Disusun Oleh :
GEBRYELA FAULINA NOVELA
193030501099
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
2) Kapal Barang
Kapal jenis ini juga merupakan kapal yang sibuk melintasi lautan
membawa muatan barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Kapal
barang menjadi urat nadi aktivitas perdagangan dunia, karena berperan
penting dalam aktivitas ekspor dan impor. Selain ukurannya yang besar
dan mampu membawa banyak muatan, kapal ini juga mampu berlayar
sangat jauh.
Gambar 2.5.2 Kapal Barang
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
3) Kapal Tanker
Kapal ini memiliki ukuran yang sangat besar, dengan fungsi untuk
mengangkut minyak yang dikendalikan oleh komputer dan sistem
navigasi yang canggih melalui satelit. Tanker yang berukuran raksasa
disebut supertanker. Supertanker ini memiliki panjang mencapai 378
meter dengan lebar 50 meter dan berat kosong 167.000 ton. Ukuran yang
jumbo tersebut mampu mengangkat minyak mentah hampir mencapai
satu juta barrel.
Gambar 2.5.3 Kapal Tanker
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
4) Kapal Feri
Kapal ini memiliki fungsi sebagai alat penyebrangan untuk melintasi selat
atau laut diantara dua pulau. Meski ukurannya tidak sebesar kapal
penumpng, kapal feri mampu mengangkut banyak penumpang sekaligus
kendaraan-kendaraan sepert mobil, bus dan truk. Ukuran transportasi
laut antar pulau inilah yang diandalkan. Di Indonesia, kapal feri memiliki
waktu yang sibuk ketika setiap libur lebaran, yang melayani ribuan
pemudik yang ingin pulang kampung keluar dari pulau.
Gambar 2.5.4 Kapal Feri
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
6) Kapal Perang
Kapal ini sesuai dengan namanya, dengan fungsi untuk membantu
kegiatan perang. Kapal perang memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu
kapal induk yang digunakan untuk membawa armada tempur udara,
kapal perusak (destroyer) yang digunakan untuk kapal lawan perang,
kapal penjelajah (cruiser) yang digunakan untuk berlayar dalam waktu
yang lama dan berperrang ditempat yang jauh, serta kapal penyapu
ranjau yang berfungsi untuk mencari dan menghancurkan ranjau berat.
Gambar 2.5.6 Kapal
Perang
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
7) Kapal Tunda
Kapal ini berfungsi untuk menarik kapal lain yang lebih besar ketika akan
merapat atau meninggalkan pelabuhan yang sempit. Meski ukurannya
kecil, tenaganya cukup besar untuk menarik kapal-kapal besar. Kadang-
kadang, untuk menarik kapal yang berukuran super seperti kapal induk
diperlukan beberapa kapal tunda untuk menariknya.
Gambar 2.5.7 Kapal Tunda
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
9) Kapal Layar
Kapal ini sudah ada sejak zaman dahulu sebelum ditemukannya motor
penggerak modern. Kapal ini bergerak menggunakan tenaga angin
dengan memanfaatkan layar yang terbentang lebar. Kapal ini kini
digunakan sebagai kegiatan olahraga.
Gambar 2.5.9 Kapal Layar
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
Tarif Transportasi laut berlaku untuk pengiriman barang di Indonesia, meliputi
tarif yang terdiri dari:
a. Tarif Pelayanan Nusantara
Tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan
pelayaran atas jasa yang diberikan untuk melakukan pengangkutan
barang melalui laut dikenal dengan nama tarif uang tambang nusantara.
Tarif angkutan laut ini ditetapkan berdasarkan komponen biaya, yaitu :
Biaya pelayaran yang dinyatakan dalam biaya rupiah per ton mil
pelayaran kapal,
Biaya kapal di pelabuahan yang dihitung menurut besarnya biaya
pengeluaran kapal di pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar
dan
Golongan barang.
b. Tarif OPT/OPP
Tarif OPP/OPT (onkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuhan tujuan)
yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring,
cargodoring, dan receiving/delivery di pelabuhan pemuatan dan di
pelabuhan tujuan.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai transportasi laut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengaruh dari sarana dan prasarana itu adalah Sarana dan
prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara langsung maupun
tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya sarana dan
prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta
aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban
baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang
berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk. Kebutuhan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas
ekonomi, sosial, dan sebagainya. Sarana transportasi yang ada di laut memegang
peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi di stribusi antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung
samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang
kargo maupun penumpang ke dalamnya.
3.2 Rekomendasi
Untuk meminimalisir kecelakaan di laut, terutama yang disebabkan oleh
faktor human error yang menjadi topik pembahasan makalah ini maka
diperlukan peran semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.
Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai upaya untuk
mengantisipasi terjadi kecelakaan transportasi laut.
1. Sistem navigasi kapal dan semua peralatan yang dipergunakan di
kapal angkutan transportasi laut harus segera dilengkapi dan
dilakukan perawatan secara berkala.
2. Pengadaan sistem patroli perlu dilakukan, berkaitan dengan
ketidaknyamanan jalur-jalur pelayaran saat ini, terutama untuk
menjaga keamanan penumpang dan barang, penertiban terhadap
kapal yang mengangkut penumpang dan barang yang berlebih,
serta kapal-kapal yang tidak memiliki fasilitas keamanan yang
memadai.
4. Perlu diadakannya gerakan sadar keselamatan pelayaran nasional
serta menanamkan budaya keselamatan (safety culture) di
lingkungan masyarakat Indonesia khususnya di bidang maritim.
5. Meningkatkan kompentensi Nakhoda dan Awak Kapal dengan
sertifikasi Pelaut.
DAFAR PUSATAKA
Knkt.dephub.go.id diakses oleh Nurhidayati pada 5 Mei 2017 pukul 21:00 WIB
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pel