Anda di halaman 1dari 27

1

ISM CODE

Pengantar
2

PENERAPAN ISM CODE

• FASE I - TIDAK MELEWATI TANGGAL 1 JULI 1998


Kapal-kapal penumpang (termasuk kapal-kapal penumpang
cepat – HSC), kapal-kapal pengangkut minyak, bahan kimia dan
gas, kapal-kapal pengangkut muatan curah padat (bulk carriers)
dan kapal-kapal kargo kecil berkecepatan tinggi yang bertonasi
500 GT atau lebih, tanpa melihat lagi kapan kapal-kapal tersebut
dibangun.

• FASE II - TIDAK MELEWATI TANGGAL 1 JULI 2002


Kapal-kapal kargo lainnya dan MODU bertonase 500 GT atau
lebih, tanpa melihat lagi kapan kapal-kapal tersebut dibangun.
3

SEJARAH ISM CODE (1)

• Dalam tahun 1980-an, telah terjadi suatu pembusukan


dalam profesionalisme para personil kapal.

• Penurunan perhatian dan investasi pada sebagian dari


para pemilik dan operator kapal merupakan suatu hal
yang nyata.

• Di tahun 1989 IMO mengadopsi “Guidelines on


Management for Safe Operation of Ships and Pollution
Prevention” menjadi Resolution A.647 (16).

• Panduan-panduan (guidelines) ini direvisi dan dua tahun


kemudian djadikan Resolution A.68o (17).
4

SEJARAH ISM CODE (2)

• Di tahun 1993 panduan-panduan itu revisi lagi menjadi bentuk yang


sekarang, kemudian diadopsi sebagai “International Management
Code for the Safe Operation of Ships and for Pollution Prevention”
melalui Resolution A.741 (18).

• Di tahun 1994, Code ini dimasukkan dalam SOLAS sebagai Bab


atau Chapter 9.

• Di tahun 1995, Code ini diperkuat oleh pengadopsian “Guidelines


on Implementation of the International Safety Management (ISM)
Code by Administration” melalui Resolution A.788 (19).

• Di tahun 2002 (Fase II) Code direvisi lagi melalui Resolution A.913
(22) menggantikan Resolution A.788 (19).
5

SASARAN YANG HENDAK DICAPAI ISM CODE

Memberikan suatu standar internasional untuk


manajemen keselamatan dan pengopersian kapal-kapal
dengan aman dan pencegahan pencemaran (Resolution
A.741 (18) item 1) agar bisa:

 Memastikan keselamatan di laut.


 Mencegah cedera perorangan dan kematian.
 Mencegah kerusakan harta-milik (property) dan
lingkungan.
6

DIFINISI KESELAMATAN

Keselamatan (safety) adalah suatu kualitas yang bisa


dirasakan yang menentukan sejauh mana
manajemen, rekayasa (engineering) dan
pengoperasian sebuah sistem bisa terbebas dari
bahaya terhadap kehidupan dan lingkungannya.
7

LATAR BELAKANG

• 78 % dari semua kecelakaan dalam industri maritim


disebabkan oleh “human error”.

• Namun, “human error” adalah salah satu faktor dari


semua kecelakaan yang terjadi.

• Karena “human error” bisa dibaca sebagai “kegagalan


sistem manajemen” (management system failure).
8

PENYEBAB KERUGIAN

KERUGIAN

Kejadian

Penyebab
Langsung
Tindakan-tindakan dan
kondisi-kondisi yang tidak
Penyebab bisa diterima
Utama
Faktor-faktor Pribadi dan
Kontrol Pekerjaan
yang Buruk
Perencanaan dan pengukuran yang
buruk, atau tidak memadai
9

INVESTIGASI

KERUGIAN

Kejadian

Penyebab
Langsung
Tindakan-tindakan dan
kondisi-kondisi yang tidak
Penyebab bisa diterima
Utama
Faktor-faktor Pribadi dan
Kontrol Pekerjaan
yang Buruk
Perencanaan dan pengukuran yang
buruk, atau tidak memadai
10

TERMINOLOGI (1)

“ISM Code “
“Kode atau Ketentuan Manjemen Keselamatan untuk
pengoperasian kapal-kapal dan Pencegahan Pencemaran”.

“Administration” (pasal 1.1.3)


Pemerintah dari sebuah Negara dimana benderanya
dikibarkan di kapal.
11

TERMINOLOGI (2)

“Non-conformity” (Ketidak-sesuaian)
Tidak memenuhi suatu ketentuan / persyaratan yang telah
ditentukan.

“Major Non-Conformity” (Ketidak-sesuaian Utama)


– Suatu penyimpangan yang menimbulkan suatu
ancaman yang serius kepada personil atau
keselamatan kapal, atau risiko yang serius kepada
lingkungan, dan memerlukan tindakan koreksi
seketika.
– Kurangnya implementasi yang efektif dan sistimatis
atas suatu ketentuan/persyaratan dari ISM Code.
12

TERMINOLOGI (3)

“Company” / Perusahaan Pelayaran (pasal 1.1.2)

“…Pemilik kapal atau setiap organisasi lain apapun atau


seseorang seperti manajer atau pencarter kapal bersifat
bareboat, yang dianggap bertanggung jawab untuk
pengoperasian kapal dari pemilik kapal dan yang pada saat
menerima tanggung jawab itu, telah menyetujui untuk
mengambil alih semua tugas dan tanggung jawab yang
diberlakukan oleh ISM Code.”
ADMINISTRATION AND RECOGNIZED 13

ORGANIZATIONS / ROs
(Pemerintah Negara Bendera Kapal dan Organisasi-organisasi
yang diberi wewenang)
• Sertifikat-sertifikat ISM diterbitkan oleh, atau di bawah
kewenangan Pemerintah Negara Bendera Kapal (PNBK)
(Administrations).
• Kebanyakan PNBK telah mendelegasikan kegiatan-
kegiatan verifikasi dan penerbitan sertifikat-sertifikat
kepada Organisasi-organisasi yang telah diberinya
wewenang (ROs).
• Apa-apa yang bisa dilakukan oleh ROs, dengan atau
tanpa referensi dari PNBK, ditentukan oleh rincian
persetujuan mereka masing-masing dengan PNBK.
• Beberapa PNBK tidak mendelegasikan kegiatan ISM
apapun.
14

DOCUMENT OF COMPLIANCE
(DOKUMEN KESESUAIAN)

• DOC diterbitkan kepada Perusahaan Pelayaran yang


telah lolos verifikasi awal pemenuhan semua
ketentuan/persyaratan ISM Code yang berlaku.
• Suatu DOC berlaku selama 5 tahun, dengan catatan
lolos verifikasi tahunan yang bisa dilakukan +/- 3 bulan
dari tanggal jatuh temponya verifikasi tahunan.
• Hanya PNBK penerbit yang berhak mencabut DOC.
• Audit kapal-kapal untuk menerbitkan SMCs hanya bisa
dilakukan paling kurang jika sudah ada rekomendasi
untuk menerbitkan DOC untuk Perusahaan Pelayaran
pengelola kapal-kapal itu.
15

SAFETY MANAGEMENT CERTIFICATES – SMCS


(SERTIFIKAT MANAJEMEN KESELAMATAN)

• SMCs diterbitkan kepada kapal-kapal yang telah lolos


verifikasi awal pemenuhan semua ketentuan /
persyaratan ISM Code yang berlaku.

• SMCs berlaku selama 5 tahun dengan catatan paling


kurang lolos satu verifikasi / audit antara (intermediate
verification).

• Hanya PNBK penerbit yang berhak mencabut DOC.

• Suatu SMC akan dengan sendirinya menjadi tidak


berlaku jika DOC yang terkait sudah tidak berlaku.
16

SERIFIKAT-SERTIFIKAT ISM

Document of Compliance
Initial Annual PVA Renewal
Verification (+/- 3 mths) (up to -3 mths)

Year Year Year Year Year Year


0 1 2 3 4 5

Safety Management Certificate


Initial Renewal
Verification Single IVA (up to -3 mths)

Year Year Year Year Year Year


0 1 2 3 4 5
17

INTERIM CERTIFICATES
(SERTIFIKAT INTERIM)

• Verifikasi / audit Interim dimaksudkan untuk menetapkan


keberadaan suatu sistem dokumen yang belum
sepenuhnya diimplementasikan.

• Suatu DOC Interim bisa berlaku sampai 12 bulan.

• Suatu SMC Interim bisa berlaku sampai 6 bulan, dan


dalam situasi-situasi tertentu, bisa diperpanjang sampai
6 bulan lagi.
18

DAMPAK DARI ISM CODE (1)

• ISM Code bersifat keharusan (mandatory), namun bukan


undang-undang (is not law).
• Juga bukan suatu spesifikasi. ISM Code merupakan
suatu model (contoh) dan sistem-sistemnya tidak perlu
harus identik / serupa.
• ISM Code ditulis dalam pengertian / bahasa yang sangat
umum sehingga bisa diterapkan pada perusahaan
pelayaran dengan jenis dan sebesar apapun.
• Untuk pertama kalinya dalam sejarah ada suatu standar
kepedulian minimum yang seragam.
19

DAMPAK DARI ISM CODE (2)

• PNBK harus diberitahu nama dan keterangan rinci


mengenai perusahan pelayaran yang mengelola kapal
(pasal 3.1)
• Untuk pertama kalinya dalam sejarah, perusahan
pelayaran yang bertanggung jawab mengelola kapal
harus mengumumkan identitasnya, dan harus membuka
pintu-pintu perusahaannya kepada PNBK atas
keberadan/representasinya.
20

DAMPAK DARI ISM CODE (3)

• ISM Code mewajibkan agar prosedur-prosedur dan


instruksi-instruksi dibuat secara tertulis /
didokumentasikan.
• Tanggung jawab dan kewenangan tidak cukup hanya
didifinisikan dalam dokumentasi dari sistem, tapi harus
dilakukan secara efektif dalam praktek-praktek kerja di
perusahaan, khususnya Nakhoda dan pejabat DP.
• Pendelegasian kegiatan-kegiatan tertentu pada para
pemasok (suppliers) dan sub-kontraktor tidak
membebaskan perusahaan pelayaran dari tanggung
jawab yang diberlakukan oleh ISM Code.
21

DAMPAK DARI ISM CODE (4)

• ISM Code mewajibkan agar:


– Pihak manajemen dan para Nakhoda melakukan peninjauan
ulang / review atas sistem yang berlaku.
– Dilakukan audit-audit internal.
– Dilakukan inspeksi-inspeksi.
– Membuat laporan dan analisis atas kecelakaan-kecelakaan,
kejadian-kejadian yang membahayakan (hazardous
occurrences) dan temuan-temuan ketidak-sesuaian (NCs).
– Melakukan tindakan koreksi.
• ISM Code adalah sistem yang bisa mengatur sendiri.
• Laporan-laporan audit internal bisa dikeluarkan di bawah perintah-
perintah penyelidikan (discovery orders) [oleh polisi / pengadilan] –
untuk mengungkapkan adanya suatu temuan masalah, namun tidak
ada tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
22

DAMPAK DARI ISM CODE (5)

• Sistem Manajemen Keselamatan (SMS/SMK) dari


Perusahaan harus dinilai oleh auditor eksternal (pihak
ke-3) untuk memastikan pemenuhannya atas standar
minimum.
• SMK/SMS serta catatan-catatan laporan (records) bisa
diberikan, melalui PNBK atau di bawah perintah-perintah
penyelidikan (discovery orders) [polisi / pengadilan],
untuk pemeriksaan atau penyelidikan bagi kepentingan
publik.
23

DAMPAK DARI ISM CODE (6)

• Dalam suatu peristiwa kecelakaan, akan tersedia bukti


untuk diperlihatkan bahwa suatu perusahan pelayaran
telah melakukan kewajibannya untuk mengelola kapal
dengan baik atau sebaliknya (exercised due diligence or
vice versa).
• Perusahaan harus menyadari bahaya-bahayanya untuk
memasukkan ketentuan / persyaratan yang terlalu
keras / ketat atau terlalu memaksa dalam sistem
manajemen keselamatannya (SMK/SMS).
24

DAMPAK DARI ISM CODE (7)

• Secara tradisional, seharusnya perusahan pelayaranlah yang


bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kapal-kapal yang
dikelolanya dalam keadaan laik laut (seaworthy), namun dalam
banyak hal perusahaan telah terpisahkan dari kegiatan pengelolaan
kapal, dan Nakhoda-lah yang selalu dianggap bertanggung jawab.
• Kalau manajemen di kapal gagal melakukan tugasnya, perusahaan
pelayaran masih bisa mengajukan klaim dari Asuransi P&I yang
digunakannya.
• ISM Code telah berhasil untuk membuat agar perusahaan
pelayaran bertanggung jawab untuk keseluruhan pengelolaan /
manajemen dari kapal. Pada saat bersamaan menekankan
kewenangan Nakhoda dan kebebasannya untuk melakukan
sesuatu jika diperlukan.
25

DAMPAK DARI ISM CODE (8)

• Sekarang, ada penghubung antara pelaut dan manajer-


manajer paling senior dari perusahaan lewat DP.

• Manajer senior perusahaan bisa dianggap mengetahui


apa-apa yang sudah diketahui oleh DP.

• Efek dari keseluruhannya adalah menetapkan satu


sistem manajemen yang dapat menjembatani kantor
perusahaan dan kapal-kapal.
26

DAMPAK DARI SERTIFIKASI ISM CODE ATAS


KLAIM-KLAIM ASURANSI H&M DAN P&I
(Swedish P&I)

250 120

200 100

80 Phase 2
150
P&I
60
100 Hull
40
50 20

0 0
1st Qtr2nd Qtr3rd Qtr4th Qtr
27

MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL DI AWAL


PELAKSANAAN

• Ketakutan atas sesuatu yang belum diketahui – sesuatu


yang baru dan berbeda dari sebelumnya.
• Ketakutan akan beban kerja tambahan dan aturan
birokrasi yang lebih besar.
• Keengganan untuk berubah.
• Perlawanan bersifat kultural / budaya.
• Kelesuan pasca sertifikasi.
• Kurang/tidak adanya perbaikan sistem.
• Kurang/tidak adanya komitmen perusahaan.
• Kurang/tidak adanya secara nyata pemahaman akan
tujuan dan keterbatasan dari ISM Code.

Anda mungkin juga menyukai