Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN SEWA MENYEWA KAPAL

MT. BAHARI SATU


(TIME CHARTER PARTY)

Pada hari ini tanggal __ bulan ___________ tahun ____ ( __ / __ / ____ ) di Jakarta oleh
dan antara kami masing-masing sebagai berikut :

1. xxxxxxxcccxxxxx, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur dari dan
oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama serta mewakil PT. Xxxxccccccxxxxxxx
ccccc, berkedudukan di JAKARTA, dengan alamat korespondensi di Xxxccccccccccccc,
Jl. xcccccccxxxxxxxxx, Jakarta xcxxxxxx – Indonesia. selanjutnya disebut “Pemilik /
Pihak Pertama”.

2. …....................., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur dari dan oleh
karena itu bertindak untuk dan atas nama serta mewakili PT.........................,
berkedudukan di JAKARTA dengan alamat
koresponden ....................................................... – Indonesia selanjutnya disebut
“Penyewa / Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut :
 Bahwa Pihak Pertama adalah pemilik sah atau dikuasakan atas kapal yang akan
disebutkan dalam Perjanjian ini, berbendera Indonesia.
 Bahwa Pihak Kedua telah mengetahui keadaan fisik kapal tersebut dan bermaksud
menyewa kapal tersebut dari Pihak Pertama yang juga bersedia menyewakannya
kepada Pihak Kedua.
 Bahwa oleh karena itu Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat menuangkannya
dalam Perjanjian dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut.

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Kapal yang disewakan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua adalah Kapal Milik
atau yang dikuasakan kepada Pihak Pertama dengan spesifikasi teknis sebagai
berikut :

NAMA KAPAL : MT. BAHARI SATU


JENIS KAPAL : OIL TANKER
BENDERA/TERDAFTAR : INDONESIA / JAKARTA
KLASIFIKASI : BKI
KAPASITAS COT : 4.874,10 M3 (100%)
KECEPATAN : 8,5 Knot (Laden) / 8 Knot (Balast)
KAPASITAS POMPA : 120 MT/Jam
GRT / NRT : 2.683 / 1.134
D.W.T : 3.570 T
L.O.A : 90,00 Meter
BREADTH / DRAFT : 15,00 Meter / 5,4 Meter
CALL SIGN : YFES
TAHUN PEMBUATAN : 1995
PEMAKAIAN BBM BERLAYAR :
Main Engine : 217 Ltr/Jam HSD (Full Away)
Page 1 of 7
Aux Engine : 25 Ltr/Jam HSD
PEMAKAIAN BBM BONGKAR MUATAN :
Main Engine : 0 Ltr/Jam HSD
Aux Engine : 25 Ltr/Jam HSD

2. Kapal tersebut dilengkapi dengan surat-surat yang masih berlaku dan dalam keadaan
layak laut nautika untuk berlayar dan dalam hal ini Pihak Kedua telah mengetahui,
memeriksa kondisi kapal dan kemudian telah menyatakan persetujuannya.
3. Pihak Pertama akan melengkapi kapal tersebut sesuai dengan standar mobilisi yang
terpasang pada kapal tanker.
4. Pihak Pertama akan ikut serta menjaga toleransi kesusutan maksimal 0,3% Shore to
Shore apabila Tanki darat / Tanki Muat Bongkar dapat terjangkau oleh Pihak Kapal.

PASAL 1
MAKSUD DAN TRAYEK

Maksud dan tujuan sewa-menyewa ini adalah untuk menunjang pengangkutan CRUDE
PALM OIL, RBD OLEIN, MOLASSES, & WHITE CARGO oleh Pihak Kedua dengan trayek
yang disetujui kedua belah Pihak diwilayah pelabuhan Indonesia Barat dan Tengah pada
umumnya, dan diwilayah perairan Kalimantan Barat & Riau Kepulauan pada khususnya.
Apabila Pihak Kedua melakukan kegiatan diluar trayek tersebut diatas maka harus dengan
mendapat persetujuan dari Pihak Pertama.

PASAL 2
MASA SEWA MENYEWA

1. Masa sewa menyewa kapal tersebut dalam Pasal 1 disepakati untuk jangka waktu 3
(Tiga) Bulan + 3 (Tiga) Bulan Optional terhitung sejak tanggal On Hire atau
berdasarkan berita acara serah terima kapal yang dibuat untuk itu.
2. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengambil hak opsi kepada Pihak Pertama selama 3
(Tiga) Bulan untuk kembali menyewa kapal dari Pihak Pertama dengan ketentuan
minimal 1 (Satu) bulan sebelum masa sewa berakhir, yang mana syarat – syaratnya
adalah apabila Pihak Pertama dapat memenuhi ketentuan – ketentuan yang mengacu
pada kesepakatan Pasal Spesifikasi Teknis diatas.
3. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat melakukan Kontrak Tambahan dalam kondisi
pengambilan opsi sesuai Pasal 2 ayat 1 diatas.
4. Apabila waktu 7 (Tujuh) hari terlampau dari Pasal 2 ayat 2 diatas dan masing masing
pihak belum membuat Kontrak Tambahan dan juga belum membuat Surat Pembatalan
pengambilan opsi dengan memberikan alasan dimana Pihak Pertama telah melakukan
Wan Prestasi dalam pengoperasian kapal maka masing – masing Pihak dianggap
menyetujui perpanjangan tersebut.

PASAL 3
NILAI KONTRAK DAN CARA PEMBAYARAN

1. Besarnya biaya sewa kapal tersebut sebagai mana dimaksud Pasal 1 perjanjian ini
adalah sebesar Rp. .....................,- (.......................... Juta Rupiah) per Bulan (belum
termasuk pajak apabila ada) terhitung mulai kapal beroperasi / on hire.
2. Pembayaran dilakukan dengan cara :

Page 2 of 7
a. 100% dari nilai biaya sewa dibayarkan setelah ttd kontrak sewa menyewa
kapal dan deposit 100%

b. 100% (Seratus Persen) dari nilai biaya sewa dibayarkan pada saat serah terima
kapal / On Hire (Sebagai 1 (Satu) Bulan Dimuka).
3. Tanggal jatuh tempo pembayaran biaya sewa kapal untuk bulan berikutnya dilakukan
paling lambat satu minggu sebelum tanggal jatuh tempo setiap bulannya yaitu tanggal
yang tertera pada surat berita acara serah terima kapal.
4. Apabila Pihak Kedua belum membayar sampai tanggal jatuh tempo setiap bulannya
maka Pihak Pertama berhak menarik kapal dari pengoperasian dan segala sesuatu
yang ada diatas kapal menjadi milik Pihak Pertama adapun Uang Deposit Kapal
dinyatakan hangus.
5. Apabila dilakukan setelah pembayaran, kapal yang disewa karena satu dan lain hal
tidak dapat beroperasi, maka Pihak Pertama wajib mencari kapal pengganti yang
ekuvalen / memadai selambat-lambatnya dalam waktu 14 (Empat Belas) hari atau biaya
sewa dipotong berdasarkan hari tidak beroperasinya kapal tersebut.

PASAL 4
DELIVERY DAN REDELIVERY KAPAL

Delivery kapal tersebut selambat-lambatnya tanggal xccccc xxxxc 2018 (dituangkan dalam
berita acara on hire), dimana on hire dipelabuhan xcccccc dalam kondisi siap beroperasi,
sedangkan Redeliverynya / off hire dipelabuhan xxxxxcc.

PASAL 5
KEWAJIBAN & HAK PIHAK-PIHAK

1. Kewajiban & Hak Pihak Pertama :


a. Menyediakan dan melengkapi dokumen kapal yang masih berlaku dan
memperpanjang apabila sudah habis masa berlakunya.
b. Menyediakan dan menanggung gaji dan uang makan anak buah kapal (ABK) / crew
kapal.

c. Menanggung pembelian Oli (Pelumas) untuk keperluan kapal.


d. Menanggung / menutup asuransi kapal H & M (Hull and Machinery) yang
disewakan kepada Pihak Kedua.

2. Kewajiban & Hak Pihak Kedua :


a. Mengoperasikan kapal tersebut sesuai dengan trayek yang telah ditetapkan dalam
Pasal 1 perjanjian ini.
b. Mengurus dan membayar biaya-biaya clearence in / out kapal, biaya tambat /
labuh, biaya pandu, pengurusan dokumen bongkar / muat dan biaya-biaya
pelabuhan (Perusahaan Bongkar Muat / PBM), ekspedisi (diburshment) dan biaya-
biaya koordinasi dengan aparat di pelabuhan muat / bongkar (Keagenan).
c. Menanggung dan meyediakan premi / insentif sebesar Rp. 15.000.000,- untuk
ABK / Crew kapal selama disewa.
d. Menyediakan air tawar

Page 3 of 7
e. Menjamin legalitas pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak) yang naik keatas kapal
dan Pihak Pertama terbebas dari tuntutan apapun baik dari Pihak Bunker Service
(Supplier) maupun dari pihak hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.
f. Memperhatikan keselamatan kapal pada waktu muat / bongkar termasuk orang-
orang yang bekerja atas namanya sesuai petunjuk Nahkoda / Mualim kapal.
g. Pihak Kedua berhak mengusulkan ABK / Crews oleh suatu hal akibat tidak disiplin
dan kesalahan sehingga merugikan Pihak Kedua dan menuntut secara hukum
bilamana dirasa perlu.
h. Menyediakan Fender yang sesuai dengan peraturan keselamatan manajemen
pelayaran atau International Safety Management (ISM Code) apabila kapal
digunakan sebagai Floating Storage.
i. Menyediakan selang untuk proses bongkar muat.

PASAL 6
KERUSAKAN DAN PERAWATAN KAPAL DALAM MASA SEWA

1. Apabila selama masa sewa berlangsung terjadi kerusakan baik Hull maupun mesin,
baik yang terjadi karena kesalahan Pihak Pertama maupun karena kesalahan dari Crew
kapal, maka Pihak Pertama wajib dan tanggungjawab untuk memperbaiki kerusakan
tersebut sehingga kapal dapat dipakai kembali.
2. Untuk keperluan perbaikan kerusakan kapal, maka Pihak Kedua memberikan
kesempatan/tenggang waktu maksimum 7 x 24 jam.
3. Pihak Pertama wajib memperpanjang waktu pemakaian kapal oleh Pihak Kedua sesuai
dengan waktu perbaikan yang digunakan untuk perbaikan dan atau penggantian
dengan kapal baru lainnya yang ekuivalen. Ketentuan ini berlaku secara otomatis.
4. Apabila ternyata perpanjangan tersebut tidak diperlukan oleh Pihak Kedua, maka Pihak
Pertama wajib mengembalikan uang sewa yang sedang berjalan sesuai dengan
panjang waktu perbaikan dan atau penggantian kapal baru.
5. Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal 7 penggantian kapal
baru tidak dapat dipenuhi oleh Pihak Pertama, maka Pihak Kedua dapat memutuskan
perjanjian ini secara sepihak dengan konsekuensasi sebagai mana diatur dalam Pasal
11 perjanjian ini.
6. Pihak Pertama mendapatkan kompensasi waktu maksimal 3 (Tiga) hari setiap bulannya
dan tidak dapat di akumulasikan sebagai waktu masa perawatan kapal bila perlu.

PASAL 7
JAMINAN LEGALITAS BARANG DAN KEPEMILIKAN KAPAL

1. Pihak Kedua menjamin kegiatan usaha yang dilakukan adalah resmi (legal) dan bukan
kegiatan usaha yang bertentangan dengan undang-undang maupun peraturan
pemerintah Republik Indonesia (RI) serta tidak membahayakan.
2. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab atas resiko atau akibat hukum yang timbul dari
Pihak manapun akibat dari perbuatan Pihak Kedua dalam kaitannya dengan barang /
muatan yang diangkut.
3. Pihak Pertama menjamin bahwa kapal yang disewakan kepada Pihak Kedua adalah
benar-benar milik / dikuasakan Pihak Pertama dengan dibukti surat kepemilikan kapal /
Gross Akta / Surat laut yang dituangkan oleh instansi pemerintah yang berwenang
untuk itu.
4. Bahwa apabila selama masa sewa terjadi persoalan hukum yang disebabkan ketidak
absahan barang / muatan yang diangkut atau pengisian BBM kapal sehingga
menyebabkan tidak dapat dioperasikannya kapal tersebut, maka Pihak Kedua wajib
Page 4 of 7
untuk tetap membayar uang sewa kapal sampai dengan persoalan selesai begitu pula
sebaliknya, apabila persoalan hukum yang timbul disebabkan ketidak absahan atas
legalitas kapal-kapal tersebut, maka Pihak Pertama akan menyelesaikan persoalan
tersebut dan wajib mencari kapal pengganti yang sesuai atau membayar denda
sebesar uang sewa selama kapal tersebut tidak dapat beroperasi.

PASAL 8
GANTI RUGI

1. Ganti rugi diberikan kepada Pihak Pertama oleh Pihak Kedua mana kala terjadi
kerusakan kapal sesuai berita acara yang ditandatangani oleh Pihak Kedua dan Pihak
Independent Surveyor.
2. Ganti rugi dihapuskan atau dikecualikan apabila sebab-sebab kerugian akibat
kecelakaan kapal tersebut disebabkan oleh Force Majeure.

PASAL 9
FORCE MAJEURE

1. Tidak ada salah satu Pihak pun yang dapat dituntut untuk melaksanakan hak dan
tanggungjawabnya yang tidak dilaksakan karna terjadi suatu peristiwa yang terjadi
diluar jangkauan / kemampuan masing-masing Pihak untuk menghindarinya yang
disebut force majeure antara lain kejadian yang disebabkan ombak besar dilaut, angin
kencang, petir, gemba bumi, perampokan, peperangan, huru hara, kebakaran,
kemogokan secara umum dan sebab-sebab lain yang benar-benar diluar kemampuan
manusia.
2. Para Pihak harus mengajukan alasan karena force majeure kepada Pihak lainnya
selambat-lambatnya 7 (Tujuh) kali 24 jam setelah terjadi peristiwa tersebut. Apabila
Pihak yang mengalam force majeure tidak memberi tahukan kepada Pihak lainnya
dalam jangka waktu, maka dianggap tidak pernah terjadi force majeure.
3. Para Pihak dibebaskan dari pembayaran ganti rugi kepada Pihak lainnya yang
disebabkan force majeure dengan syarat surat-surat keterangan yang menyebutkan
terjadinya peristiwa force majeure yang dibuat oleh Pihak yang mengalami force
majeure tersebut dikuatkan / disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yang
menyebutkan kapan dan dimana force majeure itu terjadi.

PASAL 10
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 kitab undang-ungdang hukum


perdata, salah satu Pihak dapat memutuskan perjanjian ini sebelum berakhir jangka
waktunya apabila :
a. Setelah ditanda tanganinya perjanjian ini, salah satu Pihak tidak melaksanakan
kewajibannya atau melanggar ketentuan dalam perjanjian ini walaupun telah
diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 kali dengan tenggang waktu
masing-masing 7 (Tujuh) hari untuk masing-masing peringatan tertulis.
b. Salah satu Pihak dibubarkan / dilikuidasi oleh pemegang sahamnya yang
diputuskan dalam keputusan rapat umum luar biasa pemegang saham.
c. Salah satu Pihak dinyatakan pailit atau bangkrut atau dinyatakan dibubarkan yang
diputuskan oleh pengadilan negeri dan dinyatakan Pihak tersebut sudah tidak dapat
menjalankan kegiatan lagi.
Page 5 of 7
2. Masing-masing Pihak dapat mengajukan pemutusan perjanjian selambat-lambatnya 30
(Tiga Puluh) hari sebelum masa sewa berakhir atau oleh sesuatu hal yang
mengakibatkan tidak terpenuhinya persyaratan sewa kapal yang disebabkan masalah
teknis dan administratif.
3. Pihak yang mengajukan pemutusan perjanjian harus telah menyampaikan maksudnya
untuk melakukan pemutusan perjanjian kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya 30
(Tiga Puluh) hari sebelum tanggal pemutusan perjanjian yang diinginkan.

PASAL 11
SENGKETA

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua Pihak yang menyangkut pelaksanaan


perjanjian ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila dalam waktu 30 (Tiga Puluh) hari belum didapati penyelesaian sebagaimana
tersebut dalam persoalan maka kedua belah pihak sepakat untuk menempuh melalui
pengadilan negeri Jakarta Selatan.

PASAL 12
PENUTUP

Surat perjanjian sewa – menyewa kapal ini dibuat dalam rangkap 2 (Dua) yang
ditandatangan oleh para Pihak diatas kertas bermaterai cukup dan disahkan oleh notaris
yang ditunjuk, kemudian masing-masing Pihak pemegang 1 (Satu) rangkap yang sama
bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama pula.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

xxxxxxxxxxxxxcx ...........................
Direktur Direktur .

Saksi PIHAK PERTAMA, Saksi PIHAK KEDUA

Page 6 of 7

Anda mungkin juga menyukai