MODUL 3
MODUL 3
Metoda
1. Ceramah dan curah pendapat.
2. Diskusi dalam kelompok dan antar kelompok.
3. Latihan.
4. Penugasan
Proses Pelatihan
Langkah 1 : Pengkondisian (20 menit)
a. Fasilitator memulai dengan memperkenalkanidentitas diri. Kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran, metode yang digunakan,
mengapa materi ini penting dalam pelatihan penyusunan dokumen
BLUD dan bagaimana keterkaitannya dengan modul yang lainnya.
b. Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta yang
berkaitan dengan topik pembelajaran. Juga memberi kesempatan
kepada peserta yang sudah mempunyai pengalaman dalam
melaksanakan penyusunan dokumen dan implementasinya di
Puskesmas untuk berbagi pengalaman.
c. Fasilitator memberikan motivasi pada peserta,dengan cara memberi
tanggapan terhadap pengalaman peserta lainnya.
Langkah 2 : Membahas Pokok Bahasan (225menit/ 5JPL @45 menit)
a. Secara singkat fasilitator menyampaikan rangkuman isi pokok
bahasan Selanjutnya fasilitator mempersilakan peserta untuk
menanggapi uraian tersebut.
b. Memberi penugasan diskusi kelompok peserta dibagi kelompok
untuk praktek menyusun dokumen SPM
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan
peserta lain menanggapi.
d. Berdasarkan hasil presentasi serta tanggapan peserta, fasilitator
menyampaikan ulasan dan kesimpulan.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1 Menjelaskan kepada peserta untuk menggali dan menyamakan
pemahaman tentang Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 2 Menjelaskan tentang tujuan Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 3 Menjelaskan dan diskusi tentang Prinsip dan Definisi Operasional
dalam tandart Pelayanan
Kegiatan 4 Kerja kelompok untuk menggali dan menyamakan pemahaman
tentang Pola Penyusunan Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 5 Menjelaskan dan diskusi Pola Penyusunan dan Penetapan
Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 6 Menjelaskan dan diskusi untuk menggali dan menyamakan
pemahaman tentang prinsip Penyusunan dan Penetapan
Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 7 Kerja kelompok untuk menggali dan menyamakan pemahaman
tentang Konsep Penyusunan Indikator Standart Pelayanan
Minimal
Kegatan 8 Kerja kelompok untuk menyusun dokumen Standart Pelayanan
Minimal
A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang – undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan
negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di puskesmas mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang
beragam, berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya
permasalahan di puskesmas.
Umum:
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) : adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis
tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat.
2. lndikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi
dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil
dan/atau manfaat pelayanan
3. Puskesmas: adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan
rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
4. Jenis Pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan
Definisi Operasional:
Mengingat penyusunan Indikator SPM Puskesmas mencakup Pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan maka penuangan stuktur SPM
dibedakan antar keduannya.:
Pelayanan kesehatan masyarakat berstruktur sbb:
1. Pengertian
Dimaksudkan untuk menjelaskan istilah dalam indikator kinerja.
2. Definisi Operasional
Dalam rangka penyediaan SPM yang benar-benar menjadi sebuah ukuran yang
mewakili keberhasilan pelayanan maka dalam menyusun SPM memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Specific ; spesific and clear ; well
efined.
b. Measurable.
c. Attainable, Achievable; don't too far : not commit.
d. Relevant, Realistic; Not identic with "easy", within the availability of
resources, knowledge and time.
e. Timely; not enough time, don’t too much time.
f. Trackable.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minirnal Puskesmas Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah
16. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
tentang penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal,
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 tahun 2007 tentang Pedoman
pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum,
19. Permendagri 79/2007ttg PedomanPenyusunan RencanaPencapaian SPM
22. Dll