Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI ATAS KAPAL

NIAGA

NAMA : JUSDI SIMARMATA

NIT : 2101109

KELAS : KPNK 3 C

MATA KULIAH : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

POLITEKNIK ADIGUNA MARITIM INDONESIA MEDAN

2022/2023
LANDASAN TEORI

1. Manajemen sumber daya manusia (Laut)

Manajemen adalah kegiatan atau proses pengarahan menggerakan sekelompok

orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam lingkup

sebuah perusahaan, sistem kepengelolaan ini merupakan sebuah hal yang wajib

untuk diadakan di setiap bidang-bidang usaha yang menaungi sektor ekonomi.

Dengan kata lain, sistem manejemen ini merupakan tonggak utama bagi setiap

bidang usaha untuk menggerakan aktivitasnya. Manajemen dapat juga diartikan

sebagai tingkatan pimpinan, terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu: top

management, middle management dan low management.. Menurut Geogre R.

Terry dalam Kosasih (2007:1) menyebutkan bahwa manajemen adalah pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain.

Di dalam lingkup sebuah perusahaan, sistem manajemen dibagi menjadi lima

garis besar, yaitu manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen

akuntansi, manajemen keuangan, dan manajemen SDM.

Untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia

dibutuhkan suatu alat menejerial yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM). MSDM dapat dipahami sebagai suatu proses dalam organisasi serta

dapat pula di artikan sebagai suatu kebijakan (policy). Sebagai suatu proses,

Cushway (1994:13) misalnya mendefinisikan MSDM sebagai, “Part of the

process that helps the organization achieve its objectives’.


Pernyataan ini dapat diterjemahkan sebagai „bagian dari proses yang membantu

organisasi mencapai tujuannya‟. Kosasih (2007:2) penerapan manajemen pada

perusahaan pelayaran secara garis besar terdiri dari:

a. Manajemen pemasaran dilaksanakan pada manajemen usaha (commercial

managemen) perusahaan pelayaran.

b. Manajemen produksi dilaksanakan pada manajemen usaha (commercial

management) dan manajemen armada (fleet management) perusahaan pelayaran.

c. Manajemen keuangan/pembelanjaan dan manajemen akuntansi dilaksanakan

pada manajemen keuangan perusahaan pelayaran.

d. Manajemen SDM dilaksanakan pada manajemen umum/personalia perusahaan

pelayaran.

Menurut Undang-Undang RI No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Bab XIV

Ketentuan Umum Pasal 261 sebagai berikut:

a. Ayat 1: “Penyelenggaraan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang

pelayaran dilaksanakan dengan tujuan tersedianya sumber daya manusia yang

professional, kompeten, disiplin, dan bertanggungjawab serta memenuhi standar

nasional dan internasional.” Hal ini menunjukan bahwa tujuan dari pelaksanaan

pengembangan sumber daya manusia di bidang pelayaran adalah menciptakan

sumber daya manusia maritimeyang professional, kompeten, disiplin, dan

bertanggung jawab serta memenuhi standar nasional dan internasional untuk

memenuhi ketersediaan pelaut handal di sebuah perusahaan maupun instansi

kelautan.
b. Ayat 4: “ Sumber daya manusia di bidang pelayaran meliputi :

1) Sumber daya manusia di bidang angkutan di perairan;

2) Sumber daya manusia di bidang kepelabuhanan;

3) Sumber daya manusia di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran ;dan

4) Sumber daya manusia di bidang perlindungan maritime”.

Bekerja di atas kapal bukan merupakan suatu hal yang mudah, tidak seperti

halnya bekerja di darat, bekerja di atas kapal sangat membutuhkan lingkungan

yang nyaman, istirahat yang cukup dan kebutuhan makanan yang cukup pula.

Tingkat kejenuhan dan kelelahan di atas kapal sangat tinggi sehingga dibutuhkan

suatu metode dalam upaya mengurangi permasalahan tersebut agar kecelakaan

kerja di atas kapal dapat dihindari sebaik mungkin. Pengelolaan di dalam sebuah

perusahaan menjadi hal yang sangat penting, hal ini dikarenakan tingkat

pengelolaan yang baik dapat membuat proses perkerjaan akan semakin lebih

mudah. Pengelolaan disebuah perusahaan biasanya dilakukan oleh pimpinan

direksi perusahaan atau manajer yang ada di perusahaan tersebut. Manajer

ataupun direksi perusahaan mempunyai peranan penting di dalam sebuah

perusahaan untuk mengambil langkah-langkah dan kegiatan untuk mengelola

sumber daya manusia yang ada di perusahaannya (Hakim, 2009). Walaupun

manajer dan direksi perusahaan adalah bagian dari sumber daya manusia

perusahaan mereka tetap diberi tanggung jawab untuk mengelola sumber daya

manusia lainnya yang ada diperusahaan,hal ini dikarenakan manajer dan direksi
perusahaan memiliki peran fungsional dalam kegiatan operasional perusahaan

setiap harinya. Pengelolaan di atas kapal pun demikian pentingnya, karena tingkat

pengelolaan yang baik dapat membuat awak buah di atas kapal dapat bekerja

dengan baik. Bekerja dengan baik di atas kapal dapat mengurangi tingkat

kecelakaan kerja di atas kapal. Seorang Nakhoda harus selalu memperhatikan

fungsi manajerial yang baik di atas kapal agar dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya kecelakaan kerja di atas kapal.

Dalam pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

meliputi berbagai fungsi yaitu :

1) Planning

2) Organizing

3) Leading

4) Controlling

yang memiliki peranan masing- masing disetiap fungsinya.

Fungsi-fungsi tersebut selaras dengan apa yang telah dijelaskan di atas

bahwasanya komponen fungsi tersebut menjadi bagian penting dalam upaya

pengelolaan manajemen sumber daya manusia untuk mengurangi tingkat

kecelakaan dalam kerja.

Shift Rotation System

Shift Rotation adalah suatu mutasi personal yang dilakukan secara horizontal

tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji ataupun pangkat/golongan dengan

tujuan untuk menambah pengetahuan sesorang dan menghindari kejenuhan


(Wahyudi, 2002). Shift Rotation System ini adalah bertujuan untuk mengurangi

monoton dan pengulangan dalam pekerjaan.

Shift Rotation System Dapat Mengurangi Tingkat Kejenuhan Awak Kapal Dalam

Bekerja

Shift Rotation System adalah suatu medote dalam mengelola sumber daya

manusia di atas kapal dengan membagi waktu pekerjaan seseorang dalam kurun

waktu tertentu sehingga kelelahan dalam bekerja dapat dihindari. Metode ini

sangat efektif dalam mengurangi tingkat kejenuhan seseorang yang bekerja di atas

kapal, karena pembagian waktu dalam bekerja dapat membuat kebosanan dapat

berkurang. Perencanaan sangat penting untuk menjalankan sebuah pola

manajemen bisnis yang bertujuan untuk mengelola sumber daya manusia agar

lebih termotivasi dan meningkatkan kualitas kinerja pekerja. Hal ini sangat

diharuskan dilakukan, karena tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang,

semua proses pengelolaan manajemen bisnis pun tidak akan berjalan dengan baik.

Dengan adanya Shift Rotation System yang diterapkan di atas kapal diharapkan

seseorang yang bekerja di atas kapal dapat terbebas dari rasa jenuh dan kelelahan.

2. Pengertian rekrutmen

Dalam manajemen sumber daya manusia, rekrutmen merupakan fungsi

operasional yang pertama. Hal ini semakin jelas menunjukan betapa pentingnya

masalah rekrutmen. Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak

dan menetapkan sejumlah SDM yang berkualitas untuk menduduki suatu

jabatan/pekerjaan dalam suatu perusahaan. Maka dari itu proses rekrutmen

merupakan tahapan yang sangat penting dalam meregenerasi dan


mempertahankan kualitas SDM di suatu perusahaan. Perusahaan kerap kali

melakukan proses rekrutmen secara berkelanjutan, baik secara regular maupun

program tersendiri yang disesuaikan dengan kebijakan setiap perusahaan.

Rekrutmen ini juga dijelaskan oleh Henry Simamora (2006:170) bahwa

Rekrutmen (recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat

pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang

diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasikan dalam

perencanaan kepegawaian. Dalam hal ini rekrutmen menjadi titik awal perusahaan

untuk meningkatkan kualitas kerja karyawannya, sehingga dapat mencapai tujuan

perusahaan. Setiap perusahaan memiliki strategi yang berbeda, visi, misi dan

acuan dalam menentukan arah kebijakan demi mencapai target.

a. Tujuan rekrutmen

Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki beberapa tujuan antara

lain sebagai berikut:

1) Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan

mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap

calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.

2) Tujuan pasca pengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang

merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan

perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.

3) Meningkatkan citra umum organisasi, sehinggaa para pelamar yang gagal

mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi atau perusahaan.


b. Proses Rekrutmen

Simamora (1997:214) Adapun dalam proses rekrutmen meliputi beberapa poin

penting, yaitu sebagai berikut:


1. Penyusunan strategi untuk merekrut

Dalam penyusunan strategi ini, peran departemen sumber daya manusia

bertanggung jawab dalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan,

bagaimana karyawan direkrut, dimana tempatnya, dan kapan pelaksanaanya.

2. Pencarian pelamar kerja

Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut untuk

menginformasikan lowongan, salah satu caranya dengan membina hubungan yang

baik dengan sekolah-sekolah atau universitas-univeritas.

3. Penyaringan atau penyisihan pelamar kerja yang tidak cocok

Didalam proses membutuhkan perhatian besar khususnya untuk membendung

diskualifikasi dengan alasan yang tidak tepat.

4. Pembuatan kumpulan pelamar

Kelompok pelamar yang sudah disaring merupakan kumpulan individu-individu

yang telah selesai dengan kriteria perekrut dan merupakan kandidat.

Rekrutmen sering diperlakukan seolah-olah sebagai sebuah proses satu arah

sesuatau yang dilakukan perusahaan untuk mencari calon karyawan. Pendekatan

ini disebut teori rekrutmen pencarian.

Meskipun demikian dalam praktiknya calon karyawan dan manajer mencari

organisasi sebagaimana organisasi mencari mereka. Pandangan ini yang disebut

teori rekrutmen pasangan, terkesan lebih realistik. Keberhasilan rekrutmen dan

keberhasilan pencarian pekerjaan keduanya secara kritis tergantung pada


penentuan pada penentu saatnya. Manakala terjalin kesesuaian antara upaya

rekrutmen organisasional dengan upaya pencarian kerja pelamar, maka kondisinya

matang untuk bertemu (Simamora, 2006:179).

c. Sumber-sumber rekrutmen

Ada dua sumber utama rekrutmen yang dapat digunakan sumber internal dan

sumber eksternal. Sumber internal (internal sources) berkenaan denggan

karyawan-karyawan yang ada saat ini dalam organisasi; sumber eksternal

(external sources) adalah individu yang saat ini tidak dikaryakan oleh organisasi.

Perusahaan dapat memperoleh orang yang direkrut dari kedua sumber ini

(Simamora, 2006:185)

Simamora (1997:214) menjelaskan, Sumber-sumber rekrutmen adalah pelamar

langsung, lamaran tertulis, lamaran berdasarkan informasi, orang lain, jalur iklan,

perusahaan penempatan tenaga kerja, perusahaan pencari tenaga kerja

professional, lembaga pendidikan, organisasi profesi, serikat pekerja, dan melalui

balai latihan kerja milik pemerintah.

3. Awak kapal

Awak kapal atau disebut juga pelaut adalah seseorang yang pekerjaannya berlayar

di laut. Atau dapat pula berarti seseorang yang mengemudikan kapal atau

membantu dalam operasi, perawatan atau pelayanan dari sebuah kapal. Hal ini

mencakup seluruh orang yang bekerja diatas kapal. Menurut Undang-Undang RI

No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 sebagai

berikut:
a. Ayat 40: “Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas

kapal, atau operator kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan

jabatannya yang tercantum dalam buku sijil”.

b. Ayat 41: “Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan

tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu”

c. Ayat 42: “Anak buah kapal adalah awak kapal selain nakhoda”

4. Jabatan awak kapal

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70

Tahun 2013 Tentang Pendidikan dan Pelatihann, Sertifikasi sarta Dinas Jaga

Pelaut pada Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35 menjelaskan:

a. Nakhoda (Master) adalah salah seorang awak kapal yang menjadi pemimpin

tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

b. Perwira (Officer) adalah awak kapal selain nakhoda yang ditetapkan di dalam

peraturan atau regulasi nasional sebagai perwira.

c. Perwira Dek (Deck Officer) adalah perwira kapal bagian dek.

d. Mualim I (Chief Mate) adalah perwira kapal bagian dek yang jabatannya

setingkat lebih rendah dari nakhoda dan yang dapat menggantikan tugas bilamana

nakhoda tidak dapat melaksanakan tugasnya.


e. Perwira yang Melaksanakan Tugas Jaga di Anjungan (Watchkeeping Officer)

adalah perwira kapal bagian dek dengan jabatan sebagai Mualim II atau Mualim

III atau Mualim IV.

f. Kadet adalah peserta didik yang melaksanakan praktek laut.

g. Masinis (Engineer Office) adalah perwira kapal bagian mesin.

h. Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer) adalah perwira senior kapal bagian

mesin yang bertanggung jawab atas penggerak mekanis kapal serta operasi dan

perawatan instalasi mekanis dan listrik kapal.

i. Masinis II (Second Engineer Officer) adalah perwira kapal bagian mesin yang

jabatannya setingkat lebih rendah dari Kepala Kamar Mesin dan yang dapat

menggantikan tugas bilamana Kepala Kamar Mesin tidak dapat melaksanakan

tugasnya.

j. Masinis yang Melaksanakan Tugas Jaga di Kamar Mesin adalah Masinis dengan

jabatan sebagai Masinis III atau Masinis IV atau Masinis V.

k. Operator Radio (Radio Operator) adalah seseorang yang memiliki sertifikat

tertentu yang diterbitkan oleh administrator dan diakui sesuai ketentuan peraturan

radio.

l. Operator Radio GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System atau

Sistem Keselamatan Dalam Marabahaya Maritim) adalah seseorang yang

bertanggung jawab dalam dinas jaga radio untuk mengoperasikan peralatan

GMDSS serta memiliki kompetensi sebagaimana yang distandarkan dan memilki

sertifikat sesuai Chapter IV Konvensi Internasional STCW 1978 dan


Amandemennya. 28. Tugas Jaga Radio (Radio Duties) meliputi tugas jaga,

perawatan, dan perbaikan teknis yang dilaksanakan berdasarkan peraturan radio

(radio regulation) dan Konvensi SOLAS 1974 dan amandemennya.

m. Electro-Technical Officer adalah perwira yang memiliki kualifikasi sesuai

dengan ketentuan Konvensi STCW 1978 dan amandemennya Aturan III/6.

n. Rating adalah awak kapal selain nakhoda dan perwira.

o. Rating yang Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi dan Kemudi (Jurumudi)

adalah rating yang memiliki kualifikasi sesuai dengan ketentuan Konvensi STCW

1978 dan amandemennya Aturan II/4.

p. Pelaut Terampil Bagian Dek (Able Seafarer Deck) adalah rating yang memiliki

kualifikasi sesuai dengan ketentuan Konvensi STCW 1978 dan amandemennya

Aturan II/5.

q. Rating yang Melaksanakan Tugas Jaga Mesin (Juru Minyak) adalah rating yang

memiliki kualifikasi sesuai dengan ketentuan Konvensi STCW 1978 dan

amandemennya Aturan III/4.

r. Pelaut Terampil Bagian Mesin (Able Seafarer Engine) adalah rating yang

memiliki kualifikasi sesuai dengan ketentuan Konvensi STCW 1978 dan

amandemennya Aturan III/5.

s. Rating Teknik Elektro (Electro-Technical Rating) adalah rating yang memiliki

kualifikasi sesuai dengan ketentuan Konvensi STCW 1978 dan amandemennya

Aturan III/7.
5. Shipmanning agency

Perusahaan ship manning agency adalah perusahaan yang telah ditunjuk oleh ship

owner sebagai penyedia awak kapal yang akan dipekerjakan diatas kapal milik

ship owner. Maka dari itu, perusahaan ship manning agency harus benar-benar

bisa memberikan awak kapal sesuai dengan harapan dan kebutuhan dari ship

owner.

Menurut Undang-Undang RI No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Bab III Bagian

Pengawakan Kapal Pasal 135 yang berbunyi, “Setiap kapal wajib diawaki oleh

Awak Kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai

dengan ketentuan nasional dan internasional”.

Menurut Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 20 Tahun 2010 tentang

Angkutan di perairanBab I Ketentuan Umum Pasal 1 sebagai berikut:

a. Ayat 23: “Usaha Pengelolaan Kapal (ship management) adalah kegiatan jasa

pengelolaan kapal di bidang teknis kapal meliputi perawatan, persiapan docking,

penyediaan suku cadang, perbekalan, pengawakan, asuransi, dan sertifikasi

kelaiklautan kapal”.

b. Ayat 24: “Usaha Keagenan Awak Kapal (ship manning agency)adalah usaha

jasa keagenan awak kapal yang meliputi rekruitmen dan penempatan di kapal

sesuai kualifikasi”.

6. Program scholarship/beasiswa

Menurut Agus Lahinta (2009) mengatakan pengertian beasiswa adalah pemberian

berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk
digunakan demi keberlangsungan pendidikanyang ditempuh. Beasiswa dapat

diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaanataupun yayasan. Beasiswa pada

umumnya merupakan pemberian biaya untuk pendidikan bagi mahasiswa/taruna

yang masih mengikuti perkuliahan/pendidikan di suatu perguruan tinggi/akademi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, beasiswa dimaknai sebagai tunjangan

yang diberikan kepada pelajar/mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Dengan

kata lain, scholarship/beasiswa adalah sebuah program yang dilaksanakan oleh

suatu instansi baik dari pemerintah maupun sebuah instansi perusahaan swasta

yang ditunjukan untuk pelajar/mahasiswa (taruna) yang berhak mendapatkan

karena suatu prestasi. Prestasi bisa didapatkan oleh pelajar karena nilai akademis

yang didapat maupun dari seleksi yang diadakan oleh pelaksana program

scholarship/beasiswa.

B. Kerangka pikir penelitian

Adapun kerangka pikir penelitian yang peneliti buat sesuai dengan uraian-uraian

yang telah dijelaskan diatas adalah sebagai berikut:

Internal

1. Pelatihan Cadet yang kurang maksimal

2. Ketidaksesuaian hasil tes seleksi terhadap kualitas diatas kapal

Eksternal

Kurangnya loyalitas ex Cadet kepada perusahaan


Internal

1. Memaksimalkan pelatihan Cadet

2. Pembuatan struktur organisasi penyelenggara seleksi

Eksternal

Merubah kebijakan perusahaan yang menguntungkan ex Cadet

C. Definisi operasional

a. Perusahaan pelayaran adalah suatu badan yang menjalankan bisnis dengan cara

mengoperasikan kapal atau usaha lain yang erat hubungannya dengan kapal.

b. Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb)

seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.

c. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh

pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan

jabatan yang tercantum dalam buku sijil,termasuk Nakhoda.

d. Perusahaan ship manning agency/pengawakan kapaladalah perusahaan yang

telah ditunjuk oleh perusahaan kapal milik/ship owner sebagai penyedia awak

kapal yang akan dipekerjakan diatas kapal milik.

e. Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan

sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga

kerja dengan karakteristik tertentu seperti telah ditetapkan dalam perencanaan.


f. Scholarship/beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang

diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi

keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh

lembaga pemerintah, perusahaan atau yayasan

g. Cadet/Kadet kapal

Cadet bisa berarti calon perwira adalah seseorang yang sedang melaksanakan

praktek di kapal guna persyaratan di pendidikan pelayaran, tugasnya belajar di

atas kapal.

h. Junior Officer

Junior Officeradalah seorang fresh graduate yang sudah menjabat sebagai perwira

ada diatas kapal.


KESIMPULAN DAN SARAN

Bekerja di atas sebuah kapal bukan merupakan suatu perkara mudah untuk

dilakukan. Tingkat kejenuhan dan kelelahan dalam bekerja di atas kapal sangat

berpengaruh terhadap keselamatan dalam bekerja. Lingkungan yang sempit,

pekerjaan yang monoton serta durasi bekerja yang sangat lama merupakan faktor

terbesar dalam meningkatkan tingkat kejenuhan dan kelelahan dalam bekerja di

atas kapal. Peran manajerial dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia

sangat dibutuhkan dalam upaya menekan tingkat kecelakaan dalam bekerja di atas

kapal, hal ini dikarenakan fungsi manajemen yang baik dapat meningkatkan

kinerja awak buah kapal dalam bekerja. Shift rotation system merupakan salah

satu upaya perusahaan dalam mengurangi tingkat kecelakaan bekerja akibat

kelelahan dalam bekerja di atas kapal. Melalui sistem inilah seseorang di atas

kapal mampu membagi jam kerjanya dengan baik sehingga menjaga kondisi

pikiran dan tubuhnya dari kelelahan dan kejenuhan

Anda mungkin juga menyukai