EKONOMI MARITIM
DISUSUN OLEH
SALMAWATI
NIM : B1B122163
JURUSAN MANAJEMEN
KENDARI 2023
PERSPEKTIF 2
EKONOMI MARITIM
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta
km persegi yang terdiri dari wirayah teritorial sebesar 3,2 juta km prersegi dan wilayah
Zona Ekonomi Eksktusif brdonesia (ZEEl) 2,7 juta km persegi. selain itu terdapat 17.504
pulau di lrdonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km persegi. Dengan cakupan yang
demikian besar dan luas, tentu saja maritim Indonesia mengandung keanekaragaman alam
lautyang potensial baik hayati dan nonhayati.
Pada tahun 2008 saja tercatat PDB pada subsektor perikanan mencapai angka Rp 136,43
triliun. Nilai ini memberikan kontribusi terhadap PDB kelompok pertanian menjadi sekitar
19,13 persen atau kontribusi terhadap PDB nasjonal sebesar 2,75 persen. Hingga triwulan
ke III 2009 PDB perikanan mencapai Rp128,8 triliun atau memberikan kontribusi 3,36
persen terhadap PDB tanpa migas dan 3,12 persen terhadap PDB nasional.
Agar pemanfaatan sumber kekayaan brdonesia sebagai negara kepulauan bisa menutupi
hutang yang menumpuk diperlukan komitrnen yang mengarahkan pemerintah harus fokus
pada perekonomian nasional di bidang maritim. Ini karena Indonesia memiliki potensi
pembangunan ekonomi maritim yang besar dan beragam serta belum sepenuhnya dikelola.
Berbagai sektor dapat dikembangkan dalam upaya memajukan dan memakmurkan
perekonomian negara, mulai dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri
pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi maritim, pertambangan dan energi,
parwisata bahari, angkutan laut, jasa perdagangan, industri maritim, pembangunan
maritim (konstruksi dan rekayasa), benda berharga dan warisan budaya (cultural heitage),
jasa lingkungan konservasi sampai dengan biodiversitasnya.
tiga hal yang harus dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional berbasis maritim, yaitu
Pertama, Pertamina sejak Mei 2008 telah lima kali meminta kepada pemerintah
agar blok West Madura sepenuhnya dikelola BUMN. Sayang, hingga kini pemerintah
belum mengabulkan permintaan tersebut. Di sisi lain proses pengalihan saham dari
Kodeco dan CNOOC ke PT Sinergindo Citra Harapan (SCH) dan Pure Link
Investment Ltd (PLI) hanya berlangsung dalam beberapa hari saja. Itupun tanpa
tender yang transparan.
Kedua porsi saham Pertamina diWestMadura adalah yang paling besar. Namun
pada kenyataannya yang menjadi pengelola adalah Kodeco dengan kemampuan
produksi hanya berada pada level 13- 14 ribu bph. Di sisi lain, Pertamina
menyatakan sangguP menyedot minyak di ladang itu hingga 30 ribu barel per hari.
Ketiga, potensi cadangan blok tersebut menurut Federasi Serikat Pekerja Pertamina
Bersatu (FSPPB) cukup besar, yalai 22,22 iutabarel minyak dan gas sebesar 219,8
BCFG. Jika diasumsikan harga minyak mentah 100 dolar AS per barrel dan gas 4
dolar AS per MMbhr, maka nilai potensi migas blok tersebut dapat mencapai Rp28
triliun.
Dari aspek sumber daya alam, indonesia merupakan negara kaya. Tanah subur kaya
mineral, lautan kaya ikan, berbagai barang tambang strategis, minyak dan gas tertimbun di
perut bumi indonesia. Berdasarkan data Indonesia Energy Statistic 2009, y angdikeluarkan
Kementerian ESDIvI, total cadangan minyak Indonesia mencapai 2998 MMSTB (million
standard tanker barrel). Iumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil
minyak terbesar ke-29 di dunia. Sementara cadangan gas mencapai 159,63 TSCF (triliun
standard cubic feet) atau terbesar ke- 11 dunia. Indonesia merupakan produsen batu bara
terbesar ke-15 dunia. Per 2009 cadangan batubara mencapai 126 miliar ton. Indonesia juga
kaya dengan energi.panas bumi (geotermal) yang telsebar di berbagai penjuru nusantara,
potensinya mencapai 28,1 GW. Barang tambang seperti nikel, emas, perak, timah, tembaga
dan biji besi juga jumlahnya sangat melimpah. Bahkan Indonesia diketahui memiliki
kualitas nikel terbaik di dunia. Namun, kekayaan alam tersebut justru lebih banyak
dinikmati negara lain ketimbang penduduk Indonesia. Berdasarkan Neraca Energi 2009
dari 346 juta barel minyak mentah yang diproduksi di dalam negeri, 38 persen diekspor ke
luar negeri. Ironisnya pada saat yang sama Indonesia harus mengimpor minyak mentah
129 juta BOE, atau 35 persen dari total produksi dalarn negeri. tri terjadi karena 85 persen
produksi minyak Indonesia dikuasai swasta termasuk asing. Di sisi lain, rakyat terus dibuat
sengsara akibat harga minyak dinaikkan agar sesuai derrgan standar intemasional.
Demikian pula dengan gas alam Indonesia. Produksinya dimonopoli swasta asing. Sebagian
besar hasilnya dijual ke luar negeri dengan kontrak-kontrak jangka paniang. Dari total
produksi 459 juta BOE (banel of oil equfualent) pada 2009, hampir 60 persen diekspor ke
luar negeri yang terdiri dari gas alam (12 persen) dan dalam bentuk LNG 48 persen.
Sisanya dibagi-bagi untuk industri (19 persen), PLN (10 persen) dan lain-lain. Padahal
dengan jumlah tersebut, kebutuhan domestik sangat tidak memadai. Seiumlah industri
menjerit-jerit kekurangan pasokan gas. Hal yang sama juga dialami PLN. Akibat
kekurangan gas, PLN terpaksa menggunakan minyak yang biaya produksinya jauh lebih
mahal. Negeri ini amat kaya, namun perut penduduknya kelaparan. Ibarat anak ayam
matidi lumbung padi.
Industri Perkapalan
Industri perkapalan merupakan industri padat karya dan padat modal yang
memiliki daya saing tingg. Karena itu dukungan pemerintah sebagai pemegang
kewenangan sangat penting. Faktor kebijakan moneter dan fiskal, masih sulitrya
akses dana perbankan dan tingginya bunga menjadi beban para pelaku usaha.
industri kapal juga diharuskan membayar pajak dua kali lipat. Masalah lain adalah
minimnya keterlibatan perbankan. Perbankan enggan menyalurkan kredit kepada
industri perkapalan. Mereka beranggapan, industri perkapalan penuh risiko karena
kontrol terhadap industri ini sulit.
Selain itu, masalah lahan yang digunakan industri perkapalan terutama galangan
kapal besar berada di daerah kerja pelabuhan dan hak pengelolahan lahan (HPL)
dikuasai PT Pelindo. Sehingga Industri perkapalan masih sangat tergantung pada
HPL. Padahal, jika ada keleluasaan lahan di pelabuhan bukan tidak mungkin industri
kapal lebih berkembang. Dalam pengernbangan jasa maritim hendaknya diarahkan
untuk meraih empat tujuan secara seimbang yakni: (1) pertumbuhan ekonomi
tinggi secara berkelanjutan dengan industri dan jasa maritim sebagai salah satu
penggerak utama (prime mover); (2) peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku
usaha, khususnya para pemangku kepentingan yang terkait industri dan jasa
maritim; (3) terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumberdaya maritim; dan
(4) menjadikan industri dan jasa maritim sebagai salah satu modal bagi
pembangunan maritim nasional. Sehingg ada benang merah yang dapat terlihat
antara oceanpolicy dan pengelolaan sumber daya maritim dengan industri dan jasa
maritim sebagai penggerak bagi pertumbuhan sektor maritim.
Industri Pertahanan
Sebagai negara yang disatukan lautan, Indonesia tidak hanya harus bisa menjaga
kedaulatan, tetapi juga melindungi seluruh kekayaan alam yang dimilikinya. Corrnie
Rahakundini Bakrie Analis Pertahanan Maritim melihat banyak sumber daya alam
yang dimiliki hrdonesia bisa dimanfaatkan untuk kepentingan industri maritim.
Salah satunya adalah baja, menurutnya baja adalah salah satu dasar dari industri
pertahanan suatu negara. Connie menilai industri baja sebagai national security,
dasar dari pembangunan industri militer. Baja menjadi bahan dasar kapal-kapal
peran& termasuk kapal induk milik Amerika. Salah jika bangsa lndonesia
menjualnya begitu saja- Sebaiknya potensi logam ini diolah dengan baik, untuk
mendukung industri maritim nasional. Sebelumnya perlu dimengerti paham
pentingnya pertahanan, kita tidak akan pemah sampai semua itu- Kita perlu tentara,
guna memprotek kedaulatan, tentara perlu alutista, khususnya udara dan laut.
Alutista harus kitaproduksi dengan membangun industri baja sebagai dasar dari
pembangunan pertahanan kita. Namun, pihak asing tidak menginginkan Indonesia
besar dengan menguasai bahan logam berharga ini. Sebagai bukti banyak industri
pertambangan dalam negeri dikuasi pihak asing- Mereka memiliki kepentingan
dengan sumber-sumber daya alam dan energi di tanah air. Mereka berusaha dengan
berbagai cara menguasai bangsa ini.
PERIKANAN
Berdasakan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, potensi sumberdaya
perikanan tangkap 6,4 juta ton per tahun, produksi perikanan tangkap di laut
sekitar 4,7 .!on per tahup dari jumlah tangkapan yang diperbolehkap maksimum 5,2
juta ton per tahun sehingga hanya tersisa Q5 juta ton per tahun. Produksi Tuna naik
2Q17 persen pada2007, akan tetapi produksi Tuna hanya 4,04 per sen dari seluruh
produksi pedkanan tangkap. Jumlah nelayan (laut dan perairan umum) sebesar
2.755.794 orang, akan tetapi lebih dari 50 persen atau 1.466.666 nelayan berstatus
sambilan utama dan sambilan tambahan. )umlah nelayan naik terus, yaitu 2,06
persen pada tahun 2006-2007, sedangkan ikan makin langka. ]umlah
RTP/Perusahaan Perikanan Tangkap 958.499 buah, naik 2,60 persery tetapi
sebanyak 811.453 RTP atau 85 persen RTp berskala kecil tanpa perahu, perahu
tanpa motor, dan motor tempel. Armada perikanan tangkap di laut sebanyak
590.499 kapal, akan tetapi 94 persen berukuran kurang dari 5 GT dengan sDM
berkualitas rendah dan kemampuan produksi rendah. Potensi tambak seluas
1.224.076 ha, akan tetapi realisasi baru seluas 612.530 ha. potensi budidaya laut
seluas 8.363.501 ha, akan tetapi realisasi hanya seluas 24.s43 ha. Jumlah industri
perikanan lebih dari 12.000 buah, akan tetapi sebagian besar tradisionaf berskala
mikro dan kecil.
sudah seharusnya sektor kelautan dijadikan sebagai penunjang perekonomian
negara ini. Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKtr),
sumbangan sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDts) memiliki
Peranan strategis. Terutama dibandingkan sektor lain datam sektor perikanan
mauPun PDB nasional. Tentu saja sektor kelautan tidak hanya menghasilkan produk
perikanan. Menurut pengamat maritim Universitas Diponegoro (Undip), Sahala
Hutabarat untuk mengembangkan potensi sumber kekayaan laut pemerintah harus
memiliki visi maritim. Karena jika potensi sumber kekayaan laut dioptimalkan
mampu mensejahterakan masyarakat pesisir.
Krisis ikan diperkirakan akan mulai dirasakan indonesia pada 2014. Kekurangan
ketersediaan ikan mencapai 11,5 juta ton. Ini akibat meningkatnya konsumsi ikan
tetapi tidak diimbangi dergan pertumbuhan produksi dan perlindungan pasar
dalam negeri.
Selain itu, Indonesia dapat memanfaatkan potensi laut sebagai sumber energi listrik.
Yaitu, melalui teknologi panas laut pasang surut, arus laut, angin, gelombang laut
serta bioenergi dari ganggang laut. California Energy Commission, misalnya
memperkirakan jumlah tenaga ombak pecah di dunia dapat menghasilkan 2-3 juta
megawatt energi, dimana pada lokasi yang tepat ombak bisa membangkitkan energi
sekitar 65 megawatt per mil Paniang pesisir.
Laut juga menyimpan kandu ngan bahan tambang dan mineral yang bernilai
ekonomi tinggi. Sanra halnya di daratan, potensi mineral dan tambang terbagi atas
tiga kelas sesuai standar indonesia, yaitu A, B, dan C. Yang membedakan adalah
masalah teknis eksploitasi dan penambangannya.
Prof J.A Katili pernah menrperkirakan terdapat berjuta-juta ton emas di dasar
samudra. Para saintis Jepang di The lapan Marine Science andTechnology sudah
lama merilis temuan cadangan mineral yang terbesar di dunia yang mengandung
emas dan perak, justru terdapat di dasar laut di kedalaman di atas 1.400 meter.
PARIWISATA BAHARI
Pembangunan pariwisata bahari pada hakikatrya adalah uPaya mengembangkan
dan memanfaatkan obyek serta daya tarikwisatabahari di kawasan pesisir dan
lautan Indonesia. Apalagi indonesia memiliki kekayaan alam dan panorama
pantainya yang indah dengan gelombang pantai yang menantang dibeberapa
tempat serta keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dengan berbagai
jenis ikan hias.
Sumber daya hayati pesisir dan lautan Indonesia seperti populasi ikan hias yang
diperkirakan sekitar 263 jenis, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan
berbagai bentang alam pesisir atau coastal landscape yang unik lainnya membentuk
suatu pemandangan alamiah yang begitu menakjubkan
Kondisi tersebut menjadi daya tarik sangat besar bagi wisatawan sehingga pantas
bila dijadikan sebagai sumber perekonomiarl wisata bahari. Namun potensi wisata
bahari Indonesia yang sangat besar, keanekaragaman hayati, kekayaan alam, dan
keindahannya terhampar luas. Sayang aset berharga bumi khatulistiwa ini belum
terjamah seluruhnya. Banyak potensi alam surgawi yang terbengkalai.