Anda di halaman 1dari 6

Perjanjian Sewa Angkutan Laut ini / Charter Contract Party, ini mengikuti dan sama

dengan: "THE BALTIC AND INTERNATIONAL MARITIME COUNCIL UNIFORM


GENERAL CHARTER" (As revised 1922,1976, and 1994) CODE NAME "GENCON"

PERJANJIAN SEWA MENYEWA TUG & BARGE


SEWA KONTRA JASA ANGKUTAN LAUT BUKAN PENUMPANG
Nomor: 003/BSI-JKT/MSPL-BNTN/CINTAJAYA-VDNI/FC-300/VIII.2019

Perjanjian ini dibuat di Jakarta pada hari ini Jumat, tanggal Enam, bulan Agustus, tahun Dua Ribu Sembilan Belas (06-08-
2019) oleh dan antara Pihak - Pihak :

1. PT. ORION UTAMA LINE perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia,
berkedudukan di Jakarta, di Jl. Imam Bonjol No. 76-78 Plaza Ganie Djemat lantai 5, dalam hal ini diwakili oleh
Shienny Tanone selaku Direktur Utama dari dan karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama Perseroan
(selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA).

2. PT. Gapura Ocean Lines, perseroan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, berkedudukan
di Palu, di Jl.Polibongo, Bayaoge Resident Blok A No.14.18, Bayaoge, Tatangga, Palu, Sulawesi Tengah, dalam
hal ini diwakili oleh Agus Sofyan, selaku Direktur dari dan karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama
Perseroan (selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA).

(PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “PARA PIHAK”)

PARA PIHAK dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah pemilik Tug Boat dan Barge yang akan disewakan kepada PIHAK KEDUA.

b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah sebuah perusahaan pelayaran yang melakukan kegiatan jasa-jasa angkutan yang
berminat untuk menyewa 2 (dua) set Tug Boat dan Barge milik PIHAK PERTAMA.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas PARA PIHAK setuju untuk melakukan perjanjian sewa-menyewa Tug/Barge tersebut
diatas dengan kondisi dan syarat seperti dinyatakan sebagai berikut :

Pasal 1
OBJEK PERJANJIAN
1.1. PIHAK PERTAMA dengan ini setuju menyewakan 1 (satu) set Tug/Barge dengan spesifikasi dan terdiri dari :

a. Tug boat :
- Nama :
- Klassifikasi :
- Bendera : Indonesia
- Tahun pembuatan : 2012
- L.O.A : ……. M
- Breadth : ……. M
- Depth : ……. M
- GRT/NRT : …….
- Main Engine : Yanmar 6 HYM – ETE
- Aux Engine : Yanmar YTNE98-61A 34,6 KPA, 380 V, 1500 RPM

b. Barge :
- Nama :
- Klassifikasi : BKI
- Bendera : Indonesia
- Tahun pembuatan : 2004
- L.O.A : ……. M
- Breadth : ……. M
- Depth : ……. M
- GRT/NRT : …….
- Description of Barge : 300 feet

Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai Tug & Barge.

Tug/Barge telah dilengkapi dengan surat-surat yang masih berlaku serta dalam kondisi baik secara neutis dan teknis
untuk berlayar (berada dalam seaworthly condition), memiliki water displacement table dan indicator pengukur tengah
(mean draft).

1
Pasal 2
Pemakaian dan pengoperasian Tug/Barge
2.1. PIHAK KEDUA hanya dapat mengoperasikan Tug/barge di area pelayaran Jambi.
2.2. Tug/Barge hanya diperkenankan untuk mengangkut cargo tanah merah.
2.3. Tug/Barge hanya dapat dioperasikan secara bersama (set) selama masa kontrak
2.4. Tug/barge tidak diperkenankan digandengkan oleh armada lain kecuali dalam keadaan darurat dan seijin Pihak
Pertama
2.5. Tug/Barge tidak dijinkan mengangkut barang-barang illegal atau melanggar hukum termasuk pengisian bahan bakar
minyak illegal dan disertai surat-surat resmi
2.6. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas kehilanagan muatan yang diangkut
2.7. Cargo atau muatan yang disetujui bersama akan disesuaikan dengan kapasitas Tug/Barge.
2.8. Jumlah maksimal cargo yang dimuat adalah sebatas garis draft yang ada barge atau tidak diperkenankan melibihi
batas garis draft yang ada di barge.
2.9. Bila terjadi penahanan Tug/Barge oleh aparat yang berwenang yang disebabkan pembelian bahan bakar minyak
illegal, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA untuk mengurus dan membebaskan Tug/Barge
beserta ABK dari pihak yang berwajib serta selama masa penahanan Tug/Barge akan tetap diperhitungkan sebagai
masa sewa.
2.10 Jika terjadi kerusakan pada Tug/Barge akibat muatan maka biaya perbaikan akan menjadi tanggungjawab PIHAK
KEDUA.
Pasal 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN SEWA (TIME CHARTER)
3.1. Perjanjian sewa (time charter) ini berlaku untuk jangka waktu 3 bulan (tiga bulan) terhitung sejak penyerahan
Tug/Barge disertai bukti serah terima antara pihak pertama dengan pihak kedua sebagaimana tertuang dalam berita
acara on hire yaitu tanggal ............. dan berakhir pada tanggal ..................

3.2. Jangka waktu perjanjian ini dapat diperpanjang apabila PIHAK KEDUA mengajukan permohonan secara tertulis paling
lambat 15 (limabelas) hari sebelum masa berakhirnya kontrak serta berdasarkan persetujuan PIHAK PERTAMA serta
kesepakatan kedua pihak.

3.3. Apabila dalam waktu 15 (limabelas) hari sebelum masa berakhirnya perjanjian PIHAK KEDUA tidak mengajukan
permohonan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian dan
menyewakan kepada pihak lain setelah off hire.
Pasal 4
ON HIRE DAN OFF HIRE
4.1. Masa sewa (time charter) dimulai (on hire) dilakukan di pelabuhan Samarinda serta masa berakhir (off hire) juga di
pelabuhan Samarinda, Kalimantan Timur sebagaimana ditetapkan dalam berita acara on hire dan off hire yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
4.2. Kondisi Tug/Barge pada saat off hire adalah dalam keadaan baik sebagaimana kondisi pada saat Tug/Barge on hire
dan dalam keadaan tanpa muatan.
4.3. Jika terjadi perbedaan atau kerusakan maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dalam bentuk tunai atas kesepakatan
bersama kecuali yang timbul diakibatkan pemakaian (aus) atau kerusakan yang timbul akibat dari pada kelalaian crew
kapal sendiri.
4.4. Biaya off hire akan ditanggung oleh PIHAK KEDUA adalah biaya bahan bakar minyak sesuai dengan tujuan maksimal
kepulangan kapal off hire (pelabuhan on hire pada waktu itu).
4.5. Disaat off hire barge harus dalam keadaan kosong (tidak ada muatan). Jika masih ada muatan, segala biaya
pengosongan barge akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA (sewa).
4.6. Pada waktu off bahan bakar sisa yang terdapat dalam Tug boat akan diperhitungkan dengan harga dasar bahan bakar
yang berlaku di Pertamina pada saat itu.
Pasal 5
KEWAJIBAN PARA PIHAK

PIHAK PERTAMA atau pemilik berkewajiban untuk :


1. Membayar gaji dan asuransi seluruh crew kapal
2. Memenuhi biaya perawatan dan perbaikan Tug/Barge kecuali kerusakan yang disebabkan oleh Pihak Kedua atau
penyewa.
3. Menyediakan persediaan peralatan deck dan mesin Tug/Barge.
4. Menutup dan membayar Asuransi atas Tug/Barge
5. Memenuhi Bahan Pelumas selama pengoperasian Tug/Barge
6. Tug/Barge dilengkapi dengan displacement table yang berlaku
7. Menyediaan Damra, rantai dan segel yang memadai.
8. Mengurus perpanjangan sertifikat Tug/Barge

2
PIHAK KEDUA atau penyewa berkewajiban untuk :
1. Membayar semua biaya yang terkait dengan pengurusan pelabuhan/syahbandar
2. Membayar bahan bakar minyak (HSD)
3. Membayar/menyediakan kebutuhan air tawar
4. Memenuhi biaya-biaya keagenan yang timbul atas pengoperasian Tug/Barge
5. Membayar Premi ABK sebesar Rp ....................(..................................) per bulan
6. Membayar uang lashing; peralatan lashing dll
7. Memeriksa kebenaran penutupan asuransi atas barang yang dimuat.
Pasal 6
HARGA SEWA
PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan pembayaran sewa atas pemakaian Tug/Barge kepada PIHAK PERTAMA atau
pemilik per bulan sebesar Rp 250.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta rupiah) dalam ketentuan 30 hari kalender.
Pasal 7
SISTIM PEMBAYARAN
7.1. PIHAK KEDUA wajib melakukan pembayaran kepada PIHAK PERTAMA pada saat tandatangan kontrak terdiri dari :
1) Sewa pemakaian bulan pertama sebesar Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pada saat tanda
tangan kontrak.
2) Biaya BBM kapal untuk perjalanan dari lokasi on hire ke lokasi tujuan yang disepakati dan biaya BBM perjalanan
kembali ke lokasi (off hire) sesuai perhitungan yang disusun oleh PIHAK PERTAMA dengan harga resmi dari
pemerintah dan disetorkan ke rekening bank PIHAK PERTAMA.
7.2. Disamping pembayaran tersebut pada butir 7.1 PIHAK KEDUA juga wajib menyetor jaminan deposit 1 bulan sewa
atau sebesar Rp 250.000.000,- (dua ratus empat puluh lima juta rupiah) dan harus disetorkan ke rekening Bank
PIHAK PERTAMA. Uang jaminan akan dikembalikan kepada pihak kedua setelah kontrak selesai serta setelah
diperhitungkan dengan kerusakan Tug/Barge yang menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA.

7.3. Pembayaran selanjutnya dilakukan dengan transfer ke rekening Bank yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dengan
ketentuan 7 hari sebelum jatuh tempo.

7.4. Bila terjadi keterlambatan pembayaran sampai melewati 3 hari dan PIHAK PERTAMA (pemilik) Tug/Barge sudah
memperingatkan namun PIHAK KEDUA tidak mengindahkannya maka PIHAK PERTAMA (pemilik) Tug/Barge
berhak menarik Tug/Barge.

7.5. Pembayaran sewa, jaminan deposit dan lainnya ditransfer ke :


Bank BCA KCU PALU, SULAWESI TENGAH
Rekening No :
Atas Nama : Shienny Tanone

Pasal 8
Pengawasan operasional Tug/Barge
Selama pengoperasian Tug/Barge akan tetap menjadi milik dan berada dibawah kekuasaan PIHAK PERTAMA (Pemilik)
Tug/Barge, semua ketentuan dalam perjanjian ini tidak dianggap sebagai penyerahan kepemilikan.

PIHAK KEDUA diberikan ijin untuk menempatkan 1 (satu) orang di Tug/Barge sebagai pengawas operasional mewakili
pihak kedua dengan biaya sepenuhnya merupakan beban dan tanggungjawab PIHAK KEDUA.

Pasal 9
Kewajiban dan kekuasaan nakhoda
PIHAK PERTAMA atau pemilik Tug/Barge akan melengkapi Tug/Barge dengan Nakhoda dan ABK yang dianggap cukup
baik dan bertanggungjawab. Nakhoda dan ABK berkewajiban melaksanakan pengoperasian Tug/Barge sebaik-baiknya
sebagaimana diperintahkan oleh PIHAK KEDUA atau penyewa kecuali untuk hal-hal sebagaimana diatur dalam point ini :

- Nakhoda bertanggungjawab penuh atas keamanan/keselamatan pelayaran dan sebagai pemimpin diatas Tug/Barge
- Dalam hal keadaan darurat dan demi keamanan dan keselamatan pelayaran, nakhoda berhak mengambil tindakan-
tindakan untuk menjamin keselamatan Tug/Barge secara keseluruhan dan berhak menolak serta dibebaskan atas
perintah atau permintaan dimaksud, dinilai dapat membahayakan keamanan dan keselamatan Tug/Barge.
- Menolak order kerja dari Pihak Kedua atau penyewa apabila mengangkut barang-barang yang melanggar hukum
atau memasuki atau melayani daerah yang membahayakan Tug/Barge maupun jiwa para ABK (crew). Untuk
penolakan order kerja yang dikategorikan daerah berbahaya, nakhoda wajib memberikan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara prosedur, formalitas dan kelayakan serta dasar hukumnya.

3
Pasal 10
Hambatan atau kerusakan
10.1. Apabila terjadi kerusakan Tug/Barge yang mengakibatkan tidak dapat beroperasi selama masa sewa diberi toleransi
waktu selama 3 x 24 jam, jika selama waktu toleransi perbaikan belum juga dapat diatasi maka terhitung tanggal
kerusakan dibuatkan berita acara off – hire. Selama masa off hire biaya sewa tidak dibayar.

10.2.Tug/Barge dinyatakan on hire kembali setelah selesai perbaikan dan dapat layak laut kembali dengan berita acara on
hire.

Pasal 11
LARANGAN PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA selama berlangsungnya perjanjian ini dilarang untuk :
1) Melakukan perubahan dan/atau penggantian sarana dan instalasi yang terpasang diatas Tug/Barge

2) Menjaminkan ataupun membebankan Tug/Barge berdasarkan Perjanjian ini baik untuk keseluruhan maupun untuk
sebagian kepada pihak lain.
3) Mengangkut dan menyimpan barang-barang yang sifatnya dapat membahayakan Tug/Barge dan yang dilarang
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12
FORCE MAJEURE
12.1. Kondisi Force Majeure yang dimaksud meliputi ; keadaan dimana masing-masing Pihak tidak dapat melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian sebagai akibat langsung dari suatu kejadian diluar kekuasaan atau
kemampuan PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA untuk mengatasinya, termasuk didalamnya, tetapi tidak terbatas
pada kejadian atau peristiwa kerusuhan, huru-hara, pemberontakan, pemogokan, peperangan, embargo, blokade,
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan tindakan pengadilan atau pemerintah/instansi
berwenang yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan perjanjian, disambar petir, banjir, kebakaran, gempa bumi,
bencana alam, topan/badai, wabah penyakit, yang secara langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap
perjanjian ini.
12.2. Setiap pihak harus memberitahukan atau alasan dari force majeure kepada pihak lainnya dalam waktu 2 x 24 jam
setelah force majeure terjadi. Jika tidak ada pemberitahuan yang disampaikan, maka kegagalan atau kerugian yang
ditimbulkan pada Tug/Barge akan menjadi tanggung jawab pihak yang relevan.

Pasal 13
PEMUTUSAN PERJANJIAN
Tanpa mengurangi syarat-syarat dan ketentuan lain dalam Perjanjian ini, Para Pihak berhak memutuskan Perjanjian ini
secara sepihak dengan syarat dan ketentuan sebagaimana ditentukan dibawah ini :
1) PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Perjanjian ini dalam hal PIHAK KEDUA melanggar atau lalai melaksanakan
salah satu ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat Perjanjian ini dan tetap lalai atau menolak untuk memperbaiki
pelanggaran atau kelalaiannya, meskipun telah menerima peringatan PIHAK PERTAMA.
2) Sehubungan dengan terjadinya pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas, maka PIHAK
KEDUA wajib membayar sewa sepenuhnya.
3) PIHAK KEDUA berhak memutuskan Perjanjian ini dalam hal pihak pertama melanggar atau lalai melaksanakan
salah satu ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat perjanjian ini dan/atau perangkat peraturan lainnya tetap lalai
atau menolak untuk memperbaiki pelanggaran atau kelalaiannya dalam waktu yang ditentukan meskipun telah
diberi peringatan oleh PIHAK KEDUA.
4) Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 14
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
14.1 Apabila perjanjian ini berakhir karena telah berakhirnya jangka waktu sewa sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1)
diatas, maka kepada PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kembali Tug/Barge kepada PIHAK PERTAMA.

14.2 Jika PIHAK KEDUA tidak menyerahkan Tug/Barge tepat pada waktunya sebagaimana dimaksud pada butir 14.1.
diatas, maka kepada PIHAK KEDUA dikenakan biaya keterlambatan penyerahan Tug/Barge sebesar 1 kali dari uang
sewa Tug/Barge yang berlaku yang diperhitungkan secara harian untuk setiap hari keterlambatan penyerahan
Tug/Barge dengan maksimum denda selama 30 (tiga puluh) hari kalender.
Pasal 15
PERSELISIHAN
15.1 Perselisihan yang terjadi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengenai perjanjian ini atau setiap bagian
dari padanya akan diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak.

4
15.2 Apabila tidak diperoleh penyelesaian, maka kedua belah pihak memilih penyelesaiannya dilakukan melalui
Pengadilan Negeri Jakarta.

Pasal 16
HUKUM YANG BERLAKU
Perjanjian ini tunduk pada hukum serta peraturan perudang yang berlaku di Republik Indonesia.

Pasal 17
ADDENDUM TAMBAHAN DAN KETENTUAN LAIN-LAIN
17.1 Perubahan dan/atau tambahan atas ketentuan-ketentuan serta peraturan atas hal-hal yang belum/belum cukup
diatur dalam perjanjian ini hanya dapat dilakukan dengan suatu addendum yang disepakati oleh Para Pihak dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

17.2 Dalam hal terdapat satu, sebagian atau lebih ketentuan dalam Perjanjian menjadi tidak berlaku atau tidak dapat
dilaksanakan karena adanya suatu peraturan perundang-undangan, putusan atau kebijaksanaan dari Pemerintah,
maka hal tersebut tidak menyebabkan ketentuan lainnya dalam perjanjian ini menjadi tidak berlaku atau tidak
mengikat.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap dua untuk masing-masing pihak dengan kekuatan yang
sama untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ...,Agustus 2014
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. ORION UTAMA LINE PT. ................

Shienny Tanone Agus Sofyan Direktur


Utama Direktur

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n. Tug boat Rizki-19 dan Barge Dianne sebagai berikut :
Tug boat :
- Nama : REZKI-19

5
- Klassifikasi : BKI
- Bendera : Indonesia
- Tahun pembuatan : 2007
- L.O.A : 18,16 M
- Breadth : 6,00 M
- Depth : 2,45 M
- GRT/NRT : 66/20 GT
- Engine : 2 x 400 HP MITSUBISHI 8 M 20
Barge :
- Nama : Dianne
- Klassifikasi : BKI
- Bendera : Indonesia
- Tahun pembuatan : 2004
- L.O.A : 52,67 M
- Breadth : 15,24 M
- Depth : 3,05 M
- GRT/NRT : 618/186
- Description of Barge : 180 feet Direktur

Anda mungkin juga menyukai