Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TRANSPORTASI BANGUNAN AIR

“ JENIS TRANSPORTASI LAUT “

Disusun Oleh :
GEBRYELA FAULINA NOVELA
193030501099

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahah Kuasa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Transportasi
Bangunan Air yang berjudul “Jenis Transportasi Laut” ini dengan lancar.
Makalah Transportasi Bangunan Air mengenai Alat Penambat ini saya susun guna
memenuhi tugas mata kuliah Transportasi Bangunan Air yang diberikan oleh Bapak
Supiyan, S.T., M.T selaku dosen mata kuliah Transportasi Bangunan Air.
Demikianlah,makalah Transportasi Bangunan Air tentang Alat Penambat ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Sekian Terima kasih

Palangka Raya, 28 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional perlu
dikembangkan dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara yang
mempersatukan seluruh wilayah indonesia, termasuk lautan nusantaa sebagai
kesatuan wilayah nasional. Pengembangan transportasi laut harus mampu
menggerakkan pembangunan indonesia. Transportasi laut memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian dunia dimana pengangkutan
barang merupakan bagian terpenting dalam bisnis transportasi laut dimana lebih
dari tujuh miliar ton barang dikirim lewat jalur laut setiap tahunnya.
Keefektifan terhadap operasional pelayaran akan menurunkan biaya
operasional yang memberikan dampak yang besar baik bagi konsumen maupun
penyedia layanan transportasi itu sendiri. Perlu diketahui bahwa kontribusi
transportasi laut menjadi semakin penting karena nilai biaya yang
dikeluarkan adalah paling kecil bila dibandingkan dengan biaya transportasi
darat ataupun udara. Selain itu efisiensi dalam proses transportasi dan distribusi
menjadi salah satu hal yang penting karena proporsi biaya transportasi bisa
mencapai 66 % dari keseluruhan biaya logistik.
Mengingat keadaan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar
di dunia dan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan, Indonesia
membutuhkan angkutan laut masal dalam jumlah yang cukup besar untuk
mendukung distribusi barang serta untuk mobilisasi penumpang. Sistem
transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda transportasi,
merupakan hal yang penting untuk menciptakan pola distribusi nasional yang
handal dan dinamis. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana transportasi laut di
Negara kepulauan seperti Indonesia telah menjadi tulang punggung utama
pergerakan distribusi barang dalam skala besar dengan menggunakan kapal laut.
Data Badan Pusat Statistik dalam laporan bulan September 2015, jumlah barang
yang diangkut melalui transportasi laut sepanjang bulan Januari- Juli 2015
mencapai 130,4 juta ton mengalami penurunan hingga 1,73% dari periode yang
sama tahun sebelumnya mencapai 132,7 juta ton.
Dari segi ekonomi dan bisnis penggunaan sarana transportasi dengan kapal
laut lebih efektif dan besar manfaatnya. Sehingga dengan adanya sarana
prasarana transportasi laut untuk pemindahan barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya, diharapkan akan dapat diikuti oleh aktifitas ekonomi masyarakat
yang berdampak positif dalam peningkatan ekonomi suatu wilayah.

1.2 Rumusan Masalah


Pada makalah ini, rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari transportasi laut ?
2. Apa sajakah fungsi dan manfaat dari transportasi laut ?
3. Apa sajakah sarana dan prasarana yang menunjang dalam transportasi
laut ?
4. Apa keunggulan dan kelemahan dari transportasi laut ?
5. Apa sajakah macam-macam transportasi laut ? dan permasalahan apa saja
yang pernah terjadi di Indonesia mengenai transportasi laut ?

1.3 Tujuan dan Sasaran


1.3.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diyraikan sebelumnya, maka
penulisan makalah ini bertujuan untuk “ Mengetahui penunjang transportasi laut
dari segi infrastruktur “. Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan
beberapa sasaran antara lain.
1.3.2 Sasaran
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya maka sasaran
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu transportasi laut.
2. Mengetahui fungsi dan manfaat serta kelemahan dan keunggulan dari
transportasi laut
3. Mengetahui sarana dan prasarana penunjang transportasi laut.
4. Mengatahui jenis-jenis dan permasalahan transportasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transportasi Laut


Secara harfiah transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Secara umum
transportasi dibedakan menjadi 3, diantara yaitu transportasi darat, transportasi
laut dan transportasi udara. Akan tetapi, dalam makalah ini membahas mengenai
transportasi laut.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
definisi transportasi laut (kapal) adalah suatu kendaraan air dengan bentuk dan
jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin, mekanik, atau energi
lainnya yang ditarik atau ditunda berdaya dukung dinamis maupun bangunan
terapung yang tidak berpindah-pindah. Secara umum, definisi transportasi laut
adalah suatu kendaraan air yang digerakkan dengan angin maupun mesin
dengan fungsi memindahkan barang ataupun manusia dari satu tempat ke
tempat lain dengan jangkauan pulau bahkan benua.
Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam
berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut:
 Manusia yang membutuhkan
 Barang yang dibutuhkan
 Kendaraan sebagai alat/sarana
 Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
 Organisasi (pengelola transportasi)

2.2 Fungsi dan Manfaat Transportasi Laut


Menurut Utomo, transportasi memiliki dua fungsi dan manfaat yang
terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi
yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan
menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan
manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:
 Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak
geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya
transaksi.
 Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya a)
pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau
penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai, d) Memendekkan
jarak, e) Memencarkan penduduk.
 Manfaat Politis
Transportasi meningkatkan keamanan negara, menciptakan persatuan,
pelayanan lebih luas, mempermudah mengatasi suatu permasalahan
bencana, dan lain sebagainya.
 Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman dengan
mempermudah akses khususnya bagi yang sedang mengalami
pembangunan.

2.3 Sarana dan Prasarana Transportasi Laut


2.3.1 Sarana Transportasi Laut
Sarana transportasi laut memegang peranan vital dalam berbagai
aspek termasuk sosial dan ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu
dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dan lain-lain akan menjadi
lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk
antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi
yang rata maupun hasil pembangunan yang ada. Adapun sarana yang menunjang
berkembangnya transportasi laut sebagai berikut :
 Kapal
adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb)
seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup
besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam
istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang
lebih kecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk
mengarungi sungai atau lautan.
 Feri
adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat.Feri mempunyai
peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir
pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih
kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
 Sampan
Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang
memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5
meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau
menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2 – 8 orang,
tergantung ukuran sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan
dapat digunakan sebagai tempat tinggal permanen di perairan dekat
darat. Sampan biasanya tidak digunakan untuk berlayar jauh dari daratan
karena jenis perahu ini tidak memiliki perlengkapan untuk menghadapi
cuaca yang buruk. Kata “sampan” secara harafiah berarti “tiga lembar
papan” dalam bahasa Kanton, dari kata Sam (tiga) dan pan (papan). Kata
ini digunakan untuk merujuk pada rancangan perahu ini, yang terdiri dari
sebuah dasar yang datar (dibuat dari selembar papan); dua lembar papan
lainnya dipasang di kedua belah sisinya. Sampan digerakkan dengan
sepotong galah, dayung atau dapat pula dipasangi motor di bagian
belakangnya.
2.3.2 Prasarana Transportasi Laut
Prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara
langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya
sarana dan prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta
aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban
baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang
berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk. Adapun
prasarana transportasi laut adalah sebagai berikut :
 Pelabuhan
adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke
dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus
untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh.
Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola
maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya
dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan
barang. Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani
kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan
untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat
distribusi maupun pasar ikan. Berikut hal-hal yang penting agar
pelabuhan dapat berfungsi, antara lain :
o Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter).
o Perlindungan dari angin, ombak, dan petir.
o Akses ke transportasi penghubung seperti kereta apai dan truk.
o Galangan kapal, adalah sebuah tempat yang dirancang untuk
memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa
yacht, armada militer, cruisine line, pesawat barang atau
penumpang.
Peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari :
1. Pelabuhan Internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama
yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat
penumpang dan barang internasional dalam volume besar karena
kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta
berdekatan dengan jalur laut kepulauan Indonesia.
2. Pelabuhan Internasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang
memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang
dan barang nasional dalam volume yang relatif besar karena kedekatan
dengan jalur pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai jarak
tertentu dengan pelabuhan internasional lainnya.
3. Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki
peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan
barang nasional dengan volume sedang dengan memperhatikan kebijakan
pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional dan meningkatkan
pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute lintas
pelayaran nasional dan antar pulau serta berada (dekat) dengan pusat
pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan
nasional.
4. Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang dalam
jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antar kabupaten/kota serta
merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama.
5. Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi khususnya
untuk melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang dalam
jumlah kecil dan jangkau pelayanannya antar kecamatan dalam
kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama
dan pelabuhan regional.
Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:
 Pelabuhan umum digunakan untuk melayani kepentingan umum sesuai
ketetapan pemerintah dan mempunyai fasilitas karantina, imigrasi dan
bea cukai.
 Pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu.
Jaringan pelayanan transportasi laut dibedakan menurut kegiatan dan sifat
pelayanannya.Berdasarkan kegiatannya,jaringan transportasi laut terdiri dari:
Jaringan Transportasi Laut Dalam Negeri, terdiri dari :
- Jaringan transportasi laut utama yang menghubungkan antar
pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi;
- Jaringan transportasi laut pengumpan yaitu yang
menghubungkan pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat
akumulasi dan distribusi dengan pelabuhan yang bukan berfungsi
sebagai pusat akumulasi dan distribusi. Disamping itu, jaringan ini
juga menghubungkan pelabuhan-pelabuhan yang berfungsi
sebagai pusat akumulasi dan distribusi;
- Jaringan transportasi laut perintis yaitu menghubungkan daerah
terpencil atau daerah yang belum berkembang dengan pelabuhan
yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi atau
pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan
distribusi.
Jaringan Transportasi Laut Luar Negeri
Jaringan pelayanan ini ditetapkan dengan memperhatikan perkembangan
pusat industri, perdagangan dan pariwisata pengembangan daerah,
keterpaduan intra dan antar moda transportasi dan perwujudan kesatuan
wawasan nusantara. Berdasarkan sifat pelayanannya jaringan pelayanan
transportasi laut terdiri dari :
- Jaringan pelayanan transportasi laut tetap dan teratur yaitu
jaringan pelayanan dengan rute dan jadwal yang telah
ditetapkan.
- Jaringan pelayanan transportasi laut tidak tetap dan tidak teratur
yaitu jaringan pelayanan dengan rute dan jadwal yang tidak
ditetapkan.

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Transportasi Laut


Dalam sebuah infrastruktur terdapat sarana dan prasarana yang dapat
diunggulkan sehingga memicu berkembangnya infrastruktur tersebut. Akan
tetapi selain itu ada juga sarana dan prasarana infrastruktur yang bisa
menghambat berkembangnya infrastruktur tersebut. Tidak terkecuali
infrastruktur transportasi, lebih khususnya transportasi laut dalam
perkembangan yang semakin canggih ini bidang transportasi laut dituntut untuk
mengembangkan sarana dan prasarana yang ada sehingga transportasi laut
semakin berkembang dan memenuhi fungsi utamanya yaitu membantu aktivitas
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun keunggulan dari transportasi laut dibandingkan dengan transportasi
yang lain adalah sebagai berikut :
 Murah (dibandingkan dengan pesawat).
 Mampu mengangkut dalam jumlah yang besar.
 Jaringan alamiah.
 Dapat menggunakan jalur mana saja (jalur lintas luas).
 Servis yang fleksibel.
 Polusi rendah.
 Kanal memacu pertumbuhan industri.
 Menjadi sarana penghubung transportasi darat.
Selain keunggulan, hal-hal berikut merupakan kelemahan yang menghambat
perkembangan transportasi laut. Adapun kelemahan transportasi laut adalah
sebagai berikut :
 Tidak cocok untuk barang-barang yang mudah rusak atau membususk.
 Lebih lambat (dibandingkan pesawat).
 Kanal perlu biaya mahal untuk pembangunannya.
 Kendala cuaca yang signifikan.
 Tidak cocok untuk jarak dekat.
 Jalur yang memutar sebab terhalang daratan (route tidak fleksibel).
 Sulit melakukan transit di segala tempat (kendala kedalaman laut).

2.5 Jenis-Jenis dan Permasalahan Transportasi Laut


Kapal laut adalah alat transortasi yang bergerak di perairan. Kapal laut
memiliki banyak fungsi selain mengangkut penumpang. pembahasan jenis-jenis
kapal beserta fungsinya, sebagai berikut :
1) Kapal Penumpang
Jenis kapal laut ini sangat akrab dengan kehidupan kita. Fungsinya
diperuntukkan bagi penumoang yang hendak bepergian lintas benua,
kapasitasnya bisa mencapai ribuan orang dengan fasilitas lengkapdan
arsitektur mewah yang terkenal adalah Titanic, Queen Marry, dan Queen
Elizabeth II.
Gambar 2.5.1 Kapal Penumpang

Sumber : www.agrobisnisinfo.com

2) Kapal Barang
Kapal jenis ini juga merupakan kapal yang sibuk melintasi lautan
membawa muatan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Kapal
barang menjadi urat nadi aktivitas perdagangan dunia, karena berperan
penting dalam aktivitas ekspor dan impor. Selain ukurannya yang besar
dan mampu membawa banyak muatan, kapal ini juga mampu berlayar
sangat jauh.
Gambar 2.5.2 Kapal Barang

Sumber : www.agrobisnisinfo.com

3) Kapal Tanker
Kapal ini memiliki ukuran yang sangat besar, dengan fungsi untuk
mengangkut minyak yang dikendalikan oleh komputer dan sistem
navigasi yang canggih melalui satelit. Tanker yang berukuran raksasa
disebut supertanker. Supertanker ini memiliki panjang mencapai 378
meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong 167.000 ton. Ukuran yang
jumbo tersebut mampu mengangkat minyak mentah hampir mencapai
satu juta barrel.
Gambar 2.5.3 Kapal Tanker

Sumber : www.agrobisnisinfo.com
4) Kapal Feri
Kapal ini memiliki fungsi sebagai alat penyebrangan untuk melintasi selat
atau laut diantara dua pulau. Meski ukurannya tidak sebesar kapal
penumpng, kapal feri mampu mengangkut banyak penumpang sekaligus
kendaraan-kendaraan sepert mobil, bus dan truk. Ukuran transportasi
laut antar pulau inilah yang diandalkan. Di Indonesia, kapal feri memiliki
waktu yang sibuk ketika setiap libur lebaran, yang melayani ribuan
pemudik yang ingin pulang kampung keluar dari pulau.
Gambar 2.5.4 Kapal Feri

Sumber : www.agrobisnisinfo.com

5) Kapal Selam (submarine)


Kapal ini memiliki keunikan karena bergerak dengan tidak terapung di
permukaan laut, melainkan menyelam ke dalam laut. Kini hampir semua
kapal selam digunakan untuk tujuan militer dengan penelitian bawah
laut, namun ada juga yang dibuat khusus untuk perjalanan wisata. Cara
kerja kapal selam ini menggunkan prinsip archimedes, dimana terdapat
ruang-ruang yang berfungsi sebagai pemberat. Jka ingin menyelam, maka
ruang pemberat akan diisi air sehingga kapal akan tenggelam. Sebaliknya
jika ingin naik ke permukaan, maka ruang pemberat diisi udara dan air
dikeluarkan.
Gambar 2.5.5 Kapal Selam

Sumber : www.agrobisnisinfo.com

6) Kapal Perang
Kapal ini sesuai dengan namanya, dengan fungsi untuk membantu
kegiatan perang. Kapal perang memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu
kapal induk yang digunakan untuk membawa armada tempur udara,
kapal perusak (destroyer) yang digunakan untuk kapal lawan perang,
kapal penjelajah (cruiser) yang digunakan untuk berlayar dalam waktu
yang lama dan berperrang ditempat yang jauh, serta kapal penyapu
ranjau yang berfungsi untuk mencari dan menghancurkan ranjau berat.
Gambar 2.5.6 Kapal
Perang

Sumber : www.agrobisnisinfo.com
7) Kapal Tunda
Kapal ini berfungsi untuk menarik kapal lain yang lebih besar ketika akan
merapat atau meninggalkan pelabuhan yang sempit. Meski ukurannya
kecil, tenaganya cukup besar untuk menarik kapal-kapal besar. Kadang-
kadang, untuk menarik kapal yang berukuran super seperti kapal induk
diperlukan beberapa kapal tunda untuk menariknya.
Gambar 2.5.7 Kapal Tunda

Sumber : www.agrobisnisinfo.com

8) Kapal Penangkap Ikan


kapal ini digunakan para nelayan untuk menangjap ikan. Dengan
dilengkapi jala yang berukuran besar, banyak ikan yang ditangkap
dengan cepat. Kapal ini juga memiliki ruang pendingin untuk menyimpan
ikan hasil tangkapan supaya ikan tetap segar setelah tiba dipelabuhan.

Gambar 2.5.8 Kapal Penangkap Ikan

Sumber : www.agrobisnisinfo.com
9) Kapal Layar
Kapal ini sudah ada sejak zaman dahulu sebelum ditemukannya motor
penggerak modern. Kapal ini bergerak menggunakan tenaga angin
dengan memanfaatkan layar yang terbentang lebar. Kapal ini kini
digunakan sebagai kegiatan olahraga.
Gambar 2.5.9 Kapal Layar

Sumber : www.agrobisnisinfo.com

10) Kapal Penyelamat (lifeboat)


Lifeboat digunakan oleh tim penyelamat apanila terjadi musibah dilaut,
misalnya terjadi musibah kapal tenggelam. Lifeboat dapat melakukan
pencarian dan penyelamatan korban musibah laut meski dalam kondisi
cuaca buruk misalnya badai.
Gambar 2.5.10 Kapal Penyelamat (lifeboat)

Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Tarif Transportasi laut berlaku untuk pengiriman barang di Indonesia, meliputi
tarif yang terdiri dari:
a. Tarif Pelayanan Nusantara
Tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan
pelayaran atas jasa yang diberikan untuk melakukan pengangkutan
barang melalui laut dikenal dengan nama tarif uang tambang nusantara.
Tarif angkutan laut ini ditetapkan berdasarkan komponen biaya, yaitu :
 Biaya pelayaran yang dinyatakan dalam biaya rupiah per ton mil
pelayaran kapal,
 Biaya kapal di pelabuahan yang dihitung menurut besarnya biaya
pengeluaran kapal di pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar
dan
 Golongan barang.

b. Tarif OPT/OPP
Tarif OPP/OPT (onkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuhan tujuan)
yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring,
cargodoring, dan receiving/delivery di pelabuhan pemuatan dan di
pelabuhan tujuan.

 Tarif “board stevedoring” dikenakan atas jasa pekerjaan


membongkar muatan dari dek kapal ke dermaga dan sebaliknya
 Tarif “cargodoring” dikenakan atas jasa mengeluarkan muatan
dari jaringan di atas dermaga, mengangkat ke gudang, menyusun di
dalam gudang dan sebaliknya.
 Traif “receiving/delivery” dikenakan atas pekerjaan mengambil
muatan dari gudang tempat penumpukan dan penyerahan sampai
ke atas kendaraan yang merapat ke gudang darat dan sebaliknya.
Tinggi tarif tergantung pada golongan dan jenis barang.
c. Tarif Pemakaian Fasilitas Pelabuhan
Tarif Pemakaian Fasilitas Pelabuhan, terdiri dari sewa gudang dan sewa
tempat penumpukan dan fasilitas pelabuhan.

d. Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL),


Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) meliputi balasan jasa atas
pekerjaan inklaring dan uitklaring. tarif EMKL ini dihitung
berdasarkan berat/ton barang, dimana pengurusan dokumenya
dilakukan oleh perusahaan EMKL.
Penggunaan transportasi laut tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan
yang dapat menimpa kapal maupun penumpang didalamnya. Tingginya kasus
kecelakaan laut di Indonesia harus menjadi perhatian seluruh pihak, bukan hanya
pemilik kapal, melainkan juga pemerintah, instansi terkait dan masyarakat.
Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya karena faktor kelebihan
angkutan dari daya angkut yang telah ditetapkan, baik angkutan barang maupun
angkutan orang. Bahkan tidak jarang pemakai jasa pelayaran memaksakan diri
naik kapal meskipun kapal sudah penuh dengan tekad asal dapat tempat di atas
kapal. Indonesia mempunyai catatan buruk dalam hal kecelakaan transportasi
kapal laut karena menewaskan ratusan korban jiwa. Adapun kecelakaan yang
yang pernah terjadi di Indonesia beserta penyebabnya yaitu :
1. Jumlah Penumpang yang tidak sesuai dengan kapasitas
Dalam kasus kecelakaan transportasi laut sebagian besar kecelakaan
yang terjadi adalah akibat dari jumlah penumpang yang tidak sesuai
dengan kapasitas dari kapal yang berlayar. Hal ini selain disebabkan
kelalaian dari nahkoda kapal kadangkala juga disebabkan kelalaian
dari pengawasan pelabuhan ketika kapal akan diberangkatkan. Hal
ini juga disebabkan para pegawai yang dipelabuhan masih
menganggap remeh akan standarisasi yang telah ditetapkan. Seperti
yang terjadi pada perairan Indonesia beberapa saat yang lalu.
Sebanyak 33 imigran yang menumpang kapal Indonesia menuju
Australia tenggelam akibat dari jumlah muatan yang sangat
berlebih. Kapal yang seharusnya hanya diisi oleh 150 orang, diisi
dengan jumlah penumpang sebanya 300 orang. Dalam kasus
inihuman error yang terjadi adalah akibat kesalahan dari nahkoda
yang menyetir kapal. Karena imigran-imigran ini adalah imigran
yang ilegal sehingga tidak berada dalam pengawasan pelabuhan.
2. Faktor Teknis
Faktor lain yang terjadi biasanya sebagai penyebab dari kecelakaan
tranportasi lau adalah faktor teknis. Faktor teknis ini banyak hal
yang bisa menjadi penyebabnya. Seperti desain kapal yang tidak
sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan. Ada
pula maintenance yang dilakukan oleh para awak kapal yang masih
tidak terjadwal dilakukan. Sehingga ketika kapal berlayar terjadi
panas mesin yang menyebabkan mesin panas. Ataupun faktor teknis
ketika membawa barang-barang yang berbahaya. Karena tidak
adanya kesadaran untuk menjaga kapal dari awak kapal
menyebabkan kapal meledak dan terbakar. Kejadian-kejadian yang
terjadi akibat faktor teknis ini seperti yang terjadi pada Kapal
Marina. Seperti yang terjadi pada tahun 2009 yaitu kecelakaan
KMP Teratai Prima di Tanjung Baturoro, Sendana, Kabupaten
Majene, Sulawesi Barat yang menewaskan 334 korban jiwa dan 36
orang lain berhasil diselamatkan. kecelakaan ini juga diduga karena
spesifikasi mesin yang tidak memadai untuk kapal tersebut. Kapal
ini hanya menggunakan mesin 2×520 pk, ukuran mesin ini biasa
digunakan sebuah mobil dan kapasitas daya tampung bahan
bakarnya hanya 6 ton.
3. Pengelolaan Lalu Lintas
Pengelolaan lalu lintas di bidang transportasi laut baik kapal yang
akan memasuki ataupun yang meninggalkan pelabuhan, berfungsi
untuk kelancaran arus lalu lintas di pelabuhan. Kurangnya sistem
informasi dan koordinasi akan menyebabkan beberapa kerugian,
diantaranya keterlambatan waktu kedatangan dan keberangkatan
kapal, peningkatan jumlah antrian, hingga memungkinkan
terjadinya kecelakaan. Contoh kecelakaan dari penyebab tersebut
yaitu kapal tanker pembawa BBM mengalami tabrakan di Sungai
Kapuas 7 April 2017. Kapal tanker ini membawa 22 orang anak
buah kapal dan dinakhodai oleh Ishak. Sementara KM Rokan
Permai membawa 16 orang ABK dan dinakhodai oleh Johanis Viani
Rambing dengan tujuan Pontianak-Dumai. apal KM Rokan Permai
sedang mengarah ke alur Pontianak-Dumai. Namun di arah
berlawanan ada kapal tanker pembawa BBM.
4. Faktor Cuaca
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap
sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang
biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi, arus yang
besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas, ini
semua yang dipengaruhi oleh musim. Pada 5 Desember 2016,
terjadi kecelakaan di perairan Madura dan Batam. Kapal Sinar Laut
Mutiara dilaporkan tenggelam. Kapal berbobot 50 GT dinakhodai
Ali Imron sesuai manifest mengangkut 9 orang anak buah kapal
(ABK), pegawai ternak 6 orang, dan ditambah 11 orang pegawai
tambahan. Namun semua ternak yang dibawa ikut tenggelam
bersama kapal. Kecelakaan laut terjadi lagi karena faktor cuaca.
5. Human Error
Para awak kapal harus memiliki pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), kecakapan (proficiency) serta
keterampilan (skill) yang diperlukan untuk mengantisipasi resiko
kecelakaan, dan meminimalisir kesalahan manusia (human error),
sebagai salah satu faktor kecelakaan laut yang terjadi. Kecelakaan
yang terjadi di sungai, danau dan penyebrangan yang sampai ke
Mahkamah Pelayaran pada tahun 2006 lebih disebabkan karena
faktor kesalahan manusia (88%) dan hanya sedikit kejadian
kecelakan di perairan yang disebabkan oleh faktor alam.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai transportasi laut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengaruh dari sarana dan prasarana itu adalah Sarana dan
prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara langsung maupun
tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya sarana dan
prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta
aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban
baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang
berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk. Kebutuhan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas
ekonomi, sosial, dan sebagainya. Sarana transportasi yang ada di laut memegang
peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi di stribusi antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung
samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang
kargo maupun penumpang ke dalamnya.

3.2 Rekomendasi
Untuk meminimalisir kecelakaan di laut, terutama yang disebabkan oleh
faktor human error yang menjadi topik pembahasan makalah ini maka
diperlukan peran semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.
Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai upaya untuk
mengantisipasi terjadi kecelakaan transportasi laut.
1. Sistem navigasi kapal dan semua peralatan yang dipergunakan di
kapal angkutan transportasi laut harus segera dilengkapi dan
dilakukan perawatan secara berkala.
2. Pengadaan sistem patroli perlu dilakukan, berkaitan dengan
ketidaknyamanan jalur-jalur pelayaran saat ini, terutama untuk
menjaga keamanan penumpang dan barang, penertiban terhadap
kapal yang mengangkut penumpang dan barang yang berlebih,
serta kapal-kapal yang tidak memiliki fasilitas keamanan yang
memadai.
4. Perlu diadakannya gerakan sadar keselamatan pelayaran nasional
serta menanamkan budaya keselamatan (safety culture) di
lingkungan masyarakat Indonesia khususnya di bidang maritim.
5. Meningkatkan kompentensi Nakhoda dan Awak Kapal dengan
sertifikasi Pelaut.
DAFAR PUSATAKA

Knkt.dephub.go.id diakses oleh Nurhidayati pada 5 Mei 2017 pukul 21:00 WIB
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pel

Anda mungkin juga menyukai