Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN

EKONOMI MARITIM

Disusun oleh kelompok 5:


1. La Ode Rahmat [C1D122138]
2. La Ode Muhammad Rian [C1D122137]
3. WD Zamira Aulia Putri [C1D122173]
4. Nadya Andara Ningtyas Pradita [C1D122150]

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
KELAS C

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,serta
kekuatan, sehingga Kami selaku penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
“Ekonomi Maritim” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah WawasanKemaritiman tepat
waktu dan tanpa halangan apapun.

Makalah ini disusun bertujuan agar sekiranya dapat memahami dan mempelajari lebih
jauh tentang ekonomi maritim. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
ekomoni maritim tersebut.ucapan terima kasih yang amat besar saya sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini sehingga apa yang kami tulis pada
kesempatan ini dapat menghampiri kesempurnaan.Akhirnya kami sadar bahwa makalah ini
belum sepenuhnya sempurna, jadi apabila ada penulisan kata yang tidak sesuai mohon di
maafkan.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ 1
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ ….....… 6
2.1 Ekonomi Maritim Indonesia ....................................................................... 6
2.2 Sumber daya migas dan mineral ................................................................ 7
2.3 Pariwisata Bahari ........................................................................................ 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................……… 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia belum mampu memperdayakan


potensi ekonomi maritim. Negeri ini juga belum mampu mentransformasikan sumber
kekayaan laut menjadi sumber kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Indonesia
bagaikan negara raksasa yang masih tidur. Indonesia juga memiliki posisi strategis, antara
benua yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju. Posisi geopolitics strategi tersebut
memberikan peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi. Pasalnya beberapa selat strategis yang
merupakan jalur perekonomian berada di wilayah NKRI, yakni Selat Malaka, Selat Sunda,
Selat Lombok, Selat Makassar, dan Selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitics ini dapat
digunakan Indonesia sebagai kekuatan Indonesia dalam percaturan politik dan ekonomi antar
bangsa.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas
5,8 juta km persegi yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km persegi dan
wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km persegi. Selain itu, terdapat
17.504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km persegi. Dengan cakupan
yang demikian besar dan luas, tentu saja maritim Indonesia mengandung keanekaragaman
alam laut yang potensial, baik hayati dan non hayati. Sehingga, sudah seharusnya sektor
kelautan dijadikan sebagai oenunjang perekonomian negara ini. Berdasarkan catatan
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), sumbangan sektor perikanan terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) memiliki peranan strategis. Terutama dibandingkan sektor lain dalam
sektor perikanan maupun PDB Nasional.

Guna menuju langkah ini diperlukan komitmen yang mengarahkan pemerintah harus
fokus pada perekonomian nasional di bidang maritim. Ini karena Indonesia memiliki potensi
pembangunan ekonomi maritim yang besar dan beragam serta belum sepenuhnya dikelola.
Berbagai sektor dapat dikembangkan dalam upaya memajukan dan memakmurkan
perekonomian negara, mulai dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan
hasil perikanan, industri bioteknologi maritim, pertambangan dan energi, pariwisata bahari,
angkutan laut, jasa perdagangan, industri maritim, pembangunan maritim (konstruksi dan
rekayasa), benda berharga dan warisan budaya (cultural heritage), jasa lingkungan,

4
konservasi sampai dengan biodiversitas nya. Konsentrasi pembangunan perekonomian di
bidang maritim diharapkan dapat mengatasi keterbatasan pengembangan ekonomi berbasis
daratan dan stagnasi pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi maritim diyakini dapat menjadi unggulan kompetitif dalam memecahkan


persoalan bangsa. Berdasarkan kajian yang dilakukan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan (PKSPL) IPB dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Puslitbang
Oseanologi LIPI pada tahun 1997-1998, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) untuk
perikanan berkisar anatara 2,75-3,95. Ini mengindikasikan subsektor tersebut mempunyai
prospek cukup baik bagi investasi. Sementara sektor pariwisata bahari, merupakan sektor
yang paling evisien dan mempunyai resiko paling kecil dalam penanaman modal
dibandingkan dengan subsektor lain. Kajian tersebut merekomendasikan 3 hal yang harus
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional berbasis maritim,
yaitu memperbesar dan memperluas diverifikasi sektor-sektor maritim, memperbanyak
investasi dengan memberikan stimulus pada sektor-sektor yang mempunyai Incre-mental
Capital Output Ratio (ICOR) yang relatif rendah (perikanan dan pariwisata) serta
meningkatkan efisiensi yang mencakup alokasi usaha optimum berdasarkan jenis usaha,
lokasi dan compatibility antar sektor maritim.

1.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sumberdaya migas dan mineral?


2. Bagaimana pariwisata bahari?

1.1 Tujuan
1. Dapat mengetahui sumberdaya nigas dan mineral
2. Dapat mengetahui pariwisata bahari

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ekonomi Maritim Indonesia

Salah satu potensi perekonomian maritim terbesar yang dimiliki Indonesia adalah
sumber minyak bumi dan gas. Sayangnya Indonesia belum bisa memanfaatkan secara
maksimal. Ironisnya, sebagian besar sumber-sumber energi tidak terbaharukan ini dikuasai
pihak asing. Padahal sangat jelas, pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menyebut “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Alih-alih memakmurkan rakyat, membayar hutang
negara pun tidak mampu.
Dari aspek sumberdaya alam, Indonesia merupakan negara kaya. Kaya mineral, lautan
kaya ikan, berbagai barang tambang strategis, minyak dan gas tertimbun di perut bumi
Indonesia. Namun jika dicermati satu-persatu intervensi dan penguasaan oleh asing masih
begitu besar dalam pemanfaatan sumberdaya alat tersebut.
Indonesia merupakan produsen batubara terbesar ke-15 dunia. Per 2009 cadangan
batubara mencapai 126 miliar ton. Indonesia juga kaya dengan energi panas bumi (geotermal)
yang tersebar di berbagai penjuru nusantara, potensinya mencapai 28,1 GW. Barang tambang
seperti nikel, emas, perak, timah, tembaga dan biji besi juga jumlahnya sangat melimpah.
Bahkan Indonesia diketahui memiliki kualitas nikel terbaik di dunia. Namun, kekayaan alam
tersebut justru lebuh banyak dinikmati negara lain ketimbang penduduk Indonesia.
Berdasarkan neraca energi 2009 dari 346 juta barel minyak mentah yang diproduksi di dalam
negri, 38% diekspor ke luar negri. Ironisnya pada saat yang sama Indonesia harus mengimpor
minyak mentah 129 juta BOE, atau 35% dari total produksi dalam negri. Ini terjadi karna
85% produksi minyak Indonesia dikuasai swasta termasuk asing. Di sisi lain, rakyat terus
dibuat sengsara akibat harga minyak dinaikkan agar sesuai dengan standar internasional.
Demikian pula dengan gas alam Indonesia. Produksinya dimonopoli swasta asing. Sebagian
besar hasilnya dijual ke luar negri dengan kontrak-kontrak jangka panjang. Dari total
produksi 459 juta BOE (Banel of Oilqufualent) pada 2009, hampir 60% diekspor ke luar
negri yang terdiri dari gas alam (12%) dan dalam bentuk LNG 48%. Sisanya dibagi-bagi
untuk industri (19%), PLN (10%) dan lain-lain. Padahal dengan jumlah tersebut, kebutuhan
domestik sangat tidak memadai. Sejumlah industri menjerit-jerit kekurangan pasokan gas.
Hal yang sama juga dialami PLN. Akibat kekurangan gas, PLN terpaksa menggunakan

6
minyak yang biaya produksinya jauh lebih mahal. Negeri ini amat kaya, namun perut
penduduknya kelaparan. Ibarat anak ayam mati di lumbung padi.

2.2 Sumber daya migas dan mineral

laut selain menjadi sumber pangan juga mengandung beraneka sumberdaya energi.
Kini, para ahli menaruh perhatian terhadap laut sebagai upaya mencari jawaban terhadap
tantangan kekurangan energi di masa mendatang. Hasil penelitian Richardson pada 2008
menunjukkan bahwa sekitar 70% produksi minyak dan gas bumi berasal dari kawasan pesisir
dan lautan. Dari 60 cekungan yang potensial mengandung migas, 40 cekungan terdapat
dilepas pantai, di pesisir, dan hanya 6 di daratan. Potensi cadangan minyak buminya 11,3
miliar barel dan gas 101,7 triliun kaki kubik. Belum lama, ini ditemukan jenis energi baru
pengganti BBM berupa gas hidrat dan biogenikdi lepas pantai barat Sumatera Selatan, Jawa
Barat dan bagian Utara Selat Makassar, dengan potensi melebihi seluruh potensi migas.

Dari hasil penelitian BPPT (1998) dari 60 cekungan minyak yang terkandung dalam
alam Indonesia, sekitar 70% atau sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu
10 cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian, sedangkan 29 belum
terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2 miliar barel setara
minyak, namun baru 16,7 miliar barel yang diketahui dengan pasti, 7,5 miliar barel
diantaranya sudah dieksploiotasi. Sisanya sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang
belum terjamah. Cadangan minyak yang bekum terjamah itu diperkirakan 523 miliar barel
terkandung di lepas pantai, dan lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat di
laut dalam. Sementara itu untuk sumberdaya gas bumi, cadangan yang dimiliki Indonesia
sampai dengan 1998 mencapai 136,5 Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini mengalami
kenaikan bila dibandingkan tahun 1955 yang hanya sebesar 123,6 Triliun Kaki Kubik.
Sedangkan potensi kekayaan tambang dasar laut seperti aluminium, mangan, temabaga
zirconium, nikel, kobakt, biji besi non titanium, vanadium, dan lain sebagainya yang sampai
sekarang belum teridentifikasi dengan baik masih diperlukan teknologi yang maju untuk
mengembangkan potensi tersebut.

Selain itu, Indonesia dapat memanfaatkan potensi laut sebagai sumber energi listrik.
Yaitu, melalui teknologi panas laut pasang surut, arus laut, angin, gelombang laut serta
bioenergi dari ganggang laut. California Energy Commision, misalnya memperkirakan
jumlah tenaga ombak pecah di dunia dapat menghasilkan 2-3 juat megawatt energi, dimana

7
pada lokasi yang tepat ombak bisa membangkitkan energi sekitar 65 megawatt per mil
panjang pesisir. Laut juga menyimpan kandungan bahan tambang dan mineral yang bernilai
ekonomi tinggi. Sama hal nya di daratan, potensi mineral dan tambang terbagi ata 3 kelas
yaitu A, B, dan C. Yang membedakan adalah masalah teknis eksploitasi dan penambanganya.

2.3Pariwisata Bahari

Pembangunan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan


memanfaatkan obyek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia.
Apalagi Indonesia memiliki kekayaan alam dan panorama pantai nya yang indah dengan
gelombang pantai yang menantang di beberapa tempat serta keragaman flora dan fauna
seperti terumbukarang dengan berbagai jenis ikan hias. Adapun kawasan wisata bahari
Indonesia antara lain:

a. Kepulauan Padaido, Biak, Papua


kawasan wisata bahari ini sangat ideal untuk kegiatan diaing, wisata cruise. Program
pengembangan wisata bahari di kepulauan Padaido, antara lain diverifikasi kegiatan
nelayan dengan pengembangan wisata memancing menggunakan perahu tradisional
nelayan, paket wisata selain di daerah kapal tenggelam, serta pengembang cruiser
regional dengan menggunakan kapal pinisi dan sea plane untuk menjangkau pulau-
pulau kecil.
b. Kepulaun Selayal, Takabone Rate, Sulawesi Selatan
kawasan wisata bahari ini sanagt cocok untuk diving, snorkeling, berlayar, dan
memancing. Program pengembangan wisata bahari di kepulauan selayal adalah
sebagai hubungan wisata cruise internasional regional, dan cruise kapal tradisional
seperti pinisi nusantara.
c. Pulau Nias dan Kepulauan Mentawai, Sumatera Utara
kawasan wisata bahari di pulau nias sangat ideal untuk selancar dengan
pengembangannya ekowisata berbasis komunitas serta olahraga selancar. Program
pengembangan di kawasan ini lebih fokus pada penganekaragaman daya tarik wisata
dengan menampilkan budaya daerah.
d. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat
kawasan wisata bahari di kepulauan ini sangat ideal untuk kegiatan meneyelam.
Pengembangan kawasan wisata bahari di kepulauan raja ampat dengan pola

8
partnership MNC (Multi Natonal Companies) yang melibatkan pelaku industri wisata
bahari, pemerintahan daerah dan masyarakat setempat.
e. Kepulauan Ujung Kulon dan Anak Krakatau, Banten
kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan diving dan cuiseregional dengan tema
pengembangannya ekowisata berbasis konservasi. Program pengembangan di
kepulauan ujung kulon, antara lain, perencanaan tata ruang yang jelas antara
konservasi dengan areal pengembangan sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Menyediakan fasilitas transportasi menuju obyek wisata dengan kegiatan kapal pinisi
dan sea plane untuk menampung wisatawan domestik dari Jakarta.
f. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur
kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan diving dan wisata cruise. Program
pengembangan di pulau komodo adalah wisata cruiseregional dengan fasilitas marina
dan yacht. Untuk menjangkau pulau-pulau kecil di sekitarnya perlu disediakan kapal
pinisi dan sea plane.
g. Teluk Tomini, Kepulauan Tongean, Sulawesi Tengah
kepulauan ini ideal untuk kegiatan menyelam dan snorkeling. Program
pengembangan di teluk tomini, antara lain penyediaan fasilitas marina yacht, kapal
pinisi dan sea plane dengan kemitraan masyarakat dengan pelaku usaha pariwisata.
h. Kepulauan Bali dan Lombok
wisata bahari di dua kepulauan ini ideal untuk kegiatan menyelam, selancar, cruise
regional, dan internasional. Program pengembangan pariwisata bahari di kawasan ini,
anatar lain dibangun kemitraan pemerintah daerah masyarakat lokal, dan kalangan
industri wisata bahari. Menyediakan fasilitas pelabuhan, akomodasi, dan pertunjukkan
budaya.
i. Balerang, Kepulauan Riau
kawasan ini sangat ideal untuk kegiatan cruise, yacht, dan marina serta selancar.
Program pengembangan wisata bahari di balerang, yaitu pelabuhan wisata bahari
yang menunjang limpahan wisatawan dari Singapura menuju daerah tujuan wisata
kepulauan riau. Pengembangan wisata cruiseregional sangat ideal karena letaknya
pulau ini strategis diselat malaka dan dekat dengan Singapura.
j. Kepulauan Seribu
Jakarta, wisata bahari yang sangat ideal untuk di kepulauan seribu adalah selancar,
cruiseregional, memancing, dan olaharaga bahari. Untuk itu program pengembangan
di kawasan ini antara lain, perencanaan tata ruang yang jelas antara area konservasi
9
dan pengembangan yang disertai taman nasional. Serta pengembangan untuk fasilitas
air adalah marina, yacht, kapal pinisi dan sea plane untuk kegiatan olahraga air.
Seluruh kekayaan alam ini, merupakan sebagian kecil dari berjuta potensi wisata laut
di Indonesia. Jika tidak mendapat perhatian dan dikelola dengan baik kekayaan alam
yang berlimpah ini hanya akan sia-sia.
k. Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara
kawasan bahari ini ideal untuk kegiatan menyelam dan cruiseregional. Program
pengembangan wisata bahari di kepulauan wakatobi, antara lain cruise international
dan regional dengan pengembangan pelabuhan Makassar sebagai hubungan, serta
konservasi kekayaan laut dengan pemberlakuan sertifikat penyelam dan penegakan
hukum.
l. Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur
kawasan wisata bahari derawan ideal untuk kegiatan meneyelam dan konservasi
penyu. Program pengembangan wisata bahari di kepulauan ini selain konservasi
habitat penyu sebagai daya tarik wisata, juga untuk konservasi pengembangan budaya
di pulau partnership MNC (Multi National Companies) memanfaatkan tenaga lokal.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia belum mampu memberdayakan potensi ekonomi maritim. Negeri ini juga
belum mampu mentransformasikan sumber kekayaan laut menjadi sumber kemajuan dan
kemakmuran rakyat Indonesia. Indonesia bagaikan negara raksasa yangmasih tidur. Indonesia
juga memiliki posisi strategis, antar benua yang menghubungkan negara-negara ekonomi
maju. Posisi geopolitis strategis tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai jalur
ekonomi.

3.2 Saran

Untuk pembuatan makalah ini sendiri sebaiknya harus lebih memperhatikan pokok-
pokok pembahasan yang lebih menekankan ke judul dari makalah ini sehingga para pembaca
dapat memahami secara jelas maksud tujuan dari pembuatan ini. Selain itu, sebaiknya ulasan
yang diberikan lebih spesifik dan runtut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pengertian, Sejarah Perkembangan dan Penentuan Batas ZEE


Indonesia(Online).

https://hukummaritim.wordpress.com/20/12/08/31/pengertian-sejarah-perkembangan-
zeeindonesia/.(6 mei 2015).EdiSumarno.2014.Perspektif2EkonomiMaritimIndonesia.

https://www.academia.edu/7187489/
PERSPEKTIF_2_EKONOMI_MARITIM_INDONESIA.(6 Mei 2015).

https://www.academia.edu/36677202/
MAKALAH_WAWASAN_KEMARITIMAN_EKONOMI_MARITIM

12

Anda mungkin juga menyukai