1
Positioning & Relationship Manajemen Risiko
Landasan penerapan Manajemen Risiko di Pertamedika Secara struktural Risk Management melaporkan
IHC mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN kegiatannya kepada Direktur Keuangan dan
No.PER – 02/MBU/2023 tentang Pedoman Tata Kelola Manajemen Risiko selaku Chief Risk Officer (CRO)
dan Kegiatan Korporasi Signifikan Badan Usaha Milik
Negara pada Badan Usaha Milik Negara, khususnya pasal Secara fungsional Risk Management berkoordinasi dan
25 mengenai pemenuhan kewajiban melaksanakan melaporkan kegiatannya kepada Komite Manajemen
Manajemen Risiko. Risiko dan Komite Audit Dewan Komisaris
2
Peran Fungsi Risk Management dalam Peningkatan
Efektivitas Pengelolaan Manajemen Risiko
O1
Penguatan mitigasi risiko dan prioritas
penanganan risiko Ongoing Business &
Project Risk Management 02
Mengawal pencapaian target
03 Dit/Unit Usaha/Anak Perusahaan
3
Issues & Deliverables
4
Timeline Penyusunan Risk Register
2024
Catatan :
1. Penyusunan RR tahun 2024 menyesuaikan dengan timeline penyusunan RKAP 2024
2. Batas waktu penyusunan Risk Register 2024 telah memperhitungkan ketersediaan nilai BTR (estimasi 20 Agustus 2023)
5
Kebijakan Umum Pengelolaan Risiko Tahun 2024
1. Batas Toleransi Risiko (BTR) berupa prosentase akan disampaikan untuk setiap Direktorat/Fungsi
Korporat, Unit Usaha, dan Anak Perusahaan melalui Chief Risk Officer (CRO) Holding.
2. Nilai BTR merujuk kepada target RKAP 2024.
3. Penyusunan dan persetujuan Risk Register (RR) 2024 menggunakan struktur organisasi
kewenangan
dan yang berlaku di setiap entitas.
4. Penyusunan RR 2024 dikoordinasikan dengan Fungsi Risk Management PBM IHC.
5. Penyusunan RR 2024 dilakukan dan dikelola setiap direktorat dan entitas. Adapun Top Risk 2024 dari
setiap direktorat dan entitas akan dikelola secara online menggunakan aplikasi ERMS 2.0 PT
Pertamina (Persero).
6. Batas pengumpulan Top Risk dan All Risk Direktorat/Fungsi Korporat, Unit Usaha dan Anak
Perusahaan adalah 28 Juni 2023, secara resmi melalui surat / memorandum dari Direktur atau yang
memiliki kewenangan membawahi Fungsi Risk Management di Korporat/Unit Usaha/Anak
Perusahaan.
6
Scope Risk Register Tahun 2024
(1)
1. Penyusunan rencana kerja tahunan di setiap fungsi dilakukan mempertimbangkan
risiko yang melekat dan mitigasi risikonya.
2. Pengelolaan Risiko dilakukan berdasarkan STK Manajemen Risiko yang berlaku
(https://bit.ly/PortalSTKRisiko).
3. Mengidentifikasi Risk Event terkait dengan faktor ketidakpastian (uncertainty) pada seluruh tahapan
proses bisnis.
4. Mengidentifikasi Risk Event dalam :
a. Aktivitas Ongoing Business di tahun berjalan, yang diprediksi berpotensi terjadi dan
menimbulkan efek finansial & non finansial aktivitas operasi tahun berjalan.
b. Aktivitas investasi yang memasuki masa on operation 2024.
5. Nilai nominal dicantumkan dalam satuan Ribu USD dengan menggunakan acuan kurs RKAP 2024 =
Rp 14.500 (ref Fax SVP Controller & Reporting PT Pertamina (Persero) No. 040/H10000/2023-S4
tanggal 13 April 2023 perihal Parameter untuk Prognosa RKAP 2023 dan Penyusunan RKAP 2024).
7
Scope Risk Register Tahun 2024
(2)
6. Potensi risiko (Risk Event) dikategorikan menjadi 2 (dua):
a. Risk Event Kuantitatif
1) Mencakup seluruh risiko yang memiliki dampak risiko fincansial dan mempengaruhi pencapaian
objectives Perusahaan.
2) Penentuan level dampak berdasar Tabel Kriteria Dampak dari besaran aspek finansialnya, tanpa
mempertimbangkan dampak kualitatif yang teridentifikasi.
b. Risk Event Kualitatif
1) Dapat mencakup dan tidak terbatas pada kriteria safety/people, strategic, reputasi, kepatuhan, dan
perkara hukum yang memiliki dampak risiko yang sebagian atau seluruhnya belum dapat dinyatakan
secara finansial namun berpengaruf signifikan pada pencapaian objective Perusahaan,
2) Penentuan level dampak berdasar Tabel Kriteria Dampak atau Expert Judgement dari dampak
kualitatifnya, tanpa mempertimbangkan dampak finansial yang teridentifikasi.
7. Kategori risiko Ongoing Business mengikuti Risk Intellegence Map (RIM) Ongoing Business.
8. Pendekatan dalam perhitungan dampak kuantitatif (inherent maupun residual risk impact) dapat
menggunakan metode yang sesuai dengan konteks risiko masing-masing berdasarkan ISO 31000:2018.
9. Profil Top Risk Tahun 2024 disetujui dan ditandatangani oleh :
a. Direktorat/Fungsi Korporat : Vice President/Pemimpin tertinggi Direktorat/Fungsi Korporat
b. Unit Usaha : Direktur
8
c. Anak Perusahaan : Direktur
Scope Risk Register Tahun 2023
(3)
10. Monitoring risiko dilakukan setiap saat dan hasil monitoring akan di-record melalui ERMS 2.0
11. Pelaporan monitoring Direktorat/Fungsi Korporat, Unit Usaha dan Anak Perusahaan dilakukan secara
bulanan sebagai berikut :
a. Laporan Realisasi Risk Treatment (disertai evidence mitigasi dan realisasi anggaran biaya mitigasi),
b. Laporan Loss Event, dan
c. Laporan Keikutsertaan / Penyelenggaraan Upskilling
12. KPI Pengelolaan Risiko (Boundary KPI) Holding PBM IHC :
a. KPI Risk Assessment : Merupakan kegiatan submit Top Risk Direktorat/Fungsi Leher Holding,
Subholding dan AP Holding yang telah melalui tahap challenge session, persetujuan dan upload
dokumen Top Risk yang telah ditandatangani oleh Pemimpin Tertinggi menggunakan ERM System**,
berdasarkan tanggal yang telah ditetapkan oleh Manajemen Risiko Korporat Dipastikan bahwa
Dokumen yang ditandatangani (lampiran memo) sama dengan Top Risk yang ter-register pada ERMS
b. KPI Ongoing Risk Management: Top Risk Korporat 2024 telah masuk dalam RKAP 2024 yang disetujui
oleh BoD sesuai dengan timeline pengesahan RKAP 2024
9
Penyusunan Risk Register Tahun 2024
(1)
1. Penyusunan Risk Register Ongoing Business mengacu pada STK Manajemen Risiko yang
berlaku
(https://bit.ly/PortalSTKRisiko).
2. BTR yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RR Ongoing Business adalah BTR Operasional.
3. Nilai persentasi BTR Operasional dikalikan dengan target Laba RKAP 2024 bagi fungsi profit generator atau ABO
bagi fungsi non profit generator. Apabila RKAP 2024 belum tersedia, sementara dapat menggunakan usulan
RKAP 2024 atau target RKAP 2023 (jika usulan RKAP 2023 belum tersedia) dan disesuaikan kembali saat target
RKAP 2024 sudah tersedia.
Sementara cascading persentasi BTR belum tersedia, dapat menggunakan BTR Tahun 2023 yaitu 2% dari target
P/L (ref. Fax SVP Enterprise Risk Management PT Pertamina (Persero) No. 060/H30000/2022-S4 tanggal 05
September 2022).
4. Perhitungan nilai dampak risiko kuantitatif :
a. Untuk fungsi profit generator dihitung sebesar potensi penurunan laba yang diakibatkan penurunan
pendapatan atau penambahan biaya.
b. Untuk fungsi non profit generator dihitung sebesar potensi penambahan biaya yang dapat mempengaruhi
pencapaian ABO fungsi 2024.
c. Dampak dari setiap risk event dihitung secara incremental (nilai biaya dan pendapatan yang sudah
diperhitungkan dalam RKAP tidak dihitung sebagai dampak).
5. Penetapan Key Risk
dibawah Holding Indicator
dengan (KRI) prioritisasi
melakukan dilakukan penyebab
pada kandidat
risiko,Top Risk Direktorat/Unit
penentuan risk indicatorUsaha/Anak Perusahaan
dan threshold –nya. 10
Penyusunan Risk Register Tahun 2023 (2)
6. Anggaran atas risk treatment pada Dit/Unit Usaha/Anak Perusahaan agar dimasukkan dalam nilai RKAP
yang diusulkan.
7. Jenis risk treatment yang perlu dianggarkan ke dalam anggaran biaya mitigasi adalah reduce dan sharing
yang bukan merupakan faktor positif. Untuk jenis risk treatment retain, dianggarkan sebagai anggaran
biaya operasional biasa, bukan dikategorikan anggaran biaya mitigasi.
8. Untuk memastikan anggaran risk treatment Top Risk Direktorat/Unit Usaha/Anak Perusahaan telah masuk
ke dalam RKAP, maka setiap rencana risk treatment tersebut wajib mencantumkan informasi cost center
dan cost element.
9. Apabila terjadi pemotongan anggaran risk treatment dan berdampak pada tidak terealisasinya atau
perubahan rencana risk treatment maka Risk Owner wajib melakukan evaluasi dampak residual untuk
memonitor nilai RRE melampaui tidak melampaui nilai BTR.
10. Realisasi anggaran risk treatment Top Risk Direktorat/Unit Usaha/Anak Perusahaan dilaporkan bersamaan
dengan pelaporan monitoring bulanan.
11. Profil Top Risk agar mencakup keenam risk category dalam Risk Intelligence Map (RIM) Ongoing Business.
11
Penyusunan Risk Register Tahun 2023 (2)
12
Metode Penyusunan Top Risk
OGB
Metode penyusunan Top Risk Ongoing Business (OGB) berdasarkan mekanisme Bottom Up dan Top Down
13
Risiko yang perlu diidentifikasi
(RIM)
Risiko Operasional Risiko Business Environment Risiko Financial Management
14
Metode Pemilihan Top
Risk
15
Sistem Tata Kerja (STK) Risiko Ongoing
Business
TKI Standarisasi TKI Failure Mode and TKI Risiko Insiden TKI Monitoring dan
TKI Penyusunan All Risk Identifikasi Risiko TKI Perhitungan Value Keselamatan Pasien dan Reporting
Effecct Analysis (FMEA)
dan Top Risk dengan Metode Fault At Risk Root Cause Analysis
Tree Analysis (FTA) (RCA) Risiko Ongoing Business
C-183/A00000/2022-S0 C-182/A00000/2022-S0
Revisi Ke-0 C-184/A00000/2022- Revisi Ke-0 C-186/A00000/2022-S0 C-185/A00000/2022-S0 C-181/A00000/2022-S0
S0 Revisi Ke-0 Revisi Ke-0 Revisi Ke-0
Revisi Ke-0
https://bit.ly/PortalSTKRisiko 16
17
KRITERIA DAMPAK RISIKO
18
TKI No. C-183/A00000/2022-S0 Revisi Ke-0
KRITERIA PROBABILITAS RISIKO
19
TKI No. C-183/A00000/2022-S0 Revisi Ke-0
Peta Risiko (Risk Map)
20
TKI No. C-183/A00000/2022-S0 Revisi Ke-0
Diagram Penerapan
Three Lines of Defense
Risk Management
Pertamedika IHC
21
KPI Pengelolaan Risiko (1/4)
22
KPI Pengelolaan Risiko (2/4)
23
KPI Pengelolaan Risiko (3/4)
24
KPI Pengelolaan Risiko (4/4)
25
Realisasi Risk Treatment
Risk Treatment Activity
600
549
494 491
500
400
300
200
76
100 55 64 63
34
11% 13% 14% 54%
0
Jan Feb Mar Apr
Plan 494 491 549 63
Real 55 64 76 34
11% 13% 14% 54%
Plan Real
26
R
Risk Oversight | Policies
Framework |
M
27