Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII

ZULQIFLI HEDRIANTO TAHIR ( G2T120006)


SUKARDIN ( G2T120032)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kemaritiman berjudul “Ilmu dan Teknologi
Maritim”.

Makalah ini membahas tentang Ilmu dan teknologi dalam bidang maritim,
potensi teknologi maritim di Indonesia, dan riset laut ilegal. Dalam menyelesaikan
makalah ini telah dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan
keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis
pribadi dan mahasiswa pada umumnya. Semoga pembahasan yang dikemukakan dapat
menjelaskan setiap materi dengan baik, sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh
pembaca. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dibutuhkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan tulisan selanjutnya.

Kelompok VII, 15 April 2021

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………....................................................................................... 1
1.2. Tujuan …………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu & Teknologi Maritim.................................................................. 3
2.2 Pengenalan Bidang Teknologi Maritim ............................................................ 3
2.3 Riset Kurang Perhatian, Miskin Data .............................................................. 4
2.4 Riset Laut Legal Marak .................................................................................... 5
2.5 Ocean Energy Solusi Krisis Energi .................................................................. 6
2.6 Air Mineral Laut Dalam ................................................................................... 13
2.7 Artificial Fish Reef ……... ...................................................................................15
2.8 Teknologi Akustik Kuak Rahasia Dasar Laut ……………………................ 16

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 20
3.1. Saran ..................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah sebuah
‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit membayangkan Indonesia
yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul, bisa bertahan
dalam satu kesatuan negara- bangsa.Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan
antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan
masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama. Tidak hanya itu,
Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini dipopulerkan,
sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya
terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak. Hasilnya, Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap dengan sistem sosial, budaya,
dan bahasanya masing-masing.
Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritim berhubungan dengan laut. Dimana segala
sesuatunya dibahas tentang al positif dan negative yang terjadi dalam dunia maritim. Maritim
merujuk kepada kata maritim yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti navigasi atau
maritim.Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan perniagaan yang berhubungan
dengan kelautan atau biasa disebut dengan pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim
berarti ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas,
jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya. kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan
pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.
Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah laut, dengan panjang
81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim yang sangat kaya. Sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki
wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan
wilayah ZEEI 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang
95.181 km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung keanekaragaman
sumberdaya alam laut baik hayati maupun non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai
penunjang perekonomian penting bagi Indonesia.

1
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa perlu untuk membahas tentang
pentingnya peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi demi terwujudnya Masa Depan Maritim
Indonesia yang lebih baik.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memaparkan tentang 9 Perspektif Menuju Masa
Depan Maritim Indonesia khususnya mengenai pentingnya Ilmu Pengetahaun dan Teknologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ilmu & Teknologi Maritim


Laut merupakan sumber kehidupan manusia selain daratan dan udara. Khususnya di
Indonesia, perairan laut Indonesia mencapai 2/3 bagian. Manfaat laut bermacam-macam, yaitu
sebagai sarana transportasi, pertahanan keamanan, sumber energi, pertambangan, perikanan
dan protein hasil laut lainnya, obatobatan dan makanan, serta pariwisata dan lain sebagainya.
Dari situ pandangan tentang laut menjadi terbuka, bahwa laut juga menarik untuk dimanfaatkan
dan dipelajari.
Ilmu dan teknologi maritim adalah ilmu yang mempelajari tentang keseluruhan sarana untuk
mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup
manusia. yang di pakai di bidang kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran
(navigasi) serta berfokus pada kegiatan ekonomi

2.2. Pengenalan Bidang Teknologi Maritim


Perkembangan teknologi tidak terlepas dari kehidupan manusia, penggunaan teknologi
mensyaratkan adanya peningkatan kualitas manusia sebagai pelakunya. Bidang Teknologi
Maritim merupakan bidang yang memfokuskan pengkajian kepada penggunaan teknologi,
proses dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang digunakan dalam operasi maritim.

Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang kelautan pada bab 2 pasal dua
dijelaskan bahwa penyelenggaraan kelautan di laksanakan berdasarkan 11 asas, yakni:

1. Keberlanjutan;
2. Konsistensi
3. Keterpaduan;
4. Kepastian hukum;
5. Kemitraan;
6. Pemerataan;
7. Peran serta masyarakat;
8. Keterbukaan;
9. Desentralisasi;

3
10. Akuntabilitas; dan
11. Keadilan

Dalam pasal 266 Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982 disebutkan bahwa:

1. Negara-negara langsung atau melalui organisasi-organisasi internatsional yang


kompeten, harus bekerja sama sesuai dengan kemampuannya untuk menggalakkan
secara aktif pengembangan dan alih ilmu kelautan serta teknologi kelautan dengan cara
dan syarat-syarat yang adil dan wajar.
2. Negara-negara harus menggalakkan pengembangan ilmu pengetahuan kelautan dan
kemampuan teknologi Negara- negara berkmbang, termasuk Negara-negara tak
berpantai dan letak geografisnya tidak beruntung dalam hal eksplorasi, eksploitai,
konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut.

2.3. Riset Kurang Perhatian, Miskin Data


Kekayaan laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat bagi kemakmuran rakyat
Indonesia. Namun, kenyataannya negara kepulauan terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola
sumber penghidupan yang terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian
pemerintah dan pihak-pihak terkait terhadap pengembangan pengetahuan, teknologi, dan riset
atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal "kebodohan" bangsa ini.
'Bagai tikus mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang cocok untuk negara besar
ini. Jika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa
mencapai 800 miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias enam kali lipat
APBN 2011 atau setengah Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, sampai saat ini masih nol
besar.
Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional di bidang penelitian
dan pengembangan, dengan adanya PP (Peraturan Pemerintah) No 41/2006, tentang perizinan
kégiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia. Peraturan pemerintah ini
menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau
peneliti asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Seluruh penelitian harus

4
mendapat izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, melalui
tim yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA).
Potensi perairan pesisir dan teluk Indonesia juga sangat besar, namun pemahaman terhadap
karakteristik dan perilaku oseanografi pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru
tergantung terhadap data yang disediakan negara lain, lembaga dan organisasi internasional,
seperti NOAA, CSIRO, ARGOS.

2.4. Riset Laut Ilegal Marak


Melihat potensi dan kekeryaan alam Indonesia yang luar biasa, wilayah nusantara menjadi
surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan,
lembaga atau negara yang ingrn mengtrasai bumi khatulistiwa. Banyak data dan potensi sumber
daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian bangsa ini.
Sebenamya Indonesia telah memiliki peraturan kerjasama intemasional di bidang penelitian
dan pengembangan, dengan adanya PP (peraturan pemerintah) No 4L/2005, tentang perizinan
kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia. Peraturan pemerintah ini
menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau
peneliti asing mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Peraturan tersebut harus
dilaksanakan pemerintah untuk melindungi masyarakat, bangsa dan negara dari kemungkinan
kerugian yang ditimbulkan penelitian pihak asing.
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian
Riset danT'eknologi, melalui tim yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA).
Tim ini merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Pertahanan dan Keamanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian
lain yang disesuaikan dengan misi riset.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia juga harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Karena kapal riset asing
bukan sekadar lewat, tetapi membavya data informasi kondisi laut Indonesia. |ika tidak berhati-
hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang menjadi
bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra kerja dan lembaga penjamin di Irdonesia) pemenang
tender mencari jalan pintas dengan cara mengambil celah-celah hukum agar survei laut tetap

5
"legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah
benefit yang harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan.
Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah Pertahanan Kemenhan memerlukan
waktu lama seperti yang dikeluhkan para agen pelaksana kegiatan. Seorang sumber yang tidak
mau disebutkan namanya mengatakan, untuk mengurus SC (Security Clearance) di Kemhan
hanya butuh waktu paling lama tiga hari jika semua persyaratan, seperti Diplomatic Clearance
dari Kemenlu, PI(I(A (Permohonan Keagenan Kapal Asing) dari Kemenhub, Kemudahan
Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat
Perizinan peneliti Asing Kemenristek telah lengkap.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya diwaspadai melihat peluang
besar bocornya informasi data laut Indonesia. Disebutkan surnber, bahwa kapal-kapal seismik
(kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu bersih informasi dasar laut Indonesia. Datanya pun
langsung dikirim via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut memenangi tender.
Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Indonesia memegang Peranan penting dalam jalur
perdagangan dunia. Semakin meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia
menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat tergantung
pada minyakbttmi dan transportasi laut. Meningkatnya kebutuhan minyak bumi rlibuktikan
dengan semakin intensifnya survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi
minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara pun menjadi terbuka dari segala arah
dan rentan terhadap perkembangan lingkungan, baik global, regional maupun nasional.
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof lllahude, keunikan dan kompleksitas
perairan Indonesia telah menjadi daya tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir
semua tipe dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental shelves, continental ,
insular slope, basin laut dalam, palung dan relung.

2.5. Ocean Energi sebagai Solusi Krisis Energi


Sebagai negara kepulauan terbesar dengan karakteristik alam yang luar biasa, Indonesia
memiliki sumber energi altematif laut yang berlimpah. Ocean enery resources yang dimiliki
Indonesia bisa dibilang terbaik dan terbesar di dunia. Namun, Upaya dalam mengembangkan
energi alternatif ini belum dikaji secara serius.

6
Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki Indonesia selama ini
diperkirakan tinggul 25 tahun lagi. Selanjutnya dari mana negara ini mendapatkan energi
alternatif? Jawabannya adalah ada di laut. Wilayah Indonesia sekitar 7,7 juta kilometer
persegi terdiri dari 25 persen teritorial daratan (1.,9 juta km2) dan 75 persen adalah teritorial
laut (5,8 juta km2). Dari luas laut tersebut, 2,8 juta km2 adalah perairan nusantara (perairan
kepulauan) dan 0.3 juta km2 laut teritoerial,s erta 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
2.5.1. Energi Pasang Surut (Tidal Energy)
Teknologi pembangkit listrik pasang surut (PLPS) mungkin sudah dikuasai penuh
para ilmuan di Indonesia. Karena, pada prinsipnya teknologi tersebut tidak berbeda
dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), seperti yang diterapkan di waduk Jatiluhur
dan waduk-waduk lainnya. Di mana air laut ketika pasang ditampung dalam suatu
wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air laut dialirkan kembali ke laut.

Gambar 2.1 Energi Pasang Surut


Pemutaran turbin dilakukan dengan memanfaatkan aliran air ketika masuk ke dalam
dam dan ketika keluar dari dam menuju laut. Kendala utama penerapan teknologi PLPS
ini ada ada dua yaitu.

7
a. pemerintah belum pernah rnemanfaatkan energi pasang surut untuk menghasilkan
listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang telah menguasai teknolgi pembangkit
listrik tenaga air belum pernah merancang dan menerapkan atau membangun secara
langsung dari awal.
b. Untuk pembangunan wilayah ini akan merendam wilayah daratan yang luas.
Apalagi bila harus merendam beberapa desa di sekitar muara atau kolam. Di sini
akan mrrncul masalah sosial, bukan hanya masalah teknologi.
Beberapa hal yang perlu diiperhatikan para ahli Indonesia untuk penerapan
teknologi ini adalah efisiensi propeler ketika air masuk dan air keluar .Kalau di PLTA
arah air penggerak turbin hanya satu arah, sedangkan pada pembangkit listrik pasang
surut ini dari dua arah. Selain itu, yang patut menjadi perhatian adalah material yang
digunakan. Untuk air laut diperlukan material khusus disesuaikan dengan kadar garam
dan kecepatan airnya.

2.5.2. Energi Panas Laut (Ocean Thermal Energy Conversion)


Perbedaan temperatur di bawah laut sebenamya telah menjadi ide pemanfaatan
energi dari laut. Jika menyelam ke bawah permukaan, aimya akan semakin dingin.
Temperatur di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap air.
Tapi, di bawah permukaan temperatur akan turun cukup drastis. Inilah sebabnya mengapa
penyelam menggunakan pakaian khusus ketika menyelam jauh ke dasar laut. Pakaian
tersebut dapat menarrgkap panas tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk
menghasilkan energi adalah Ocean Thermal Energy Conoersion (OTEC). Perbedaan
temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan
minimal sebesar 77 derajat Fahrenheit (25"C) agar dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik dengan baik. Adapun proyek-proyek demonstrasi dari OTEC
sudah terdapat di Jepang, India, dan Hawaii.

8
Gambar 2.2 Cara Kerja Energi Panas Laut

Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Siklus Tertutup

Pada alat OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangat
dimasukkan ke dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluida seperti amonia. Uap
amonia akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Selanjutnya dikondensasi
dengan air laut yang lebih dingin dan dikembalikan untuk diuapkan kembali.

2. Siklus Terbuka
Pada siklus terbuka, air laut permukaan yang hangat langsung diuapka 'pada ruang
khusus bertekanan rendah. Kukus yang dihasilkan digunakan sebagai fluida penggerak
turbin bertekanan rendah. Kukus keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut
yang lebih dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air desalinasi.
3. Siklus Gabungan (Hybrid).
Pada siklus gabungan, air laut yang hangat masuk ke dalam ruang vakum untuk
diuapkan dalam sekejap (flash-evaporated) menjadi kukus (seperti siklus terbuka). Kukus
tersebut kemudian menguapkan fluida kerja yang memutar turbin (seperti siklus tertutup).
Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi air desalinasi.

Kelebihan dari OTEC adalah

1. Penggunaannya tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya


2. Tidak membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, dan produksi listrik stabil.

9
3. Penggunaannya juga dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya, seperti menghasilkan
air pendingin, produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral dan
produksi hidrogen secara elektrolisis.

Kekurangan dari OTEC adalah


1. Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
2. Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi
bahaya kebocoran.
3. Biaya pembangunannya yang tidak murah.

2.5.3. Energi Gelombang Laut (Wave Energy)


Peneliti Universitas Oregory AS mempublikasikan temuan teknologi terbarunya
yang diberi nama Permanent Magnet Linear Buoy. Nama Buoy karena pada prinsip
dasamya teknologi terbaru tersebut dipasang untuk memanfaatkan gelombang laut di
permukaan. Berbeda dengan Buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang laut
yang menyimpan potensi tsunami.
Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar Buoy penghasil listrik, yaitu dengan
mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan berirama
bolak-balik dalam Buoy akan diubah menjadi gerakan harmonis listrik. Sekilas bila
dilihat dari bentuknya, Buoy ini mirip dengan dinamo sepeda .Bentuknya silindris dengan
perangkat penghasil listrik pada bagian dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan laut
dengan posisi sebagian tenggelam dan sebagian lagi mengapung.

10
Gambar 2.3 Energi gelombang laut
Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi gelombang laut
kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan
penyediaan energi gelombang ini dengan hanya 200 Buoy yang diapungkan, satu buah
pelabuhan atau kota besar seperti Portland yang besarya hampir dua kali Jakarta sudah
dapat memanfaatkarn energinya dengan sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat
memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup.Energi ini ramah lingkungan, tidak
menimbulkan polusi suara, emisi CO2 maupun polusi visual dan sekaligus mampu
memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk mernbentuk koloni terumbu karang di
sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih
menguntungkan'karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.

2.5.4. Energi Ganggang Laut


Alga atau dikenal sebagai tanaman ganggang termasuk tumbuhan yang bisa hidup
di perairan mana saja. Selain tidak memerlukan air tawar untuk tumbuth, alga juga dapat
ditanam di lahan yang tidak subur, dan perairan laut dangkal yang banyak terdapat di
Indonesia. Walaupun tidak memerlukan lahan luas, potensi hayati yang dimiliki alga
dinilai luar biasa oleh para ahli biologi. Beberapa waktu lalu, pemerintah Amerika Serikat
mengumumkan akan mengambil sumber hayati tersebut sebagai salah satu cadangan

11
untuk menggantikan BBM fosil, yang dalam waktu tidak lama diperhitungkan akan habis
dari perut bumi.

Dalam operasionalnya, mikroalga menggunakan sinar matahari, air dan karbon


dioksida untuk menghasilkan oksigen dan biofuel melalui fotosintesis. Tanaman yang
tampak tumbuh di permukaan air ini dapat dibudidayakan pada lahan marjinal atau di
mesin-mesin khusus yang disebut inkubasi photobioreactors, yang menggunakan emisi
karbon dioksida dari industri makanan,

Gambar 2.4 Ganggang laut sebagai sumber energi listrik

Tanaman sederhana yang selama beberapa tahun diteliti oleh para ahli gabungan
dari perguruan tinggi terkenal di kedua negara itu, mampu menghasilkan energi listrik.
Sumber energi listrik dari tanaman sederhana ini sangat spektakuler karena bisa
dikembangkan menjadi sumber listrik yang lebih besar untuk kebutuhan yang lebih luas
dan lebih ekonomis. Dalam Proses fotosintesis tanaman, ada proses konversi sinar
matahari menjadi energi kimia. Ini merupakan langkah awal untuk menghasilkan energi
listrik berefisiensi tinggi. Dari sel yang berfotosintesis inilah elektroda elektron
dikumpulkan. Kemudian secara tidak langsung diberi energi dari cahaya matahari hingga
menghasilkan arus listrik kecil.

12
2.6. Air Mineral Laut Dalam
Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tersebar sepanjang 5.100 km di daerah khatulistiwa
dengan garis pantai mencapai 81.000 km dan luas laut 5.800.000 km2. Seluruh sumberdaya yang
terkandung didalamnya, baik air laut-dalam (ALD) yang berada di kedalaman lebih dari 200 m,
maupun air di permukaan merupakan hak serta kewenangan Indonesia dalam pengelolaan dan
pemanfaatannya. Di antara pulau-pulau yang banyak itu terdapat pulau-pulau yang mempunyai
daerah pesisir dekat dengan dasar laut yang landai dan tiba-tiba curam hingga kedalaman air 600
meter bahkan lebih.
Sekitar 40 persen dari total area perairan Indonesia adalah ALD yang tersebar mulai dari
bagian barat hingga ke bagian timur nusantara. Dasar laut bervariasi dari yang relatif dangkal
hingga palung laut dengan kedalaman ribuan meter. Keadaan ini juga mempengaruhi arah dan
pergerakan arus laut. Pergerakan arus laut terkenal dengan sebutan Arus Lintas Indonesia
(ARLINDO) - Indonesian Through Flow, sebagai suatu fenomena kelautan yang penting.
Fenomena ini mengakibatkan proses upwelling yang membawa air yang kaya nutrisi dari lapisan
ALD ke bagian permukaan. Di daerah upwelling ini produktivitas laut lebih kaya dibandingkan
dengan daerah lainnya. ARLINDO ini juga membawa kandungan mineral.

2.6.1. Manfaat Air Laut Dalam

ALD dengan kandungan mineralnya ini setelah diolah dengan baik, sangat penting dan
bermanfaat untuk suplai air minum bagi kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia.
Penyediaan air mineral laut-dalam ini juga merupakan suatu kegiatan yang bersifat strategis
untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih di masa mendatang. ALD setelah melalui
proses desalinasi, juga memberi hasil sampingaan yaitu garam berkualitas tinggi. Di samping itu
ALD dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaan yaitu untuk budidaya perikanan, budidaya
pertaniarn, bahan kosmetik, obat-obatan, spa, dan sebagai pendingin ruangan.

2.6.2. Mengapa Air Laut Dalam

Air laut-dalam disedot dari kedalaman lebih dari 300 rneter. Lapisan ini berada di bawah lapisan
termoklin dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya
berkisar 10oC bersih, kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. Kondisi ALD ini berbeda dengan air

13
laut di permukaan (di lapisan zona eufotik) yang sangat dipengaruhi proses yang terjadi di
lapisan permukaan seperti fotosintesis, pencemaran/ suspensi sedimen dan blooming alga.
Dengan demikian, ALD sangat layak untuk dijadikan sebagai sumber air minum.

2.6.3. Pengembangan Industri ALD di Indonesia

Pengalaman Prof. Bonar Pasaribu yang menimba ilmu selama 8 tahun di Jepang dan melihat
perkembangan industri maritim di sana sejak 35 tahun yang lewat, membuat beliau terinspirasi
tidak hanya mengembangkan pendidikan ilmu dan teknologi kelautan di Indonesia tetapi juga
mengembangkan industri maritim. Salah satunya adalah adalah industri ALD. Bekerjasama
dengan Mr Kimiya Homma, kolega dari almamaterya (Universitas Tokai, Jepang) mereka
merintis industri ALD di Bali.

Sistem yang umum digunakan untuk menyedot air dari laut-dalam adalah sistem permanen
(dengan instalasi pipa sedot) dan sistem bergerak (dengan menggunakan kapal). Sistem
permanen umumnya digunakan untuk industri skala besar sedangkan sistem bergerak digunakan
untuk industri skala laboratorium dan menengah.

Untuk sistem bergerak, maka peran kapal sangat penting. Untuk kapasitas produksi yang
besarannya dalam skala laboratorium, maka diperlukan kapal berukuran hingga 100 GT. Kapal
terbuat dari bahan kayu dengan konstruksi kuat dan layak laut dioperasikan di laut. Kelengkapan
kapal terdiri dari mesin pompa penyedot air (intake pump), selang penyedot air (intake hose),
kawat baja dan tali penyokong (support wire and rope), winch dan mesinnya, peralatan navigasi
(GP'S, Edrosounde, Radar, Radio), peralatan keselamatan (perahu, pelampung penanda sinyal),
dan tangka-tangki penyimpanan ALD.
Setelah hampir 2 tahun melakukan kajian, maka tahun ketiga telah mulai dibangun industri
ALD di Bali. industri yang dibangun masih dalam skala laboratorium untuk menghasilkan 1000
liter air mineral laut-dalam per hari. Setelah melakukan pengujian laboratorium dan memperoleh
berbagai perizinan, maka saat ini air mineral laut-dalam dalam bentuk Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang pertama di indonesia telah siap didistribusikan ke masyarakat. Produk
AMDK ini di bawah PT Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang "Oceanic" telah mulai
dipasarkan di pulau Bali.

14
2.7. Artificial Fish Reef

Menurut Bonar Pasaribu, profesor kelautan dari IPB Bogor, Artificial Fish Reef (AFR)
secara bebas diterjemahkan sebagai "Karang Buatan untuk Ikan”, maksudnya tempat hidup ikan
atau habitat buatan untuk ikan maupun biota lainnya. AFR telah dikembangkan dan
dimanfaatkan sebagai tempat makan ikan (feeding ground), tempat pemijahan ikan (spawning
ground), tempat hidup ikan dan biota lainnya atau disebut sebagai habitat, sebagai tempat
persembunyian ikan (escape zone), sebagai alat untuk pengumpulan ikan.fungsi AFR ini agak
berbeda dengan Fish Aggregation Device (FAD). FAD yang berarti sebagai 'Alat Pengumpul
Ikan", ditujukan lebih untuk pengumpulan ikan saja. Secara tradisional, FAD terbuat dari bahan
daun-daunan (umumnya menggunakan daun kelapa) dirangkai dengan dengan batang-batang
kayu. Alat ini di Indonesia disebut sebagai "rurnpon", di Filipina disebut "payaos".

ARF dapat mengumpulkan ikan-ikan dan biota lainnya karena beberapa alasan, yaitu

1. Tempat persembunyian ikan. Ikan-ikan berukuran kecil mempertahankan dirinya dengan


bersembunyi terhadap ikan-ikan besar yang akan memangsanya.
2. Tempat beristirahat. Ikan-ikan beristirahat di ARF karena sulit berenang akibat kuatnya
arus yang melaluinya
3. Tempat pemijahan ikan dan biota lainnya serta sebagai tempat tersedianya makanan
karena disana banyak rumput laut plankton, dan biota kecil lainnya. Tanaman laut dan
juga rumput laut bermanfaat sebagai tempat pemijahan, di samping itu terdapat plankton
sebagai makanan untuk untuk kepiting, udang, teritip, dan lain-lain yang hidup di sekitar
ARF tersebut
4. Efek suara. Kepiting, udang, dan teritip mengeluarkan suara karena tekanan oleh arus
laut. Suara yang timbul ini akan menarik ikan-ikan di sekitarnya berkumpul ke ARF.

15
Gambar 2.5 Artificial Fish Reef

2.8. Teknologi Akustik Kuak Rahasia Dasar Laut


Untuk mengetahui obyek apa saja yang ada atau proses apa saja yang terjadi dilaut dari
permukaan sampai ke dasar laut, digunakan teknologi akustik bawah air. Melalui teknologi
ini dapat di ketahui obyek apa saja yang ada (misalnya ikan, mamalia laut, vegetasi bawah
air, deposit mineral di dasar laut), berapa jumlahnya, kepadatannya, pada kedalaman berapa.
Demikian pula dengan proses yang ada dalam laut, misalnya pergerakan massa air (arus),
besar dan arah kecepatan arus dari waktu ke waktu dapat dipantau dan diketahui dengan
bantuan teknologi akustik.
1. Teknologi Akustik Bawah Air
Teknologi akustik bawah air memanfaatkan sifat gelombang suara yang merambat sangat
baik dalam medium air. Dalam air laut yang bersifat konduktif dan keruh kebanyakan
gelombang elektromagnetik (gelombang cahaya dan radio) akan berkurang energinya
(teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa ratus bahkan puluh meter saja. |ika
penetrasi cahaya praktis hanya dapat mencapai beberapa puluh meter di ba'wah lapisan
permukaary maka gelombang srrara dapat mencapai dasar laut sampai kedalaman ribuan
meter. Selain itrr gelombemg suara dapat merambat dalam air puluhan ribu meter
melintasi samudera luas.

16
Gambar 2.6 Teknologi Akustik Bawah Air
Teknologi akustik bawah air menggunakan instrumen yang dilengkapi dengan
transduser, piranti yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dan
sebaliknya, sehingga dapat memancarkan dan menerima suara
2. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pengukuran Kedalaman Laut
Pemanfaatan sifat suara pertama kali dan sampai saat ini paling banyak digunakan
untuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur kedalaman laut. Saat ini hampir semua
kapal bermotor dilengkapi dengan alat pemeruman (echo sounder) untuk memastikan
kapal tidak kandas dengan memantau secara terus menerus jarak antara lunas kapal dan
dasar perairan. Dengan berkembangnya teknik pemrosesan sinyal energi suara yang
dipancarkan kembali dapat dianalisis untuk mengetahui karakteristik sedimen dasar laut.
Demikian pula dengan terumbu karang dan vegetasi bawah air yang melekat atau bagian
dari dasar laut dapat dikuantifikasi.
Instrumen akustik untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat pemeruman
(echosounder). Alat ini merekam waktu tunda, antara waktu pemancaran gelombang
suara dengan waktu penerimaan pantulan gelombang suara dari dasar laut yang diterima
oleh transduser, dan dengan mengetahui atau mengasumsikan kecepatan perambatan

17
gelombarig suara dalam air maka dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu
tunda tersebut
3. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak hanya untuk
keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga karena adanya asosiasi sedimen dasar
laut dengan biota laut yang hidup di lingkungan dasar laut seperti udang, kepiting,
kerang-kerangan dan berbagai jenis ikan demersal. Sewaktu gelombang suara -yang
dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar laut, sebagian energi gelombang
suara tersebut dipantulkan atau dihamburbalikkan. Besarnya intensitas pantulan suara
dari dasar laut umumnya tergantung pada sudut datang gelombang suara, tingkat
kekerasan (hardness), tingkat kekasaran (roughness) dasar laut komposisi sedimen dasar
laut dan frekuensi suara yang digunakan.
4. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Identifikasi Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah Air
Indonesia merupakan pusat terumbu karang dunia dengan keragaman hayati
tertinggi. Diperlukan teknik pemantauan yang cepat, konsisten dan efektif. Di Indonesia,
pemanfaatan teknologi akustik untuk identifikasi dan klasifikasi terumbu karang mulai
berkembang, walaupun disadari masih diperlukan riset-riset yang lebih intensif
mengingat kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari terumbu karang yang ada.
Sejauh ini, dengan memetakan intensitas gema pertama (E1) dan gema kedua (E2) dapat
dilihat, secara akustik, sebaran beberapa bentuk pertumbuhan terumbu karang yang
berbeda-beda tersebut.

5. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Deteksi dan Kuantifikasi Ikan


Kemampuan teknologi akustik dalam mendeteksi posisi ikan tunggal tidak serta
merta identik denggan kemampuan mengidentifikasi individu spesies ikan tersebut. Riset
untuk identifikasi spesies ikan dengan teknologi akustik masih teru sberlangsung dan saat
ini hasil terbaik yang telah dicapai adalah dalam tahapan identifikasi spesies kawanan
atau kelompok ikan. Pendugaan stok ikan di daerah tropis merupakan tantangan
tersendiri, lebih kompleks dan rumit karena tingkat spesies yang tinggi. Identifikasi
kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor

18
yang berpengaruh terhadap penentuan identifikasi, dan struktur kawanan yang
menggambarkan secara rinci pembentukan kawanan ikan dalam kolom air.

6. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Komunikasi Bawah Air


Dalam laut, profil suhu dan tekanan dapat membentuk saluran suara (acoustic
waveguide). Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh kapal selam, paus dan
mamalia laut lainnya untuk berkomunikasi jarak jauh, ribuan kilometer, dengan efektif.
Selain itu, sifat suara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi antar peralatan observasi
laut (modem bawah air), misalnya untuk keperluan deteksi dini tsunami, yakni antara
seismometer yang di pasang di dasar perairan pada kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampung permukaan, atau sebaliknya. Modem suara bawah air telah
berkembang dengan baik dengan laju pengiriman data tertinggi dapat mencapai 38.400
baud.

7. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pencitraan dan Penentuan Posisi Bawah Air
Aplikasi lain adalah pencitraan bawah air dengan side scan sonar. Aplikasi
tekrrologi side scan sonar diganakan untuk mencari ranjau dalam operasi militer,
khususnya dalam perang bawah air Adapun untuk aplikasi sipil (non-militer), antara lain
pencarian bangkai kapal tenggelam, arkeologi bawah air, pemantauan pipa bawah air,
penemuan kotak hitam, dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua.
Perkembangan terkini dari teknologi side scan sonar adalah teknologi synthetic aperture
sonar yang memanfaatkan teknik synthetic array sehingga ketajaman (resolusi)
pencitraan dapat meningkat secara nyata.
8. Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pengukuran Arus
Pengukuran arus dengan suara dilakukan dengan memancarkan pulsa suara
sempit dengan frekuensi tetap, dan jika mengenai partikel-partikel yang ada dan bergerak
dalam air maka pulsa suara tersebut akan dihamburbalikan. Pulsa suara yang kembali ini
diterima oleh transduser dan dideteksi frekuensinya. Jika air yang berisi partikel-partikel
penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar (sumber suara) maka frekuensi
yang diterima akan lebih rendah, sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati
sumber suara maka frekuensi yang diterima akan lebih tinggi.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Ilmu dan teknologi maritim merupakan keseluruhan sarana untuk mencapai tujuan
dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup manusia. yang di
pakai di bidang kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta
berfokus pada kegiatan ekonomi.
2. Bidang Teknologi Maritim merupakan bidang yang memfokuskan pengkajian kepada
penggunaan teknologi, proses dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang
digunakan dalam operasi maritim.
3. Walaupun begitu, riset selama melakukan penelitian ternyata masih minim data,
maksudnya data riset yang dilakukan peneliti lokal Indonesia saat ini masih sedikit sekali,
padahal anggaran yang digelontorkan untuk riset tersebut dianggap besar dan banyak
sekali, namun hasilnya malah nol besar. Indonesia justru tergantung terhadap data yang
disediakan negara lain, lembaga dan organisasi internasional, seperti NOAA,CSIRO,
ARGOS.
4. Karena Indonesia memiliki potensi dengan ombak lautnya, maka inovasi baru munculah
semacam pembangkit listrik tenaga pasang surut yang telah beroperasi di sekitar Papua
dan pemanfaatan energi melalui gelombang laut.
5. ALD atau Air Laut Dalam merupakan pemanfaatan Air yang berada di bawah lapisan
termoklin dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini
suhunya berkisar 100 C, bersih, kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. ALD ini jadikan
sebagai sember air minum, dan sudah lama dimanfaatkan di Jepang dan Hawaii.
Sementara di Indonesia sendiri sudah dilakukan penelitian dan mendapatkan izinnya,
sehingga ALD ini bisa dimanfaatkan pula sebagai air minum kemasan di bawah PT

20
Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang "Oceanic" telah mulai dipasarkan di pulau
Bali.
6. Teknologi akustik bawah laut digunakan untuk mengetahui obyek apa saja yang ada atau
proses apa saja yang terjadi dilaut dari permukaan sampai ke dasar laut yang digunakan
untuk berbagai keperluan

3.2. Saran

Menjaga dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Pencipta
adalah hal wajib yang harus kita lakukan sebagai manusia. Maka sepatutnyalah kita sebagai
generasi penerus bangsa menjaga wilayah maritim kita dari ancaman budayabudaya asing dan
mengembang ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor maritim.

21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kemaritiman Indonesia. http://sayidiman.suryohadiprojo.co.id. Diakses
pada tanggal 14 April 2020

Putera, P.B. 2009. Teknologi Informasi Untuk Kelautan Indonesia. ISSN 2086-

5252. http://u.lipi.go.id/1240996556. Diakses pada tanggal 14 April 2020

Sumarno, Edi. PERSPEKTIF 7 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


MARITIM INDONESIA.
http://www.academia.edu/7311201/PERSPEKTIF_7_ILMU_PENGETAHUAN_
DAN_TEKNOLOGI_MARITIM_INDONESIA. Diakses pada tanggal 14 April 2020

22

Anda mungkin juga menyukai