Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GEOGRAFI

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Disusun Oleh:
Wa Hasmi
XII IIS

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena terima kasih rahmat dan
hidayah-nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu wadah pembelajaran bagi siswa sehingga siswa mampu mengerti dan paham
terhadap potensi indonesia sebagai poros maritim dunia.

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siswa siswi SMA 59 Maluku
Tengah. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saya
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini karena saya masih dalam
proses pembelajaran dan saya berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar saya dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bpk. Ancu S.Pd
selaku guru geografi kelas XII.

Penyusun

Saya

DAFTAR ISI
Lembar Judul

Kata Pengantar ..................................................................................................................................................i


Daftar Isi ..............................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia .....................................................................................2
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Indonesia Menjadi Negara Maritim ....................................3
2.3 Cara Indonesia Mempublikasikan Perekonomian di Indonesia dan dunia .................4
2.4 Hal yang Ditempuh Indonesia Untuk Mensejahterakan Masyarakat .............................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................................6
3.2 Saran ...........................................................................................................................................................7
Daftar Pustaka .................................................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa dan negara yang wilayahnya hanya kepulauan, terdiri
dari lebih 17 rb pulau besar dan kecil, yang membentang di khatulistiwa dan bujur 95
derajat timur sampai 141 derajat timur dan dari lintang 6 utara sampai lintang 11 selatan.
Luas wilayah itu kurang lebih 9 jt Km2, terbagi atas 3 jt km2 daratan pulau-pulau, 3 jt km2
perairan laut kedaulatan (sovereignty) di antara dan di sekeliling pulau-pulau itu, serta 3 jt
km2 perairan laut yang mengelilingi laut kedaulatan itu sebagai sabuk selembar 200 mil
laut dengan hak berdaulatbatas sumberdaya alamnya diatas dan dibawah permukaan dan
di lapisan bawah dasar lautnya1.

Kepulauan Indonesia terletak pada titik pertemuan jalur komunikasi dunia antara
Benua Asia dan Benua Australia, yang menghubungkan kepentingan negara-negara besar
dan maju di barat dan di timur, di Utara dan di Selatan. Oleh karena itu, secara
internasional Indonesia mempunyai arti yang sangat strategis, terutama dalam bidang
ekonomi dan militer2.

Melihat kesempatan yang besar diatas, presiden Republik Indonesia Joko Widodo
mencetuskan ide untuk Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Sebagai langkah awal,
misalnya, pada 13 November 2014 Joko Waidodo menyampaikan visi kelautan dalan KTT
Asia Timur (East Asian Summit) di Myanmar. Dengan gagasan tersebut, disampaikan,
bahwa Indonesia akan memiliki peran besar, dalam berbagai bidang. Dalam bidang
ekonomi, Indonesia akan memegang peranan penting dalam perdagangan dunia, karena
40% perdagangan internasional melalui perairan Indonesia 3. Oleh karena itu menjadi
menarik penulis mengangkat gagasan ini kedalam sebuah tulisan yang berjudul
“Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”.

B. Rumusan Masalah

1. Tantangan Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia?


2. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menjadikan Indonesia
menjadi poros maritim dunia?

C. Manfaat Penulisan

Tulisan ini akan menjadi Khasanah pengetahuan untuk pembaca seluruhnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi Indonesia
Luas lautan dibandingkan luas daratan didunia mencapai kurang lebih 70 berbanding
30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di dunia yang memiliki
kepentingan laut untuk mamajukan martitimnya. Seiring perkembangan lingkungan
strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar kemajuan suatu
negara.
Alfred Thayer Mahan, seorang Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam
bukunya “The Inflance of Sea Power upon History” mengemukakan teori bahwa sea power
merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara, yang mana jika
kekuatan-kekuatan laut tersebut diberdayakan, maka akan meningkatkan kesejahteraan dan
keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika kekuatan-kekutan laut tersebut diabaikan akan
berakibat kerugian bagi suatu negara atau bahkan meruntuhkan negara tersebut.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di
hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km ) yang menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah kanada sebagai negara yang memiliki garis terpanjang di dunia,
Kekuatan inilah yang mempunyai potensi besar untuk memajukan perekonomian indonesia.
Data food and agriculture organization di 2012, Indonesia pada saat ini menempati
peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Selain
itu, Perariran Indonesia menyimpan 70% potensi minyak karena terdapat kurang lebihn 40
cekungan minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10% yang
saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum merasakan peran signifikan dari
potensi maritim yang dimiliki yang ditandai dengan belum dikelolanya potensi maritim
indonesia secara maksimal. Denan beragamnya potensi maritim Indonesia , antara lain
Industri bioteknologi kelautan, perairan dalam (deepocean water), wisata bahari, energi
kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim, sebenarnya dapat
memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Dalam UUD 1945 pasa 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran
rakyat. Meskipun begitu tidak dapat dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnyalaut di
indonesia masih banyak yang di kuasai oleh pihak asing, dan tidak sedikit yang sifatnya ilegal
dan mementingkan kepentingan sendiri.

Dalam hal ini, peran pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa menjaga
dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di indonesia. Untuk
mengelola sumberdaya alam dilaut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan
SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara
agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga masyarakat.
Sebagaimana hal teori lain yang dimukakan oleh Alfred Thayer Mahan mengenai
persyaratan yang harus dipenuhi untuk membangunkekuatan maritim, yaitu posisi dan
kondisi geografi, luas wilayah, jumlah dan karakter penduduk, serta yang paling penting
adalah karakter pemerintahannya.

Selain perbaikan dan perhatian khusus yang diberikan dalam bidang teknologi untuk
mengelola sumber daya alam ini, diperlukan juga sebuah pengembangan pelabuhan dan
trsanpotasi laut untuk mendorong kegiatan maritim indonesia menjadi lebih modern dan
mudah digunakan oleh masyarakat. Diharapkan juga peran swasta untuk mendukung
jalannya pemberdayaan laut ini, supaya program-program ini tidak hanya bergantung pada
dana APBN saja.

Dari sisi pertahanan penguasaan laut berarti mampu menjamin penggunaan laut
untuk kepentingan nasional dan mencegah lawan menggunakan potensi laut yang kita miliki.
Pemerintah perlu segera menyelesaikan percepatan batas wilayah laut agar dapat
memberikan kepastian atas batas wilayah negara dan dapat mempererat hubungan bilateral
antara negara yang berbatasan serta mendorong kerja sama kedua negara yang diberbagai
bidang termasuk dalam pengelolaan kawasan perbatasan, misal terkait pelayaran, kelautan
dan perikanan.

Selain itu dengan adanya kepastian batas wilayah laut dapat terpelihara kedaulatan
suatu negara dan penegakkan hukum di wilayah perairan. Seperti yang diketahui, Indonesia
memiliki perbatasan maritim dengan 10 negara yaitu dengan India (Lndas Kontinen, zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE)), Thailand (Landas Kontinen, ZEE), Malaysia (Laut Wilayah, ZEE,
Landas Kontinen), Singapura (Laut Wilayah), Vietnam (Landas Kontinen, ZEE), Filipina
(ZEE,Landas Kontinen), Pulau (ZEE, Landas Kontinen), Papua Nugini (ZEE, Landas Kontinen),
Timur Leste ( Laut Wilayah, Landas Kontinen, ZEE) dan Australia (Zee, Landas Kontinen).
Dari sejumlah perbatasan itu, indonesia telah menyelesaikan sebagian penetapan batas
maritim dengan India ( Landas Kontinen), Thailand ( Landas Kontinen), Malaysia (sebagian
laut wilayah, Landas Kontinen), Singapura (sebagian laut wilayah), Vietnam (Landas
Kontinen), Filipina (ZEE), Papua Nugini (ZEE, Landas Kontinen) dan Australia (ZEE, Landas
Kontinen).

B. Tantangan Indonesia Untuk Menjadi Poros Maritim Dunia


Sebagai negara maritim, Indonesia menghadapi beberapa tantangan sebagai berikut:

1. Tantangan Geografi

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, wilayah Indonesia


terdiri atas 13.487 dan 81.000 km garis pantai. Jumlah dan lokasi provinsi kepulauan
Indonesia relatif banyak sehingga diperlukan konektivitas antar pulau. Tabel berikut ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki wilayah
perairan terluas dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Tabel 1 Perbandingan Wilayah Indonesia dengan Beberapa Negara
PERINGKA LUAS
DARATAN PERAIRAN
NO. NEGARA T WILAYAH
DUNIA KM2 % KM2 % KM2
1. RUSIA 1 17,098,242 95,79 16,377,42 4,21 720,500
2. USA 3 9,826,675 93,24 9,162,392 6,76 664,283
3. CHINA 4 9,596,960 97,20 9,328,245 2,80 268,715
4. BRAZIL 5 9,614,077 99,03 8,926,640 0,97 87,437
5. AUSTRALIA 6 7,686,850 99 7,609,982 1,00 76,869
6. INDIA 7 3,287,590 90,44 2,973,296 9,56 314,294
3,257,48
7. INDONESIA 15 5,180,053 37,11 1,922,570 62,89
3
8. JEPANG 61 377,835 99,18 374,744 0,82 3,091
9. FILIPINA 72 300,000 99,40 268,200 0,60 1,800,00

Dari tabel diatas terlihat bahwa indonesia memiliki luas wilayah 5,180,053 km 2, dengan
luas daratan 1,922,570 km2 (37,11%) dan luas perairan 3,257,483 km2 (62,89%).
Data tersebut jelas memeperlihatkan bahwa 62,89% wilayah indonesia terdiri dari
perairan. Selain itu, terdapat 8 provinsi yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan
laut, yaitu: Kepulauan Riau, Bangka Belitung, NTB, NTT, Sukawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Maluku Utara, dan Maluku. Di provinsi-provinsi tersebut, pembangunan sektor maritim
menjadi sangat penting.

1. Tantangan Demografi

Jumlah penduduk dan piramida usia penduduk juga menjadi tantangan bagi
indonesia ketersebaran lokasi penduduk yang tinggal di 6.000-an pulau Indonesia
menjadi pekerjaan rumah sendiri untuk meningkatkan pendidikan sumberdaya manusia
(SDM)-Nya. Perlu perhatian khusus agar semua masyarakat dapat mendapatkan
pendidikan yang berkualitas, paling tidak setara, sehingga dibagian Indonesia manapun
memiliki SDM yang berkualitas. Harapannya adalah agar dapat membangun daerah-Nya
masing-masing khususnya daerah perbatasan dan terluar.
Grafik dibawa ini menunjukkan data jumlah penduduk usia produktiv yang
bertambah besar dan jumlah tenaga kerja yang meningkat. Apabila jumlah penduduk yang
bekerja lebih banyak dan jumlah lapangan kerja tidak membadai, maka akan terjadi
pengangguran. Bonus demografi harus disertai dengan tingkat yang tinggi untuk
menciptakan tenaga kerja ahli yang berdaya saing,khususnya dalam bidang maritim.
2. Tantangan Ekonomi Regional dan Anggaran Pemerintah

Tantangan ini dapat dilihat dari kontribusi PDB menurut wilayah berdasarkan pulau
terbesar, perdagangan antar pulau, (IBB dan IBT), dan keterbatasan anggaran pemerintah
untuk membangun sektor maritim. Gambar dibawah ini menunjukkan data PDRB 2015,
yaitu wilayah Jawa dan Sumatera memberikan kontribusi sebesar 81,24%, sedangkan
wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku berkontribusi
hanya sebesar 18,76%.
Gambar 1 Distribusi PDRB 2015

(Sumber: Badan Pusat Statitistik Indonesia Diolah kembali, 2016)

3. `Infrastruktur Maritim

Tantangan infrastruktur mencakup 3 aspek, yaitu: Indunstri Manufaktur Maritim


(jumlah, sebaran lokasi, dan kapasitas industri galangan kapal nasional), Industri
pelayaran nasional (jumlah, jenis, kapasitas, dan umur armada kapal nasional), dan
pelabuhan laut nasional ( jumlah, kelas, dan sebaran lokasi pelabuhan laut).

Gambar 2 Penyebaran Galangan Kapal Nasional

(Sumber: Kementerian Perindustrian Diolah Kembali, 2014)


Jumlah galangan kapal nasional sebanyak 250 galangan. Galangan kapal tersebut
terpusat di wilayah barat indonesia ( Sumatera, Jawa, dan Kalimantan), yaitu sebesar 88%
(220 galangan). Jumlah galangan diwilayah timur (Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Bali,
Papua, dan Maluku) sebesar 12% (30 galangan). Perbandingan tersebut terlalu jauh
sehingga perlu pemerataan industri manufaktur dan infrastruktur maritim.
Selain itu, ketersebaran pelabuhan laut nasional juga menjadi permasalahan.
Berdasarkan data pelabuhan komersil PT I-IV, Pelabuhan komersil di wilayah Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan sebanyak 65% (46 pelabuhan), di wilayah Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Papua, dan Maluku sebanyak 35% (25 pelabuhan).

C. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam


Mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dimana 70% wilayahnya berupa lautan, serta
letak geografis yang sangat strategis diantara dua samudra dan dua benua, Indonesia
memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim dunia sebagai visi
Indonesia diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ke-9 East Summit (EAS) di Nay Pyi Taw, Myanmar.
Visi inilah yang melatarbelakangi diadakannya seminar dan working huncheon oleh UPT
Sesparlu pusdiklat Kemlu. Mengangkat tema besar “Strategic Maritime Issues”, para peserta
Sesparlu dibagi dalam beberapa grup untuk membahas lebih dalam visi Indonesia sebagai
poros maritim dunia melalui 5 pilar utamanya. Kelima pilar itu yakni pertama,
pembangunan kembali budaya maritim Indonesia. Pilar kedua adalah komitmen menjaga
dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui
pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Pilar
ketiga adalah pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim membangun tol laut,
pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim. Diplomasi
maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan
adalah pilar keempat agenda pembangunan itu. Terakhir adalah sebagian negara yang
menjadi titik tumpu 2 samudera, Indonesia berkewajiban membangun kekuatan pertahanan
maritim.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki letak yang sangat strategis untuk
menjadi poros maritim dunia. Tentunya hal ini juga harus dibaringi dengan upaya-upaya
pemerintah dalam menghadapi tantangan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros
maritim dunia.

B. Saran
Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia bukanlah yang dapat dilakukan oleh
satu kementerian. Ini merupakan tugas besar seluruk rakyat Indonesia untuk mewujudkan
cita-cita tersebut. Untuk itu kepada pemerintahan agar dalam menjalankan ini, haruslah
melibatkan semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA

Rustam Ismah, Indonesian perpective, Vol 1 No 1. Hal. 2


S.K Wahyono, Indonesia Negara Maritim, Jakarta Selatan penerbit Teraju. Hal. 1
.........................., Indonesia Negara Maritim, Jakarta Selatan penerbit Teraju. Hal. 1

Anda mungkin juga menyukai