DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kemaritiman berjudul “Ilmu dan Teknologi
Maritim”.
Makalah ini membahas tentang Ilmu dan teknologi dalam bidang maritim,
potensi teknologi maritim di Indonesia, dan riset laut ilegal. Dalam menyelesaikan
makalah ini telah dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan
keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis
pribadi dan mahasiswa pada umumnya. Semoga pembahasan yang dikemukakan dapat
menjelaskan setiap materi dengan baik, sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh
pembaca. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dibutuhkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan tulisan selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………....................................................................................... 1
1.2. Tujuan …………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu & Teknologi Maritim.................................................................. 3
2.2 Pengenalan Bidang Teknologi Maritim ............................................................ 3
2.3 Riset Kurang Perhatian, Miskin Data .............................................................. 4
2.4 Riset Laut Legal Marak .................................................................................... 5
2.5 Ocean Energy Solusi Krisis Energi .................................................................. 6
2.6 Air Mineral Laut Dalam ................................................................................... 13
2.7 Artificial Fish Reef ……... ...................................................................................15
2.8 Teknologi Akustik Kuak Rahasia Dasar Laut ……………………................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa perlu untuk membahas tentang
pentingnya peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi demi terwujudnya Masa Depan Maritim
Indonesia yang lebih baik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memaparkan tentang 9 Perspektif Menuju Masa
Depan Maritim Indonesia khususnya mengenai pentingnya Ilmu Pengetahaun dan Teknologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang kelautan pada bab 2 pasal dua
dijelaskan bahwa penyelenggaraan kelautan di laksanakan berdasarkan 11 asas, yakni:
1. Keberlanjutan;
2. Konsistensi
3. Keterpaduan;
4. Kepastian hukum;
5. Kemitraan;
6. Pemerataan;
7. Peran serta masyarakat;
8. Keterbukaan;
9. Desentralisasi;
3
10. Akuntabilitas; dan
11. Keadilan
Dalam pasal 266 Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982 disebutkan bahwa:
4
mendapat izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, melalui
tim yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA).
Potensi perairan pesisir dan teluk Indonesia juga sangat besar, namun pemahaman terhadap
karakteristik dan perilaku oseanografi pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru
tergantung terhadap data yang disediakan negara lain, lembaga dan organisasi internasional,
seperti NOAA, CSIRO, ARGOS.
5
"legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah
benefit yang harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan.
Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah Pertahanan Kemenhan memerlukan
waktu lama seperti yang dikeluhkan para agen pelaksana kegiatan. Seorang sumber yang tidak
mau disebutkan namanya mengatakan, untuk mengurus SC (Security Clearance) di Kemhan
hanya butuh waktu paling lama tiga hari jika semua persyaratan, seperti Diplomatic Clearance
dari Kemenlu, PI(I(A (Permohonan Keagenan Kapal Asing) dari Kemenhub, Kemudahan
Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat
Perizinan peneliti Asing Kemenristek telah lengkap.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya diwaspadai melihat peluang
besar bocornya informasi data laut Indonesia. Disebutkan surnber, bahwa kapal-kapal seismik
(kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu bersih informasi dasar laut Indonesia. Datanya pun
langsung dikirim via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut memenangi tender.
Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Indonesia memegang Peranan penting dalam jalur
perdagangan dunia. Semakin meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia
menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat tergantung
pada minyakbttmi dan transportasi laut. Meningkatnya kebutuhan minyak bumi rlibuktikan
dengan semakin intensifnya survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi
minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara pun menjadi terbuka dari segala arah
dan rentan terhadap perkembangan lingkungan, baik global, regional maupun nasional.
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof lllahude, keunikan dan kompleksitas
perairan Indonesia telah menjadi daya tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir
semua tipe dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental shelves, continental ,
insular slope, basin laut dalam, palung dan relung.
6
Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki Indonesia selama ini
diperkirakan tinggul 25 tahun lagi. Selanjutnya dari mana negara ini mendapatkan energi
alternatif? Jawabannya adalah ada di laut. Wilayah Indonesia sekitar 7,7 juta kilometer
persegi terdiri dari 25 persen teritorial daratan (1.,9 juta km2) dan 75 persen adalah teritorial
laut (5,8 juta km2). Dari luas laut tersebut, 2,8 juta km2 adalah perairan nusantara (perairan
kepulauan) dan 0.3 juta km2 laut teritoerial,s erta 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
2.5.1. Energi Pasang Surut (Tidal Energy)
Teknologi pembangkit listrik pasang surut (PLPS) mungkin sudah dikuasai penuh
para ilmuan di Indonesia. Karena, pada prinsipnya teknologi tersebut tidak berbeda
dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), seperti yang diterapkan di waduk Jatiluhur
dan waduk-waduk lainnya. Di mana air laut ketika pasang ditampung dalam suatu
wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air laut dialirkan kembali ke laut.
7
a. pemerintah belum pernah rnemanfaatkan energi pasang surut untuk menghasilkan
listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang telah menguasai teknolgi pembangkit
listrik tenaga air belum pernah merancang dan menerapkan atau membangun secara
langsung dari awal.
b. Untuk pembangunan wilayah ini akan merendam wilayah daratan yang luas.
Apalagi bila harus merendam beberapa desa di sekitar muara atau kolam. Di sini
akan mrrncul masalah sosial, bukan hanya masalah teknologi.
Beberapa hal yang perlu diiperhatikan para ahli Indonesia untuk penerapan
teknologi ini adalah efisiensi propeler ketika air masuk dan air keluar .Kalau di PLTA
arah air penggerak turbin hanya satu arah, sedangkan pada pembangkit listrik pasang
surut ini dari dua arah. Selain itu, yang patut menjadi perhatian adalah material yang
digunakan. Untuk air laut diperlukan material khusus disesuaikan dengan kadar garam
dan kecepatan airnya.
8
Gambar 2.2 Cara Kerja Energi Panas Laut
Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Siklus Tertutup
Pada alat OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangat
dimasukkan ke dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluida seperti amonia. Uap
amonia akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Selanjutnya dikondensasi
dengan air laut yang lebih dingin dan dikembalikan untuk diuapkan kembali.
2. Siklus Terbuka
Pada siklus terbuka, air laut permukaan yang hangat langsung diuapka 'pada ruang
khusus bertekanan rendah. Kukus yang dihasilkan digunakan sebagai fluida penggerak
turbin bertekanan rendah. Kukus keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut
yang lebih dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air desalinasi.
3. Siklus Gabungan (Hybrid).
Pada siklus gabungan, air laut yang hangat masuk ke dalam ruang vakum untuk
diuapkan dalam sekejap (flash-evaporated) menjadi kukus (seperti siklus terbuka). Kukus
tersebut kemudian menguapkan fluida kerja yang memutar turbin (seperti siklus tertutup).
Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi air desalinasi.
9
3. Penggunaannya juga dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya, seperti menghasilkan
air pendingin, produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral dan
produksi hidrogen secara elektrolisis.
10
Gambar 2.3 Energi gelombang laut
Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi gelombang laut
kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan
penyediaan energi gelombang ini dengan hanya 200 Buoy yang diapungkan, satu buah
pelabuhan atau kota besar seperti Portland yang besarya hampir dua kali Jakarta sudah
dapat memanfaatkarn energinya dengan sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat
memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup.Energi ini ramah lingkungan, tidak
menimbulkan polusi suara, emisi CO2 maupun polusi visual dan sekaligus mampu
memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk mernbentuk koloni terumbu karang di
sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih
menguntungkan'karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.
11
untuk menggantikan BBM fosil, yang dalam waktu tidak lama diperhitungkan akan habis
dari perut bumi.
Tanaman sederhana yang selama beberapa tahun diteliti oleh para ahli gabungan
dari perguruan tinggi terkenal di kedua negara itu, mampu menghasilkan energi listrik.
Sumber energi listrik dari tanaman sederhana ini sangat spektakuler karena bisa
dikembangkan menjadi sumber listrik yang lebih besar untuk kebutuhan yang lebih luas
dan lebih ekonomis. Dalam Proses fotosintesis tanaman, ada proses konversi sinar
matahari menjadi energi kimia. Ini merupakan langkah awal untuk menghasilkan energi
listrik berefisiensi tinggi. Dari sel yang berfotosintesis inilah elektroda elektron
dikumpulkan. Kemudian secara tidak langsung diberi energi dari cahaya matahari hingga
menghasilkan arus listrik kecil.
12
2.6. Air Mineral Laut Dalam
Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tersebar sepanjang 5.100 km di daerah khatulistiwa
dengan garis pantai mencapai 81.000 km dan luas laut 5.800.000 km2. Seluruh sumberdaya yang
terkandung didalamnya, baik air laut-dalam (ALD) yang berada di kedalaman lebih dari 200 m,
maupun air di permukaan merupakan hak serta kewenangan Indonesia dalam pengelolaan dan
pemanfaatannya. Di antara pulau-pulau yang banyak itu terdapat pulau-pulau yang mempunyai
daerah pesisir dekat dengan dasar laut yang landai dan tiba-tiba curam hingga kedalaman air 600
meter bahkan lebih.
Sekitar 40 persen dari total area perairan Indonesia adalah ALD yang tersebar mulai dari
bagian barat hingga ke bagian timur nusantara. Dasar laut bervariasi dari yang relatif dangkal
hingga palung laut dengan kedalaman ribuan meter. Keadaan ini juga mempengaruhi arah dan
pergerakan arus laut. Pergerakan arus laut terkenal dengan sebutan Arus Lintas Indonesia
(ARLINDO) - Indonesian Through Flow, sebagai suatu fenomena kelautan yang penting.
Fenomena ini mengakibatkan proses upwelling yang membawa air yang kaya nutrisi dari lapisan
ALD ke bagian permukaan. Di daerah upwelling ini produktivitas laut lebih kaya dibandingkan
dengan daerah lainnya. ARLINDO ini juga membawa kandungan mineral.
ALD dengan kandungan mineralnya ini setelah diolah dengan baik, sangat penting dan
bermanfaat untuk suplai air minum bagi kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia.
Penyediaan air mineral laut-dalam ini juga merupakan suatu kegiatan yang bersifat strategis
untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih di masa mendatang. ALD setelah melalui
proses desalinasi, juga memberi hasil sampingaan yaitu garam berkualitas tinggi. Di samping itu
ALD dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaan yaitu untuk budidaya perikanan, budidaya
pertaniarn, bahan kosmetik, obat-obatan, spa, dan sebagai pendingin ruangan.
Air laut-dalam disedot dari kedalaman lebih dari 300 rneter. Lapisan ini berada di bawah lapisan
termoklin dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya
berkisar 10oC bersih, kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. Kondisi ALD ini berbeda dengan air
13
laut di permukaan (di lapisan zona eufotik) yang sangat dipengaruhi proses yang terjadi di
lapisan permukaan seperti fotosintesis, pencemaran/ suspensi sedimen dan blooming alga.
Dengan demikian, ALD sangat layak untuk dijadikan sebagai sumber air minum.
Pengalaman Prof. Bonar Pasaribu yang menimba ilmu selama 8 tahun di Jepang dan melihat
perkembangan industri maritim di sana sejak 35 tahun yang lewat, membuat beliau terinspirasi
tidak hanya mengembangkan pendidikan ilmu dan teknologi kelautan di Indonesia tetapi juga
mengembangkan industri maritim. Salah satunya adalah adalah industri ALD. Bekerjasama
dengan Mr Kimiya Homma, kolega dari almamaterya (Universitas Tokai, Jepang) mereka
merintis industri ALD di Bali.
Sistem yang umum digunakan untuk menyedot air dari laut-dalam adalah sistem permanen
(dengan instalasi pipa sedot) dan sistem bergerak (dengan menggunakan kapal). Sistem
permanen umumnya digunakan untuk industri skala besar sedangkan sistem bergerak digunakan
untuk industri skala laboratorium dan menengah.
Untuk sistem bergerak, maka peran kapal sangat penting. Untuk kapasitas produksi yang
besarannya dalam skala laboratorium, maka diperlukan kapal berukuran hingga 100 GT. Kapal
terbuat dari bahan kayu dengan konstruksi kuat dan layak laut dioperasikan di laut. Kelengkapan
kapal terdiri dari mesin pompa penyedot air (intake pump), selang penyedot air (intake hose),
kawat baja dan tali penyokong (support wire and rope), winch dan mesinnya, peralatan navigasi
(GP'S, Edrosounde, Radar, Radio), peralatan keselamatan (perahu, pelampung penanda sinyal),
dan tangka-tangki penyimpanan ALD.
Setelah hampir 2 tahun melakukan kajian, maka tahun ketiga telah mulai dibangun industri
ALD di Bali. industri yang dibangun masih dalam skala laboratorium untuk menghasilkan 1000
liter air mineral laut-dalam per hari. Setelah melakukan pengujian laboratorium dan memperoleh
berbagai perizinan, maka saat ini air mineral laut-dalam dalam bentuk Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang pertama di indonesia telah siap didistribusikan ke masyarakat. Produk
AMDK ini di bawah PT Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang "Oceanic" telah mulai
dipasarkan di pulau Bali.
14
2.7. Artificial Fish Reef
Menurut Bonar Pasaribu, profesor kelautan dari IPB Bogor, Artificial Fish Reef (AFR)
secara bebas diterjemahkan sebagai "Karang Buatan untuk Ikan”, maksudnya tempat hidup ikan
atau habitat buatan untuk ikan maupun biota lainnya. AFR telah dikembangkan dan
dimanfaatkan sebagai tempat makan ikan (feeding ground), tempat pemijahan ikan (spawning
ground), tempat hidup ikan dan biota lainnya atau disebut sebagai habitat, sebagai tempat
persembunyian ikan (escape zone), sebagai alat untuk pengumpulan ikan.fungsi AFR ini agak
berbeda dengan Fish Aggregation Device (FAD). FAD yang berarti sebagai 'Alat Pengumpul
Ikan", ditujukan lebih untuk pengumpulan ikan saja. Secara tradisional, FAD terbuat dari bahan
daun-daunan (umumnya menggunakan daun kelapa) dirangkai dengan dengan batang-batang
kayu. Alat ini di Indonesia disebut sebagai "rurnpon", di Filipina disebut "payaos".
ARF dapat mengumpulkan ikan-ikan dan biota lainnya karena beberapa alasan, yaitu
15
Gambar 2.5 Artificial Fish Reef
16
Gambar 2.6 Teknologi Akustik Bawah Air
Teknologi akustik bawah air menggunakan instrumen yang dilengkapi dengan
transduser, piranti yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dan
sebaliknya, sehingga dapat memancarkan dan menerima suara
2. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pengukuran Kedalaman Laut
Pemanfaatan sifat suara pertama kali dan sampai saat ini paling banyak digunakan
untuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur kedalaman laut. Saat ini hampir semua
kapal bermotor dilengkapi dengan alat pemeruman (echo sounder) untuk memastikan
kapal tidak kandas dengan memantau secara terus menerus jarak antara lunas kapal dan
dasar perairan. Dengan berkembangnya teknik pemrosesan sinyal energi suara yang
dipancarkan kembali dapat dianalisis untuk mengetahui karakteristik sedimen dasar laut.
Demikian pula dengan terumbu karang dan vegetasi bawah air yang melekat atau bagian
dari dasar laut dapat dikuantifikasi.
Instrumen akustik untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat pemeruman
(echosounder). Alat ini merekam waktu tunda, antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan waktu penerimaan pantulan gelombang suara dari dasar laut yang diterima
oleh transduser, dan dengan mengetahui atau mengasumsikan kecepatan perambatan
17
gelombarig suara dalam air maka dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu
tunda tersebut
3. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak hanya untuk
keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga karena adanya asosiasi sedimen dasar
laut dengan biota laut yang hidup di lingkungan dasar laut seperti udang, kepiting,
kerang-kerangan dan berbagai jenis ikan demersal. Sewaktu gelombang suara -yang
dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar laut, sebagian energi gelombang
suara tersebut dipantulkan atau dihamburbalikkan. Besarnya intensitas pantulan suara
dari dasar laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara, tingkat
kekerasan (hardness), tingkat kekasaran (roughness) dasar laut komposisi sedimen dasar
laut dan frekuensi suara yang digunakan.
4. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Identifikasi Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Indonesia merupakan pusat terumbu karang dunia dengan keragaman hayati
tertinggi. Diperlukan teknik pemantauan yang cepat, konsisten dan efektif. Di Indonesia,
pemanfaatan teknologi akustik untuk identifikasi dan klasifikasi terumbu karang mulai
berkembang, walaupun disadari masih diperlukan riset-riset yang lebih intensif
mengingat kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari terumbu karang yang ada.
Sejauh ini, dengan memetakan intensitas gema pertama (E1) dan gema kedua (E2) dapat
dilihat, secara akustik, sebaran beberapa bentuk pertumbuhan terumbu karang yang
berbeda-beda tersebut.
18
yang berpengaruh terhadap penentuan identifikasi, dan struktur kawanan yang
menggambarkan secara rinci pembentukan kawanan ikan dalam kolom air.
7. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pencitraan dan Penentuan Posisi Bawah Air
Aplikasi lain adalah pencitraan bawah air dengan side scan sonar. Aplikasi
tekrrologi side scan sonar diganakan untuk mencari ranjau dalam operasi militer,
khususnya dalam perang bawah air Adapun untuk aplikasi sipil (non-militer), antara lain
pencarian bangkai kapal tenggelam, arkeologi bawah air, pemantauan pipa bawah air,
penemuan kotak hitam, dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua.
Perkembangan terkini dari teknologi side scan sonar adalah teknologi synthetic aperture
sonar yang memanfaatkan teknik synthetic array sehingga ketajaman (resolusi)
pencitraan dapat meningkat secara nyata.
8. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pengukuran Arus
Pengukuran arus dengan suara dilakukan dengan memancarkan pulsa suara
sempit dengan frekuensi tetap, dan jika mengenai partikel-partikel yang ada dan bergerak
dalam air maka pulsa suara tersebut akan dihamburbalikan. Pulsa suara yang kembali ini
diterima oleh transduser dan dideteksi frekuensinya. Jika air yang berisi partikel-partikel
penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar (sumber suara) maka frekuensi
yang diterima akan lebih rendah, sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati
sumber suara maka frekuensi yang diterima akan lebih tinggi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Ilmu dan teknologi maritim merupakan keseluruhan sarana untuk mencapai tujuan
dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup manusia. yang di
pakai di bidang kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta
berfokus pada kegiatan ekonomi.
2. Bidang Teknologi Maritim merupakan bidang yang memfokuskan pengkajian kepada
penggunaan teknologi, proses dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang
digunakan dalam operasi maritim.
3. Walaupun begitu, riset selama melakukan penelitian ternyata masih minim data,
maksudnya data riset yang dilakukan peneliti lokal Indonesia saat ini masih sedikit sekali,
padahal anggaran yang digelontorkan untuk riset tersebut dianggap besar dan banyak
sekali, namun hasilnya malah nol besar. Indonesia justru tergantung terhadap data yang
disediakan negara lain, lembaga dan organisasi internasional, seperti NOAA,CSIRO,
ARGOS.
4. Karena Indonesia memiliki potensi dengan ombak lautnya, maka inovasi baru munculah
semacam pembangkit listrik tenaga pasang surut yang telah beroperasi di sekitar Papua
dan pemanfaatan energi melalui gelombang laut.
5. ALD atau Air Laut Dalam merupakan pemanfaatan Air yang berada di bawah lapisan
termoklin dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini
suhunya berkisar 100 C, bersih, kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. ALD ini jadikan
sebagai sember air minum, dan sudah lama dimanfaatkan di Jepang dan Hawaii.
Sementara di Indonesia sendiri sudah dilakukan penelitian dan mendapatkan izinnya,
sehingga ALD ini bisa dimanfaatkan pula sebagai air minum kemasan di bawah PT
20
Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang "Oceanic" telah mulai dipasarkan di pulau
Bali.
6. Teknologi akustik bawah laut digunakan untuk mengetahui obyek apa saja yang ada atau
proses apa saja yang terjadi dilaut dari permukaan sampai ke dasar laut yang digunakan
untuk berbagai keperluan
3.2. Saran
Menjaga dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Pencipta
adalah hal wajib yang harus kita lakukan sebagai manusia. Maka sepatutnyalah kita sebagai
generasi penerus bangsa menjaga wilayah maritim kita dari ancaman budayabudaya asing dan
mengembang ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor maritim.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kemaritiman Indonesia. http://sayidiman.suryohadiprojo.co.id. Diakses
pada tanggal 14 April 2020
Putera, P.B. 2009. Teknologi Informasi Untuk Kelautan Indonesia. ISSN 2086-
22