Anda di halaman 1dari 7

GARBAGE MANAGEMENT PLAN

28 Juni 2017 K Issued for Comment SP RR AS

DATE REV DESCRIPTION CREATE REVIEW APPR

Approved by: Company Approval:

Date: Date:
GARBAGE MANAGEMENT PLAN

Revision History

REV DATE DESCRIPTION ORIG CHK APPR


K 28 Juni 2017 Issued for Comment SP RR AS

Change Log

REV SECTION CHANGE DESCRIPTION

Document Holds

Holds:

28 Juni 2017 Page 2 of 7


GARBAGE MANAGEMENT PLAN

DAFTAR ISI

I. URAIAN UMUM 4

II. Definisi 4

III. Garbage Management 5

3.1. Pengurangan Jumlah Sampah ................................................................................. 5


3.2. Prosedur Penyimpanan dan Penanganan Sampah di Atas Kapal .......................... 5
3.3. Pengumpulan dan Pemilahan ................................................................................... 6
3.4. Penyimpanan ............................................................................................................ 6
3.5. Pembuangan ............................................................................................................. 7

28 Juni 2017 Page 3 of 7


GARBAGE MANAGEMENT PLAN

I. URAIAN UMUM

Konvensi internasional tentang pencegahan pencemaran dari kapal 1973 yang diperbaharui oleh
Protocol of 1978 Pollution by Garbage Annex V melarang pembuangan sampah plastik ke laut
termasuk kantong sampah yang terbuat dari plastik, tali sintetis dan jaring sintetis. Sampah
makanan dan sampah lainnya tidak boleh dibuang di laut dalam jarak kurang dari 12 mil (dari
daratan) kecuali jika telah digiling dan dapat menembus saringan dengan diameter 25 mm.

Pembuangan sampah ke laut demi keselamatan kapal atau jiwa manusia serta jatuhnya sampah
ke laut akibat kerusakan kapal atau peralatannya merupakan pengecualian yang diatur dalam
protokol tersebut.

Ketentuan Umum Pembuangan Sampah

1) Pembuangan ke laut semua plastik, termasuk tali sintetis, jaring ikan sintetis, tas plastik
dan abu sisa pembakaran produk plastik yang mungkin mengandung racun atau residu
logam berat adalah dilarang.

2) Pembuangan ke laut atas sampah berikut ini wajib dilakukan sejauh mungkin dari
daratan terdekat. Larangan pembuangan sampah berlaku sebagai berikut :

Pembuangan 25 mil untuk material penyekat, pengeras dan pembungkus


yang dapat mengapung.

Pembuangan 12 mil untuk sampah makanan dan semua sampah lainnya


termasuk produk kertas, kain, kaca, logam, botol, peralatan dapur dan sampah
sejenis yang tidak terpakai.

3) Pembuangan ke laut untuk sampah makanan dari peraturan ini dapat diijinkan apabila
telah lolos melalui mesin penghancur atau pencacah sehingga sampah sisa makanan
dapat melewati suatu saringan dengan diameter lubang saringan kurang dari 25 mm.
Pembuangan untuk sampah yang sudah dicacah dilakukan pada jarak 3 mil.

II. Definisi

1) Sampah adalah semua jenis sisa makanan, limbah domestik dan operasional, semua
plastik, residu kargo, abu insinerator, minyak goreng, alat tangkap dan bangkai hewan yang
dihasilkan selama operasi normal kapal untuk dibuang secara terus menerus atau secara
rutin kecuali bahan-bahan yang terdaftar dalam lampiran konvensi Marpol 73/78. Sampah
tidak termasuk ikan segar dan bagian-bagiannya yang dihasilkan selama kegiatan
penangkapan ikan yang dilakukan selama pelayaran atau sebagai hasil kegiatan akuakultur.

2) Limbah makanan berarti bahan makanan yang telah membusuk ataupun tidak membusuk
termasuk buah-buahan, sayuran, produk susu, unggas, produk daging dan sisa makanan
yang dihasilkan di atas kapal.

28 Juni 2017 Page 4 of 7


GARBAGE MANAGEMENT PLAN

3) Limbah domestik adalah semua limbah yang dihasilkan di ruang akomodasi di atas kapal
dan yang tidak termasuk dalam lampiran lain.

4) Limbah operasional adalah semua limbah berbentuk padat (termasuk berbentuk slurries)
yang tidak tercakup dalam lampiran lain yang dikumpulkan di atas kapal selama operasi atau
pemeliharaan normal, atau digunakan untuk penyimpanan dan penanganan kargo. Limbah
operasional mencakup bahan pembersih dan yang mengandung bahan-bahan aditif. Limbah
operasional tidak termasuk air abu-abu, air lambung kapal, atau pelepasan lain yang serupa
yang penting untuk pengoperasian kapal dengan mempertimbangkan pedoman yang
dikembangkan oleh Organisasi.

5) Dishwater adalah sisa dari pembersihan peralatan masak.

6) Grey water / air abu-abu berarti drainase dari dishwater, shower, laundry, bak mandi dan
wastafel. Grey water tidak termasuk drainase dari toilet, urinal, rumah sakit dan ruang hewan
seperti yang didefinisikan dalam peraturan 1.3 MARPOL Annex IV (limbah).

7) Oily rags adalah kain lap yang telah terkontaminasi oleh minyak. Oily rag didefinisikan
sebagai zat yang berbahaya pada lampiran lain MARPOL 73/78.

8) Daratan terdekat atau Daerah Pantai adalah garis batas dimana laut teritorial dari
wilayah yang dimaksud ditetapkan sesuai dengan hukum internasional..

III. Garbage Management

3.1. Pengurangan Jumlah Sampah


1) Pengurangan jumlah sampah di atas kapal dimulai dari selektif dalam menerima bahan-bahan
yang disuplai ke atas kapal yang berpotensi mengakibatkan jumlah sampah yang besar.
Barang-barang yang tidak diperlukan di atas kapal tidak perlu dibawa untuk tidak menjadi
sampah.
2) Pilihan yang harus dipertimbangkan dalam mengurangi jumlah sampah antara lain:
Menggunakan persediaan yang datang dalam kemasan besar, dengan
mempertimbangkan umur penyimpanan dalam kondisi terbuka.
Menggunakan persediaan yang datang dalam kemasan dan wadah yang dapat
digunakan kembali atau didaur ulang. Menghindari penggunaan barang sekali pakai.
Menghindari persediaan yang dikemas dalam plastic. Kecuali plastic yang dapat
digunakan kembali atau dapat didaur ulang.

3.2. Prosedur Penyimpanan dan Penanganan Sampah di Atas Kapal


1) Larangan pembuangan sampah dari atas kapal seperti yang tercantum pada MARPOL 73/78
Lampiran V dirangkum tertulis dan ditempelkan pada bagian kapal yang terlihat seperti dapur,
gang, kamar mandi, ruang akomodasi, dll.

28 Juni 2017 Page 5 of 7


GARBAGE MANAGEMENT PLAN

2) Salah satu petugas ditunjuk sebagai Environmental Control Officer dan bertanggung jawab
atas kepatuhan seluruh crew pada peraturan persampahan di atas kapal.
3) Kepatuhan terhadap peraturan dengan berpedoman pada prinsip perlindungan lingkungan
mensyaratkan bahwa sampah yang dihasilkan di kapal harus dikelola dalam langkah-langkah
tertentu seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Pengumpulan dan pemilahan sampah menurut jenisnya
Pengolahan
Penyimpanan
Pelepasan di fasilitas penerimaan pelabuhan atau pembuangan di laut sesuai dengan
peraturan pada Lampiran V

3.3. Pengumpulan dan Pemilahan


Prosedur untuk mengumpulkan sampah yang dihasilkan di kapal harus didasarkan pada
pertimbangan apa yang diizinkan dan apa yang tidak diizinkan untuk di buang ke laut dan apa
jenis sampah yang dapat dipulangkan ke fasilitas pelabuhan untuk didaur ulang atau digunakan
kembali.
Untuk mengurangi pekerjaan pemilahan sampah setelah pengumpulan, tempat sampah harus
dikategorikan berdasarkan jenis pengolahan nya. Barang bekas yang dapat didaur ulang atau
digunakan kembali ditempatkan pada tempat yang terpisah. Tempat pengumpulan sampah harus
selalu tertutup ketat untuk mencegah tumpahan sampah yang tersimpan. Tanggung jawab untuk
mengumpulkan dan mengosongkan tempat sampah harus diberikan kepada awak kapal untuk
membawa sampah ke lokasi pengolahan atau penyimpanan yang sesuai.

3.4. Penyimpanan
Sampah yang dikumpulkan di kirim ke lokasi pengolahan atau penyimpanan di darat.
Peyimpanan sampah harus memperhatikan dampak nya pada kesehatan dan keselamatan awak
di atas kapal.
Poin-poin yang harus dipertimbangkan untuk penyimpanan sampah:
a. Ruang penyimpanan dan peralatan yang memadai. Bila ruang penyimpanan sampah
terbatas sedangkan durasi penyimpanan sampah memiliki waktu yang lama, maka
operator kapal dianjurkan untuk mempertimbangkan pemasangan compactor,
incinerator. Semua sampah yang disimpan di atas kapal harus berada dalam wadah
yang kedap dan tertutup untuk mencegah pembuangan sampah yang tidak disengaja.
b. Sampah makanan dan sampah lain yang dibuang melalui pelabuhan, dimana sampah
tersebut membawa potensi penyakit atau hama harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan dipisahkan dari sampah lain yang tidak mengandung limbah makanan
tersebut.
c. Tempat penyimpanan sampah harus dibersihkan secara berkala dan/atau dilakukan
disinfeksi untuk pencegahan sumber penyakit dari tempat sampah.

28 Juni 2017 Page 6 of 7


GARBAGE MANAGEMENT PLAN

3.5. Pembuangan

Pembuangan sampah harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Limbah makanan, bangkai hewan, bahan pembersih dan aditif yang terkandung pada air pencuci
boleh dibuang ke laut apabila dalam jumlah kecil dan tidak berbahaya bagi lingkungan laut.

2) Peraturan 4, 5, dan 6 MARPOL Lampiran V, yang dirangkum dalam tabel 1, menetapkan


persyaratan untuk sampah yang diizinkan untuk dibuang ke laut. Secara umum pembuangan
limbah harus dilakukan saat kapal dalam perjalanan dan sejauh mungkin dari darat. Manuver
kapal harus dilakukan untuk menyebarkan debit di area seluas mungkin dan di perairan dalam
(20 meter atau lebih).

3) Kebutuhan pembuangan sampah harus diidentifikasi untuk membuat perencanaan pembuangan


sampah yang memerlukan penanganan khusus. Sampah yang dibuang dicatat jenis sampah dan
jumlah nya untuk diserahkan kepada Pengelola fasilitas penyimpanan/ pengolahan sampah di
darat.

4) Sementara bahan pembersih dan aditif yang terkandung dalam air pencuci dianggap sebagai
"limbah operasional" dan dengan demikian "sampah" di bawah Lampiran V, bahan pembersih
dan aditif ini dapat dibuang ke laut selama tidak. Berbahaya bagi lingkungan laut. Bahan
pembersih atau aditif dianggap tidak berbahaya bagi lingkungan laut jika:

Bukan "zat berbahaya" sesuai dengan kriteria MARPOL Lampiran III

Tidak mengandung komponen yang diketahui bersifat karsinogenik, mutagenik atau


reprotoxic (CMR).

28 Juni 2017 Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai