Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KERJA SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI)

BLU RSUD H. BOEJASIN TAHUN 2017

I. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan yang harus dicapai,
dalam hal ini adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap para
pelanggan baik internal maupun eksternal.Undang-undang nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit mengisyaratkan bahwa Rumah Sakit harus memiliki standar
pelayanan yang harus dicapai dalam setiap aspek kegiatannya. Untuk mencapai
standar tersebut rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan
akuntabel.
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai Visi dan Misi
Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola organisasi dan tata kelola klinis yang
baik melalui pelaksanaan prinsip utama manajemen, yaitu planning, organizing,
actuating, dan controling.Dengan menjalankan keempat prinsip tersebut secara baik
dan benar sehinggaakan menghasilkan pengelolaan sistem manajemen suatu rumah
sakit yang baik pula.

II. Latar Belakang


Dalam perjalanannya, pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana sebuah
organisasi, juga rawan terjadi penyimpangan – penyimpangan. Penyimpangan yang
terjadi seperti pemberian layanan, bukan tidak mungkin bisa beresiko terhadap
pasien, bahkan kematian pasien dan berlanjut pada tuntutan hukum. Begitu juga bila
yang terjadi adalah penyimpangan terhadap pengelolaan administrasi seperti
keuangan dan aset, bisa menjadi ancaman tindak kecurangan atau korupsi. Apapun
bentuk penyimpangannya, potensial akan menimbulkan kerugian terhadap
masyarakat dan negara. Oleh karena itu rumah sakit membentuk Satuan Pengawas
Intern (SPI) sebagai pelaksana dari salah satu fungsi manajemen (controlling)
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 1/8
Sistem Pengendalian Intern dan SK Menkes Nomor 938/Menkes/SK/XI/1992 tentang
perlunya pembentukan SPI pada rumah sakit.
Salah satu fungsi keberadaan SPI adalah untuk melakukan audit terhadap
pelaksanaan manajemen dalam sebuah organisasi. Audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit
internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan
yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance, Hiro Tugiman dalam
buku “Standar Profesi Audit Internal” (2004;9).
Pengendalian internal diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
organisasi, menjamin ketelitian dan kebenaran laporan keuangan atau informasi dari
organisasi, serta mendorong agar manajemen dalam organisasi patuh terhadap
hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut dilaksanakan
untuk menghindari dari kemungkinan tuntutan hukum dalam proses pelaksanaan
fungsi manajemen rumah sakit.
Dalam penyelenggaraan rumah sakit, keberadaan SPI diharapkan dapat
menjadi mitra kerja yang baik bagi manajemen dalam menilai setiap kegiatan yang
diselenggarakan oleh Rumah Sakit dan juga dituntut untuk profesionalisme dalam
menajalankan fungsinya. Sikap profesionalisme yang ditunjukkan berarti memiliki
tanggungjawab dan berprilaku yang lebih dari sekedar memenuhi undang-undang
dan peraturan masyarakat, Arents at all (2005;78). Sebagai seorang profesional
auditor internal mengakui tanggungjawab terhadap klien dan terhadap rekan se-
profesi.
Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat juga perlu
diadakan audit operasional, karena manajemen rumah sakit harus dapat
menciptakan serta mendorong pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, baik itu dari
segi pelayanan, kinerja pegawai, persediaan obat-obatan dan alat-alat medis yang
memadai serta kegiatan operasional lainnya. Berdasarkan hal tersebut manajemen
rumah sakit perlu mendorong efektivitas pelayanan kesehatan masyarakatnya, untuk
meningkatkan kinerja pelayanan di rumah sakit perlu adanya audit operasional

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 2/8
manajemen rumah sakit dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Satuan Pengawas
Intern (SPI) dengan paradiqma baru yaitu sebagai konsultan dalam pelaksanaan
operasional dan fungsi manajemen di rumah sakit serta unit kerja yang membantu
top manajer dalam mengawasi dan mengevaluasi pengendalian sistem manajemen
dan pelayanan rumah sakit sehingga mengarahkan jalannya manajemen dan
operasional rumah sakit ke jalur yang benar.
Satuan Pengawas Intern (SPI) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dibentuk kepengurusan organisasi untuk kelancaran dalam melaksanakan
kegiatannya. Susunan organisasi yaitu terdiri dari :
1. Ketua merangkap anggota
2. Wakil Ketua merangkap anggota
3. Sekretaris merangkap anggota
4. Anggota 4 (empat) orang, terdiri dari :
- Unsur Administrasi
- Unsur Medis
- Unsur Keperawatan
- Unsur Penunjang
Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun
operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu rumah
sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya
pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien.
Usaha pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan biaya yang terjangkau yaitu membentuk rumah sakit BLU. Untuk dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga terjangkau, rumah sakit BLU
membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik. Pengelolaan Keuangan BLU telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.Rumah Sakit Badan Layanan Umum (BLU)
merupakan lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengelola keuangannya
sendiri. Sehingga, laporan keuangan BLU sangat penting untuk disusun dengan baik.

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 3/8
III. Visi dan Misi
a. Visi SPI :
“Mitra Strategis Manajemen mencapai Rumah Sakit yang Handal dan
Akuntabel”
b. Misi :
1. Meningkatkan kompetensi SDM Auditor (Anggota SPI) ber-Standar Profesi
Audit Internal (SPAI).
2. Meningkatkan Tim Work kemampuan komunikasi SPI, menjadi tenaga
konsultan dan advicer manajemen yang professional dan handal.
3. Melakukan reviu, audit terhadap laporan keuangan dan sumber daya RSUD
H. Boejasin lainnya secara berkala dan berkesinambungan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut Laporan Hasil Audit
(LHA).

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memastikan kehandalan sistem pengendalian internal RSUD H.
Boejasin melalui fungsi penilaian dan pengawasannya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meyakinkan pengelolaan system manajemen sesuai dengan aturan
dan perundangan yang berlaku
b. Untuk meyakinkan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan RSUD H.
Boejasin sesuai dengan Sistem Akuntantsi Keuangan (SAK) dan Sistem
Akuntansi Pemerintah (SAP)
c. Untuk meyakinkan proses pelayanan medis sesuai dengan Standar
Pelayanan Medis (SPM) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
d. Untuk meyakinkan proses pelayanan keperawatan sesuai dengan Standar
Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 4/8
V. Program dan Kegiatan SPI
A. Program Kerja Bidang Sekretariatan SPI, dengan kegiatan sbb:
1. Penataan administrasi SPI
2. Penataan inventaris peralatan dan perlengkapan sekretariatan
3. Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)
4. Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
5. Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan
6. Menyusun program pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)
7. Menyusun Chapter SPI
8. Menyusun Laporan Hasil Reviu dan Laporan Hasil Audit
9. Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI.
B. Program Kerja Bidang Keuangan, Administrasi dan Penunjang, dengan
kegiatan sbb:
1. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Tahunan tahun 2016
2. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2017
3. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Triwulan II tahun 2017
4. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Triwulan III tahun 2017
5. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Semester I tahun 2017
6. Melakukan audit terhadap pendapatan rumah sakit
7. Melakukan evaluasi terhadap Kegiatan Kerja Sama Operasional (KSO)
RSUD H. Boejasin.
8. Melakukan reviu dan audit Administrasi Umum dan Kepegawaian
9. Melakukan evaluasi terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahun 2016
10. Melakukan reviu terhadap rencana kerja tahun (RKT) tahun 2016
11. Melakukan evaluasi terhadap efisiensi penggunaan Obat dan BHP
tahun 2016
12. Melakukan audit terhadap Apotek RSUD H. Boejasin

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 5/8
13. Melakukan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana
RSUD H. Boejasin
14. Evaluasi terhadap kebutuhan SDM rumah sakit
C. Program Kerja Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, dengan kegiatan
sbb:
1. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat
jalan
2. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SOP pada rawat
jalan
3. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat
inap
4. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SOP pada rawat
inap
5. Reviu dan audit terhadap penerapan Standar Pelayanan Medis (SPM)
6. Reviu dan audit terhadap penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

VI. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca
indra terutama mata untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan
atau suatu masalah pada saat tertentu. Inspeksi merupakan usaha auditor
untuk memperoleh bukti-bukti secara langsung, yang berarti auditor sendiri
yang harus berada disaat keadaan atau masalah tersebut ingin dibuktikan.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan
mempergunakan panca indra terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu.
Hal tersebut dilakukan selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan
sesuatu keadaan atau masalah.
3. Tanya Jawab

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 6/8
Teknik tanyajawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
memperoleh pembuktian. Tanyajawab dapat dilakukan dengan cara :
a. Tanyajawab secara lisan (Wawancara)
b. Tanyajawab secara tulisan.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan uapaya untuk memperoleh informasi atau penegasan
dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun secara tertulis
dalam angka pembuktian audit.
Jenis konfirmasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Lisan
b. Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu :
- Konfirmasi positif
- Konfirmasi negative
5. Analisis
Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu keadaan atau
masalah kedalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian
tersebut untuk digabungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan
yang lain.
6. Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan perbedaan antara
dua atau lebih gejala atau keadaan.Hasil dari perbandingan kemudian
dilanjutkan dengan melakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
7. Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (vouching dan verifikasi)
Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan authentik tidaknya serta
lengkap tidaknya bukti yang mendukung suatu transaksi.Sedangkan verifikasi
adalah istilah yang digunakan dalam arti umum untuk memeriksa ketelitian
tentang perkalian, penjumlahan, pembukuan, dan eksistensinya.
8. Rekonsiliasi

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 7/8
Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang
berhubungan tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang independen
untuk mendapatkan data yang benar.
9. Trasir
Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu
keadaan, kegiatan maupun masalah sampai pada sumber atau bahan
pembuktiannya.
10. Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang telah ada
untuk menetapkan kecermatannya.
11. Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk
menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut.

VII. Sasaran
Sasaran Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit yaitu :
1. Pelayanan Administrasi dan Keuangan
2. Administrasi Pelayanan Medis
3. Admnistrasi Pelayanan Keperawatan
4. Administrasi Pelayanan Penunjang.

VIII. Skedul
Skedul pelaksanaan kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUD H. Boejasin
terlampir.

IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Kegiatan.


A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.
Evaluasi pelaksanaan program kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI)akan
dilakukan setiap 3(tiga) bulan sekali, dan langsungdievaluasi oleh kepala Satuan

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 8/8
Pengawas Intern (SPI). Setiap dilakukan proses evaluasi terhadap pencapaian
kinerja, maka akan dibahas dan diadakan diskusi bersama antara fungsional umum
di SPI untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam periode
tersebut. Apabila terdapat kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program yang
tidak sesuai dengan rencana maka akan dicari solusi untuk pemecahannya agar
tidak mengakibatkan terjadi gangguan terhadap program-program yang lain. Tabel
format untuk evaluasi pencapaian kinerja setiap triwulan sebagai berikut :
Tabel
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Per-Triwulan
Triwulan : ................ Tahun : .................
Uraian Target
No Realisasi Kendala/Hambatan Solusi Ket
Tugas/Kegiatan Pencapaian
1
2

B. Pelaporan Kegiatan
Evaluasi laporan kegiatan akan dibuat dalam bentuk tabel yang memuat
uraian kegiatan, target, capaian, kendala / permasalahan yang dihadapi, serta
keterangan. Dengan format yang sedemikian maka akan dapat melihat hasil capaian
(kinerja) selama 3 (tiga) bulan berjalan program yang ada. Laporan tersebut akan
dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Kepala SPI. Kemudian Kepala SPI
beserta bagian kesekretariatan SPI akan membuat rekapitulasi terhadap semua
laporan evaluasi kegiatan untuk disampaikan kepada Direktur sebagai atasan
langsung.

X. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


A. Pencatatan dan Pelaporan
Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam melaksanakan
program yang telah disusun sesuai dengan skedul akan dibuat catatan yaitu Kertas
Kerja Audit (KKA). Catatan-catatan tersebut akan menjadi bukti yang autentik serta
Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin
Page 9/8
juga sebagai dokumen untuk pemeriksaan dan evaluasi audit yang telah
dilaksanakan. Kertas Kerja Audit (KKA) juga sebagai dokumen dan bukti terhadap
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal.

B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi sistem pelaporan yang disusuntim SPI terhadap kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan skedul adalah hasil reviu dan audit terhadap suatu
bidang pelayanan disusun dalam bentuk laporan tertulis yang akan disampaikan
langsung kepada Direktur pada akhir tahun berjalan. Isi laporan dimaksud mencakup
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari hasil reviu / audit yang telah dilaksanakan
oleh tim SPI menjadi masukan dalam pengambilan suatu kebijakan dan keputusan.

Menyetujui Pelaihari, 1 November 2016


Direktur RSUD H. Boejasin Ketua Satuan Pengawas Intern (SPI)

dr. H. Edy Wahyudi dr. H. Apriyanto HK,Sp. PD

CONTOH LAPORAN KERJA SPI

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 10/8
1. Unit Kerja IGD:
Di Unit kerja IGD kejadian tidur bersama-sama masih dijumpai 6 kali kejadian
sementara frekuensi di periode lalu 7 kali kejadian. Terjadi kekosongan perawat 1 kali
dikarenakan sedang membantu atau berada di ruangan lain. Kejadian yang negatif
lain ialah dijumpai 2 kali yakni ruangan kotor, sampah kasa berserakan sementara
perawat dan CS tidak ada koordinasi. Kejadian tidur di lantai dua / tempat lain yang
tersembunyi sehingga mempersulit pelayanan tatkala keadaan darurat membutuhkan
tenaga yang siap sedia masih seringkali terjadi dan sudah disampaikan ke HRD
untuk tindak lanjut.

2. Unit Kerja RM
Tidur masih bersama-sama, tidak ada pergantian sehingga dalam menerima pasien
dalam keadaan tidak “siaga” sama sekali. Seringkali pula dijumpai tidur di lantai dua
sehingga mempersulit pelayanan ketika dibutuhkan.
3. IBS
IBS sering dijumpai operasi selesai sebelum jam 12 malam tetapi sedikit sekali dari
perawat-perawat tersebut yang bisa melaksanakan sholat shubuh berjamaah di
masjid. Dan beberapa kali malah perawat keluyuran ke warung di depan untuk
menonton bola dan lainnya. Pada malam hari pernah pula kejadian musik dangdut
terdengar di ruangan OK yang mana hal tersebut sudah berkali-kali diingatkan
tentang haramnya musik.
4. ICU
Di ICU sering terjadi kekurangan tenaga dikarenakan perawat tidak hadir dengan
alasan sakit dan kurang terkoordinirnya pelayanan di ICU dikarenakan belum adanya
koordinator, hal ini semoga sudah bisa teratasi dengan ditunjuknya beberapa
penanggung jawab dan koordinator ICU.
Kunci ICU senantiasa terkunci sehingga tidak bisa dideteksi apakah perawat sedang
tidur atau tidak. Hal ini penting diperhatikan karena SPI membutuhkan kewenangan
untuk mengontrol.

5. Jamkesmas
- Kekurangan tenaga, sering terjadi jaga malam perawat hanya 1 orang dalam
keadaan pasien cukup banyak. Solusinya ialah dengan mobilisasi perawat atau
ditambah SDM perawat nya.
- Permasalahan yang lain ialah dengan trend pasien jamkesmas yang kian hari kian
bertambah, hendaknya masalah SDM ini mendapat perhatian.
- Perawat wanita IGD sering dijumpai pada malam hari tidur di Jamkesmas, solusinya
ialah perawat IGD wanita diharuskan berkumpul di ruang ICU kecuali atas tugas
Supervisi keperawatan harus membantu di ruangan selain ICU.

6. Tulip

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 11/8
- Jadwal standby sudah mulai hilang kembali, sehingga tidur bersama-sama kembali
terjadi di ruangan IRNA Tulip.
- Pembagian tanggung jawab pasien di ruangan kepada perawat (primary care) perlu
ditegakkan kembali.

7. Chrisan
- Pintu ruangan dikunci terkadang terjadi sehingga mempersulit kontrol apakah
perawat terjaga ataukah tidur dengan nyamannya. Bahkan pernah juga perawat tidur
di bed pasien.
- Jadwal standby sudah tidak ada lagi di papan tulis.

8. Lili / Aster
- Beberapa kali terjadi perawat-perawat yang senior tidur di ruangan yang tidak ada
pasien sementara perawat-perawat baru ditempatkan di ruangan

9. Security
Pengamanan sekurity di waktu malam dipandang sudah cukup terkoordinir dengan
baik, kelesuan pada bulan-bulan yang lalu sudah bisa dikaver oleh ekstra food (kopi)
di waktu malam. Tidak pernah pula ada kejadian satpam tidur pada saat bekerja
kecuali sakit, dan itupun satpam tersebut tidak tidur hanya duduk di dalam ruangan
supaya tidak terkena angin.
Keluhan serupa dari petugas satpam yang lain ialah ketiadaan pos satpam yang
dirasa sangat penting. Karena satpam yang banyak frekuensi kerjanya di luar
ruangan pada waktu malam rawan terkena serangan cuaca dingin pada sekitar jam 2
– 4 dini hari. Hal ini bisa memperburuk kualitas pengamanan, sehingga pengadaan
pos satpam sekedar melindungi petugas dari angin malam perlu diusulkan kepada
pihak manajemen dan perencanaan.

10. Kasir, Laborat, Apotik, Radiologi


Secara umum gambaran kinerja Kasir, Laborat, Apotik, Radiologi di waktu malam
tidak ada masalah dikarenakan walaupun sedang tidak berjaga / beristirahat,
karyawan di ruangan tersebut selalu mudah dibangunkan bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Akan tetapi jika dicermati lebih lanjut, pada waktu dini hari hampir tidak ada aktifitas
atau bisa dikatakan tingkat produktifitas rendah. Diusulkan untuk menganalisa beban
kerja, perbaikan protap kerja.

11. Cleaning Service & Laundry


Kinerja cleaning service sudah lebih baik semenjak ada supervisi CS, akan tetapi ada
saran bahwa supervisi laundry untuk saat ini lebih dibutuhkan.

12. Dapur

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 12/8
Ada ucapan-ucapan tidak terjaga dari lisan para juru masak di dapur pada saat
menyiapkan makanan pada waktu dini hari. Perlu diusulkan pada tim asatidzah untuk
pembenahan akhlak petugas-petugas dapur, selain daripada pengadaan supervisi /
pengawas untuk pengamanan aset dapur milik rumah sakit.

I. PEMECAHAN MASALAH DAN TINDAK LANJUT


Pemecahan masalah diartikan sebagai upaya untuk melakukan evaluasi dengan
melakukan analisa secara pro-aktif terhadap laporan SATUAN PENGAWASAN
INTERNAL yang ada untuk dilakukan pemecahan masalah dari dampak masalah
yang ditimbulkan.
Penyebaran informasi permasalahan tersebut di atas kepada masing-masing
ruangan sebagai bahan muhasabah, untuk kemudian ditindak lanjuti
penyelesaiannya secara bersama antara manajemen dan koordinator melalui
pertemuan / rapat koordinasi.

II. PENUTUP
1. Semoga dengan adanya Program SATUAN PENGAWASAN INTERNAL ini dapat
menggugah kesadaran setiap personal di masing-masing unit pelayanan untuk
menjunjung tinggi etika profesi dan standar pelayanan minimal yang berlaku, terbuka
dan jujur dalam melaksanakan tugas. Sehingga program SATUAN PENGAWASAN
INTERNAL RSU ini bisa menjadi upaya peningkatan mutu kualitas pelayanan
kesehatan di masa yang akan datang.
2. Berdasarkan pantauan terhadap petugas SPI, maka diusulkan kepada nama-nama
berikut ini untuk tidak direkomendasikan lagi sebagai petugas SPI, dikarenakan
kesibukan kerja, seringnya tugas ke luar kota, dan sering tidak melakukan tugas jaga
sesuai yang dijadwal.

Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUDH.Boejasin


Page 13/8

Anda mungkin juga menyukai