Makna yang tepat dan penggunaan "FOB" dapat bervariasi secara signifikan. Pengiriman internasional biasanya menggunakan "FOB" seperti yang didefinisikan oleh standar Incoterms, di mana ia selalu singkatan dari "Free On Board". Pengiriman domestik di AS atau Kanada sering menggunakan arti yang berbeda, khusus untuk Amerika Utara, yang tidak konsisten dengan standar Incoterms.
Incoterms
Berdasarkan standar Incoterms yang diterbitkan oleh International Chamber of Commerce, FOB singkatan dari "Free On Board", dan selalu digunakan bersama dengan port loading. Menunjukkan "FOB port" berarti bahwa penjual membayar untuk transportasi dari barang ke pelabuhan pengiriman, ditambah biaya loading. Pembeli membayar biaya transportasi angkutan laut, asuransi, bongkar, dan transportasi dari pelabuhan kedatangan ke tujuan akhir. Pengesahan risiko terjadi pada saat barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengiriman. Misalnya, "FOB Vancouver" menunjukkan bahwa penjual akan membayar transportasi barang ke pelabuhan Vancouver, dan biaya memuat barang ke kapal kargo (termasuk pengangkutan darat, Bea Cukai clearance, asal biaya dokumentasi, biaya kelebihan waktu berlabuh jika ada, Biaya sandar asal penanganan, dalam hal ini Vancouver). Pembeli membayar semua biaya di luar itu titik (termasuk bongkar). Tanggung Jawab atas barang dengan penjual sampai barang melewati pagar kapal. Setelah kargo dimatikan kapal, pembeli mengasumsikan risiko. Karena kebingungan potensial dengan penggunaan domestik Amerika Utara "FOB", disarankan bahwa penggunaan Incoterms secara eksplisit ditentukan, bersama dengan edisi standar. Misalnya, "FOB New York (Incoterms 2000 ) ". Incoterms berlaku terutama untuk perdagangan internasional, bukan perdagangan dalam negeri dalam suatu negara. Ini penggunaan "FOB" berasal pada zaman kapal layar. Ketika pertama ICC wrote pedoman mereka untuk penggunaan istilah pada tahun 1936, rel kapal sering masih relevan, sebagai barang sering melewati rel dengan tangan. Dalam era modern pengepakan, "rel kapal" istilah agak kuno untuk tujuan perdagangan.
Standar telah mencatat ini. Incoterms 1990 menyatakan, "Ketika rel kapal tidak melayani tujuan praktis, seperti dalam kasus lalu lintas roll-on/roll-off atau wadah, istilah FCA lebih tepat untuk digunakan." Incoterms 2000 mengadopsi kata-kata, "Jika para pihak tidak berniat untuk mengirimkan barang-barang melintasi rel kapal, istilah FCA harus digunakan."
Amerika Utara
Di Amerika Serikat, FOB istilah yang umum digunakan saat pengiriman barang untuk menunjukkan siapa yang membayar biaya bongkar muat dan transportasi, dan / atau titik di mana tanggung jawab transfer barang dari pengirim ke pembeli. "FOB shipping point" atau "asal FOB" menunjukkan pembeli membayar biaya pengiriman dan bertanggung jawab atas barang saat barang meninggalkan tempat penjual. "Tujuan FOB" menunjuk penjual akan membayar biaya pengiriman dan tetap bertanggung jawab atas barang sampai pembeli mengambil kepemilikan.
Sebelumnya, di bawah Uniform Commercial Code, baik "asal FOB" dan "tujuan FOB" meninggalkan penjual bertanggung jawab untuk membayar biaya pemuatan barang di atas kapal carrier, dengan itu "Free On Board". Ketika pembeli bertanggung jawab untuk memuat biaya juga, istilah UCC adalah "FAS", "Gratis Di samping". Saat ini, UCC telah dihapus FAS FOB dan meninggalkan definisi istilah-istilah ini sampai dengan penafsiran para pihak atau hukum negara yang berlaku itu. Banyak negara memiliki seluruhnya atau sebagian mengadopsi istilah UCC tanpa menyadari bahwa UCC telah meninggalkan definisi. Sebuah istilah terkait tetapi terpisah "CAP" ("pelanggan diatur bak terbuka") digunakan untuk menunjukkan bahwa pembeli akan mengatur pembawa pilihan mereka untuk memilih barang sampai di tempat penjual, dan tanggung jawab untuk setiap kerusakan atau kehilangan milik pembeli. Dalam penggunaan di Amerika Utara, perluasan "Pengangkutan On Board" juga terlihat.
Impor biaya ketika mereka mencapai perbatasan satu negara ke negara memasuki negara lain di bawah kondisi FOB Destination adalah karena di pelabuhan pabean negara tujuan. Dengan munculnya e-commerce, transaksi elektronik yang paling komersial terjadi di bawah persyaratan "FOB shipping point" atau "FCA shipping point". Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/FOB_%28shipping%29 Apa Itu FOB (Free On Board)? Detail Tentang FOB
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain.[1] Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional.[2] Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya. [2] Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi. Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu:[3]
kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.[3][5]
[sunting] Tahap-tahap
Dalam perencanaan ekspor perlu dilakukan berbagai persiapan, berikut ini 4 langkah persiapannya:[4]
1. 2. 3. 4. Identifikasi pasar yang potensial Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan, SWOT analisis Melakukan Pertemuan, dengan eksportir, agen, dll Alokasi sumber daya.
Industri Migas
US$ 41 miliar
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
US$203.62 miliar
2011
[24]
[sunting] Istilah-istilah
Berikut adalah istilah-istilah ekspor yang sering digunakan: [25]
Air waybill Suatu kontrak mutlak yang dikeluarkan perusahaan angkutan udara. Bill of lading (B/L) Surat tanda terima barang yang dimuat di atas kapal dan merupakan bukti kepemilikan atas barang serta perjanjian pengangkutan barang melalui laut. Invoice Faktur atau nota yang berisi harga dan jumlah barang serta total harga. C&F (Cost and Freight) Seluruh biaya produksi dan pengapalannya masuk dalam harga barang. Clearance 1. hak kapal untuk meninggalkan pelabuhan. 2. Ijin berangkat kapal dari pelabuhan. 3. Ijin mengeluarkan barang dari pabean. Consignee Nama dan alamat penerima barang atau pembelinya. F. O. B (free on board) Suatu kewajiban penjual hanya sebatas sampai pelabuhan pengirim Packing list
Faktur atau nota yang berisi jumlah dan berat barang (berat bersih dan berat kotor) Commodity Barang yang merupakan hasil pertanian, namun saat ini disebut produk. Phytosanitary certificate Sebuah surat yang dikeluarkan oleh lembaga karantina hewan dan tumbuhan, Departemen Pertanian Republik Indonesia. Proses mendapatkannya melalui serangkaian prosedur dan uji laboratorium, agar tidak terjadi penyebaran penyakit antar negara maupun antar pulau di Indonesia (surat karantina antar pulau) Weight Berat kotor suatu barang yang menyangkut isi dan pembungkusnya.
[sunting] Referensi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. ^ (Inggris)Merriam-Webster's: Collegiate Dictionary. 11th ed. 2003. United States of America. MerriamWebster,Inc. 2003. hal 441 ab ^ (Inggris) Deresky, Helen. International Management. 4th ed. 2006. United States of America. Addison - Wesley. Hal 237 abcdef ^ (Inggris)Daniels,et all. International Business. 12Th Ed. 2009. New Jersey. Pearson Education International. hal 548 - 551 abcd ^ (Inggris) Wild, J John; Kenneth, J Wild; dan Jerry, C Y Han. International Business Management. 4th ed. 2008. United States of America. Pearson Prentice Hall. Hal. 353-356. ab ^ (Inggris)Peng, W Mike. Global Business.2009. Canada. South-Western Cengage. Hal 239. abc ^ Situs Media Indonesia: Profil Komoditas Ekspor Indonesia Telah Berubah. Diakses pada tanggal 19 April 2010 ^ http://www.tempo.co/read/news/2012/02/01/090381010/Krisis-Ekspor-Malah-Naik-24-Persen ^ http://www.tempo.co/read/news/2012/02/01/090381010/Krisis-Ekspor-Malah-Naik-24-Persen ^ http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1990/12/29/KL/mbm.19901229.KL20231.id.html ^ http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6424/ ^ http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6424/ ^ http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6424/ ^ http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6424/ ^ http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6424/ ^ http://www.scribd.com/doc/8589996/Laporan-Perekonomian-Indonesia-Tahun-2001 ^ http://www.scribd.com/doc/8589996/Laporan-Perekonomian-Indonesia-Tahun-2001 ^ http://www.beacukai.go.id/news/readNews.php?ID=1204&Ch=01 ^ http://www.beacukai.go.id/news/readNews.php?ID=1204&Ch=01 ^ http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/ ^ http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/ ^ http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/ ^ http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/ ^ http://bisnis.vivanews.com/news/read/202415-neraca-perdagangan-ri-suprlus-us-22-12-miliar ^ http://www.tempo.co/read/news/2012/02/01/090381010/Krisis-Ekspor-Malah-Naik-24-Persen ^ Amir.Ekspor-Impor.Jakarta:Pustaka Binaman Pesindo.1996. 1005717454172 15:44, 6 April 2010 (UTC)
TARIF BARU PELAYANAN JASA KAPAL TG. PRIOK JANJIKAN PENINGKATAN PELAYANAN Tanjung Priok, 6 Nopember 2007. Setelah hampir tujuh tahun tarif pelayanan jasa kapal tidak pernah mengalami penyesuaian, akhirnya pemerintah menyetujui usulan dari pengguna jasa dan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II untuk memutuskan penyesuaian tarif jasa kapal di Pelabuhan Tanjung Priok. Tarif jasa kapal baru tersebut akan mulai diberlakukan mulai 10 Nopember 2007 yang meliputi : Jasa Labuh, Jasa Pemanduan, Jasa Penundaan dan Jasa Tambat, Penyesuaian tarif tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Nomor : HK. 56/4/16/PI-II-07 tanggal 1 Nopember 2007 Tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok dan Surat Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Nomor HK. 56/4/17/PI-II-07 tanggal 1 Nopember 2007 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok. Penyesuaian tarif tersebut tidak meluncur begitu saja. Untuk penetapan besaran tarif harus melalui mekanisme yang harus ditempuh untuk penetapan tarif dan formulasi perhitungan tarif pelayanan jasa kapal di pelabuhanan. Yakni mulai dari konsep usulan tarif disampaikan kepada asosiasi pengguna jasa untuk mendapatkan masukan dan tanggapan, kemudian dituangkan dalan suatu kesepakatan bersama antara Manajemen Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dengan DPC Insa Jaya, DPC APBMI Tanjung Priok, DPW Gafeksi/INFA DKI Jakarta, BPD GINSI DKI Jakarta dan DPD GPEI DKI Jakarta tanggal 25 Juli 2007 dengan Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) tanggal 22 Agustus 2007 tentang penyesuaian tarif jasa kepelabuhanan Tanjung Priok untuk kegitan pelayanan jasa kapal dalam negeri dan luar negeri. Hasil usulan masukan dan tanggapan pengguna jasa inipun oleh Manajemen PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II dikonsultasikan terlebih dahulu ke Menteri Perhubungan R.I untuk mendapatkan persetujuan penyesuaian tarif. Kemudian Menteri Perhubungan memberikan persetujuannya berdasarkan surat Nomor PR. 302/2/14/PHB-2007 tanggal 23 Oktober 2007 perihal persetujuan penyesuaian tarif pelayanan jasa kepelabuhanan. Untuk pemberlakuannya-pun Pihak DPC INSA JAYA menginginkan agar pemberlakuan tarif ini dilaksanakan dan diberlakukan dengan tenggang waktu minimal 10 (sepuluh) hari sejak tanggal penetapan Surat Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II yang dituangkan dalam surat Nomor: 080/INSA-JAYA/10.07 tanggal 1 Oktober 2007. Bahwa mekanisme penyesuaian tarif yang akan diberlakukan ini harus mengacu dan mengikuti sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 39 Tahun 2004 tanggal 29 Maret 2004 tentang Mekanisne Penetpaan Tarif dan Formulasi Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan pada pelabuhan yang diselenggarakan oleh badan Usaha Pelabuhan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 72 Tahun 2005 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 50 Tahun 2003 tentang Jenis, Struktur dan Golongan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan untuk pelabuhan laut. Penyesuaian tarif ini pun, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan Induvidual Port Tariff, maka masing-masing pelabuhan dilakukan penetapan besaran tarif dengan mnghitung biaya pokok dan tingkat pencapaian Level of Service. Apabila melihat tarif pelayanan jasa kapal di Pelabuhan Tanjung Priok yang ada (saat ini) sebelum penyesuaian sudah tidak mampu mencapai cost recovery akibat membengkaknya biaya operasional pelayanan jasa kepelabuhanan, tingginya kebutuhan dana untuk investasi, biaya perawatan fasilias, khususnya terhadap kebutuhan biaya pengerukan alur pelabuhan. Karena untuk meningkatkan pelayanan perlu didukung dengan sejumlah investasi serta pengadaan penambahan fasilitas dan peralatan yang memadai dan handal untuk kelancaran kegiatan operasional pelayanan jasa kepelabuhanan. Tarif yang akan diberlakukan tanggal 10 Nopember 2007 ini merupakan tarif yang ideal, yakni tarif dari hasil perhitungan atas biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional pelayanan jasa kepelabuhanan untuk menghasilkan output pelayanan yang maksimal dan prima. Tarif yang akan baru inipun dinilai sangat rasional dan layak serta dapat diterima oleh semua pihak baik dari penyedia jasa (operator pelabuhan) maupun pemakai jasa. Diharapkan dengan adanya penyesuaian tarif ini, manajemen Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dapat mengantisipasi berbagai tuntutan keinginan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelayanan dipasar global. Menyadari hal tersebut, manajemn PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II akan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk investasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta guna memenuhi desakan kebutuhan untuk investasi fasilitas dan peralatan teknologi kepelabuhanan. Maka untuk meningkatkan kemampuan dalam hal penyediaan peralatan dan fasilitas pelabuhan inilah tarif pelayanan jasa kapal di Pelabuhan Tanjung Priok yang lama dan berlaku sampai hari ini, perlu disesuaikan. Tentunya manajemen sangat berharap dengan adanya penyesuaian tarif pelayanan jasa kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, akan mampu meningkatkan pelayanan (level of service) yang akan diterima oleh masyarakat pengguna jasa kepelabuhanan dengan tetap mengutamakan ketepatan pelayanan. Bahkan untuk meningkatkan pelayanan
ini manajemen Cabang Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2007 ini saja, mengeluarkan dana sebesar Rp. 213,9 Milyar yang digunakan untuk perbaikan infrastruktur dan investasi diantaranya : peningkatan dan perkuatan lapangan penumpukan, pendalaman dan perkuatan di sejulmah dermaga ( dermaga 114, 11, 200 dan Terminal Besi Bekas) hinggal kedalaman mencapai 14 Meter LWS (Lower Water Springs), peningkatan jalan-jalan di dalam pelabuhan, pembangunan lapangan penumpukan, pembangunan gate lini I di terminal konvensional, penambahan jaringan CCTV (Close Circiut Televison) dan pengembangan sistem informasi berbasis Wireless dan Web di terminal konvensional, penataan ruang sisi laut darat lini I dan lini II serta pengadaan 2 (dua) unit kapal tunda yang diharapkan dapat beroperasi pada awal tahun 2008. BESARAN TARIF PELAYANAN JASA KAPAL DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK YANG AKAN DI BERLAKUKAN 10 NOPEMBER 2007 NO JENIS PELAYANAN JASA TAIF SAAT INI PENYESUAIAN TARIF BARU KETERANGAN DALAM NEGERI LUAR NEGERI DALAM NEGERI LUAR NEGERI (RP) (US $) (RP) (US $) 1. JASA LABUH a. Kapal Niaga b. Kapal bukan Niaga 52,-26,- 0,08473,-37,- 0,092- Per GT/Kunjungan 2. JASA PEMANDUAN a. Tarif Pokok b. Tarif Tambahan 28.000,-8,- 34,-0,01,- 78.400,22,- 75 0,022 Per kapal per gerakan Per GT per kapal per gerakan 3. JASA PENUNDAAN a. Tarif Tetap 1) Kapal s/d 3.500 GT 2) Kapal 3.501 s/d 8.000 GT 3) Kapal 8.001 s/d 14.000 GT 4) Kapal 14.001s/d 18.000 GT 5) Kapal 18.001 s/d 26.000 GT 6) Kapal 26.001 s/d 40.000 GT 7) Kapal 40.001 s/d 75.000 GT 8) Diatas 75.000 GT b. Tarif Variabel 1) Di Bawah 75.000 GT 2) Di atas 75.000 GT 120.000,-300.000,-475.000,-625.000,-1.000.000,-1.000.000,-1.000.000,-1.350.000,-2,- 145 375 570 770 1.220 1.220 1.300 1.700 0,004 186.000,-465.000,-736.250,-968.750,-1.550.000,-1.550.000,-1.550.000, 2.092.500,--3,4,- 163,13 421,88 641,25 866,25 1.372,50 1.372,50 1.462,50 1.912,50 0,005 0,005 Per kapal yang ditunda/jam Per GT / Kapal yang ditunda / jam 4. JASA TAMBAT a. Dermaga (Beton, Besi/Kayu) b. Breating Dolpin & Pelampung c. Pinggiran 48,-25,-16,- 0,111 0,053 0,015 68,-35,-23,- 0,122 0,058 0,017 Per GT/Etmal
ASILITAS FASILITAS POKOK A. Luas Kolam Pelabuhan Luas Kolam Pelabuhan 1. Pelabuhan Nusantara I : 1.448,20 M 2. Pelabuhan Nusantara II : 1.344.20 M 3. Pelabuhan I : 3.077.20 M 4. Pelabuhan II : 1.983 M 5. Pelabuhan III : 1.040,60 M 6. J I C T II : 516,60 M 7. J I C T I : 1.833,40 M 8. Terminal Petikemas Koja : 650 M 9. Dermaga Khusus Pertamina : 100 M 10. Dermaga Khusus Bogasari : 376,50 M 11. Dermaga Khusus Sarpindo : 277 M 12. Dermaga Khusus DKP : 204 M 13. Terminal Mobil : 308 M 14. Total Panjang Dermaga Komersial : 424 Ha. : Kedalaman 6 M s/d 8M : kedalaman 5 M s/d 8 M : kedalaman 6 M s/d 14M : Kedalaman 7 M s/d 12 M : Kedalaman 12 M : Kedalaman 9 M : Kedalaman 11 M s/d 14 M : Kedalaman 14 M : Kedalaman 12 M : Kedalaman 12 M : Kedalaman 12 M : Kedalaman 8 M : Kedalaman 10 M : 12,958,70 M
15. Total Panjang Dermaga Non Komersia; : 4.548.45 M B. Luas Daratan Luas Daratan : 604 Ha C. Panjang Penahan Gelombang Panjang Penahan Gelombang : 8.456 M
D.
E.
Panjang Dermaga
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. F. Terminal General Cargo Terminal Serbaguna Terminal Petikemas Terminal Penumpang Terminal Curah Kering
Jenis Dermaga 42 5 13 3 8 4 1 1 2
Jumlah
Kedalaman 5 - 11 8 - 11 9- 14 9 4 - 10 12 8 6 10
Terminal Curah Cair Khusus Minyak Terminal Curah Cair Khusus Kimia Beaching Point Terminal Mobil
Fasilitas Penumpukan
Jenis Fasilitas
Kapasitas
Gudang Barang Berbahaya Lapangan Umum Gudang CFS Lapangan Petikemas lapangan penumpukan untuk mobil
2. Lapangan Penumpukan (62 Unit) : 361.627,20 M2 B. Terminal Petikemas 1. Gudang CFS (2 Unit) : 16.447,14 M 2 2. Lapangan Petikemas : 156,7 H
A
ASILITAS PERALATAN A. Pelayanan Kapal 1. Kapal Tunda 2. Kapal Pandu 3. Kapal Kepil 4. Kapal Survey 5. Kapal Gandeng 6. Tongkang Air 7. Reception Facilities : 15 Unit : 7 Unit : 6 Unit : 1 Unit : 4 Unit : 1 Unit : 2 Unit
8. Kapal Pembersih Sampah : 4 Unit B. Pelayanan Terminal (MTI) 1. Container Crane 2. Transtainer 3. Forklift 4. Top Loader 5. Side Loader 6. Truk dan Chassis : 4 Unit : 11 Unit : 20 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 16 Unit
7. Lapangan Petikemas : 59.981 M 2 C. Pelayanan Terminal Petikemas (JICT) 1. Container Crane 2. Transtainer 3. Truk dan Chassis : 21 Unit : 62 Unit : 150 Unit
4. Lapangan Petikemas : 75 Ha D. Pelayanan Terminal Petikemas (KOJA) 1. Container Crane 2. Transtainer 3. Superstacker 4. Head Truck 5. Chassis : 6 Unit : 21 Unit : 40 Unit : 40 Unit : 49 Unit
6. Lapangan Petikemas : 21,8 Ha E. Pelayanan Terminal Konvensional 1. lapangan Penumpukan (62 Unit) : 361.627,20 M 2 2. Gudang (21 Unit) 3. Gudang CFS (2 Unit) : 101.972,27 M 2 : 16.447,14 M 2
LAYOUT PELABUHAN
SEJARAH
Periode 1960 - 1963 engelolaan pelabuhan umum di lakukan oleh Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan 1s/d VIII berdasarkan Undang-undang Nomor: 19 prp tahun 1960.
Periode 1964 - 1969 spek kormesil dari pengelolan pelabuhan tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Po uthority.
Periode 1969 - 1983 engelolan pelabuhan umum dilakuan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1969. PN Pelabuha bubarkan dan lembaga pemerintah Port Authority diganti menjadi BPP.
Periode 1983 - 1992 ada tahun 1983, BPP diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan yang hanya meangelola pelabuhan umum yang diusahakan, sedangka engelolaan pelabuhan umum yang tidak usahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubngan Laut sebagaimana diatur dalam Peratura emerintah Nomor 11 tahun 1983. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdsarkan Peaturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1983.
Periode 1992 - 2012 erubahan status PERUM Pelabuhan II menjadi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 57 tanggal 19 Oktober 1991, da kukuhkan dengan Akta Notaris Imas Fatimah Sarjana Hukum di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1992. Peningkatan status perusahaan dari PERUM PELABUHAN enjadi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) merupakan suatu kepercayaan dari pemerintah, didasarkan pada pertimbangan keberh asilan manajeme eningkatkan pengelolaan pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan selama ini.
1 234
BIDANG USAHA
elayanan Jasa Kapal o Perairan dan kolam pelabuhan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat berlabuh. o Pelayanan pmanduan dan penundaan kapal keluar masuk pelabuhan dan olah gerak kapal di pelabuhan. o Fasilitas untuk tempat bertambat kapal serta melakukan kegiatan bongkar muat barang dan hewan
elayanan Jasa Barang o Fasilitas pergudangan dan lapangan penumpukan. o Terminal konvensional. o Terminal petikemas. o Terminal curah untuk melayani bongkar muat komoditas sesuai jenisnya. o Terminal mobil o Pengelolaan cargo distribution centre maupun inland container depot.
elayanan Jasa Properti o Fasilitas listrik, air minum dan telepon untuk pelanggan di dalam daerah pelabuhan. o Lahan untuk industri, bangunan dan ruang perkantoran umum. o Terminal penumpang untuk pelayanan embarkasi dan debarkasi penumpang kapal laut o Limbah dan Sampah
Pelelangan
HINTERLAND
Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
SI PERUSAHAAN ENJADI PERUSAHAAN KEPELABUHANAN DAN LOGISTIK PILIHAN PELANGGAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DUNIA
ISI PERUSAHAAN EWUJUDKAN VISI PERUSAHAAN MELALUI PENINGKATAN REALISASI KOMITMEN PERUSAHAAN KEPADA MITRA, PELANGGAN, KEPENTINGAN NASIONAL, PEMILIK ASYARAKAT PELABUHAN DAN ANGGOTA PERUSAHAAN.
STRUKTUR ORGANISASI
PENDAFTARAN PELANGGAN
PELAYANAN KAPAL
PELAYANAN BARANG
Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal
MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
KEBUTUHAN KAPAL
PENGAMANAN FASILITAS
KAPAL
DERMAGA
PENUMPUKAN
KEPIL
PETIKEMAS
Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal
MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
PETIKEMAS OGDK
Pelelangan Berita Buku Tamu Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
Pelelangan Berita Buku Tamu Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
PAS PENUMPANG
Language :
Indonesia
Pelelangan Berita Buku Tamu Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
AIR
Language :
Indonesia
Pelelangan Berita Buku Tamu Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
LIMBAH
Language :
Indonesia
Pelelangan Berita Buku Tamu Gallery Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
SAMPAH
Keluhan Pelanggan Jajak Pendapat Info Cuaca Informasi Harian Simulasi Tarif Kapal MMR
MMR2 LINK Portal Inaport2 Monitoring PPKB Monitoring CCTV Intranet Cabang Tg Priok Gate System
NO
NAMA
ALAMAT
TELEPON
FAX
Administrator Pelabuhan Utama Tg. Priok Balai Karantina Hewan Kelas I Tanjung Priok Departemen Kelauatan dan Perikanan HANISAKITA PERSADA . PT Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok kemeDistrik Navigasi Kelas 1 Tg. Priok
Jl. Padamarang No.4 Tg. Priok Jakarta Utara Jl. Raya Pelabuhan No.6-8 Tanjung Priok Jakarta Utara Jl. Enggano Raya No. 16 Tanjung Priok Jakarta Utara JL. CENGKEH NO.14 C-D PINANGSIA l. Raya Pelabuhan No. 17 Tanjung Priok Jakarta Utara Jl.Raya Ancol Baru Tg.Priok 1440
4391364 4391549 4371604 (021) 6923730 43931045, 4373265 43932424 (021)6900508 4373267
Kepolisian Daerah Metrolopitan Jakarta dan Sekitarnya Jl. raya Pelabuhan No.1 Tanjung Priok Pelaksana Pengamanan Pelabuhan Tanjung Priok
NO
ALAMAT
TELEPON
Perkantoran YOS Sudarso Megah Blok A no. 8. Jl. Yos 43900573, Sudarso No. 1 Tanjung Priok Jakarta Utara 43900574 43900464
Angkutan Khusus Pelabuhan Organda Popinsi DKI Jakarta Jl. Jampea No. 159 Tanjuang Priok Jakarta Utara (ANGSUSPEL) Asosiasi Pengusaha Tempat Indonesia (APTESINDO) Penimbunan
Sementara Jl. Sulawesi Ujung Pos 9 Lantai IV Tanjung Priok Jakarta 021-4350774 Utara
Asosiasi Perusahaan Depo dan Pergudangan Indonesia Gedung Ex Bidang Lala Adpel Lt.II Jl. Pelabuhan Nusantara 1 43909073 (APDEPI) No. 1 Tanjung Priok Jakarta Utara Asosiasi Perusahaan jasa Pengiriman Ekspres Indonesia Jl. Petojo Sabangan 11 No. 91 C Cideng Timur- Jakarta 3449680 (ASPERINDO) Pusat Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Gd. Graha Irama Lt. 11-E Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav 1 5261106 & 2 Jakarta 39832499, 39832504
Gabungan Importir Nasional Seleuruh Indonesia DKI Jakarta Wisma Kasgoro Lt.8 Jl. MH Thamrin No. 53 Jakarta Pusat 39832510, (GINSI DKI JAkarta) 10350 39832534 Gabungan Perusahaan Eksport Indonesia DKI Jakarta (GPEI Wisma Kasgoro Lt.8 Jl. MH Thamrin No. 5 Jakarta Pusat Jakarta) Persatuan Pelayaran niaga Indonesia Jakarta Raya (INSA Jl. YOS Sudarso No.12 Jakarta Utara JAYA) 39832510 43930407
43934476
Wednesday, December 29, 2010, 9:17 International Convention, Maritime Convention, Pelayaran Add a comment
a) UU No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran b) PP No.61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan c) PP No.20 Tahun 2010 Tentang Angkutan di Perairan d) KM No.14 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal International Convention on the Carriage of goods by sea a) Hague Rules 1924 b) Hague-Visby Rules 1968 c) Hamburg Rules 1978 d) SDR Protocol 1979 e) US COGSA f) Warsaw Convention (Air Cargo) g) Standard Trading Condition GAFEKSI
Share
Write a Comment
Gravatars are small images that can show your personality. You can get your gravatar for free today!
Name
Send Comment
Mail
2058
Website
Comment
Tanggung Jawab Pengangkut (Tidak Jelas) Proposal Training Transport Operators Liability Insurance
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
International Safety Management Code adalah standar Internasional manajemen keselamatan dalam pengoperasian kapal serta upaya pencegahan/pengendalian pencemaran lingkungan. Sesuai dengan kesadaran terhadap pentingnya faktor manusia dan perlunya peningkatan manajemen operasional kapal dalam mencegah terjadinya kecelakaan kapal, manusia, muatan barang/cargo dan harta benda serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut, maka IMO mengeluarkan peraturan tentang manajemen keselamatan kapal & perlindungan lingkungan laut yang dikenal dengan Peraturan International Safety Management (ISM Code) yang juga dikonsolidasikan dalam SOLAS Convention.
Daftar isi
[sembunyikan] 1 Penanggung jawab ISM Code o 1.1 Perusahaan pelayaran o 1.2 Kapal 2 Lihat pula 3 Pranala luar
penanggung jawab ini harus bertanggung jawab dan mempunyai akses langsung kepada Pimpinan tertinggi dari Perusahaan Pelayaran tersebut.
[sunting] Kapal
Untuk kapal, disetiap kapal harus mempunyai system dan prosedur penanggulangan dan pencegahan terhadap peristiwa gangguan terhadap keselamatan (safety) dan dalam pelaksanaannya harus menunjuk seorang Perwira yang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap keselamatan (safety) kapal dan pencegahan pencemaran dari kapal
Beranda >> Berita
etunjuk Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pada Terminal Petikemas Di Pelabuhan Tanjung Pri anggal : 2012-06-28 07:53:45 umber : Humas Cabang Tanjung Priok okasi : Pelabuhan Cabang Tanjung Priok
ETUNJUK PELAKSANAAN TARIF PELAYANAN JASA PETIKEMAS PADA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK 1. Menunjuk : a. SK Direksi Nomor
K.56/3/2/PI.II-08 tanggal 11 Agustus 2008 tentang Tarif Pelayanan Jasa Petikemas Pada Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok; b. Surat Direktu omersial PT. JICT Nomor : KU.301/3/2/JICT2012 tanggal 15 Mei 2012 perihal Pengenaan Tarif Petikemas Flatrack; c. Notulen rapat pembahasan tarif petikem atrack dan pelayanan Hi Co Scan pada hari Kamis 31 Mei 2012 bertempat di Kantor Pusat PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). 2. Sehubungan dengan butir atu) tersebut diatas, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Pelayanan jasa bongkar muat petikemas berukuran standar yang memerlukan penangana husus, dikenakan tarif pelayanan jasa bongkar muat petikemas overheight/overwidth/overlength; b. Beberapa petikemas kosong tipe flatrack yan bendel/diikat menjadi satu, dikenakan tarif pelayanan jasa bongkar muat petikemas FCL; c. Petikemas kosong tipe flatrack yang tidak dibendel/diikat menja atu atau dipisah-pisah, dikenakan tarif pelayanan jasa bongkar muat petikemas kosong; d. Pelayanan jasa penumpukan petikemas yang berukuran melebi andar (High Cube) sehingga apabila ditumpuk melebihi slot atau tier yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas lapangan penumpukan petikemas, dikenaka rif pelayanan jasa penumpukan petikemas overheight/overwidth/overlength; e. Tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas flatrack, dikenakan tambahan tar ebesarv 100% (seratus prosen) dari tarif dasar pelayanan jasa petikemas flatrack; f. Tarif pelayanan jasa Receiving/delivery petikemas flatrack, dikenakan sesu engan pelayanan yang telah diberikan; g. Sebelum diberlakukan agar dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada pengguna jasa; h. Agar senantiasa meningkatka nerja pelayanan dan mengupayakan agar pelayanan yang diberikan dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa.
DARAN TARIF BEHANDLE DI TERMINAL III PELABUHAN TANJUNG PRIOK anggal : 2012-06-26 15:25:47 umber : Humas Cabang Pelabuhan Tanjung Priok okasi : Pelabuhan Tanjung Priok
. SESUAI DENGAN SURAT NO HK.566/2/1/C.Tpk-12 DAN HK./1/20/C.Tpk-12 TANGGAL 13 FEBRUARI 2012 PERIHAL KERJASAMA PELAYANAN BEHANDLE PETIKEMA AREA OPERASI 20 40 TERMINAL 20 40 III FULL FULL PELABUHAN TANJUNG FULL= FULL= OH/OW/OL= OH.OW/OL= PRIOK SEBAGAI
ETIKEMAS
45 FULL= 1.737.750/BOX
Selamat datang di Blog Pelaut Indonesia dengan topik Tanya Jawab Manajemen Pelayaran Dan perkapalan - Untuk membaca informasi lain yang masih berkaitan dengan info Tanya Jawab Manajemen Pelayaran Dan perkapalan Bisa di cari di daftar kategori pendidikan, Untuk memperoleh info yang masih berhubungan dengan Tanya Jawab Manajemen Pelayaran Dan perkapalan dari catatan blog personal Informasi Pelaut Indonesia Tanya Jawab Manajemen Pelayaran Dan perkapalan - Informasi blog pelaut kali ini mengenai manajemen yang ada pada pelayaran dan perkapalan. Buat Anda yang ingin menjadi seorang pelaut mudah mudahan info ini bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan Anda jika kelak menjadi pelaut. Kalau baru calon pelaut, tak ada salahnya juga Anda membaca info ini untuk bekal pengetahuan Anda.
Sebelum Anda membaca tanya jawab soal manajemen perkapalan dan pelayaran ini mungkin Anda juga ingin baca info lain mengenai Prosedur Menjadi Pelaut Cara Syarat Persyaratan Jadi Pelaut Profesional , Lowongan Perwira Kapal Nasional Indonesia Butuh Perwira Laut Baru Setiap Tahun , Sekolah Pelayaran Negeri Daftar Sekolah Untuk Calon Pelaut Profesional atau ingin lihat video bisa lihat Video Kapal Titanic Youtube Tragedi Tenggelamnya Kapal Titanic , Video Kapal Terbesar Di Dunia Youtube Kapal Pesiar Oasis of the Seas Mewah Termegah Di Dunia atau video lucu untuk hiburan Video Bayi Lucu Tonton Video Lucu Banget Di Dunia Bikin Ketawa
Kita lanjut lagi mengenai pengenalan manajemen untuk pelayaran, Jawaban yang ada dalam pertanyaan ini mungkin tidak 100% benar karena menyangkut jenis-jenis kapal yang berbeda dan ada kelasnya masing-masing. Jadi jangan di jadikan patokan dan pedoman 100 %, info ini sumbernya bisa Anda temukan di akhir tulisan, jika Anda ingin menambahkan silahkan beri komentar ya, agar orang lain yang ingin mengetahui manajeman palayaran juga bertambah pula pengethuannya.
Jawab: Pemberlakuan ISM merupakan suatu usaha untuk menekan sekecil mungkinterjadinya kecelakaan di atas kapal yg dapat menimbulkan ancaman terhadap keselamatan jiwa, kapal, harta benda dan pencemaran lingkungan.keberhasilan usaha ini tergantung pula dengan personil personil yang terkait dgn ISM.bagaimana pengimplemantasian ISM bagi pemerintah,perusahaan,nahkoda & ABK,Negara yang dituju.
2. Sebutkan keuntungan memberlakukan ISM-Code ? Jawab: a. keuntungan pemberlakuan ISM bagi perusahaan 1. meningkatkan kesadran akan keselamatan dan ketrampilan personil management keselamatan. 2. pembentukan budaya keselamatan yg mendorong peningktan secara terus menerus dlm keselamatan yg mendorong peningkatan secra terus menerus dlm keselamatan dan perlindungan lingkungan. 3. kepercayaan klien yg lebih besar. 4. meningkatan ketahanan mental perusahaan.
b. keuntungan memberlakuakan ISM bagi pelaut ( terutama nahkoda ) 1. meningkatkan kesadaran nahkoda,& ABK terhadap keselamatan kapal & lingkungan sekitar. 2. menambah kepercayaan perusahaan thd nahkoda dan ABK. 3. menjadikan kapal sebagai tempat bekerja yg aman bagi pelaut 4. mengurangi angka kecelakaan dan pencemaran lingkungan.
3. Apakah yang disebut Internal Audit. Jawab: Internal audit adalah: pemerikasaan secara sistematik dan berdiri sendiri untuk menentukan apakah kegiatan SMS berfungsi dengan baik dan sesuai dengan apa yg diharapkan, pemerikasaan ini dilakukan oleh DPA sedangkan hasil- hasilnya dievaluasi untuk perbaikan selanjutnya.
4. Kalau pada audit ditemukan ketidak sesuaian ( non conformity ), ketidak sesuaian ini terhadap apakah ? Jawab: adalah situasi yg diobservasidimana bukti yg objektif menunjukkan kondisi yg tdk memenuhi persyaratan yg ditetapkan terhadap peraturan keselamatan antara lain -SOLAS 74, COLREG 72, MARPOL 73/78, LOAD LINE 1966, ILO 147,SCTW 78/95,ISM CODE,LSA CODE, ISPS CODE, HSP CODE.
5. Apakah yang disebut perusahaan dalam ISM-Code ? Jawab: Berarti pemilik kapal atausetiap organisasi lain, sesesorang seperti manager, atau pencarter kapal polos ( bare boath ) , yg mengambil tanggung jawab dlm pengoperasian kapal dari pemilik kapal.dimana pada pengambilan tanggung jwb tsb setuju untuk mengambil alih semua tugas dan tanggung jwb yag dibebankan dlm ISM CODE.
6. Apakah tuntutan ISM-COde mengenai kemampuan awak kapal ? Jawab: Tuntutan ISM thd kemampuan awak kapal, awak kapal harus sesuai dengan standart stcw 95 Sesuai dgn elemen 6 1.Sertificat awak kapal hrs memenuhi persyaratansesuai yg diminta oleh safe manning certificate. 2.setiap kapal diawaki oleh pelaut- pelaut yg memenuhi syarat, bersetifikat,dan scara medis fit sesuai dgn persyaratan nasional dan internasional. 3. master dan officer memahami SMS dan rencana penerapannya diatas kapal. 4. kepada ABK baru diberikan familirisasi yg cukup terhadap tugas- tugasnya 5. ABK harus mampu berkomunikasi secara efektif yg berkaitan dgn SMS.
8. Sebutkan sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan ISM-Code dan sebutkan kaitannya satu sama lain. Jawab: Sertifikat diatas kapal Sesuai dg jenis kapalnya al: 1. semua jenis kapal 2. kapal barang
3. kapal curah muatan kimiayg beracun ,Kapal tanki kimia, Kapal pengangkut gas.Antara certificate itu adalah Certificate of registry Classifications society certificate for hull and machinery International tonnage certificate Loading certificate International load line Exemption certificate Safe manning doc Certificates for cargo handling gear Derating or derating exemption certificate Medicine chest certificate IOPP cert Oil record book Dll Kaitannya satu dgn yg lain document yang ada diatas kapal harus ada dan up to date. Sehingga SMS perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ISM.
9. Apakah yang dimaksud dengan kesiapan darurat ? Jawab: Kesiapan darurat adalah prosedur keselamatan yang dibuat oleh perusahaan untuk menanggulangi keadaan mara bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa, kapal dan lingkungan sekitar ( pencemaran ) yang mencakup : - prosedur utk mengenal & menjelaskan & tanggap atas keadaan darurat yg terjadi di atas kpl. - praktek & latihan guna persiapan tindakan darurat. menyiapkan alat ukur utk memastikan bahwa organisasi persh dpt tanggap setiap saat thd keadaan darurat.
Contoh keadaan darurat: kebakaran, kapal tenggelam, ornag jatuh kelaut, kapal tenggelam, pencemaran dll
10. Dalam menyiapkan kapal untuk diperiksa (audit), selain dokumen kapal dan SMS, apa saja yang saudara persiapkan sebagai Nakhoda ? JAWAB: - Menyiapkan inventory list : alat penolong, alat pemadam, alat navigasi, chart dan publication book yang up to date - Menyiapkan night order dan standing order - Meyakinkan bahwa setiap crew mengerti dan terlatih dalam mengoperasikan peralatan yang ada diatas kapal - Alat-alat keselamatan senantiasa siap untuk digunakan
11. Sebutkan denah / sijil kesiapan darurat yang ada di kapal Jawab : - Sijil kebakaran ( fire drill ) - Sijil meninggalkan kapal ( abandon ship ) - Sijil pencagahan pencemaran minyak - Sijil-sijil keadaan darurat umum
12. Apakah muatan harus dilasing (diikat) menurut kodifikasi MKI ? Jelaskan Jawab : - Muatan harus dilashing. - Menurut kodifikasi MKI appendix 4 dalam melakukan persiapan berayar, muatan kapal, palka, dan semua bukaan dibadan kapal harus dilashing agar barang-barang tersebut tidak berpindah tempat, jatuh, rusak dan dapat membahayakan keselamatan kapal.
13. Bisakah suatu kapal mendapat sertifikat Manajemen system (SMS) / (SMC), sedangkan perusahaanya belum punya DP (Dokumen Pemenuhan)
14. Apakah pelatihan pembiasaan (familiarization) di kapal merupakan tanggung jawab perusahaan atau Nakhoda ? Jelaskan ! Jawab : - ISM Code elemen 6 : Mengharuskan perusahaan membuat serta mengidentifikasikan pelatihan dan familirisation untuk menunjan ISM di implementasikan dengan baik dan, -ISM Code elemen 7 : Perusahaan harus menyusun prosedur-prosedur situasi darurat dan program latihan meliputi fire, collision dan sebagainya - Berdasarkan elemen tersebut diatas berarti tanggung jawab perusahaan untuk mengadakan pelatihan ( familiarization )
15. Bukti Objective apakah yang diharapkan Auditor bahwa elemen 8 ISM Code diterapkan? Jawab : Elemen 8 : Kesiapan keadaan darurat. a. Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi keadaan darurat yang tertuang dalam buku manual ( emergency respons manual ) b. Perusahaan harus menetapkan program-program latihan, pelaksanaan latihan tindakan keadaan darurat ( drill schedule ) c. Sistim manajemen keselamatan membuat setiap tindakan mejamin bahwa perusahaan dapat memberi reaksi terhadap bahaya-bahaya, kecelakaan dan situasi darurat dari kapal ( emergency response team )
pendidikan Tugas Seorang Nahkoda Kapal Daftar Singkatan Nama Istilah Navigasi Perkapalan dan Pelayaran Daftar Nama Istilah Perkapalan Kamus Istilah Pelayaran Indonesia Bahasa Kapal Shipping Perkapalan Untuk Pelaut Hukum Maritim Soal Tanya Jawab Hukum Maritim, Kapal, Kelautan dan Pelayaran Daftar Nama Pelabuhan Laut Di Indonesia BP2IP Tangerang SEKOLAH PELAYARAN TANGERANG Balai Pendidikan Dan Pelatihan Ilmu Pelayaran IMO Organisasi Maritim Internasional dan SOLAS Safety of Life at Sea Arti Solas Definisi Solas PEGERTIAN SOLAS Di Perkapalan Pelayaran Kepelautan Definisi Kapal Jenis Jenis Kapal Non Konvensi (Non Convention Ship) Sekolah Pelayaran Negeri Daftar Sekolah Untuk Calon Pelaut Profesional Kapal Selam Nuklir Cara Kerja Mesin Kapal Selam Nuklir Pendaftaran Online Stip Jakarta 2011 Tata Cara Pendaftaran Stip Jakarta Dan Jadwal Kegiatan Penerimaan Taruna Baru Tahun 2011 Daftar Nama Istilah Dalam Pelayaran Dan Singkatan Nama Istilah Kepelautan Daftar Nama Istilah Bahasa Navigasi Pelaut Dan Singkatan Navigasi Politeknik Ilmu Pelayaran PIP Makasar Pendidikan Sekolah Pelayaran Di Kota Makassar Sekolah Pelayaran Jakarta STIP Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Di Jakarta Sekolah Pelayaran Di Surabaya Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya Sekolah Pelayaran Di Indonesia Perguruan Tinggi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (PIP) Semarang
LABEL:PENDIDIKAN
Leave a Reply
Salam Indonesia...Salam hangat dari Admin Blog Pelaut Indonesia, Semoga Anda senantiasa dalam keadaan baik dan sehat selalu... Terimakasih buat teman-teman yang telah berkunjung ke blog personal yang berisi beragam informasi seputar dunia pelaut, artikel dan berita di Indonesia... Silahkan beri komentar untuk tiap informasi yang Anda baca atau jika Anda memiliki akun facebook atau ingin mensubmit info ini ke situs bookmark, saya ucapkan banyak terimakasih..
Oleh Dunia Pelaut dan Pelayaran di Indonesia, Buat yang ingin tanya tentang dunia perkapalan dan pelayaran bisa kontak di 085398993330 (Hanya untuk bidang kelautan)
Peluang dan Tantangan Berlakunya UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran dari Perspektif Bisnis Asuransi
Judul tersebut adalah tema Lokakarya setengah hari yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan Widya Dharma Artha disponsori oleh PT. Tugu Pratama Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2008 dengan menghadirkan tokoh-tokoh pelayaran yaitu Bapak Oentoro Surya (Arpeni & INSA), Adolf R Tambunan (Ditlala), Muchtar Ali (BKI) dan Sri Hadiah Watie (ABAI) Walaupun Lokakarya terkesan membosankan karena lebih merupakan sosialisasi UU No.17 Tahun 2008 yang memang baru diundangkan bulan Mei 2008, para pembicara terkesan hanya mengulang-ulang materi yang disampaikan, (pendapat penulis sih). namun dapat ditarik satu kesimpulan bahwa: Dengan diberlakukannya asas Cabotage dan kewajiban ber -asuransi dalam UU NO. 17 Tahun 2008 tsb memberikan peluang bisnis yang sangat besar bagi perusahaan Asuransi di Indonesia Asas Cabotage Asas Cabotage memberikan peluang yang sangat besar bagi industri pelayaran nasional untuk berkembang seperti ditegaskan dalam pasal 8 Pasal 8 (1) Kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia. (2) Kapal asing dilarang mengangkut penumpang dan/atau barang antarpulau atau antarpelabuhan di wilayah perairan Indonesia. Dampaknya pada Industri Pelayaran Nasional
Asas Cabotage sebenarnya sudah diberlakukan sejak Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2005, dan dampaknya dari Tahun 2005 s/d Maret 2008 jumlah kapal berbendera Indonesia bertambah 1805 unit kapal atau 29.9% dari 6041 unit menjadi 7846 unit kapal. Jumlah Perusahaan Angkutan Laut Nasional tumbuh dari 1589 Perusahaan di Tahun 2005 menjadi 1831 perusahaan di akhir Tahun 2007 Peningkatan pangsa muatan pelayaran nasional untuk angkutan dalam negeri di akhir tahun 2007 menjadi 65.3% dari sebelumnya 55.5% di Tahun 2005 Pertumbuhan jumlah armada kapal berbendera Indonesia menjadi 20% di tahun 2007 adalah pertumbuhan tertinggi di Negara Asean Apalagi dengan diberlakukannya UU No 17 Tahun 2008 ini, berdasarkan road map yang sudah disusun Dep Hub bahwa asas Cabotage 100% untuk angkutan dalam negeri dijadwalkan paling lambat 1 Janurai 2011 Jumlah kebutuhan kapal (baru maupun bekas) sampai dengan tahun 2010 diperkirakan 654 unit dari berbagai jenis dengan estimasi dana yang dibutuhkan diperkirakan lebih dari 4.6 juta Dolar Amerika Dampaknya pada Industri Asuransi Nasional UU No. 17 Tahun 2008 secara tegas mengatur Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengangkut Bab V: Bagian Kesembilan mewajibkan Asuransi untuk: - Asuransi Hull & Machinery (untuk kapal) - Asuransi Protection & Indemnity (untuk crew dan third party) - Asuransi Marine Cargo (untuk muatan barang) - Asuransi Passenger Liability (untuk penumpang) - Asuransi Public Liability atau Third Party Liability - Asuransi Harta Benda lainnya (Property Insurances) Dengan pertambahan jumlah armada kapal dan jumlah perusahaan industri pelayaran yang pesat ditambah lagi adanya persyaratan Undang-Undang yang mewajibkan untuk ber-asuransi tentunya peluang bisnis Asuransi akan sangat besar. Bagaimana Pelaksanaanya? Biasanya Undang-Undangnya sudah bagus, pelaksanaanya yang memble.. Kabarnya Dep Hub sudah mempersiapkan aturan pelaksanaannya berupa 6 buah PP yang diperkirakan selesai akhir tahun ini Kabarnya pula sebagian besar armada kapal Indonesia sudah tua sehingga perusahaan asuransi menolak untuk menutup asuransinya Kabar buruknya pula sebagian besar perusahaan pelayaran di Indonesia perlu dibina agar tidak binasa (istilah yang dipakai oleh Bapak Oentoro Surya) karena mereka belum siap secara manajemen maupun financial, sehingga ISM code saja mereka tidak mengerti. Kesiapan Industri Asuransi? Belum lagi kalo bicara kesiapan industri Asuransi nasionalsebagian besar, bukan sebagian besar lagi tapi mungkin mencapai 90% premi untuk Marine Hull and P&I lari ke luar negeri karena di Indonesia hanya sedikit yang bisa cover Asuransi ini. Local Insurance mungkin hanya Aspan, Jasindo dan TPI yang bisa, itupun dengan retensi yang terbatas, Joint Venture Insurance mungkin Cuma QBE yang bisa cover Marine Hull, P&I and Liabiities, jadi industri Asuransi nasional sendiri masih jauh dari siap! Kesiapan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)?
BKI menyatakan kesiapannya untuk menjadi member of International Association of Classification Societies (IACS), dengan diberlakukannya UU ini BKI optimis 5 tahun lagi atau akhir tahun 2013 akan menjadi full members IACS Mengapa BKI belum diterima di IACS? Menurut Pak Muchtar Ali karena persyaratan untuk menjadi members adalah dengan anggota minimum 8 juta GT untuk yang beroperasi di laut internasional sedangkan saat ini anggota BKI baru mencapai 4 juta GT. (jadi masih separohnya dong, Pak?!) Akhir kata dengan semangat baik UU NO. 17 Tahun 2008 untuk melindungi dan menumbuhkembangkan industri pelayaran nasional semoga industri auransi dan juga ekonomi nasional secara umum akan semakin berkembangsemoga Klik disini! Untuk memperoleh isi lengkap UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Sumber: ditulis dari makalah Lokakarya Peluang dan Tantangan Berlakunya UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran dari Perspektif Bisnis Asuransi Jakarta 5 Agustus 2008, Widya Dharma Artha & TPI Dirangkum oleh IMAM MUSJAB di www.ahliasuransi.com
Share
Tags: Asas Cabotage, Biro Klasifikasi Indonesia, BKI, Crew Liability, IACS, Marine Hull and P&I, Pelayaran Nasional, UU No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran About the Author
IMAM MUSJAB has written 54 stories on this site. IMAM MUSJAB, SE, AAIK, QIP
7 Comments on Peluang dan Tantangan Berlakunya UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran dari Perspektif Bisnis Asuransi
boleh saya minta sistematika kasifikasi kelaiklautan kapal karena saya lg nyusun skripsi tentang Pertanggungjawaban pidana dihubungkan dengan UU No.17 tahun 2008 tentang kecelakaan kapal laut. IMAM MUSJAB: mas Duta bisa minta referensi ke Biro Klasifikasi Indonesia
BKI sampai sekaran belum pernah bisa menjadi full member IACS karena beberapa hal, antara lain: - Jumlah minium tonnase kapal yang terdaftar di BKI belum terpenuhi; - Di negara2 yang biro klasifikasinya sudah menjadi full member IACS, adalah lembaga non-pemerintahan atau independen, sedangkan BKI merupakan kepanjangan tangan pemerintah - Konon/Katanya/Dengar2terlalu sering/banyak memberikan kemudahan-kemudahan yang berimbas pada keselataman pelayaran Imam MUSJAB: Ayo nyumbang tulisan dongbagi2 ilmu..!!
saya setuju dengan uud 17 th 2008 tentang sabotege yang di berlakukan karena bisa m pe emamfatka skil tenaga pelaut indonesi yang sudah bisa mengikuti standarisai imo sehingga pemberdayaan maritim nasional dapat berjalan dengan baik dan dengan sendirinya aturan dari luar internatioanal dapat tunduk dengan apa yang kita terapkan dinegeri sendiri..indonesa..dan tetap mengacu aturan kesepakan imo itu sendiri.dibelakuannya atura ini dapat meningkatkan pemberdayan maritim yaitu pelayaran-pelayaran baik indusri kapal,pengawakan kapal dankelayaklautan kapal itu sendiri.ayo buktikan brooooby AMI makssar Setuju!
pak!!!!!!!!!! kalu bisa mengenai asuransi pengelolnya modal kita sendiri jangan modal asuransi dari luar bisa bikin keenakan donglembaga asuransi yang menangai bidang maritim perkapalan kalau perlu asuransi penjamin pemerintah maritim nasinal lembaganya di bentuk satu pintu khusus asuransi pelayaran.dan mengenai bki jangan nunggu data persaratan 8 jt gt baru bisa di daftarkan ke iacs kalu perlu data lokal data maritim indonesi dari sabang sampi maroke masikin tuhyang penting itu tunjki bki s. o p kita punyasudah stadar imo. ..itu gi ni loooooooooooo imo biar yang namaya lembaga iacs member dibentuk bisa yakin sama bki kita gitu..nungu 2013 kelamaan,apa lagi keburu industri maritm indonesi pelayaran bisa nyetak kapal terus..and bisa melampoi targrt 654 unit.kpl yang mau di komersilkan ke laut maritim indonesi..klu perlu pak presiden yang maju kan ada kepres no 5 th 2005 yang di keluarkan.thank,sby AMI makassar
dear mas imam, mohon pencerahannya. institute replacement clause jika dipelajari dan dipahami isinya mirip dengan metode ganti rugi dalam polis machinery breakdown. dengan mengacu pada kemiripan tersebut penerapannya apakah untuk cargo atau hull? menurut beberapa pendapat teman biasanya untuk cargo. kalau untuk cargo apa dasar filosofinya sehingga cargo mesin diberikan perhatian lebih drpd cargo non mesin? terima kasih. Institute Replacement Clause untuk cargo mesin, Pak. apa dasar filosofinya sehingga cargo mesin diberikan perhatian lebih drpd cargo non mesin? dasarnya adalah Prinsip Indemnity pak. cargo non mesin umumnya kerusakannya adalah non repairable khusus untuk cargo mesin kerusakan umumnya adalah cost of repair, ganti spare parts, dll nah kalo ganti spare parts tentu tidak bisa diganti spareparts second/bekas khan? nah kalo harga pertanggungan atas kargo mesin tidak adequate tentu akan merugikan pihak asuransi, olehkarenanya diperkenalkan Institute Replacement Clause yang penerapannya mirip under-insurance clause saya katakan mirip karena memang tidak sama.
Trackbacks 1. Asuransi Pembangunan Kapal Builders Risks Insurance AHLIASURANSI.com
Write a Comment
Gravatars are small images that can show your personality. You can get your gravatar for free today!
Name
Send Comment
Mail
148
Website
Comment