Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia sebagai bangsa bahari memiliki hamparan laut yang lebih luas
daripada daratannya,karena itu Indonesia sebagai bangsa maritim memiliki
hamparan laut yang lebih luas daripada daratannya. Jauh sebelum masa
kemerdekaan, indonesia ternyata sudah dikenal dunia sebagai Bangsa yang
memiliki Peradaban maritim maju. Sejarah mencatat bangsa indonesa telah
berlayar jauh dengan kapal bercadik atau perahu berlayar dengan navigasi
seadanya, mereka telah mampu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong
lautan Hindia hingga ke Madagaskar dan berlanjut ketimur hingga ke pulau
Paskah. Dengan kian ramainya arus pengakutankomoditas perdagangan
melalui laut, mendorongmunculnya Kerajaan-kerajaan di Nusantara yang
bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar. ada beberapa istilah
nama lain untuk indonesia namun yang paling terkenal yaitu nusantara.
indonesia juga dibilang sebagai nusantara dan Indonesia memiliki batas
wilayah dan perairan.

B.   Rumusan Masalah


Dalam rumusan disini, maka akan dicari jawaban dari pada :
Membahas tentang sejarah, kerajaan-kerajaan menguasai maritim, batas
wilayah dan perairan Indonesia.

C.   Maksud dan Tujuan


Penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.     Memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kebaharian..
2.    Membahas tentang sejarah, kerajaan-kerajaan menguasai maritim,batas
wilayah dan perairan Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Nusantara dan Kerajaan- kerajaan.


Nusantara merupakan istilah yang dipakai ntuk menggambarkanwilayah
kepulauan yang membentang dari sumatera sampai papua. Kata ini tercatat
pertama kali dalam literatur berbahasa jawa pertengahan abad ke-12 hingga ke-
16 untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit.setelah
sampai terlupakan, pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh ki
hajar dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka
pelanjut Hindia-Belanda yang belum terwujud. Ketika pengguna nama indonesia
(berarti Kepulauan Hindia) disetujui untuk dipakai sebagai sinonim untuk
kepulauan indonesia.pengertian ini sampai sekaraang dipakai diindonesia.akibat
perkembangan politik selanjutya, istilah ini kemudian dipakai pula untuk
menggambarkan kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak diantara
benua asia dna australiz, termasuk  Semensnjung Malaya namun biasanya tidak
mencakup filipina.dalam  pengertian terakhir ini, Nusantara merupakan padanan
bagi Kepulauan Melayu ( Malay Archipelago),

suatu istilah yang populer pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-
20,terutama dalam literatur berbahasa inggris.

Kejayaan Kerajaan Maritim Indonesia Sebelum Kemerdekaan


Para ahli sejarah bangsa Eropa pernah melontarkan pernyataan bahwa
sebetulnyanenek moyang bangsa Indonesia adalah mereka yang datang dari
Asia Tenggara(Indochina/Yunan) dalam dua gelombang migrasi besar-
besaran, yaitu pada 5000 tahunSM dan pada 2000 tahun SM melalui laut
dan dalam mengarungi perjalanan tersebutsumber penghidupan mereka
sangat tergantung dari laut. Fakta prasejarah Cadas Guayang terdapat di
pulau-pulau Muna, Seram dan Arguni yang diperkirakan berasal dari1000
tahun SM dipenuhi dengan lukisan perahu-perahu layar. Juga ditemukan
beberapaartefak suku Aborigin di Australia yang diperkirakan berasal dari
2500 tahun SM serupayang ditemukan di pulau Jawa. Kenyataan ini
memberikan indikasi bahwa jauh sebelumgelombang migrasi dari Indochina
yang datang ke Indonesia, nenek moyang bangsa-bangsa Nusantara sudah
berhubungan dengan suku Aborigin di Australia lewat laut.Peninggalan
prasejarah bekas kerajaan Merina yang didirikan oleh perantau
dariNusantara ditemukan juga di Madagaskar, hal ini menunjukkan bahwa
nenek moyangpenduduk Nusantara pada masa itu telah memiliki teknologi
pembuatan perahu bercadik dan perahu layar yang mampu mengarungi
samudera dengan medan yang sangat berat.Jejak prasejarah bercirikan
istilah maritim juga ditemukan di wilayah rumpun bahasaAustronesia, di
mana pengaruh istilah maritim bahasa Nusantara terasa sangat kuat
dibandingkan dengan pengaruh rumpun bahasa lainnya. Bertolak dari bukti
prasejarahnusantara itu memberikan indikasi bahwa nenek moyang bangsa
Nusantara adalah aslipelaut dan pengembara, dan sejak ribuan tahun
sebelum Masehi sudah mampu menghadapigelombang besar melewati
samudera Pasifik dan samudera Hindia. Kenyataan sejarahini
memperlihatkan bahwa bangsa nusantara adalah pelaut-pelaut ulung yang
jejak kebudayaannya masih dapat diikuti sampai sekarang.Pada jaman
Hindu-Budha mulai menyebar kebudayaannya di kepulauan
Nusantara,kerajaan-kerajaan di nusantarapun melakukan kegiatan maritim
aktif, baik intra insularataupun ekstra insular, hingga ke India dan Cina.
Kepulauan Nusantara waktu itumerupakan wilayah yang kaya dengan
komoditas perdagangan, dan geoposisi wilayahnusantara merupakan posisi
silang dimana terdapat jaringan komunikasi dan transportasimaritim
(misalnya rute Cina -Taruma -India), ditandai dengan ditemukannya artefak
Cinadan India di Situs Batu Jaya Karawang. Salah satu kerajaan Budha
yang berada dikepulauan nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya berjaya
berdasarkan visi kemaritimannyayang menguasai jaringan transportasi
dagang, jaringan komoditas dan jaringan pelabuhanterutama di sekitar Selat
Malaka. Selain itu pemerintahan maritimnya kuat dan efektif serta tercatat
sebagai pemerintahan dengan kekuatan laut yang diperhitungkan.Kebesaran
Kerajaan Sriwijaya itu dibuktikan dengan berbagai penemuan
prasastidiantaranya adalah Kedukan Bukit (605 C/683 M) di Palembang,
Prasasti Talang Tuwo(606 C/684 M) di sebelah barat Palembang, Prasasti
Kota Kapur (608 C / 686 M) dibagian barat Pulau Bangka, Prasasti-prasasti
Siddhayatra di daerah Palembang, Prasasti\

Telaga Batu (605 C / 683 M) di Palembang. Selain itu ada Prasasti Karang
Birahi diJambi, Prasasti Ligor (679 C / 775 M) di Tanah Genting Kra, yang
melengkapi penemuanbukti-bukti peninggalan sejarah bangsa pada masa
lampau. Penemuan berbagai buktisejarah keberadaan Sejarah Sriwijaya ini
sangat penting untuk mengetahui perjalananpanjang dan mata rantai sejarah
Nusantara khususnya mengenai kemaritiman.Di pulau Jawa terdapat
kerajaan Hindu Majapahit yang mencapai puncak kejayaannya pun
berdasarkan visi maritimnya. Wilayah kekuasaannya merupakan
sebarankerajaan bawahan yang memiliki pelabuhan dan komoditas dagang
vital terutama beras.Kapal-kapal dan pelaut-pelaut Jawa tercatat dalam
kronik-kronik di mancanegara(Sukodaya-Thailand dan Pegu-Myanmar)
sebagai manifestasi kejayaan negara maritimMajapahit yang juga menjadi
pusat budaya dan peradaban di Nusantara. Selain itukekuatan maritimnya
merupakan modal dasar untuk melakukan kolonisasi, ekspansi danpenetrasi
budaya di zaman tersebut.Hal ini terlihat ketika seorang putera bangsa yang
bernama Mahapatih Gajah Madaingin menyatukan kerajaan-kerajaan kecil
Nusantara di bawah koordinasi KerajaanMajapahit. Tidak dapat dikatakan
apakah Mahapatih Gajah Mada berwawasan maritimatau tidak, tetapi apa
yang telah dilakukan oleh orang besar tersebut merupakan sikapyang benar
dalam konteks kebijakan Kerajaan Majapahit dalam wilayah
perairanNusantara yang negeri pasalnya berjumlah berpuluh-puluh baik di
pulau Sumatera maupundi pulau Kalimantan. Wawasan ini tentu saja
memiliki implikasi yang menyangkut strategidan kebijakan kerajaan
tersebut dalam pengelolaan
serta pemanfaatan laut utamanyadalam masalah transportasi
serta pertahanan
wilayah Majapahit sebagai pusat kerajaanyang harus mampu meng-
kordinasi negeri kekuasaannya serta melindungi diri dariserangan musuh.
Sistem transportasi perhubungan laut Majapahit konon diambil aliholeh
Pemerintahan Hindia Belanda ketika berkuasa di wilayah Nusantara.
Melihat kepadakondisi ‘maritim’ Majapahit serta potensi laut yang luar
biasa selain sebagai saranaperhubungan, maka orientasi masyarakat
Nusantara secara total dialihkan menjadimasyarakat darat dan dipekerjakan
sebagai tenaga paksa dan kerja rodi. Dengan demikian,semangat kebaharian
masyarakat Nusantara terpadamkan oleh situasi dan kondisi sosio-ekonomi
serta budaya yang dengan sengaja ditransformasi oleh Belanda demi
kepentinganekonomi Belanda. Dengan langkah-langkah yang di lakukan
terhadap penduduk asliNusantara, Pemerintah Hindia Belanda menjalankan
visi kemaritimannya, yaitu denganmenguasai wilayah perairan Nusantara
dari kawasan Utara: Ternate dan Tidore, kawasanTengah: Makasar,
kawasan Selatan
Batavia dan sepanjang Pantura (pantai Utara PulauJawa).Sementara itu,
kerajaan dan kesultanan Islam pesisir utara Jawa, Demak, Bintara,Tuban,
Lasem dan Jepara melanjutkan tradisi maritim Majapahit sekaligus
menyebarkan
(prolifikasi)
agama Islam dan menantang keberadaan kekuatan maritim Portugis
yangmulai merajalela di Nusantara karena dorongan dinamika lingkungan
ekonomi strategis(direbutnya Konstantinopel oleh Turki Osmani yang
mengakibatkan terganggunyaperdagangan komoditas rempah-rempah dan
barang mewah dari Asia). Pada masa yangsama, kerajaan Bantenpun
berkembang menjadi kekuatan maritim yang mengendalikanwilayah barat
Nusantara dan mengendalikan perdagangan lada.

Peran kekuatan maritim Demak digantikan oleh Mataram yang sampai abad
ke -XVII masih dapat diperhitungkan sebagai negara maritim. Perubahan
visi pemerintahandan kekalahan dalam persaingan melawan VOC (kompeni
dagang Hindia Timur) membuatMataram kemudian menjadi lemah dan
bervisi darat.Abad ke-XVII ditandai juga dengan berjayanya kerajaan
maritim Aceh yangmelanjutkan tradisi Sriwijaya menjadi kekuatan maritim
yang mengendalikan alur lautperdagangan di sekitar Selat Malaka sampai
awal abad ke-XVIII sebelum kemudiantidak lagi sanggup bersaing dengan
kekuatan maritim imperialis barat Belanda dan Inggris.Di kepulauan
Nusantara bagian Timur, Kesultanan Makasar dan konfederasi kerajaanetnis
Bugis (Bone, Sawito, Luwu, Tanete dan lain-lain) yang berwawasan
Maritim menjadidua kekuatan yang mengendalikan wilayah perdagangan
dan wilayah komoditas. Sifatdiaspora (penyebaran) kedua kelompok etnis
ini membuat mereka hadir dimana-manadan dapat mempertahankan budaya
Maritimnya hingga sekarang, meskipun keduakerajaan tersebut pun tidak
sanggup menghadapi kekuatan maritim imperialis Barat (VOCmaupun
Belanda).Untuk wilayah bagian timur terdapat Kesultanan Ternate dan
Tidore, yang menguasaisumber komoditas sangat penting seperti rempah-
rempah, dan mengendalikan pulaperdagangan dan jaringan transportasi serta
komunikasi Wilayah Timur Nusantara. Tradisiinsularitas kedua kesultanan
ini sangat terlihat dan merupakan satu ciri
pemahamangeostrategi ’perfectisolation’ di Kepulauan Nusantara.

B.   Batas wilayah perairan Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan posisi silangnya yang sangat
strategis. Terletak di antara dua benua dan dua samudra. Luas kepulauan
Indoneia adalah 9,8 juta km² (seluruh wilayah Indonesia), dan luas wilayah
lautnya 7,9 juta km². Posisi silang yang strategis meyebabkan Indonesia
mempunyai peranan peting dalam lalu lintas laut, tetapi posisi silang seperti
ini di samping menguntungkan juga membahayakan bagi negara, baik
dalam bidang sosial ekonomi, kebudayaan, maupun pertahanan dan
keamanan.
Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai batas wilayah
perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahaya-bahaya yang mungkin
timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan Hukum Laut
Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982. Berdasarkan
kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas laut
teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.

1. Batas Laut Teritorial


Batas laut teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah garis
dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut.  Garis dasar adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau di Indonesia. Laut
yang terletak di sebelah dalam garis dasar merupakan laut pedalaman. Di
dalam batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan
sepenuhnya. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah
Indonesia.
2. Batas Landas Kontinen
Landas kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi
maupun geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua.
Kedalaman landas kontinen tidak lebih dari 150 meter. Batas landas
kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak
paling jauh adalah 200 mil. Kalau ada dua negara yang berdampingan
mengusai laut dalam satu landas kontien dan jaraknya kurang dari 400 mil,
batas kontinen masing-masing negara ditarik sama jauh dari garis dasar
masing-masing. Kewajiban negara ini adalah tidak mengganggu lalu lintas
pelayaran damai di dalam batas landas kontinen.

 Hak-hak Negara Pantai

Selanjutnya pasal 2 konvensi jenewa tersebut menyatakan : negara pantai


mempunyai hak-hak berdaulat atas landas kontinen untuk tujuan eksplorasi
dan eksploitasi sumber-sumber alamya. Hak-hak yang tercantum dalam ayat
1 pasal tersebut adalah eksklusif yang dapat melakukan kegiatan-kegiatan di
atas landas kontinen itu tanpa persetujuan negara pantai.
Negara-negara pantai hanya mempunyai kedaulatan fungsional, yaitu
kedaulatan yang khusus dan perlu untuk mengadakan eksplorasi dan
eksploitasi landas kontinen itu saja.kedaulatan negara pantai dalm hal ini
terbatas, sebagaimana yang disebut ayat 3 pasal 2 konvensi yang tersebut di
atas yaitu : hak-hak negara pantai atas landasan kontinen tidak boleh
berarti pendudukaan secara efektif dan fiktif. Kedaulatan negar pantai atas
landas kontinennya hanya kedaulatan yang perlu untuk menggali sumber-
sumber daya alam yang terdapat di sana. prinsip ini sesuai pula dengan
pernyataan presiden Truman September 1945 sebelumnya,bahwa negara
pantai atas landas kontinen tidak akan mempengaruhi status yang sah dari
lautan bebas perairan itu atau udara di atasnya (pasal 3 konvensi). Jadi,
konvensi ini menolak secara resmi pretensi negara-negara untuk meletakkan
laut lepas yang berada di atas landas kontinen di bawah kedaulatannya.laut
lepas yang ada diatas landas kontinen suatu negara pantai akan tetap
berstatus lautt lepas dengan kebebasan-kebebasannya.

 Delimitasi Landas Kontinen

Undang-undang no.1 tahun 1973 tentang landas kontinen Indonesia dalam


pasal 3 yang bunyinya “Dalam hal landas kontinen Indonesia, termasuk
depresi-depresi yang terdapat di landas Kontinen Indonesia, berbatasan
dengan negara lain, penetapan garis batas landas kontinen dengan negara
lain dapat dilakukan dengan cara mengadakan perundingan untuk
mencapai suatu persetujuan”  juga menyatakan prinsip penetapan batas
garis landas kontinen dengan negara-negara lain dengan cara perundingan.
Prinsip ini sudah dilaksanakan lama sebelum keluarnya undang-undang
tersebut dan dibawah ini adalah persetujuan-persetujuan garis batas

3. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Pada tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah Indonesia mengeluarkan
deklarasi yang dikenal dengan nama Deklarasi Juanda yang melahirkan
Wawasan Nusantara. Di dalam deklarasi itu ditentukan bahwa batas perairan
wilayah Indonesia adalah 12 mil dari garis dasar pantai masing-masing
pulau sampai titik terluar.
Pada tanggal 21 Maret 1980 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan batas
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indoensia sepanjang 200 mil, diukur dari
garis pangkal wilayah laut Indonesia. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pada
zona ini Indonesia memiliki hak untuk segala kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah
laut serta mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya
laut lainnya.

C.    Batas- Batas Wilayah Laut Indonesia


Setiap negara didunia ini tentu memiliki batas-batas tertentu yang manandai
mana wilayahnya dan bukan, begitu pula dengan Indonesia yang
memiliki batas-batas tertentu untuk wilayahnya. Kita sudah mengetahui
bahwa Indonesia adalah negara maritim, dimana dua pertiga luas wilayah
Indonesia adalah lautan. Jadi, tidaklah mengherankan jika batas-batas
wilayah laut Indonesia berhubungan dengan 10 negara sedangkan
perbatasan wilayah darat Indonesia hanya berhubungan dengan tiga negara.
1.      Batas-batas wilayah Indonesia sebelah utara
Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur), tepatnya
disebelah utara Pulau Kalimantan. Malaysia merupakan satu dari tiga negara
yang berbatasan langsung dengan wilayah darat Indonesia. Meskipun
Indonesia dan Malaysia bertetangga dan satu rumpun, akan tetapi tidak
jarang terjadi konflik akibat permasalahan pemahaman terhadap batas-batas
negara. Salah satu berita yang menggemparkan dunia adalah persengketaan
Pulau Sipadan Ligitan yang dahulu merupakan pulau terluar Indonesia
sekaligus batas Indonesia sebelah utara. Sekarang Pulau Sipadan dan
Ligitan adalah bagian dari negara Malaysia, hal ini berdasarkan kesepakatan
di Mahkamah Internasional.

2.      Batas-batas wilayah Indonesia sebelah utara


Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur), tepatnya
disebelah utara Pulau Kalimantan. Malaysia merupakan satu dari tiga negara
yang berbatasan langsung dengan wilayah darat Indonesia. Meskipun
Indonesia dan Malaysia bertetangga dan satu rumpun, akan tetapi tidak
jarang terjadi konflik akibat permasalahan pemahaman terhadap batas-batas
negara. Salah satu berita yang menggemparkan dunia adalah persengketaan
Pulau Sipadan Ligitan yang dahulu merupakan pulau terluar Indonesia
sekaligus batas Indonesia sebelah utara. Sekarang Pulau Sipadan dan
Ligitan adalah bagian dari negara Malaysia, hal ini berdasarkan kesepakatan
di Mahkamah Internasional.
Wilayah laut Indonesia sebelah utara berbatasan langsung dengan laut lima
negara, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina. Batas-
batas wilayah laut seringkali tidak jelas dan membuat sedikit
ketegangan dilapangan, utamanya adalah Indonesia-Malaysia dan
Indonesia-Singapura diperairan Malaka (Selat Malaka). Sudah sering
rasanya kita melihat berita penangkapan petugas Indonesia terhadap nelayan
Malaysia, atau sebaliknya. Untuk perbatasan laut Indonesia dengan tiga
negara lainnya, yaitu Thailand, Vietnam, dan Filipina jarang sekali ada
permasalahan, hal ini mungkin dikarenakan secara geografis letak Indonesia
dengan tiga negara tersebut cukup jauh.
3.      Batas-batas wilayah Indonesia sebelah barat
Sebelah barat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia dan perairan negara India. Tidak ada
negara yang berbatasan langsung dengan wilayah darat Indonesia disebelah
barat. Walaupun secara geografis daratan Indonesia terpisah jauh dengan
daratan India, tetapi keduanya memiliki batas-batas wilayah yang terletak
dititik-titik tertentu disekitar Samudera Hindia dan Laut Andaman. Dua
pulau yang menandai perbatasan Indonesia-India adalah Pulau Ronde di
Aceh dan Pulau Nicobar di India. Walaupun kedua negara terpisah jauh,
akan tetapi pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan perbatasan
seringkali terjadi, terutama dilakukan oleh para nelayan.
4.      Batas-batas wilayah Indonesia sebelah timur
Wilayah timur Indonesia berbatasan langsung dengan daratan Papua New
Guinea dan perairan Samudera Pasifik. Indonesia dan Papua New Guinea
telah menyepakati hubungan bilateral antar kedua negara tentang batas-batas
wilayah, tidak hanya wilayah darat melainkan juga wilayah laut. Wilayah
Indonesia sebelah timur, yaitu Provinsi Papua berbatasan dengan wilayah
Papua New Guinea sebelah barat, yaitu Provinsi Barat (Fly) dan Provinsi
Sepik Barat (Sandaun). Meskipun demikian, kenyataan dilapangan akan
menjadi tantangan yang sebenarnya, kesamaan budaya dan hubungan
kekerabatan disekitar perbatasan memungkinkan timbulnya permasalahan
dikemudian hari.
5.      Batas-batas wilayah Indonesia sebelah selatan
Indonesia sebelah selatan berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor
Leste, perairan Australia dan Samudera Hindia. Timor Leste adalah bekas
wilayah Indonesia yang telah memisahkan diri menjadi negara sendiri pada
tahun 1999, dahulu wilayah ini dikenal dengan Provinsi Timor Timur.
Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Provinsi yang berbatasan langsung
dengan wilayah Timor Leste, tepatnya di Kabupaten Belu. Selain itu,
Indonesia juga berbatasan dengan perairan Australia. Diawal tahun 1997,
kedua negara ini telah menyepakati batas-batas wilayah negara keduanya
yang meliputi Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan batas landas kontinen.

KESIMPULAN
         Jauh sebelum masa kemerdekaan, Indonesia ternyata sudah dikenal dunia
sebagai sebagai Bangsa yang memiliki Peradaban maritim maju. Bahkan,
bangsa ini pernah mengalami masa keemasan pada awal abad ke-9
Masehi. Fakta sejarah lain yang menandakan bahwa Bangsa Indonesia
terlahir sebagai bangsa Maritim dan tidak bisa dipungkiri, yakni dibuktikan
dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau.
Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang
dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek
moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut, selain itu
ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di
Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah
melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan
kapal-kapal yang laik layar.
         Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai batas wilayah
perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahaya-bahaya yang mungkin
timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan Hukum Laut
Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982. Berdasarkan
kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas laut
teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.
         Kita sudah mengetahui bahwa Indonesia adalah negara maritim, dimana
dua pertiga luas wilayah Indonesia adalah lautan. Jadi, tidaklah
mengherankan jika batas-batas wilayah laut Indonesia berhubungan
dengan 10 negara sedangkan perbatasan wilayah darat Indonesia hanya
berhubungan dengan tiga negara

Anda mungkin juga menyukai