerintah sebagai pemegang kewenangan sangat penting. Faktor kebijakan
moneter dan fiskal, masih sulitnya akses dana perbankan dan tingginya bunga menjadi
beban para pelaku usaha. industri kapal iuga diharuskan membayar pajak dua kali lipat.
Masalah lain adalah minimnya keterlibatan perbankan. Perbankan enggan menyalurkan
kredit kepada industri perkapalan. Mereka beranggapan, industry perkapalan penuh risiko
karena control terhadap industri ini sulit.

Selain itu, masalah lahan yang digunakan industri perkapalan terutama galangan\
kapal besar berada di daerah kerja pelabuhan dan hak pengelolaan lahan (HIL) dikuasai PT
Pelindo. Sehingga Industri perkapalan masih sangat tergantung pada HPL. Padahal, jika ada
keleluasaan lahan di pelabuhan bukan tidak mungkin industri kapal lebih berkembang.
Dalam pengernbangan jasa maritim hendaknya diarahkan untuk meraih empat tujuan secara
seimbang yakni: (1) pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan dengan industrin dan
jasa maritim sebagai salah satu penggerak utama (2) peningkatan kesejahteraan seluruh
pelaku usaha, khususnya para pemangku kepentingan yang terkait industri dan jasa maritime
(3) terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumberdaya maritim dan menjadikan industri
dan jasa maritim sebagai salah satu modal bagi pembangunan maritim nasional. Sehingga
ada benang merah yang dapat terlihat antara ocean policy dan pengelolaan sumber daya
maritim dengan industri dan jasa maritim sebagai penggerak bagi pertumbuhan sector
maritim. Pertumbuhan industri perkapalan dan pelayaran nasional masih terkendala berbagai
faktor, baik dari sisi politik maupun pendanaan. Padahal bisnis industri perkapalan sangat
jelas akan mendorong pertumbuhan ekonomi sektor maritim.
2. Industri Perikanan dan Bioteknologi
Industri perikanan dan bioteknologi diperkirakan memiliki nilai ekonomi sebesar 82
miliar dolar AS per tahun. Namun karena pemerintah belum serius menggarap sub sector ini
indonesia diperkirakan kehilangan potensi pendapatan dari produk-produk bioteknologi
maritim sekitar 1 miliar dolar AS per tahun. Padahal berdasarkan inventarisasi Divisi
Bioteknologi Kelautan PKSPL IPB, terdapat 35.000 biota laut, sehingga Indonesia
mempunyai potensi pendapatan miliaran dolar per tahun dari produk-produk bioteknologi.
Negara-negara maju yang memiliki sumberdaya maritim terbatas, seperti produk
bioteknologi maritim Amerika Serikat mereka mendapat pendapatan hingga 4,6 militr dolar
AS, sedangkan Inggris meraup keuntungan dari sektor ini sekitar 2,3 miliar dolar AS.
Pemanfaatan industri perikanan dan bioteknologi ini meliputi industri makanan dan
minuman, farmasi, kosmetika dan bioenergi. Semua bisa disediakan Indonesia dengan
sumber daya alam yang ada. Adapun produk-produk yang bisa dihasilkan dari hasil
rekayasa biota laut antara lain makanan, tablet, salep suspensi, Pasta gigi, cat, tekstil
perekat, karet, film, pelembab, shampo, dan lotion.
Indonesia sangat kurang kuat dalam industri end product maritim karena dukungan
teknologi serta formulasi yang tertinggal. Indonesia hanya mampu memanfaatkan potensi
maritim sebatas bahan baku. Hal ini antara lain disebabkan tidak padunya strategi
pengelolaan produk. Melihat keterbatasan sumber daya alam daratan, melalui bioteknologi,
usia pemanfaatan sumber-sumber kehidupan dapat dipertahankan lebih lama. Potensi itu
masih berlimpah dan terpendam di dalam laut.
3. Industri Pertahanan
Berbicara mengenai konsep negara maritim tidak lepas dari industri pertahanan.
Sebagai negara yang disatukan lautan, Indonesia tidak hanya harus bisa menjaga kedaulatan,
tetapi juga melindungi seluruh kekayaan alam yang dimilikinya. Corrnie Rahakundini
Bakrie Analis Pertahanan Maritim melihat banyak sumber daya alam yang dimiliki
Indonesia bisa dimanfaatkan. Contohnya baja. Connie menilai industri baja sebagai national
security, dasar dari pembangunan industri militer. Baja menjadi bahan dasar kapal-kapal
perang termasuk kapal induk milik Amerika. Salah jika bangsa lndonesia menjualnya begitu
saja. Sebaiknya potensi logam ini diolah dengan baik, untuk mendukung industry maritim
nasional. Indonesia sangat membutuhkan pertahanan dalam melindungi aset-aset maritim
Negara, oleh karena itu kita perlu tentara, guna memprotek kedaulatan, tentara perlu alutista,
khususnya udara dan laut. Alutista harus kita produksi dengan membangun industri baja
sebagai dasar dari pembangunan pertahanan kita. Namun, pihak asing tidak menginginkan
Indonesia besar dengan menguasai bahan logam berharga ini. Mereka memiliki kepentingan
dengan sumber- sumber daya alam dan energi di tanah air.
3.Perhubungan Laut

Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun


domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah
sudah yang maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state),
Indonesia memang amat membutuhkan transportasi laut, namun, Indonesia ternyata belum
memiliki armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Data tahun 2001
menunjukkan, kapasitas share armada nasional terhadap angkutan luar negeri yang mencapai 345
juta ton hanya mencapai 5,6 persen. Adapun share armada nasional terhadap angkutan dalam
negeri yang mencapai 170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen. Kondisi semacam ini tentu sangat
mengkhawatirkan terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas. Selain diperlukan suatu
kebijakan yang kondusif untuk industri pelayaran, maka Peningkatan kualitas SDM yang menangani
transportasi sangatlah diperlukan.

Karena negara Indonesia adalah negara kepulauan maka keperluan sarana transportasi laut
dan transportasi udara diperlukan. Mengingat jumlah pulau kita yang 17 ribu buah lebih maka
sangatlah diperlukan industri maritim dan dirgantara yang bisa membantu memproduksi sarana
yang membantu kelancaran transportassi antar pulau tersebut. Potensi pengembangan industri
maritim Indonesia sangat besar, mengingat secara geografis Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Untuk menjangkau dan meningkatkan assesbilitas pulau
dapat dihubungkan melalui peran dari sarana transportasi udara (pesawat kecil) dan sarana
transportasi laut (kapal, perahu, dan sebagainya).

4. Pariwisata Bahari

Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang memiliki daya tarik bagi wisatawan.
Selain itu juga potensi tersebut didukung oleh kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman
flora dan fauna. Misalnya, kawasan terumbu karang di seluruh Indonesia yang luasnya mencapai
7.500 km2 dan umumnya terdapat di wilayah taman laut. Selain itu juga didukung oleh 263 jenis
ikan hias di sekitar terumbu karang, biota langka dan dilindungi (ikan banggai cardinal fish, penyu,
dugong,serta migratory species).

Potensi kekayaan maritim yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di laut
Indonesia antara lain: wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata
budaya (culture tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olah
raga (sport).
POTENSI SUMBER DAYA PERIKANAN
A. PENDAHULUAN
Potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Luas laut
indonesia sekitar 3,544 juta km2 atau dua per tiga daratan. Indonesia juga memiliki garis pantai 104
ribu km, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Disampng itu, Indoneisia juga memiliki jumlah
pulau terbanyak, yaitu 17.504 pulau yang tersebar dan Sabang sampai Merauke.
Potensi sumber daya perikanan Indonesia berupa perikanan tangkap, budi daya laut, perairan
umum, dan Iainnya diperkirakan mencapai US$ 82 juta per tahun yang terdiri atas perikanan tangkap
US$ 15,1 juta, budi daya laut US$ 46,7 juta, peraian umum US$ 1,1 juta, budi daya tambak US$ 10
juta, budi daya air tawar US$ 5,2 juta, dan potensi bioteknologi kelautan US$ 4 juta. Perikanan juga
mampu menyerap tenaga kerja Iangsung sebanyak 5,35 juta orang yang terdiri atas 2,23 juta nelayan
laut dan 0,47 juta nelayan perairan umum, serta 2,65 juta pembudi daya ikan.
Potensi perikanan di perairan tawar meliputi perikanan danau, waduk, rawa, sungai (perairan
umum), perikanan budi daya kolam, dan mina padi di sawah. Luas perairan umum di Indonesia
mencapai 55 juta hektar. Selain untuk perikanan tangkap, perairan umum juga mempunyai potensi
yang cukup besar bagi pengembangan budi daya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA).
Di samping itu, luas lahan yang berpotensi dikembangkan untuk pembangunan kolam
sekitar 180.000 hektar dan 4,2 juta hektar ahan beririgasi. Lahan sawah beririgasi teknis terdapat
sekitar 1,1 juta hektar yang dapat diusahakan untuk mina padi. Lahan pasang surut sendiri terdapat
7,3 juta hektar yang dapat dimanfaatkan. Selain ketìga lahan tersebut, budi daya ikan juga dapat
dilakukan di perairan tambak dan ekosistem salinitas (Iaut). Di samping itu, potensi keanekaragaman
jenis dan plasma nutfah ikan di Indonesia mencapai 655 jenis ikan asli dì perairan tawar, 160 jenis
ikan di antaranya tergolong bernilai ekonomis penting, dan hanya 13 jenis ikan (8%) sudah
dibudidayakan.. Salah satu jenis ikan potensial dan prospektif untuk dikembangkan di perairan tawar
adalah ikan nila.
Perikanan budi daya ikan tawar dimulai sejak zaman penjajahan Belanda pada pertengahan
abad 19 dengan penebaran benih ikan karper atau ikan mas (Cyiprinus carpio) di kolam halaman
rumah da Jawa Barat. Pada awal abad 20, praktik perikanan budi daya ini kemudian menyebar ke
daerah lain. Pada akhir tahun 1970-an terjadi peningkatan produksi yang luar biasa dari budi daya
ikan air tawar.
Adanya pengenalan teknologi baru dalam perikanan memberikan kontribusi pada
ketersediaan benih yang dihasilkan dan perkembangan pakan ikan. Spesies ikan yang umum
dibudidayakan antara lain ikan karper atau ikan mas (C. carpio), ikan nila (Oreochromis nhloticus),
dan gurami (Osphronemus goramy). Areal potensial untuk perikanan budi daya terdiri atas kolam,
sawah (mina padi), dan perairan umum. Perairan umum yang cocok untuk budi daya ikan berupa
sungai, rawa, danau, waduk, dan lain-lain. Potensi perairan payau (tambak) dan air asin (laut)
bersalinitas 0 - 40 per mil.
B. POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PERIKANAN
1. perikanan tangkap,
Perikanan Tangkap merupakan usaha penangkapan ikan dan organisme air lainnya di alam
liar (laut, sungai, danau, dan badan air lainnya). Kehidupan organisme air di alam liar dan faktor-
faktornya (biotik dan abiotik) tidak dikendalikan secara sengaja oleh manusia.
Contoh perikanan tangkap di antaranya : penangkapan ikan sarden, ikan tuna, ikan bawal
bahari, dan sebagainya yang menggunakan alat-alat penangkapan ikan.

2. perikanan budidaya
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau
organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur
mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme
air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Contoh perikanan budidaya di antaranya : ikan
mas, ikan lele, dan ikan bandeng.
3. industri pengolahan hasil perikanan,
Prof. Junianto menjelaskan bahwa industri pengolahan hasil perikanan merupakan kegiatan
yang mentransformasikan bahan-bahan hasil perikanan sebagai input menjadi produk yang memiliki
nilai tambah atau nilai ekonomi lebih tinggi sebagai outputnya. Proses transformasi tersebut dapat
dilakukan baik secara fisik, kimia, biologis, maupun kombinasi diantara ketiganya.

4. pengembangan pulau-pulau kecil,


Tujuan Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil:
• Untuk menjaga kelestarian Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
• Melindungi alur migrasi ikan dan biota laut lain;
• Melindungi habitat biota laut;
• Melindungi situs budaya tradisional.

5. pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam,


Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam, yang selanjutnya disebut BMKT,
adalah benda berharga yang memiliki nilai sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, dan ekonomi yang
tenggelam di wilayah perairan Indonesia, zona ekonomi eksklusif Indonesia dan landas kontinen
Indonesia, paling singkat berumur 50 (lima puluh) tahun.
6. deep sea water,
Deep sea water atau biasa disebut DSW adalah air laut yang berada pada kedalaman
lebih dari 200 meter. Air laut pada kedalaman lebih dari 200 meter memiliki kadar garam yang
lebih rendah dibandingkan air laut di permukaan. Air laut memiliki variasi temperatur dan
salinitas yang bergantung pada kedalamannya. Sekitar 95% dari total volume air laut di bumi
adalah DSW. Pada beberapa tahun terakhir, DSW telah digunakan untuk keperluan berbagai
industri, yaitu pemrosesan pangan, agrikultur, industri farmasi, serta industri kosmetik. Saat ini,
penelitian tentang pemanfaatan DSW sedang digencarkan untuk berbagai aplikasi.
7. industri garam rakyat,
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap darikebutuhan pangan
dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia.Walaupun Indonesia termasuk negara maritim,
namun usaha meningkatkanproduksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha
meningkatkankualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik(kandungan
kalsium dan magnesium kurang) banyak diimpor dari luarnegeri, terutama dalam hal ini garam
beryodium serta garam industri.Kualitas garam yang dikelola secara tradisional pada umumnya
harus diolahkembali untuk dijadikan garam konsumsi maupun untuk garam industri.
8. pengelolaan pasir laut,
Sesuai defenisi Pasir laut adalah bahan galian pasir yang terletak pada wilayah perairan
Indonesia yang tidak mengandung unsur mineral golongan A dan/atau golongan B dalam jumlah
yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Pengusahaan pasir laut adalah kegiatan
ekonomi yang meliputi usaha pertambangan, pengerukan, pengangkutan dan ekspor pasir laut,
pengelolaan tambang pasir dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem perairan,
diantaranya adalah:

 Meningkatkan kekeruhan perairan yang akan memberikan dampak kepada


ekosistem terumbu karang, penetrasi cahaya yang kurang sehingga ekosistem
lamun akan mengalami kerusakan.
 Akan menurunkan produktivitas nelayan
 Menyebabkan pola arus dan gelombang berubah
 Akan mengakibatkan abrasi di pantai.
9. industri penunjang,
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau
aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan,
dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan
oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perikanan terbesar yang ada di dunia.
Melalui potensi yang besar itulah menjadiakan suatu pertimbangan utama untuk melakukan langkah
perencanaan industri perikanan yang tepat.
Industri perikanan merupakan suatu industri yang bergerak pada pengolahan bahan hasil laut
sebagai bahan baku. Faktor utama yang sangat mendukung dalam pengembangan industri perikanan
khususnya pada kegiatan industri penangkapan ikan yaitu dengan tersedianya prasarana pelabuhan
perikanan sebagai tempat berlabuhnya kapal perikanan, tempat melakukan kegiatan transaksi hasil
perikanan hingga sebagai sarana produksi dan produksi, sehingga fungsi pelabuhan perikanan
menjadi sangat luas.
10. pengembangan kawasan industri perikanan terpadu
Sehubungan dengan besarnya peran ekonomi dan sosial yang dimainkan oleh subsektor
perikanan, pemerintah telah memberikan perhatian yang besar pada pengembangan sub-sektor ini.
Namun demikian, meskipun dinilai membawa hasil-hasil oositif. pengembangan perrkanan besar-
besaran yang didukung penuh oleh pemerintah itu juga memunculkan masalah dalam bentuk
inefisiensi (eksploitasi berlebih) yang terkait dengan adanya drkotomi nelayan kecil dan industri
(Fauzi, 1999). Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masalah perikanan cenderung menjadi
lebih kompleks sejalan dengan penerapan otonomi daerah. Daerah-daerah dengan tradisi
pengusahaan perikanan seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur seolah berlomba untuk
mengeksploitasi sumberdaya perikanannya tan pa memperhatikan keterbatasan sumberdaya. Hal ini
menunjukkan bahwa otonomi daerah berpeluang untuk memperbesar dimensi konflik, dari hanya
antar skala industri menjadi antar skala industri dan antar daerah, sehingga inefisiensi ekonomi
menjadi lebih
Pengembangan kawasan-kawasan industri perikanan terpadu, dimana kepentingan dari
kutub- kutub konflik tersebut dapat diakomodasikan dengan lebih baik merupakan salah satu solusi
terhadap kondisi sebagaimana disebutkan di atas. Melalui pengaturan-pengatu ran yang difasilitasi
oleh sebuah model kawasan industri terpadu, manfaat yang diperoleh dari sumberdaya perikanan
akan dapat dimaksimalkan.
11. keanekaragaman hayati laut.
Keragaman hayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini mulai dari organisme bersel
tunggal sampai organisme tingkat tinggi. Keragaman hayati mencakup keragaman habitat,
keragaman spesies (jenis) dan keragaman genetik (variasi sifat dalam spesies).
Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan
dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu
karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah
salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah.
Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah.
Dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.
  Sebagai ekosistem terumbu karang sangat kompleks dan produkstif dan keanekaraman jenis
biota yang amat tinggi. Variasi bentuk pertumbuhannya di Indonesia sangat kompleks dan luas
sehingga bisa ditumbuhi oleh jenis biota lain.

Anda mungkin juga menyukai