Date: Date:
GARBAGE MANAGEMENT PLAN
Revision History
Change Log
Document Holds
Holds:
DAFTAR ISI
I. URAIAN UMUM 4
II. Definisi 4
I. URAIAN UMUM
Konvensi internasional tentang pencegahan pencemaran dari kapal 1973 yang diperbaharui oleh
Protocol of 1978 Pollution by Garbage Annex V melarang pembuangan sampah plastik ke laut
termasuk kantong sampah yang terbuat dari plastik, tali sintetis dan jaring sintetis. Sampah
makanan dan sampah lainnya tidak boleh dibuang di laut dalam jarak kurang dari 12 mil (dari
daratan) kecuali jika telah digiling dan dapat menembus saringan dengan diameter 25 mm.
Pembuangan sampah ke laut demi keselamatan kapal atau jiwa manusia serta jatuhnya sampah
ke laut akibat kerusakan kapal atau peralatannya merupakan pengecualian yang diatur dalam
protokol tersebut.
1) Pembuangan ke laut semua plastik, termasuk tali sintetis, jaring ikan sintetis, tas plastik
dan abu sisa pembakaran produk plastik yang mungkin mengandung racun atau residu
logam berat adalah dilarang.
2) Pembuangan ke laut atas sampah berikut ini wajib dilakukan sejauh mungkin dari
daratan terdekat. Larangan pembuangan sampah berlaku sebagai berikut :
3) Pembuangan ke laut untuk sampah makanan dari peraturan ini dapat diijinkan apabila
telah lolos melalui mesin penghancur atau pencacah sehingga sampah sisa makanan
dapat melewati suatu saringan dengan diameter lubang saringan kurang dari 25 mm.
Pembuangan untuk sampah yang sudah dicacah dilakukan pada jarak 3 mil.
II. Definisi
1) Sampah adalah semua jenis sisa makanan, limbah domestik dan operasional, semua
plastik, residu kargo, abu insinerator, minyak goreng, alat tangkap dan bangkai hewan yang
dihasilkan selama operasi normal kapal untuk dibuang secara terus menerus atau secara
rutin kecuali bahan-bahan yang terdaftar dalam lampiran konvensi Marpol 73/78. Sampah
tidak termasuk ikan segar dan bagian-bagiannya yang dihasilkan selama kegiatan
penangkapan ikan yang dilakukan selama pelayaran atau sebagai hasil kegiatan akuakultur.
2) Limbah makanan berarti bahan makanan yang telah membusuk ataupun tidak membusuk
termasuk buah-buahan, sayuran, produk susu, unggas, produk daging dan sisa makanan
yang dihasilkan di atas kapal.
3) Limbah domestik adalah semua limbah yang dihasilkan di ruang akomodasi di atas kapal
dan yang tidak termasuk dalam lampiran lain.
4) Limbah operasional adalah semua limbah berbentuk padat (termasuk berbentuk slurries)
yang tidak tercakup dalam lampiran lain yang dikumpulkan di atas kapal selama operasi atau
pemeliharaan normal, atau digunakan untuk penyimpanan dan penanganan kargo. Limbah
operasional mencakup bahan pembersih dan yang mengandung bahan-bahan aditif. Limbah
operasional tidak termasuk air abu-abu, air lambung kapal, atau pelepasan lain yang serupa
yang penting untuk pengoperasian kapal dengan mempertimbangkan pedoman yang
dikembangkan oleh Organisasi.
6) Grey water / air abu-abu berarti drainase dari dishwater, shower, laundry, bak mandi dan
wastafel. Grey water tidak termasuk drainase dari toilet, urinal, rumah sakit dan ruang hewan
seperti yang didefinisikan dalam peraturan 1.3 MARPOL Annex IV (limbah).
7) Oily rags adalah kain lap yang telah terkontaminasi oleh minyak. Oily rag didefinisikan
sebagai zat yang berbahaya pada lampiran lain MARPOL 73/78.
8) Daratan terdekat atau Daerah Pantai adalah garis batas dimana laut teritorial dari
wilayah yang dimaksud ditetapkan sesuai dengan hukum internasional..
2) Salah satu petugas ditunjuk sebagai Environmental Control Officer dan bertanggung jawab
atas kepatuhan seluruh crew pada peraturan persampahan di atas kapal.
3) Kepatuhan terhadap peraturan dengan berpedoman pada prinsip perlindungan lingkungan
mensyaratkan bahwa sampah yang dihasilkan di kapal harus dikelola dalam langkah-langkah
tertentu seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Pengumpulan dan pemilahan sampah menurut jenisnya
Pengolahan
Penyimpanan
Pelepasan di fasilitas penerimaan pelabuhan atau pembuangan di laut sesuai dengan
peraturan pada Lampiran V
3.4. Penyimpanan
Sampah yang dikumpulkan di kirim ke lokasi pengolahan atau penyimpanan di darat.
Peyimpanan sampah harus memperhatikan dampak nya pada kesehatan dan keselamatan awak
di atas kapal.
Poin-poin yang harus dipertimbangkan untuk penyimpanan sampah:
a. Ruang penyimpanan dan peralatan yang memadai. Bila ruang penyimpanan sampah
terbatas sedangkan durasi penyimpanan sampah memiliki waktu yang lama, maka
operator kapal dianjurkan untuk mempertimbangkan pemasangan compactor,
incinerator. Semua sampah yang disimpan di atas kapal harus berada dalam wadah
yang kedap dan tertutup untuk mencegah pembuangan sampah yang tidak disengaja.
b. Sampah makanan dan sampah lain yang dibuang melalui pelabuhan, dimana sampah
tersebut membawa potensi penyakit atau hama harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan dipisahkan dari sampah lain yang tidak mengandung limbah makanan
tersebut.
c. Tempat penyimpanan sampah harus dibersihkan secara berkala dan/atau dilakukan
disinfeksi untuk pencegahan sumber penyakit dari tempat sampah.
3.5. Pembuangan
1) Limbah makanan, bangkai hewan, bahan pembersih dan aditif yang terkandung pada air pencuci
boleh dibuang ke laut apabila dalam jumlah kecil dan tidak berbahaya bagi lingkungan laut.
4) Sementara bahan pembersih dan aditif yang terkandung dalam air pencuci dianggap sebagai
"limbah operasional" dan dengan demikian "sampah" di bawah Lampiran V, bahan pembersih
dan aditif ini dapat dibuang ke laut selama tidak. Berbahaya bagi lingkungan laut. Bahan
pembersih atau aditif dianggap tidak berbahaya bagi lingkungan laut jika: