INTERNATIONAL SAFETY

MANAGEMENT
(ISM) CODE

RESOLUSI IMO NO. A.741 (18)

BAB IX SOLAS’74
 Mengenal Standar ISM Code
untuk Keselamatan Perkapalan

ISM Code lahir dari kebutuhan pengelolaan keselamatan di kapal yang disebabkan oleh tingginya
angka kecelakaan kerja di bidang maritim dan dunia pelayaran.
Berdasarkan resolusi IMO A.741(18) yang disahkan pada tanggal 4 November 1993 lahirlah
International Management Code for the Safe Operation and for Pollution Prevention.
Di dalam Bab IX SOLAS ini, ISM Code dijelaskan sebagai Ketentuan Manajemen
Internasional untuk pengoperasian kapal secara aman dan pencegahan pencemaran yang
diadopsi oleh Organisasi dengan resolusi A.741.
ISM Code terdiri dari beberapa elemen/klausul atau di ISM disebut sebagai Code :

Code 1: Umum (terdiri dari Definisi, Tujuan, Aplikasi dan persyaratan fungsional untuk safety
management system).
Code 2: Kebijakan Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan
Code 3: Tanggung Jawab dan Kewenangan Perusahaan
Code 4: Personil yang ditunjuk
Code 5: Tanggung Jawab dan Kewenangan Nakhoda
Code 6: Sumber Daya dan Personil
Code 7: Pengembangan Rencana Pengoperasian di Kapal
Code 8: Kesiagaan Keadaan Darurat
Code 9: Laporan dan Analisis Ketidaksesuaian, Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
Code 10: Pemeliharaan Kapal dan Peralatannya
Code 11: Dokumentasi
Code 12: Verifikasi, Peninjauan dan Evaluasi Perusahaan
Code 13: Sertifikasi, Verifikasi dan Pengendalian
Sertifikat ISM Code ini terdiri dari dua sertifikat yaitu Document of
Compliance (DOC) dan Safety Management Certificate (SMC).
DOC diberikan kepada Perusahaan pemilik kapal sedangkan SMC
diberikan kepada Kapal.
ISM Code atau kependekan dari International Safety Management Code adalah standar
internasional Sistem Manajemen Keselamatan untuk pengoperasian kapal secara aman dan usaha
pencegahan pencemaran di laut.
Tujuan dari penerapan ISM Code adalah menjamin keselamatan di laut untuk menghindari
kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa serta kerusakan kapal yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan di laut. \
ISM Code merupakan produk IMO (International Maritime Organization) yang akhirnya diadopsi
oleh SOLAS (Safety of Life at Sea) pada tahun 1994.

Latar belakang dibuatnya ISM Code adalah banyak terjadi kecelakaan kapal. Dari kecelakaan-
kecelakaan tersebut pada umumnya disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian manusia dalam
pengoperasian kapal dan hanya sedikit yang tergolong dalam kegagalan teknologi.
Pada saat itu peraturan dan konvensi yang ada seperti MARPOL, SOLAS, LOAD LINE Convention
dan peraturan klasifikasi kapal yang sebagian besar hanya mengatur hal-hal yang bersifat teknis
atau perangkat keras, dan sedikit yang berkaitan dengan manusia atau perangkat lunak. Dari
beberapa studi yang dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar kesalahan yang timbul akibat
kesalahan/kelalaian manusia dapat dikontrol dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
yang baik.
ISM Code ini diperuntukan untuk perusahan pelayaran (shipping company) dan mereka yang
terlibat dengan pengelolaan atau pengoperasian kapal yang bertujuan dapat memperbaiki kinerja
perusahaan dalam operasi kapal yang aman dan bebas pencemaran.
ISM Code dalam penerapannya mengikuti konsep-konsep dari ISO (International Organization for
Standardization).
Dengan menerapkan ISM Code dengan baik maka pengelolaan kapal dapat berjalan baik. Kapal
dengan sistem manajemen yang baik dapat membatasi dalam pembuangan seperti minyak atau
sampah, meminimalkan kerugian dalam kecelakaan dan pencegahan kecelakaan seperti tabrakan
atau kebakaran. Dari pencegahan terjadinya kecelakaan kapal dapat menjaga keselamatan
manusia (penumpang dan awak kapal, keselamatan properti (kapal dan muatan) dan perlindungan
lingkungan dari pencemaran baik di udara maupun di laut.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi ISM Code dan menerbitkan Peraturan Menteri
Perhubungan RI Nomor 45 Tahun 2012 tentang Manajemen Keselamatan Kapal. Dalam
peraturan tersebut perusahaan yang mengoperasikan kapal untuk jenis dan ukuran tertentu
harus memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal
dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan. Jenis dan ukuran kapal yang dimaksud
dalam peraturan tersebut meliputi:

1. Kapal penumpang, termasuk kapal penumpang kecepatan tinggi semua ukuran

2. Kapal tangki minyak, kapal tangki pengangkut bahan kimia dan pengangkut gas dengan
ukuran ≥ 150 GT
3. Kapal barang lainnya, kapal barang kecepatan tinggi, kapal pengangkut curah, kapal ikan,
MODU dan unit FSO atau FPSO termasuk tongkang berawak dengan ukuran ≥ 500 GT

Kapal yang telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran
dari kapal akan diberi sertifikat. Dalam pemenuhan persyaratan Sistem Manajemen
Keselamatan akan diberikan sertifikat diantaranya :

• Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance/DOC) untuk

perusahaan
• Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/SMC) untuk kapal
Ada 16 elemen yang tercantum dalam International Safety Management
Code diantaranya:

1. Umum
Pendahuluan yang menjelaskan definisi, sasaran dan penerapan ISM Code

2. Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan

Perusahaan harus menyatakan secara tertulis kebijakannya (policy) tentang keselamatan dan
perlindungan lingkungan laut dan memastikan bahwa setiap personil dalam perusahaannya
mengetahui dan mematuhinya baik itu di atas kapal maupun di kantor.

3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan

Perusahaan harus memiliki orang-orang yang mampu bekerja di atas kapal maupun di kantor
dengan peranan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara tertulis dengan jelas

4. Orang yang ditunjuk sebagai penghubung antara pimpinan perusahaan dan kapal
(DPA/Designated Person(s) Ashore)
Perusahaan harus menunjuk seorang atau lebih di kantor pusat yang bertanggung jawab untuk
memantau dan mengikuti semua kegiatan yang berhubungan dengan keselamatan kapal.
5. Tanggung jawab dan wewenang master
Nakhoda bertanggung jawab untuk membuat sistem tersebut berlaku di atas kapal dan
memotivasi kepada ABK untuk melaksana kan sistem tersebut serta memberi mereka instruksi-
instruksi yang diperlukan Nakhoda adalah jabatan tertinggi di kapal yang mempunyai kewenangan
yang lebih dan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan keselamatan
dan pencegahan pencemaran, dan meminta bantuan perusahaan sesuai keperluan.

6. Sumber daya dan Personil

Perusahaan harus mempekerjakan personil yang tepat sesuai jabatan yang dibutuhkan di kantor
dan di kapal, dan memastikan bahwa semua personil tersebut
 Mengetahui tugas mereka masing-masing.
 Menerima tentang cara melaksanakan tugasnya
 Mendapat pelatihan jika perlu

7. Pengoperasian Kapal
Perusahaan harus menetapkan prosedur-prosedur, rencana dan petunjuk kerja termasuk checklist
yang sesuai untuk pengoperasian kapal yang dianggap kunci mengenai keselamatan personil, kapal
dan perlindungan lingkungan. Berbagai tugas harus ditetapkan dan diberikan kepada personil
yang mempunyai kualifikasi tersebut.

8. Kesiapan terhadap keadaan darurat

Perusahaan harus mempersiapkan cara untuk menghadapi keadaan darurat yang dapat terjadi
sewaktu-waktu. Perusahaan harus mengembangkan rencana untuk menghadapi keadaan darurat di
kapal dan melatih semua personil terkait.
9. Pelaporan dan analisis ketidaksesuaian, kecelakaan dan kejadian berbahaya
Sistem harus mencakup prosedur yang memastikan bahwa ketidak sesuaian, kecelakaan dan
situasi berbahaya dilaporkan ke perusahaan, diselidiki dan dianalisa. Perusahaan harus
menetapkan prosedur pelaksanaan tindakan korektif untuk mencegah terulang kembali.

10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya.

Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk memastikan bahwa kapal dipelihara sesuai
ketentuan dari peraturan dan regulasi yang terkait dan dengan persyaratan tambahan yang dibuat
oleh perusahaan.

11. Dokumentasi
Sistem Manajemen Keselamatan harus didokumentasikan dan dapat dikontrol. Dokumen-
dokumen tersebut harus ada di kantor dan di atas kapal. Perusahaan harus mengontrol semua
pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan sistem tersebut contohnya laporan tertulis atau
formulir-formulir.

12. Tinjauan terhadap hasil verifikasi dan evaluasi perusahaan

Perusahaan harus mempunyai metode sendiri untuk memastikan bahwa sistem yang ada
bekerja seperti yang diharapkan dan selalu ditingkatkan.

13. Sertifikat dan periode verifikasi

Perusahaan dan kapal yang telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari kapal akan diberi sertifikat. Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dan
pengesahan ulang dilakukan tiap tahun untuk DOC dan antara tahun ke 2 dan ke 3 untuk SMC.
14. Sertifikat sementara
DOC sementara diterbitkan untuk jangka waktu tidak melebihi 12 bulan dan SMC sementara
diterbitkan untuk jangka waktu tidak melebihi 6 bulan.

15. Verifikasi
Semua verifikasi yang diminta oleh ketentuan peraturan sistem manajemen keselamatan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah disetujui oleh pemerintah bendera kapal.

16. Bentuk dari sertifikat

Jika sertifikat tidak dalam Bahasa Inggris atau Perancis maka harus ada terjemahan dalam
salah satu dari dua bahasa tersebut.
Marine Safety
Inspector
Pemilik Kapal

DJPL/Ditkappel
/Adpel/Athub

Teknologi

Lingkungan

MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL

 KESELAMATAN PELAYARAN P
(TERMASUK UPAYA PENANGGULANGAN MUSIBAH/ KECELAKAAN) E
N
E
G
KESELAMATAN BERLAYAR A
(TERMASUK FAKTOR DILUAR KAPAL BERSIFAT PENCEGAHAN MUSIBAH/ KECELAKAAN) K
A
N
KELAIKLAUTAN KAPAL
(SESUAI DENGAN DAERAH PELAYARANNYA) H
U
K
KESELAMATAN KAPAL U
(FAKTOR-FAKTOR DI DALAM KAPAL) M
KEADAAN KAPAL YG MEMENUHI PERSYARATAN MATERIAL, B
KONSTRUKSI, BANGUNAN, PERMESINAN DAN KELISTRIKAN,
I
STABILITAS, TATA SUSUNAN SERTA PERLENGKAPAN TERMASUK
D
RADIO & ELEKTRONIKA KAPAL, YG DIBUKTIKAN DENGAN
SERTIFIKAT SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN & PENGUJIAN A
N
G
-PENGAWAKAN (KECUKUPAN DAN KUALIFIKASI) P
- PEMUATAN
- PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT DARI KAPAL
E
- KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN AWAK KAPAL DAN PENUMPANG L
- STATUS HUKUM KAPAL A
- MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL DAN KEAMANAN KAPAL Y
- KENAVIGASIAN (PERAMBUAN/SBNP, TELKOMPEL/SROP, INFORMASI CUACA A
- ALUR PELAYARAN, TATA CARA BERLALU LINTAS KAPAL R
- PEMANDUAN DAN PENUNDAAN KAPAL
A
- SALVAGE DAN PEKERJAAN BAWAH AIR
N
- BANTUAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (SEARCH AND RESCUE/SAR)
- PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI LAUT
 DASAR DAN TUJUAN ISM-CODE
DASAR PEMBERLAKUAN TUJUAN IMPLEMENTASI
ISM-CODE ISM-CODE

a. UU No 17 2008 ttg 1. MENJAMIN KESELAMATAN DILAUT,

MENCEGAH KECELAKAAN DAN
Pelayaran
HILANGNYA JIWA MANUSIA DAN
b. KEPPRES NO. 65 TH. 1980 MENGHINDARI TERJADINYA
(TTG. RATIFIKASI SOLAS KERUSAKAN LINGKUNGAN.
1974)
c. RESOLUSI IMO A. 741 (18) 2. MEMBENTUK DAN MEMBIASAKAN
(TTG. ISM-CODE) SIKAP PEDULI DAN TANGGUNG
JAWAB TERHADAP TERWUJUDNYA
FUNGSI KESELAMATAN
PENGOPERASIAN KAPAL &
PENCEGAHAN PENCEMARAN.
ACUAN SUBSTANSIAL, A.L. :
3. MENINGKATKAN :
1. UU NO. 17 TH.2008 ttg
Pelayaran n EFISIENSI
2. UU NO. 4 TH 1982 n EFEKTIFITAS
n KEHANDALAN
3. SOLAS 1974, PROTOKOL
n KINERJA PERUSAHAAN SERTA
1978 SELURUH KAPAL
AMANDEMENNYA
4. MARPOL 1973/1978
5. STCW 1995
6. COLREG 1972
7. ILLC 1966
8. ILO CONVENTION 147, TH.
1976
 PERSYARATAN
ISM CODE (2002)
MARITIME REGULATION
ISM-CODE
(DOC + SMC)

SOLAS’74
KONVENSIS

MARPOL
73/78 STCW 78/95

COLREG’72
 KEJADIAN KECELAKAAN

Prestige – Crude Oil Spill

Prestige – Environment
Damage
Kejadian Kecelakaan
ISM CODE (revised 2002)

Terdiri :
• Amandemen SOLAS Chapter IX
“Management for the safe operation of Ship”

• Resolusi A.741(18) dan amandemen oleh MSC.104(73)

“ISM Code Requirements” (dari 13 menjadi 16)

• Resolusi A.913(22)
“Revised Guidelines on implementation of the ISM Code
by Administration”
PERSYARATAN ISM CODE (2002)
1. UMUM 2. KEBIJAKAN KESELAMATAN &
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
16. FORMAT SERTIFIKAT
3. TANGGUNG JAWAB &
15. PERATURAN VERIFIKASI WEWENANG ORGANISASI

14. SERTIFIKAT SEMENTARA 4. DESIGNATED PERSON ASHORE

ISM CODE (DPA)
13. SERTIFIKASI & VERIFIKASI 2002
PERIODIK 5. TANGGUNG JAWAB &
WEWENANG NAKHODA
12. VERIFIKASI, REVIEW &
EVALUASI PERUSAHAAN 6. SUMBER DAYA & PERSONEL

11. DOKUMENTASI 7. RENCANA OPERASIONAL KAPAL

8. KESIAPAN MENGHADAPI
10. PERAWATAN KAPAL SITUASI DARURAT
& PERALATANNYA

9. LAPORAN & ANALISA KECELAKAAN /

KETIDAK-SESUAIAN

PENDAHULUAN
1. UMUM
1.1. DIFINISI
1.1.1. ISM CODE

The International Management Code for the

Safe Operation of Ships and for Pollution
Prevention.

ELEMEN 1
1.1.2. ‘PERUSAHAAN’
PEMILIK KAPAL atau SUATU ORGANISASI atau
BAREBOAT CHARTER
BERTANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KAPAL dan
MELAKUKAN KEGIATAN SESUAI PERSYARATAN Code

1.1.3. ‘PEMERINTAH’ (ADMINISTRATION)

PEMERINTAH NEGARA BENDERA KAPAL.
BERTANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI ISM Code UTK.
PERUSAHAAN YANG MENGOPERASIKAN KAPAL
SESUAI NEGARA BENDERA KAPAL DAN KAPALNYA.
MELAKUKAN VERIFIKASI DAN SERTIFIKASI ISM Code
ATAU MENUNJUK BADAN SERTIFIKASI YANG DIAKUI.
MENGATUR ATURAN DAN PEMBERLAKUAN ISM Code.

ELEMEN 1
1.2.1. SASARAN ISM Code

MENJAMIN KESELAMATAN KAPAL DI LAUT

MENCEGAH TERJADINYA KORBAN JIWA / LUKA-LUKA
MENGHINDARI KERUSAKAN LINGKUNGAN (LAUT)
MENCEGAH RUSAK/HILANGNYA KAPAL & CARGO

1.2.2. SASARAN MANAJEMEN KESELAMATAN

PERUSAHAAN
MELAKUKAN CARA OPERASIONAL KAPAL YANG AMAN
MEMBERIKAN LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN
SIAP MENGHADAPI SEMUA RESIKO YG.DIIDENTIFIKASI.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERSONIL (DARAT/LAUT).
SIAP DALAM SITUASI DARURAT DALAM HAL KESELAMATAN
MAUPUN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.
ELEMEN 1
1.2.3. SISTEM KESELAMATAN HARUS MENJAMIN :

TERPENUHINYA PERATURAN YANG DIPERSYARATKAN.

MEMPERHATIKAN CODE, PERATURAN DAN STANDAR
YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH IMO, PEMERINTAH,
BADAN KLASIFIKASI DAN INDUSTRI MARITIM LAINNYA.

1.3. PENERAPAN

SECARA INTERNASIONAL BERLAKU BAGI SEMUA

JENIS KAPAL
PEMBERLAKUAN SECARA DOMESTIK DISERAHKAN
KEPADA MASING-MASING PEMERINTAH.
ELEMEN 1
PEMBERLAKUAN PELAYARAN INTERNASIONAL
MULAI SEMUA UKURAN GT≥500
1 Juli 1998 KPL PENUMPANG KPL TANGKI MINYAK
KPL PENUMPANG KECEPATAN KPL TANGKI BAHAN KIMIA
TINGGI KPL PENGANGKUT GAS CAIR
KPL PENUMPANG KPL PENGANGKUT MUATAN
PENYEBERANGAN CURAH
KPL BARANG KECEPATAN
TINGGI
1 Juli 2002 --- KPL BARANG LAINNYA
MODU

DEFINISI KAPAL KECEPATAN TINGGI :

KECEPATAN MAXIMUM (m/s) > 3,7 . V 0.1667

DIMANA : V = DISPLACEMENT (m3)

 Pemberlakuan pelayaran Domestik
Mulai Semua Ukuran 100<x<300 ≥ 300 GT ≥ 500 GT 150<x500

1 Juli 1998 Kpl.Penumpang Ferry Kpl Tangki kimia

Kpl Barang kec. Tinggi

1 Juli 1999 Kpl tangki lainnya

Kpl tangki gas cair

1 Juli 2000 Bulk Carrier

1 Juli 2002 Ferry Kpl Peti Kemas

1 Juli 2003 MODU

1 Juli 2004 Kpl Barang lainnya

1 Juli 2006 Kpl Tangki Gas Cair

Kpl Tangki Kimia
Kpl Barang Kecepatan
tinggi
1.4. PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

KEBIJAKAN KESELAMATAN & PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.

STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
GARIS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DARAT/KAPAL DAN
ANTARA PETUGAS DARAT DGN AWAK KAPAL.
MEMILIKI PROSEDUR TERDOKUMENTASI, YAITU :
OPERASI NORMAL KAPAL DENGAN AMAN
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
PELAPORAN KECELAKAAN / KETIDAK-SESUAIAN
KESIAPAN DALAM SITUASI DARURAT
INTERNAL AUDIT DAN TINJAUAN MANAJEMEN

ELEMEN 1
2. KEBIJAKAN KESELAMATAN & PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB & KOMITMEN DARI TOP
MANAJEMEN DALAM KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL
DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.
2.1. KEBIJAKAN MENJELASKAN BAGAIMANA MEMENUHI
SASARAN (1.2)
MENGUTAMAKAN ASPEK KESELAMATAN/LINGKUNGAN
MENDUKUNG OPERASIONAL KAPAL DENGAN AMAN.
PENYEMPURNAAN SISTEM KESELAMATAN SECARA
MENERUS.
TANGGAP TERHADAP SEGALA RESIKO DAN SIAP
MENGHADAPI SITUASI DARURAT (DARAT/KAPAL).
ELEMEN 2
2.2. PENERAPAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN DIIMPLEMENTASIKAN & DIKENDALIKAN.
SEMUA LINI ORGANISASI, BAIK DARAT/KAPAL.
KEBIJAKAN DIPAHAMI DAN DIMENGERTI OLEH SETIAP
PERSONIL YANG TERLIBAT.
SOSIALISASI KEBIJAKAN DENGAN CARA :
EDARAN, FAMILIRISASI, PENYULUHAN, INDUCTION
TRAINING, MAJALAH PERUSAHAAN, SPANDUK,
POSTER, KARTU PEGAWAI, PUBLIKASI INTERNAL,
DALAM KONTRAK KERJA DSB.

ELEMEN 2
3. TANGGUNG JAWAB & WEWENANG PERUSAHAAN.
3.1. PERUSAHAAN PENANGGUNG JAWAB IMPLEMENTASI ISM Code

JIKA PEMILIK MENYERAHKAN TANGGUNG JAWAB

KEPADA PIHAK LAIN MAKA HARUS MELAPORKAN KEPADA
PEMERINTAH.
ORGANISASI YANG DITUNJUK HARUS DAPAT
MENUNJUKKAN SURAT PENUNJUKAN TERSEBUT.
INFORMASI YANG DISAMPAIKAN :
NAMA KAPAL, NO.REGISTRASI, CALLSIGN, TYPE, GT,
NAMA PEMILIK & ALAMAT, NAMA ORGANISASI YANG
DITUNJUK UTK MELAKSANAKAN ISM & PENJELASAN
SINGKAT TTG. TANGGUNG JAWAB ISM Code.
ELEMEN 3
3.2. ORGANISASI & URAIAN TUGAS

STRUKTUR ORGANISASI (DARAT & KAPAL).

HUBUNGAN ANTARA ORGANISASI DARAT DGN. KAPAL
DOKUMENTASI URAIAN TUGAS (TANGGUNG JAWAB &
WEWENANG) UTK. JABATAN YANG BERKAITAN DENGAN SMS.
SENTRALISASI ATAU DESENTRALISASI
UKURAN ORGANISASI SESUAI DENGAN JUMLAH ARMADA,
TIPE KAPAL, SISTEM (MANUAL / OTOMASI / KOMPUTER),
MISI, JANGKAUAN OPERASI DSB.
TEAM TANGGAP DARURAT

ELEMEN 3
3.3. TERSEDIANYA SUMBER DAYA

PERUSAHAAN MENJAMIN TERSEDIANYA DUKUNGAN

SUMBER DAYA YANG DIBUTUHKAN DPA.
SUMBER DAYA YANG DIMAKSUD A.L :
PERALATAN.
SDM (TERLATIH & BERPENGALAMAN).
DANA.
WAKTU.
INFORMASI
INSPEKSI / INTERNAL AUDIT KE KAPAL
DUKUNGAN BUKAN HANYA MORIL, TAPI JUGA MATERIAL.
KOMITMEN MANAJEMEN HARUS DAPAT DIBUKTIKAN.

ELEMEN 3
4. PETUGAS YG. DITUNJUK (DPA)
DESIGNATED PERSON ASHORE (DPA)
BERADA DI DARAT.
DAPAT SATU ORANG ATAU LEBIH.
POSISI DPA DALAM ORGANISASI, INDEPENDEN ATAU
DIRANGKAP.
MEMPUNYAI AKSES LANGSUNG KE TOP MANAJEMEN
TUGAS & TANGGUNG JAWAB, MELIPUTI :
IMPLEMENTASI SMS DALAM PERUSAHAAN & KAPAL.
SEBAGAI PENGHUBUNG PERSONIL KAPAL DENGAN
TOP MANAJEMEN DLM HAL KESELAMATAN.
KENDALI DOKUMEN SMS.
INTERNAL AUDIT DAN TINJAUAN MANAJEMEN.
MEMIMPIN TEAM TANGGAP DARURAT DI DARAT.
KOORDINASI FAMILIRISASI DAN PELATIHAN SMS.

ELEMEN 4
5.1. TANGGUNG JAWAB NAKHODA

SEPERTI DPA, TAPI LINGKUPNYA HANYA DI KAPAL.

DOKUMENTASI TANGGUNG JAWAB, MELIPUTI :
5.1.1 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN & SMS DI KAPAL.
5.1.2 MEMOTIVASI ABK DALAM PELAKSANAAN SMS.
5.1.3 MEMBERIKAN INSTRUKSI & PERINTAH DGN.
JELAS & MUDAH.
5.1.4 MEMPERHATIKAN ATURAN YG. DIPERSYARATKAN
5.1.5 MELAKUKAN EVALUASI SMS (SAFETY MEETING)
dan MELAPORKAN KEKURANGAN SMS.

ELEMEN 5
5.2. MENJAMIN SMS DITERAPKAN OLEH NAKHODA
PERNYATAAN ‘KEWENANGAN LEBIH DARI NAKHODA’
(MASTER OVERRIDING AUTHORITY) DALAM HAL KESE-
LAMATAN & PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.
KEWENANGAN YANG DIBERIKAN, MELIPUTI :
BEBAS MEMBERIKAN PERINTAH YANG BERHUBUNGAN DGN
KESELAMATAN & LINGKUNGAN.
MELEBIHI KEWENANGAN DARI PERSONIL LAIN DI KAPAL.
KEWENANGAN DALAM SITUASI NORMAL MAUPUN DARURAT DAN DAPAT
MINTA BANTUAN DARI DARAT, BILA DIPERLUKAN.
NAKHODA HARUS MENJAMIN BAHWA :
KEBIJAKAN PERUSAHAAN TENTANG ASPEK KESELAMATAN &
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DIMENGERTI OLEH PERWIRA & ABK.
ASPEK KESELAMATAN & PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MENDAPAT
PRIORITAS UTAMA.
PERWIRA & ABK TELAH MELAKSANAKAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
DALAM SMS.
ELEMEN 5
6. SUMBER DAYA & PERSONIL
6.1. NAKHODA

PERUSAHAAN HARUS MENJAMIN BAHWA NAHKODA :

6.1.1 MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM MEMIMPIN DAN
MEMBERIKAN PERINTAH.
6.1.2 MEMAHAMI, MENGERTI DAN MENGUASAI SMS.
6.1.3 DIBERIKAN DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN AGAR
TANGGUNG JAWABNYA DAPAT DILAKSANAKAN.
TERLATIH & BERPENGALAMAN SESUAI TIPE KAPAL.

ELEMEN 6
6.2. PERWIRA DAN AWAK KAPAL
SETIAP KAPAL DIAWAKI OLEH CREW YANG MEMILIKI
KRITERIA :
BERKUALIFIKASI, BERSERTIFIKAT DAN SEHAT.
MEMENUHI PERSYARATAN PENGAWAKAN KAPAL.
NASIONAL (KEPMEN. 70/1998) & INTERNATIONAL
(STCW ‘95).
SAFE MANNING CERTIFICATE.
DOKUMEN SEBAGAI BUKTI OBYEKTIF, A.L. :
IJAZAH PELAUT, SERTIFIKAT KETRAMPILAN, BUKU
PELAUT, CV, PASPORT, SURAT KESEHATAN, PKL,
DATA KELUARGA, EVALUASI KONDITE, FAMILIRISASI
DLL.
Checklist ELEMEN 6
6.3. FAMILIRISASI AWAK KAPAL
AWAK KAPAL BARU ATAU TRANSFER HARUS DIBERI FAMILIRISASI SEBELUM
NAIK KAPAL.
FAMILIRISASI DILAKUKAN SESUAI JABATANNYA & ASPEK KESELAMATAN
DOKUMENTASI DARI FAMILIRISASI (FORM/CHECKLIST).
DILAKUKAN DI DARAT DAN DIATAS KAPAL.
FAMILIRISASI MELIPUTI :
KEBIJAKAN KESELAMATAN / LINGKUNGAN
DOKUMEN SMS
TUGAS & TANGGUNG JAWAB SESUAI JABATAN
PEMAHAMAN ASPEK KESELAMATAN
LETAK PERALATAN KESELAMATAN & PENCEGAHAN PENCEMARAN
PERAN SITUASI DARURAT
KONDISI DAN LAY-OUT KAPAL

ELEMEN 6
6.4. PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN
SETIAP PERSONIL (KAPAL / DARAT) MEMAHAMI
PERATURAN TERKAIT.
PERATURAN SESUAI DENGAN TIPE KAPAL.
PERATURAN INTERNASIONAL / NASIONAL.
SOLAS & MARPOL.
PEMAHAMAN MELALUI :
PROSEDUR & INSTRUKSI TERTULIS
TRAINING, FAMILIRISASI DAN PENYULUHAN
PUBLIKASI INSTRUKSI / SIRKULAR
PENYEDIAAN BUKU PERATURAN
PHOTO, GAMBAR, POSTER
PELATIHAN KESELAMATAN (SAFETY DRILL)
VIDEO
TANDA & RAMBU KESELAMATAN
Checklist
6.5. TRAINING / PELATIHAN
PROSEDUR TRAINING & PELAKSANAANNYA.
TRAINING UNTUK PERSONIL DARAT & LAUT.
TRAINING SESUAI KEBUTUHAN JABATAN & FUNGSI.
TRAINING DAPAT DILAKUKAN IN-HOUSE / EXTERN.
MELIPUTI :
FAMILIRISASI PERALATAN, MESIN & SISTEM KAPAL.
FAMILIRISASI PERALATAN BARU.
FAMILIRISASI AWAK KAPAL BARU / TRANSFER.
FAMILIRISASI TIPE KAPAL & TIPE CARGO.
FAMILIRISASI KEBIJAKAN & SMS
TRAINING ISM CODE, INTERNAL AUDIT, BST, AFF, TF (STCW) DSB.
SAFETY DRILL, YAITU LATIHAN SEKOCI, KEBAKARAN, P3K DSB.
KENDALI CATATAN PELATIHAN (OBJ. EVIDANCE DIFILE PER PERSONIL).
6.6. BAHASA KOMUNIKASI
BAHASA YANG DIGUNAKAN DALAM BERKOMUNIKASI.
TERTULIS DAN LISAN.
DINYATAKAN DALAM SMS.
BISA SATU ATAU LEBIH DARI SATU BAHASA.
TIDAK MENGGUNAKAN KATA-KATA SULIT ATAU BAHASA ASING.
DALAM BAHASA SEHARI-HARI.
KALIMAT PENDEK DAN JELAS.
TIDAK MEMBUAT ARTI GANDA / BEDA PERSEPSI.
SISTEMATIS DAN BERURUTAN..

6.7. CARA BERKOMUNIKASI

KEBIJAKAN, PROSEDUR, INSTRUKSI, CHECKLIST DAN FORM DAN
KOMUNIKASI ANTAR PERSONIL TERLIBAT DALAM BAHASA YANG DIMENGERTI.
KHUSUSNYA UNTUK KAPAL YG DIAWAKI ABK DARI BEBERAPA NEGARA.

ELEMEN 6
7. PROSEDUR / RENCANA OPERASI KAPAL
MENYUSUN PROSEDUR/INSTRUKSI TERTULIS DALAM
PENGOPERASIAN KAPAL.
PROSEDUR NORMAL OPERASI KAPAL DAN YANG
BERKAITAN DENGAN KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN.
PROSEDUR SESUAI DGN TIPE KAPAL & TIPE CARGO.
MELIPUTI :
PROSEDUR DI PELABUHAN
PROSEDUR PERSIAPAN BERLAYAR
PROSEDUR BERLAYAR
PROSEDUR AKAN TIBA PELABUHAN
PROSEDUR BONGKAR MUAT DLL.

ELEMEN 7
 PENGOPERASIAN RUTIN KAPAL
• PERINTAH NAKHODA (STANDING ORDER / NIGHT ORDER DAN LAIN-LAIN)
• RENCANA BERLAYAR (VOYAGE PLAN)
• KOREKSI PETA NAVIGASI
• PROSEDUR BERLAYAR DALAM KEADAAN CUACA BURUK
• PROSEDUR BERLAYAR DALAM JARAK PANDANG TERBATAS
• PERSIAPAN BERLAYAR
• PERSIAPAN MASUK PELABUHAN / SANDAR
• TUGAS JAGA (DECK / ENGINE)
• PILOT EMBARKATION / DISEMBARKATION
• SISTEM KOMUNIKASI (DALAM KAPAL / KELUAR KAPAL)
• PROSEDUR MUATAN (BONGKAR MUAT, CARGO RECORD BOOK, CARGO SECURING
MANUAL, STOWAGE PLAN)
• STABILITY & LOADING MANUAL DAN LAIN-LAIN
 PENGOPERASIAN RUTIN KAPAL
(Cont..)
• P&A MANUAL UNTUK KAPAL TANGKI KIMIA DAN KAPAL
PENGANGKUT GAS
• PROSEDUR PENANGANAN BARANG-BARANG BERBAHAYA
(DANGEROUS GOODS)
• CARGO TRANSFER (TANKER); TANK CLEANING; COW
(TANKER)
• SAMPAH (GARBAGE MANAGEMENT MANUAL, GARBAGE
RECORD BOOK)
• BUNKER (DI PELABUHAN; SHIP TO SHIP TRANSFER)
• PENGISIAN LOG BOOK (DECK; ENGINE; RADIO; MANOUVRE
BOOK;OIL RECORD BOOK DAN LAIN-LAIN)
• ENGINE OPERATION (CHECK LIST PERSIAPAN ENGINE, SPARE
PART, CMS, TES PESAWAT-PESAWAT PENTING; ONE HOUR
NOTICE DAN LAIN-LAIN)
• LEGO JANGKAR
• IZIN KERJA PANAS (HOT WORK PERMIT)
• IZIN MASUK RUANG TERTUTUP (ENCLOSED SPACE ENTRY)
• DAN LAIN-LAIN
CHECKLIST
 Checklist yang dimaksud, a.l :
• Persiapan berlayar
• Berlayar
• Tiba di pelabuhan
• Jaga di pelabuhan
• Pemeriksaan Peralatan Navigasi
• Pemeriksaan Peralatan Keselamatan
• Pemeriksaan Peralatan Permesinan • Hot Work Permit
• Pemeriksaan Alarm • Entry Close Space
• Bongkar Muat / Cargo • Memasuki alur sempit
• Bunker • Cuaca Buruk
• Pandangan terbatas
• dll

Checklist ELEMEN 7
8. KESIAPAN SITUASI DARURAT
8.1. PROSEDUR SITUASI DARURAT (CONTIGENCY PLAN)
MENYUSUN PROSEDUR MENGATASI SITUASI DARURAT
SEBAGAI ANTISIPASI TERHADAP RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI.
SUSUN PROSEDUR SESUAI TIPE KAPAL & TIPE CARGO.
RENCANA KEADAAN DARURAT BERUPA LANGKAH TINDAKAN YANG HARUS
DILAKUKAN.
DI KAPAL ADA MUSTER LIST, DI DARAT ADA TEAM TANGGAP DARURAT.
MEMBANTU KESIAPAN ABK DALAM MENGHADAPI KEADAAN DARURAT.
SEBAGAI DASAR UNTUK TINDAKAN PENYELAMATAN.
BERSIFAT MEMPERTAHANKAN.
PEDULI DAN AWAS, BAHWA KESELAMATAN SENANTIASA TERANCAM.

ELEMEN 8
BEBERAPA SITUASI DARURAT :
UMUM :
TABRAKAN, KEBAKARAN, LEDAKAN, KEBOCORAN, TUMPAHAN
MINYAK, KANDAS DSB.
MUATAN :
MUATAN BERGESER/MIRING, HILANG MUATAN, KEBOCORAN RADIO
AKTIF, KEBOCORAN RACUN/BAHAN KOROSI, PEMANASAN GAS CAIR.
KERUSAKAN PERALATAN PENTING :
JANGKAR HILANG, MESIN INDUK/BANTU, MESIN KEMUDI, RADAR,
GENERATOR LISTRIK DSB.
MANUSIA :
TEROR, PEMBAJAKAN, ORANG JATUH KELAUT, PINGSAN DALAM
RUANG TERTUTUP, CIDERA/LUKA SERIUS, PEMBERONTAKAN DSB
WEWENANG NAKHODA :
BERTANGGUNG JAWAB PENUH DI KAPAL, TERUTAMA KESELAMATAN.
MEMBUAT KEPUTUSAN AKHIR.
TIDAK ADA YANG DAPAT MENCABUT KEWENANGAN TERSEBUT.

ELEMEN 8
ISI CONTIGENCY PLAN :
IDENTIFIKASI KEADAAN DARURAT.
USAHA PENCEGAHAN.
USAHA AWAL / PREVENTIF YG HARUS DILAKUKAN UTK.MENCEGAH
TERJADINYA KEJADIAN BERBAHAYA.
TINDAKAN / RESPON YANG HARUS DILAKUKAN.
DIJELASKAN SECARA SISTIMATIS TINDAKAN YG.HARUS DILAKUKAN
PADA SETIAP KEADAAN DARURAT.
TANGGUNG JAWAB MASING-MASING PERSONIL (DARAT/KAPAL).
KOMUNIKASI (TELEPON, TELEX, FAX, FREKWENSI DSB)
KAPAL TERDEKAT, STATION PANTAI, INSTANSI SETEMPAT, POLISI
COASTGUARD, PELABUHAN TERDEKAT, KANTOR PUSAT, ASURANSI,
PEMILIK MUATAN, KELUARGA KORBAN, RUMAH SAKIT DSB.
MENGHADAPI WARTAWAN / PERS
SIAPA YANG BERHAK DAN APA YANG PERLU DIINFORMASIKAN.
PERMINTAAN BANTUAN
DALAM KONDISI BAGAIMANA & SIAPA YANG MENENTUKAN
PELATIHAN
RENCANA PELATIHAN MENGHADAPI SITUASI DARURAT.
PELAKSANAAN DAN PELAPORANNYA.
ELEMEN 8
 MUSTER LIST & EMERGENCY
INSTRUCTIONS

• DITAMPILKAN DI ANJUNGAN, KAMAR MESIN DAN

RUANG AKOMODASI AWAK KAPAL

• MENUNJUKKAN TUGAS & PERAN DALAM SITUASI

DARURAT

• DALAM BAHASA YANG DIMENGERTI OLEH AWAK

KAPAL (INDONESIA & INGGRIS)
8.2. LATIHAN KESELAMATAN (SAFETY DRILL)
SUSUN RENCANA/JADWAL LATIHAN KESELAMATAN.
SESUAI SOLAS TRAINING MANUAL.
LATIHAN DILAKUKAN SECARA REGULER & MELIBATKAN SELURUH ABK SERTA
SELURUH ABK HARUS TAHU PERANNYA DALAM SITUASI DARURAT.
LATIHAN MELIPUTI :
PERAN SEKOCI DAN PERAN KEBAKARAN.
LATIHAN PENCEMARAN MINYAK.
LATIHAN P3K.
LATIHAN KEMUDI DARURAT, MAN OVERBOARD DLL.
CATAT HASIL LATIHAN DI LOG BOOK DAN LAPORKAN KE DPA.
DPA / SAFETY DEPT. MENGEVALUASI PELAKSANAAN LATIHAN.
 SAFETY DRILL
• MUSTER LIST.
• PERAN KEBAKARAN (FIRE DRILL).
• PERAN MENINGGALKAN KAPAL (ABANDON SHIP DRILL).
• POLA PANGGULANGAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DARI
KAPAL (SOPEP/SMEP).
• LATIHAN / PERAGAAN PEMAKAIAN ALAT KESELAMATAN.
• PERAGAAN ORANG JATUH KE LAUT (MAN OVERBOARD DRILL).
• PENGUJIAN KEMUDI DARURAT
• LAPORAN KECELAKAAN KAPAL (KANDAS, TUBRUKAN,
KEBAKARAN,KERUSAKAN MESIN INDUK, GENERATOR LISTRIK, MESIN KEMUDI
DAN LAIN-LAIN)
• KOMUNIKASI DALAM MARA BAHAYA

Checklist
Drill Matrix
8.3. KESIAPAN ORGANISASI DARAT

PERUSAHAAN HARUS SIAP MEMBERIKAN

DUKUNGAN DALAM SETIAP KEJADIAN DARURAT.
SUSUN ORGANISASI TEAM TANGGAP DARURAT DAN
URAIKAN TUGAS-TUGASNYA.
TEAM SIAP DIHUBUNGI 24 JAM.
TEAM DIPIMPIN OLEH DPA.
LATIHAN ORGANISASI DARAT (TABLE TOP DRILL).

Checklist ELEMEN 8
9. PELAPORAN-ANALISA ‘NC’/KECELAKAAN
Dilaporkan ke Nakhoda
Ketidak-sesuaian Atasi, jika mampu
Kecelakaan Laporkan ke DPA atau Dept. terkait
Situasi Darurat
Near Misses
Pelajari laporan
Evaluasi dan Analisa sebabnya
Tentukan tindakan perbaikan/pencegahan

Laksanakan Perbaikan
Perbaiki Prosedur atau Pelaksanaan

Cek pelaksanaan perbaikan

Sistem Manajemen Keselamatan Informasikan kepada Armada lain
makin disempurnakan Cegah kejadian tidak terulang kembali

ELEMEN 9
9.1. PELAPORAN & ANALISA KETIDAK-SESUAIAN,
KECELAKAAN & KEJADIAN BERBAHAYA
SUSUN PROSEDUR PELAPORAN KETIDAK-SESUAIAN, KECELAKAAN &
KEJADIAN BERBAHAYA.
KENDALIKAN LAPORAN DAN BAGAIMANA TINDAK LANJUTNYA.
BUKTIKAN HASIL EVALUASI & TINDAK-LANJUTNYA.
KEJADIAN YANG PERLU DILAPORKAN, MELIPUTI :
NC DARI AUDIT, REKOMENDASI KLASIFIKASI, DEFISIENSI PSC /
SYAHBANDAR, CLAIM ASURANSI, CLAIM PELANGGAN, KELUHAN INTERNAL,
KECELAKAAN, KEBAKARAN, NYARIS TERJADI (NEAR MISSES), KEBOCORAN,
KANDAS, KECELAKAAN KERJA, KEHILANGAN MUATAN, KERUSAKAN MUATAN,
KESALAHAN NAVIGASI DSB.
JENIS PELAPORAN :
LAPORAN KECELAKAAN, LAPORAN AUDIT (INTERNAL / BKI), LAPORAN
INSPEKSI, LAPORAN SURVEY, LAPORAN PSC/SYAHBANDAR, PENGADUAN
PELANGGAN, LAPORAN NAKHODA DSB.
ELEMEN 9
9.1. PELAPORAN & ANALISA KETIDAK-SESUAIAN,
KECELAKAAN & KEJADIAN BERBAHAYA
EVALUASI PENYEBABNYA DENGAN CARA :
ISHIKAWA, DATA STATISTIK, PARETO DIAGRAM, BENCHMARK
DSB.
SELIDIKI HINGGA AKAR PENYEBABNYA.
KENDALI KETIDAK-SESUAIAN, MELIPUTI :
IDENTIFIKASI, DOKUMENTASI, EVALUASI, DISPOSISI,
PEMBUKTIAN.
TENTUKAN PENANGGUNG JAWAB ATAS KETIDAK-SESUAIAN.
HARUS DISETUJUI OLEH PERSONIL BERWENANG.
PERLU PERHATIAN BAGI PERSONIL TERKAIT LAINNYA

Checklist ELEMEN 9
9.2. TINDAKAN PERBAIKAN
SUSUN PROSEDUR BAGAIMANA KENDALI TINDAKAN
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN.
TENTUKAN STATUS TINDAKAN PERBAIKAN (URGEN,
RAHASIA, BIASA DSB).
TENTUKAN SIAPA PENANGGUNG JAWAB TINDAKAN
PERBAIKAN.
TENTUKAN JANGKA WAKTU PENYELESAIANNYA.
APAKAH PELAKSANAANNYA ATAU DOKUMEN SMS YANG
DIPERBAIKI.
PERIKSA ULANG APAKAH TINDAKAN PERBAIKAN TELAH
EFEKTIF DILAKSANAKAN.
INFORMASIKAN KEPADA YANG LAIN, AGAR TIDAK
TERULANG KEMBALI (PREVENTIF).
ELEMEN 9
10. PEMELIHARAAN KAPAL & PERALATAN
10.1. PROSEDUR PEMELIHARAAN
SUSUN PROSEDUR PEMELIHARAAN, BAIK UNTUK
ORGANISASI DARAT MAUPUN PERSONIL KAPAL (ABK).
PROSEDUR PLAN MAINTENANCE SYSTEM (PMS).
PROSEDUR KENDALI SERTIFIKAT KAPAL.
PERAWATAN SESUAI PERSYARATAN :
PEMERINTAH, KLASIFIKASI, PABRIK PEMBUAT DAN
HAL LAIN YANG DIPERSYARATKAN.
CARA PEMERIKSAAN PERALATAN (PERIODE, CARA,
PELAPORAN, PENANGGUNG-JAWAB DSB.)
MELIPUTI :
LAMBUNG, PERMESINAN, NAVIGASI, KESELAMATAN.
ELEMEN 10
LINGKUP PEMELIHARAAN KAPAL

LAMBUNG, PELAT KULIT, SAMBUNGAN LAS DSB.

MESIN INDUK
MESIN BANTU
INSTALASI LISTRIK
PERALATAN KESELAMATAN (SEKOCI, B.A., FIREMAN OUTFIT DSB)
PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN (PORTABLE, FOAM, CO2 DSB)
PERALATAN NAVIGASI (RADAR, NAVTEC, LAMPU DSB)
PERALATAN KOMUNIKASI (GMDSS, VHF, BATTERY DSB)
PENCEGAH PENCEMARAN (OWS, SOPEP DSB).
SISTEM ALARM (SMOKE DETECTOR, INDIKATOR DSB)
PERLENGKAPAN JANGKAR
PERALATAN BONGKAR MUAT
SISTEM GAS INERT
SISTEM BALAS
DSB.
ELEMEN 10
10.2. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
10.2.1 INSPEKSI RUTIN SESUAI INTERVAL.
10.2.2 SETIAP KETIDAK-SESUAIN/DEFISIENSI DILAPORKAN.
10.2.3 TINDAKAN PERBAIKAN YANG SESUAI HARUS
DILAKUKAN, KHUSUSNYA PRIORITAS ASPEK
KESELAMATAN.
10.2.4 CATATAN PERAWATAN & TINDAK-LANJUTNYA
HARUS DIKENDALIKAN.

MISALKAN : LAPORAN SUPERINTENDENT, PERMINTA-

AN KAPAL, LAPORAN SURVEY KLAS, LAPORAN KERU-
SAKAN PERALATAN, CHECKLIST PEMERIKSAAN,
LAPORAN DEFISIENSI ASURANSI/TERMINAL,
LAPORAN PSC, LAPORAN SYAHBANDAR DSB.
ELEMEN 10
10.3 PERALATAN KRITIS DI KAPAL
IDENTIFIKASI SISTEM & PERALATAN PENTING YANG
MENYEBABKAN SITUASI BERBAHAYA JIKA ALAT TSB
TIDAK BERFUNGSI.
TENTUKAN CARA PERAWATAN & PEMERIKSAANNYA.
TENTUKAN PERALATAN & CARA PENGUJIAN THD
PERALATAN CADANGAN/BACK-UP YG JARANG DIGUNAKAN.
MELIPUTI :
MESIN INDUK DAN MESIN BANTU, SISTEM PROPULSI,
STEERING GEAR, POMPA KEBAKARAN, NAVIGASI DSB.
10.4 PERAWATAN RUTIN
PERSYARATAN 10.2 DAN 10.3 DILAKUKAN DALAM
PELAKSANAAN PERAWATAN RUTIN.
BAIK OLEH TEHNISI DI DARAT MAUPUN ABK.
ELEMEN 10
PERALATAN KRITIS / DARURAT
SISTEM ALARM (KEBAKARAN, CO2/GAS DSB).
QUICK CLOSING VALVE
PERALATAN KEMUDI DARURAT
GENERATOR LISTRIK DARURAT
POMPA PEMADAM KEBAKARAN DARURAT
ALAT KOMUNIKASI DARURAT
ALAT PENERANGAN DARURAT
MESIN INDUK
KEMUDI
SISTEM PROPULSI
DSB

PERALATAN DARURAT / CADANGAN, DIJAMIN BAHWA :

SIAP DAN SEKETIKA DAPAT DIOPERASIKAN
TANPA PERSIAPAN ATAU MENUNGGU BEBERAPA WAKTU
BEROPERASI PADA KEMAMPUAN PENUH
ELEMEN 10
 RECORD PEMELIHARAAN KAPAL
• PLAN MAINTENANCE SYSTEM
• INVENTORY LIST (DECK, ENGINE, RADIO, SAFETY & NAVIGATION)
• DECK / ENGINE/ RADIO-MAINTENANCE RECORD
• CATATAN LAPORAN SURVEY KLASIFIKASI, LAPORAN SURVEY
SUPERINTENDENT, LAPORAN STATUTORY SURVEY.
• REPAIR LIST, DOCK REPORT
• LAPORAN KERUSAKAN, DAFTAR PERMINTAAN SPARE PART/
KOMPONEN (REQUISITION LIST)
• REPORT / CHECK LIST PENGUJIAN PESAWAT-PESAWAT PENTING
• LAPORAN PEMELIHARAAN BULANAN / TRIWULAN; ENGINE
ABSTRACT LOG
• LAPORAN PORT STATE CONTROL
• DAN LAIN-LAIN

Checklist
11. DOKUMENTASI
11.1. PROSEDUR KENDALI DOKUMEN
SUSUN PROSEDUR KENDALI DOKUMEN SMS.
TANGGUNG JAWAB DPA.
TENTUKAN METODA PERUBAHAN DOKUMEN SMS &
SIAPA YANG BERHAK MENYETUJUI.
IDENTIFIKASI DENGAN NOMER DOKUMEN, JUDUL,
TANGGAL DAN EDISI TERBIT.
KENDALI DAFTAR DISTRIBUSI DAN CATATAN PERUBAHAN.
TENTUKAN STATUS CONTROLLED COPY DAN
UNCONTROLLED COPY.

ELEMEN 11
11.2. KENDALI DOKUMEN

11.2.1 DOKUMEN YANG BERLAKU BERADA DI LOKASI YANG

RELEVAN. TENTUKAN DOKUMEN ATAU PROSEDUR
YANG HARUS TERSEDIA PADA SETIAP DEPARTEMEN /
KAPAL.
11.2.2 PERUBAHAN DOKUMEN DIPERIKSA DAN DISETUJUI
OLEH PERSONIL YANG BERWENANG.
11.2.3 DOKUMEN YANG TIDAK BERLAKU HARUS
DIMUSNAHKAN. OBSOLETE DOKUMEN SATU SET
DIKENDALIKAN OLEH DPA.

Checklist ELEMEN 11
11.3. DOKUMEN SMS

DOKUMEN TERTULIS YANG DIGUNAKAN UNTUK

IMPLEMENTASI SMS DISEBUT PEDOMAN MANAJEMEN
KESELAMATAN.
SUSUN DOKUMEN DALAM FORMAT BAKU, STANDAR
DAN EFEKTIF.
SETIAP KAPAL MEMBAWA DOKUMEN SMS SESUAI
DENGAN TIPE KAPALNYA.

ELEMEN 11
 PENGENDALIAN
DOKUMEN
• MANUAL ISM & PERUBAHANNYA
• DAFTAR SURAT KAPAL, SERTIFIKAT DAN MASA
BERLAKUNYA
• DAFTAR DOKUMEN KAPAL & BUKU-BUKU
REFERENSI
• DAFTAR GAMBAR KAPAL; PETUNJUK OPERASI
DAN PETUNJUK / SYMBOL ALAT -KESELAMATAN.
• DAFTAR PETA
• CREW LIST
• DAFTAR DOKUMENTASI AWAK KAPAL
12. VERIFIKASI, REVIEW & EVALUASI
12.1. INTERNAL AUDIT

MEMERIKSA PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS SMS.

BERDASARKAN CODE DAN PROSEDUR TERTULIS.
JADWAL INTERNAL AUDIT.
PELAPORAN AUDIT & DISTRIBUSINYA.
PERIKSA SISTEM, BUKAN PERSON.
LAKUKAN SECARA ACAK / RANDOM.
MAKIN BANYAK TEMUAN, MAKIN BAIK.
KETIDAK-SESUAIAN BUKAN SEBAGAI KESALAHAN,
NAMUN DIANGGAP SEBAGAI KESEMPATAN UNTUK
MEMPERBAIKI DAN MENYEMPURNAKAN SISTEM.
ELEMEN 12
12.2. EVALUASI SMS
EVALUASI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SMS.
RAPAT MANAJEMEN REVIEW
MINIMAL 1 X / TAHUN.
MELIBATKAN TOP MANAJEMEN, DPA & MANAJER.
SUSUN AGENDA & BUAT NOTULEN RAPAT.
SAFETY MEETING
DIPIMPIN NAKHODA.
EVALUASI PELAKSANAAN SMS DI KAPAL
TENTUKAN PERIODE PERTEMUAN.
SUSUN AGENDA DAN BUAT NOTULEN RAPAT.
LAPORKAN KE DPA & DIEVALUASI.
HASIL AUDIT JUGA DIBICARAKAN DALAM RAPAT.
SEMPURNAKAN KEBIJAKAN, PROSEDUR, FORM ATAU
Checklist
PELAKSANAANNYA.
ELEMEN 12
12.3. PROSEDUR INTERNAL AUDIT
SUSUN PROSEDUR INTERNAL AUDIT & TINDAKAN
PERBAIKAN.
TANGGUNG JAWAB DPA.
KENDALI INTERNAL AUDIT & TINDAKAN PERBAIKAN.
TENTUKAN FREKWENSI INTERNAL AUDIT (MINIMUM
SETAHUN SEKALI).
PERSIAPAN DAN CHECKLIST
TEMUKAN KETIDAK-SESUAIAN.
PELAPORAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN.
FOLLOW UP DARI TINDAKAN PERBAIKAN.
KENDALI DARI CATATAN INTERNAL AUDIT (OLEH DPA).
ELEMEN 12
12.4. INDEPENDENSI AUDITOR
INTERNAL AUDITOR HARUS INDEPENDEN DARI
UNIT KERJA YANG DIAUDIT.
OBYEKTIF & TIDAK TERJADI CONFLICT INTEREST.
BUKAN MENCARI KESALAHAN (INTEREGATOR), TAPI
SEBAGAI VALUE ADDER.
MENGUASAI SMS DAN SISTEM DALAM PERUSAHAAN.
MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM TATA CARA AUDIT.
DAFTAR INTERNAL AUDITOR PERUSAHAAN.
JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN :
MENGGUNAKAN INTERNAL AUDITOR DARI LUAR.
DI KAPAL : NAKHODA MENGAUDIT BAG. MESIN DAN
KKM MENGAUDIT BAGIAN DEK.
ELEMEN 12
12.5. TINDAK-LANJUT HASIL AUDIT
SELESAI AUDIT, DISAMPAIKAN TEMUAN KETIDAK-
SESUAIAN.
AUDITEE MENERIMA HASIL TEMUAN & MENYATAKAN
RENCANA TINDAKAN PERBAIKAN.
TANDA-TANGAN AUDITEE & AUDITOR.
AUDITEE MELAKSANAKAN TINDAKAN PERBAIKAN.

ELEMEN 12
12.6. WAKTU PENYELESAIAN TINDAKAN PERBAIKAN.
AUDITEE MENYATAKAN PERKIRAAN WAKTU
PENYELESAIAN TINDAKAN PERBAIKAN.
JANGKA WAKTU YANG WAJAR & DISEPAKATI OLEH
AUDITOR.
PADA SAAT JATUH TEMPO, AUDITOR MEMERIKSA
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN.
JIKA OK, NC DITUTUP (CLOSE OUT).
JIKA BELUM SELESAI, TERBITKAN NC BARU.

ELEMEN 12
 EXTERNAL
AUDIT SISTEM KENDALI

KENDALI SISTEM
KENDALI PROSEDUR
KENDALI PROSES
TINDAKAN KOREKSI
TINDAKAN PENCEGAHAN

KONTROL
KENDALI
STANDAR / PROSEDUR PELAK- PENGU- INTERNAL TINJAUAN
RULES INSTRUKSI SANAAN KURAN AUDIT MANAJEMEN
KELUHAN

KEBIJAKAN
MANAJEMEN
TINDAKAN KOREKSI
TINDAKAN PENCEGAHAN

EFEKTIVITAS SISTEM

ELEMEN 12
PART B : ELEMEN 13
13.1. DOCUMENT OF COMPLIANCE (DOC).
KAPAL DIOPERASIKAN OLEH PERUSAHAAN YANG TELAH MEMILIKI
SERTIFIKAT DOC / INTERIM DOC.
TIPE KAPAL HARUS SESUAI DENGAN SERTIFIKAT DOC.
13.2. PENERBITAN DOC
SERTIFIKAT DOC PERMANENDITERBITKAN OLEH PEMERINTAH.
BKI DITUNJUK ATAS NAMA PEMERINTAH INDONESIA.
MASA BERLAKU DOC : 5 TAHUN
DOC SEBAGAI BUKTI BAHWA PERUSAHAAN MEMENUHI ISM CODE
13.3. TYPE KAPAL DALAM DOC
DALAM DOC TERTERA TYPE KAPAL SESUAI PERMOHONAN SAAT
INITIAL
AUDIT
PENAMBAHAN TYPE KAPAL HARUS MELALUI AUDIT TAMBAHAN

ELEMEN 13
13.4. MEMPERTAHANKAN DOC
DOC DIPERTAHANKAN MELALUI AUDIT TAHUNAN
SAAT AUDIT TAHUNAN ADALAH 3 BULAN SEBELUM / SESUDAH
DARI ULANG TAHUN SERTIFIKAT (DOC).

13.5. PENCABUTAN DOC

DOC DICABUT, APABILA AUDIT TAHUNAN TIDAK DILAKSANAKAN
DOC DICABUT, APABILA DITEMUKAN MAJOR NC
DOC DICABUT, BERARTI SEMUA SMC JUGA DICABUT

13.6. SALINAN DOC UNTUK SETIAP KAPAL

COPY DOC HARUS ADA DI SETIAP KAPAL YANG DIOPERASIKAN.
DITUNJUKKAN KALAU ADA PEMERIKSAAN (PSC).

13.7. SAFETY MANAGEMENT CERTIFICATE (SMC)

SETIAP KAPAL MEMILIKI SERTIFIKAT SMC.
MASA BERLAKU SMC : 5 TAHUN
TIPE KAPAL HARUS SESUAI DENGAN SERTIFIKAT DOC
DOC LEBIH DAHULU DARIPADA SMC

DOC SMC ELEMEN 13

PART B : ELEMEN 13
13.8. MEMPERTAHANKAN SMC
SMC DIPERTAHANKAN MELALUI AUDIT ANTARA/INTERMEDIATE
SAAT AUDIT INTERMEDIATE ADALAH ANTARA ULANG TAHUN KE 2
HINGGA KE 3 DARI TANGGAL ULANG TAHUN SMC

DOC

# # # # 6 BULAN
0 1 2 3 4 5

SMC

12 BULAN 6 BULAN
0 1 2 3 4 5

# = 3 BULAN SEBELUM / SETELAH ULANG TAHUN SERTIFIKAT

ELEMEN 13
DOC SMC
PART B : ELEMEN 13

13.9. PENCABUTAN SMC

SMC DICABUT, APABILA DOC DICABUT
SMC DICABUT, APABILA AUDIT ANTARA TIDAK DILAKSANAKAN
SMC DICABUT, APABILA DITEMUKAN MAJOR NC

13.10. & 13.11 PEMBARUAN DOC / SMC

3 bln

3 bln 3 bln
Th #5

ELEMEN 13
ELEMEN 14 : Interim Certification
14.1. PENERBITAN INTERIM DOC
UNTUK PERUSAHAAN YANG BARU DIDIRIKAN atau
TIPE KAPAL BARU DITAMBAHKAN DALAM DOC YG SUDAH DIMILIKI
DENGAN SYARAT :
MEMILIKI MANUAL SMS
MEMPUNYAI SCHEDULE IMPLEMENTASI SMS SELAMA
MASA BERLAKU DOC INTERIM
MASA BERLAKU TIDAK BOLEH LEBIH DARI 12 BULAN
SALINAN DOC INTERIM HARUS TERSEDIA DIATAS KAPAL
14.2. PENERBITAN INTERIM SMC
UNTUK KAPAL BARU DIBANGUN atau
KAPAL YANG BARU BERGABUNG DENGAN PERUSAHAAN atau
KAPAL BERGANTI BENDERA KAPAL
MASA BERLAKU TIDAK BOLEH LEBIH DARI 6 BULAN
SALINAN DOC INTERIM HARUS TERSEDIA DIATAS KAPAL

ELEMEN 14
ELEMEN 14 : Interim Certification
14.3. PERPANJANGAN INTERIM SMC
INTERIM SMC DAPAT DIPERPANJANG TIDAK BOLEH LEBIH DARI
6 BULAN DARI TANGGAL HABISNYA INTERIM SMC YG LAMA

14.4. SYARAT PENERBITAN INTERIM SMC

1. DOC / INTERIM DOC SESUAI DENGAN TIPE KAPAL
2. MEMILIKI MANUAL SMS
3. MEMILIKI SCHEDULE UNTUK AUDIT DALAM 3 BULAN
4. NAKHODA & AWAK KAPAL MEMAHAMI SMS
5. INSTRUKSI PENERAPAN SMS DIBERIKAN SEBELUM KAPAL
BERLAYAR
6. SMS DALAM BAHASA YANG DIMENGERTI AWAK KAPAL

ELEMEN 14
ELEMEN 15 : Verification
15.1. PELAKSANAAN VERIFIKASI
VERIFIKASI / AUDIT ISM CODE DILAKSANAKAN DENGAN
PROSEDUR YANG DISETUJUI OLEH PEMERINTAH

ELEMEN 16 : Forms of Certificate

FORMAT DOC / SMC SESUAI DENGAN APPENDIX DARI ISM CODE
HARUS DITERJEMAHKAN DALAM 2 BAHASA (INGGRIS /
PERANCIS)
ENDORSEMEN SERTIFIKAT

ELEMEN 15 & 16
Kejadian Kecelakaan
Di INDONESIA
 KMP. SENOPATI NUSANTARA

Kumai

Data kecelakaan :
Arah pencarian SAR
P. Mandalika
Microsoft Office
PowerPoint 97-2003 Pres
Tenggelam di perairan
06o10’13” LS
111o33’78” BT Mandalika tanggal 29
Desember 2006;
 Korban 287 orang,
terdiri dari 248 orang
selamat dan 39 orang
meninggal dunia. 86
Nama Kapal : KMP. LEVINA ex. HAYAZURU MARU
Call Sign : YHXE
Tahun Pembuatan : Jepang/1980
Klas : BKI Code Klas : A. 100 (1) P
Daerah Pelayaran : SV. 1935 art 31 (1) b

Type : Ferry Ro – Ro
Ukuran GT/NT : 1.791 GT / 538 NT
Panjang Kapal (LOA) : 69,98 meter
Panjang Antara Garis Tegak : 66,26 meter
Lebar Kapal : 13,60 meter
Draft Kapal : 4,80 meter
Mesin : Daihatsu, 2 x 1600 HP
Kecepatan : 14 Knots

Grosse Akte : No. 3656 tanggal 06 Januari 2005,

dikeluarkan oleh Ditkappel Ditjen Hubla
Awak Kapal : 17 orang
Docking terakhir : 17 Februari 2007
Alat Penolong : - Life raft 19 unit dgn rincian :
4 unit besar @ 45 orang (180 orang)
15 unit kecil @ 25 orang (375 orang)
- Life jacket 1100 buah + 10% untuk anak
Kapasitas Penumpang : 358 orang

87