Anda di halaman 1dari 7

\BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


B.
ISM Code merupakan standar internasional untuk manajemen keselamatan

pengoperasian kapal-kapal dan pencegahan pencemaran laut yang disahkan oleh

International Maritime Organisation (IMO) dengan resolusi assembly: A. 741(18)

pada tanggal 4 November 1993 dan menjadi wajib dengan diberlakukannya Bab IX,

konvevsi SOLAS 1974, yaitu secara bertahap dan mulai diberlakukan khusus untuk

kapal-kapal tanker yaitu pada tanggal 1 Juli 1998. Sejarah lahirnya ISM Code berawal

dari kecelakaan di laut, lepas pelabuhan Zeebruge, Belgia pada tanggal 6 Maret 1987,

pukul 19.05 waktu setempat, tenggelamnya sebuah kapal Ro-Ro Ferry: “The Herald

of Free Enterprise” 4 menit setelah meninggalkan dermaga, melaju keluar pelabuhan

dengan kecepatan 14 knots untuk tujuan Dover (Selatan Inggris/England) dimana

Bow Door tidak tertutup rapat. Kapal yang diawaki dengan 80 personil, mengangkut

81 kendaraan roda empat, 47 freight vehicles dan kurang lebih 460 penumpang telah

mengalami musibah dan berakhir dengan meninggalkan korban 150 jiwa penumpang

dan 38 anggota awak kapal. Dan hasil penyelidikan, ternyata musibah ini disebabkan

oleh kesalahan manajemen (lack of management) yang berpangkal pada faktor

kelalaian manusia (human error) (TP, 2018). Salah satu produk ISM Code adalah

Safety Management System, Pengenalan suatu sistem manajemen keselamatan (SMS)

mensyaratkan suatu perusahaan untuk mengembangkan dan 1 2

mengimplementasikan prosedur-prosedur dari manajemen keselamatan guna

menjamin bahwa kondisi-kondisi, kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas diatas kapal

benar adanya dan dilaksanakan sesuai dengan standar aturan yang baku dimana

manajemen tersebut mempengaruhi keselamatan dan perlindungan lingkungan yang


direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan sesuai dengan standar aturan yang baku

dimana manajemen tersebut mempengaruhi keselamatan dan perlindungan

lingkungan yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan diawasi sesuai

dengan persyaratanpersyaratan legislatif dan perusahaan pelayaran. Sistem

Manajemen Keselamatan (SMK) dikembangkan dan dipelihara oleh personil-personil

yang terlibat dalam pengopersian kapal dan pencegahan pencemaran dilaut dari kapal

itu, hal tersebut penting untuk mengenal bahwa tanggung jawab dan kewenangan dari

personil-personil yang ada dan berbeda-beda dimana terlibat dalam sistem ini dan

jalur komunikasi antara personil-personil darat dan personil-personil kapal yang

dipengaruhi oleh sistem itu sendiri. Sekali ditetapkan, dikembangkan dan

diimplementasikan dalam tugas-tugas dan kegiatan yang berhubungan dengan

keselamatan diatas kapal dan perlindungan lingkungan dilaut, hal itu merupakan

sasaran dari dibentuknya suatu sistem manajemen keselamatan. Maka demi

terwujudnya pelaksanaan Safety Management System (SMS) diatas kapal yang nyata

sehingga prosedur-prosedur kerja sesuai checklist yang standar sesuai dengan ISM

Code benar-benar dilaksanakan dan melihat yang terjadi dikapal Karmando adalah

sangat jauh dari standar yang ada yaitu mengenai penerapan prosedur keselamatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. INTERNASIONAL SAFETY MANAJEMEN CODE

Pada awalnya SOLAS dibuat untuk mengurangi atau meminimalisir terjadinya

kecelakaan dengan aturan-aturan yang telah tercantum pada bab-bab yang terdapat di

SOLAS, tetapi ternyata kecelakaan-kecelakaan tersebut masih banyak terjadi, oleh

sebab itu IMO memandang perlu diadakannya penyempurnaan dan penambahan pada

bab-bab yang terdapat di SOLAS tersebut maka diadakanlah

amandemenamandemen.Memasuki tahun 1990an, isu safety dan lingkungan hidup

sangat mempengaruhi industri maritim sehingga IMO menerbitkan amandemen 1993

dari SOLAS 74/78 mengenai International Safety 12 Management Code yang

kemudian dimasukkan ke dalam Bab IX dari SOLAS 74 yang diberlakukan secara

internasional mulai Juli 1998. IMO menginginkan "safer ship and clean ocean”.Di

Republik Indonesia sendiri, penerapan ISM Code yang merupakan bagian dari

SOLAS juga dipersyaratkan berlandaskan kepada beberapa peraturan perundangan

sebagai berikut: a. UU No 21 tahun 1992 tentang Pelayaran b. UU No 17 tahun 2008

tentang Pelayaran yang merupakan penyempurnaan dari UU No 21 Tahun 1992 c.

Keppres No 65 tahun 1980 tentang Ratifikasi SOLAS d.SK Dirjen Perla No PY.

67/1/6-96 tanggal 12 Juli 1996 tentang Pemberlakuan Manajemen Keselamatan Kapal

(ISM Code). Menurut Sulistijo, 2006, hal 1. IMO mengeluarkan peraturan baru ISM

Code sebagai media untuk menstandarkan “Safe Management for Operation of Ship

and Pollution Prevention” dan menjadi bab IX dari SOLAS 74/78, yaitu

“Management for the Safe Operation of Ships”.

Adapun isi dalam ISM Code yang berupa beberapa elemen-elemen, terdiri dari:
a. umum,

b. kebijaksanaan keselamatan dan perlindungan lingkungan,

c. tanggung jawab dan kewenangan perusahaan,

d. orang yang ditunjuk,

e. tanggung jawab dan kewenangan nahkoda,

f. sumber daya dan personal,

g. penyusunan rencana operasi diatas kapal,

h. kesiapan menghadapi darurat,

i. laporan dan analisa ketidaksesuaian, kecelakaan dan kejadian berbahaya,

j. pemeliharaan kapal dan peralatannya,

k. dokumentasi,

l. verifikasi, pemeriksaan dan penilaian ulang dari perusahaan,

m. sertifikasi, verifikasi, dan pengawasan,

n. sertifikasi sementara,

o. verifikasi, (Sadly, 2019). 13

Berikut adalah definisi-definisi yang berkaitan dengan ISM Code yaitu:

a. ‟ISM code‟ singkatan dari International safety management code adalah kode

internasional tentang tanggung jawab bersama perusahaan pelayaran selaku pemilik


kapal/operator kapal dan personil diatas kapal dalam pemenuhan standar keselamatan

pengoperasian kapal danpencegahan pencemaran laut

b.‟Company” yaitu pemilik kapal atau pencarter perorangan atau kelompok, yang

bertanggung jawab atas pengoperasian kapal.

c.“Administration” adalah pemerintah dari negara dimana kapal didaftarkan yang

diberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan tentang keselamatan pelayaran.

d.“Non Conformity” adalah penyimpangan yang terjadi terhadap ketentuan-ketentuan

sistem manajemen keselamatan, atau kesalahan yang dapat menimbulkan bahaya

terhadap jiwa manusia, lingkungan, kapal dan muatan.

e.“Designated Person Ashore” adalah orang yang ditunjuk atau orang-orang di darat

yang memiliki hubungan langsung ke pimpinan manajemen tertinggi yang

bertanggung jawab dan memiliki kewenangan dalam hal pengawasan terhadap

keselamatan dan polusi dari operasi kapal dan memberikan jaminan bahwa fasilitas

yang diperlukan dapat dipenuhi.

f. “Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)” adalah badan usahan milik Negara Indonesia

yang di tunjuk satu-satunya badan klasifikasi nasional untuk melakukan pengkelasan

kapal niaga secara reguler beroperasi di perairan Indonesia. “Safety Management

System” (SMS) adalah suatu sistem yang disusun secara struktural dan

terdokumentasi untuk memungkinkan personil perusahaan secara efektif dapat

menerapkan kebijaksanaan 14 perusahaan akan keselamatan dan perlindungan

lingkungan.

g.“Document of Compliance” (DOC) adalah suatu dokumen yang diterbitkan kepada

suatu Perusahaan yang memenuhi persyaratan-persyaratan ISM Code.


h.“Safety Management Certificate” (SMC) adalah suatu dokumen yang diterbitkan

kepada suatu kapal yang menunjukkan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan

manajemen kapal beroperasi sesuai dengan sistem manajemen keselamatan yang

diakui

i.“Formal Safety Assessment” (FSA) adalah alat proses untuk menilai risiko dan

mengevaluasi biaya dan manfaat dari pilihan yang berbeda untuk mengurangi risiko

tersebut.

j.“Internal audit” adalah Pemeriksaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menyakinkan apakah perusahaan dan kapal telah menerapkan sistem manajemen

perusahaan yang baik dan benar.

k.“External audit” Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan independent yang tidak

ada hubunganya dengan perusahaan atau oleh pejabat pemerintah yang berwenang

kepada perusahaan maupun kapal untuk menyakinkan bahwa ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan oleh ISM Code dan melaksanakan dokumentasi, sebagaimana

yang telah dijanjikan oleh perusahaan pelayaran.

ISM Code bertujuan untuk memberikan standar internasional untuk manajemen

keselamatan dan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran dilaut oleh kapal.

Tetapi dalam kenyataan dilapangan masih banyak kapal yang belum dapat

melaksanakan International Safety Management (ISM) Code dengan sepenuhnya.

Menurut Drs Sammy Rosadhi MM dalam buku Kodifikasi Manajemen Keselamatan

(Rosadhi, 15 2006), hasil analisis statistik tentang kecelakaan yang terjadi diatas kapal

80% penyebab utamanya adalah disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).

Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa perbuatan atau kelalaian manusia mengambil

bagian dalam setiap kecelakaan yang sebenarnya termasuk kegagalan struktural dari
manajemen keselamatan itu sendiri maupun kurangnya perlengkapan pendukung

keselamatan yang dapat menjadi penyebab langsung kecelakaan tersebut. Tugas yang

dihadapi oleh semua perusahaan pelayaran adalah memperkecil kesalahan dari

pengambilan keputusan manusia yang dapat secara langsung atau tidak langsung

berakibat pada suatu kecelakaan dan pencemaran laut. Dalam Badan Diklat

Perhubungan (Perhubungan J. , 1996) Surat Keputusan Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut (SK. Dirjen Hubla) No. PY 67/1/6-96 pada tanggal 12 Juli 1996

tentang ISM Code untuk kapal berbendera Indonesia isinya adalah: 1) oil tanker untuk

pelayaran International dengan GT 500 atau lebih, berlaku mulai tanggal 1 Juli 1998.

2) oil tanker untuk pelayaran National dengan GT 500 atau lebih, berlaku mulai

tanggal 1 Juli 1999. Selain itu menurut SK. Dirjen SHubla (Hubla, 1996)No.

PY67/1/7- 9tanggal 12 Juli 1996 tentang verifikasi untuk sertifikat International

Safety Management Code, Document of Complience dan Safety Management

System,isinya adalah untuk perusahaan kapal berbendera Indonesia, akan dilakukan

oleh Biro Klasifikasi Indonesia, sertifikat sementara akan dikeluarkan oleh Biro

Klasifikasi Indonesia atas nama Pemerintah Indonesia, dan berlaku selama enam

bulan menunggu 16 penerbitan sertifikat asli oleh Kepala Direktorat Perlengkapan

dan Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai