Anda di halaman 1dari 20

Standart Pelayanan Minimal

MODUL 3

MODUL 3

STANDART PELAYANAN MINIMAL


Pendahuluan
Tuntutan perbaikan pelayanan kesehatan puskesmas, diilhami oleh gagasan
untuk mengoptimalkan pemberian hak-hak dasar masyarakat berupa penyediaan
jasa pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan semua pihak. Tuntutan tersebut
tidak mempedulikan eksistensi puskesmas sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dinas
kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan dipengaruhi oleh batas
kewenangan birokrasi, berbagai yuridiksi dan intervensi politik yang acapkali bersifat
asimetris terhadap upaya-upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2005 tentang


Badan Layanan Umum yang memberikan peluang bagi puskesmas untuk
melepaskan diri dari permasalahan tersebut, terutama dalam pola pengelolaan
keuangannya. Tentu saja keleluasaan itu mensyaratkan puskesmas untuk
menjalankan praktik-praktik bisnis yang sehat sehingga diharapkan mampu
bertahan bahkan bersaing , mandiri dan bertumbuh dengan tetap sinergi dengan
program-program pelayanan yang ditetapkan pemerintah. Yang lebih penting adalah
keleluasaan tersebut dilandasi semangat perubahan dari para pemangku
kepentingan (stakeholder) puskesmas: politisi, birokrat, manajemen, komite
medis,paramedis, pegawai dan masyarakat untuk merubah perilaku menuju ke arah
kinerja pelayanan yang lebih baik.
Dengan PPK-BLUD, puskesmas masih tetap sebagai instansi dilingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas. Implementasi praktek bisnis yang sehat sesuai prinsip efisiensi
dan produktivitas hanya jika, kinerja Puskesmas dapat diukur, dievaluasi dan

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 1
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

dijadikan umpan balik perencanaan berikutnya. Siklus tersebut membutuhkan suatu


dokumen standar tentang penyelenggaraan pelayanan yang Minimum harus
diselenggarakan oleh puskesmas atau Standar Pelayanan Minimum, yang
selanjutnya akan dijadikan target pembanding apakah pelayanan puskesmas
produktivitasnya bertumbuh secara efesien sesuai dengan kualitas yang diharapkan
dari tahun ke tahun.

Tujuan Umum Pembelajaran:


Setelah menguikuti pelatihan peserta latih memahami Standart Pelayanan Minimal
dan mampu membuat Dokumen SPM sebagai persyaratan Administrassi BLUD.
Tujuan Khusus Pembelajaran:
Setelah mengikuti pelatihan peserta latih dapat;
1. Memahami tentang Standart Pelayanan Minimal
2. Memahami tentang Tujuan Standart Pelayanan Minimal
3. Memahami tentang Prinsip & pengertian-pengertian dalam Standart Pelayanan
Minimal
4. Memahami tentang Pola Penyusunan dan Penetapan Standart Pelayanan
Minimal
5. Memahami tentang prinsip Penyusunan dan Penetapan Implementasi Standart
Pelayanan Minimal
6. Memahami Konsep Penyusunan Indikator Standart pelayanan Minimal
7. Menyusun Dokumen Administrasi Standart pelayanan Minimal Badan layanan
Umum Daerah.

Metoda
1. Ceramah dan curah pendapat.
2. Diskusi dalam kelompok dan antar kelompok.
3. Latihan.
4. Penugasan

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 2
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

Proses Pelatihan
Langkah 1 : Pengkondisian (20 menit)
a. Fasilitator memulai dengan memperkenalkanidentitas diri. Kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran, metode yang digunakan,
mengapa materi ini penting dalam pelatihan penyusunan dokumen
BLUD dan bagaimana keterkaitannya dengan modul yang lainnya.
b. Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta yang
berkaitan dengan topik pembelajaran. Juga memberi kesempatan
kepada peserta yang sudah mempunyai pengalaman dalam
melaksanakan penyusunan dokumen dan implementasinya di
Puskesmas untuk berbagi pengalaman.
c. Fasilitator memberikan motivasi pada peserta,dengan cara memberi
tanggapan terhadap pengalaman peserta lainnya.
Langkah 2 : Membahas Pokok Bahasan (225menit/ 5JPL @45 menit)
a. Secara singkat fasilitator menyampaikan rangkuman isi pokok
bahasan Selanjutnya fasilitator mempersilakan peserta untuk
menanggapi uraian tersebut.
b. Memberi penugasan diskusi kelompok peserta dibagi kelompok
untuk praktek menyusun dokumen SPM
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan
peserta lain menanggapi.
d. Berdasarkan hasil presentasi serta tanggapan peserta, fasilitator
menyampaikan ulasan dan kesimpulan.

Langkah 3 : Rangkuman (25 menit)


Setelah peserta selesai Diskusi dan praktek, selanjutnya fasilitator
merangkum seluruh materi yang telah diberikan dan memberikan feedback
terhadap hasil penyajian diskusi dan praktek. Berikan penekanan tentang kiat-
kiat Penyusunana SPM.

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 3
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1 Menjelaskan kepada peserta untuk menggali dan menyamakan
pemahaman tentang Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 2 Menjelaskan tentang tujuan Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 3 Menjelaskan dan diskusi tentang Prinsip dan Definisi Operasional
dalam tandart Pelayanan
Kegiatan 4 Kerja kelompok untuk menggali dan menyamakan pemahaman
tentang Pola Penyusunan Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 5 Menjelaskan dan diskusi Pola Penyusunan dan Penetapan
Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 6 Menjelaskan dan diskusi untuk menggali dan menyamakan
pemahaman tentang prinsip Penyusunan dan Penetapan
Standart Pelayanan Minimal
Kegiatan 7 Kerja kelompok untuk menggali dan menyamakan pemahaman
tentang Konsep Penyusunan Indikator Standart Pelayanan
Minimal
Kegatan 8 Kerja kelompok untuk menyusun dokumen Standart Pelayanan
Minimal

Waktu : 300 menit

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 4
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

STANDART PELAYANAN MINIMAL


(Bahan Acuan Pembelajaran)

A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang – undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan
negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di puskesmas mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang
beragam, berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya
permasalahan di puskesmas.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 20!4 tentang


Puskesmas dinyatakan puskesmas berfungsi sebagai pengerak pembangunan
kesehatan di wilayah kerja, pemberdaya masyarakat, sebagai sarana pelayanan
kesehtaan perorangan dan masyarakat.
Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan
tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf keejahteraan mesyarakat.

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 5
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman


Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6 menyatakan :
Standar pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Ayat 7. Indikator SPM adalah
tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuh didalarn pencapaian suatu
SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. Ayat 8.
Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial ekonomi dan
pemerintahan.
Sesuai dengan UU 23 Tahun 2014, urusan kesehatan merupakan urusan
pemerintahan yang dikerjakan bersama antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintahan Daerah (concurrent), bersifat wajib dan terkait dengan pelayanan
dasar. Oleh karena kondisi kemampuan Pemerintahan Daerah (Pemda) di seluruh
Indonesia tidak sama, maka Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan
Kesehatan berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya,
maka target SPM harus 100% setiap tahunnya. Untuk itu dalam penetapan indikator
SPM, Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian agar melakukan
pentahapan pada jenis pelayanan, mutu pelayanan dan/atau sasaran/lokus tertentu

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 6
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

TUJUAN PENETAPAN & STRUKTUR SPM


Maksud penyusunan Standar pelayanan minimal ini agar tersedianya panduan bagi
puskesmas dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal
puskesmas.
Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang
definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan, cara perhitungan / rumus /
pembilangan penyebut / standar / satuan pencapaian kinerja dan sumber data.
Dalam mencapai tujuan pembangunan Kesehatan secara menyeluruh adil dan
merata dengan segala variasi maka Standart secra nasional harus ditetapkan.
Pemenuhan Standart Pelayanan Minimal ini juga sebagai konsekuensi dari
penyerahan urusan kesehatan ke daerah dimana Sumberdaya diserahkan maka ada
kewajiban minimal yang harus dipenuhi.
Substansi SPM memuat tentang:
1. Apa yang harus dilakukan
2. Rangkaian teknis langkah standart /prosedur yang ada
3. Indikator sebuah keberhasilan yang dapat mewakili sebuah kegiatan
4. Bagaimana cara menunjukkan keberhasilan
5. Bahan atau data apa yang diperlukan
6. Darimana bisa diperoleh bahan-bahan untuk penialian insikator
7. Seberapa yang harus dicapai
8. Siapa yangb berperan
9. Rujukan apa yang bisa dipakai

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 7
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

DEFINISI/PENGERTIAN-PENGEERTIAN DALAM SPM

Umum:
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) : adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis
tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat.
2. lndikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi
dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil
dan/atau manfaat pelayanan
3. Puskesmas: adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan meIiputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan
rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
4. Jenis Pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan

Definisi Operasional:
Mengingat penyusunan Indikator SPM Puskesmas mencakup Pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan maka penuangan stuktur SPM
dibedakan antar keduannya.:
Pelayanan kesehatan masyarakat berstruktur sbb:
1. Pengertian
Dimaksudkan untuk menjelaskan istilah dalam indikator kinerja.
2. Definisi Operasional

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 8
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator kinerja.


3. Cara perhitungan / Rumus
Dimaksudkan untuk menyamakan cara perhitungan dalam
memperoleh capaian indikator kinerja selama periode kurun waktu
tertentu, dengan cara membagi pembilang dengan penyebut.
4. Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus.
5. Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus.
6. Ukuran
Adalah Formula yang dalam setiap indikator ditetapkan dalam bentuk
prosentase (%), dan atau berdasarkan proporsi terhadap penduduk.
7. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata /keterangan yang dapat dijadikan dasar
kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan. Data dimaksud
dikumpulkan dan dilaporkan melalui: Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) , Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS),
SIMKA, SINAKES dll.
8. Rujukan
Adalah standar teknis atau ketentuan lain sebagai bahan
rujukan/acuan teknis dalam menyelenggarakan indikator kinerja.
9. Target
Adalah besaran capaian indikator SPM yang diharapkan sampai dengan
Tahun
10. Langkah Kegiatan
Dimaksudkan menu/butir-butir tahapan kegiatan yang bersifat
teknis, yang perlu dipilih untuk dilaksanakan agar dapat mencapai
target indikator SPM sesuai situasi dan kondisi dan kapasitas institusi
pelayanan setempat.

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 9
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

11. Kurun Waktu Tertentu


Adalah kurun/rentang waktu dalam pelaksanaan kegiatan yaitu
dalam periode 1 (satu) tahun atau kurun waktu yang sama
12. Sumber Daya Manusia
Adalah tenaga kesehatan yang dibutuhkan secara hierarkhi, dimana
apabila tidak dapat dipenuhi oleh tenaga kesehatan urutan pertama,
dapat dipenuhi oleh tenaga kesehatan berikutnya untuk mendukung
pelaksanaan target setiap indikator.
Untuk pelayanan kesehatan perorangan SPM masih mengacu kepada Permenkes
129 tahun 2008 tentang SPM Rumah Sakit dengan penyesuaian dengan struktur:
1. Jenis Pelayanan Kesehatan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan
oleh Puskesmas kepada masyarakat.
2. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian
terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi,
keselamatan dan keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standa
WHO..
3. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman
dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta
masyarakat konsumen
4. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu
organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau
barang kepada pelanggan.
5. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 10
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau


tolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahane terhadap besaran target atau standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
6. Standar /target adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan
sesuatu yang harus dicapai.
7. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari
indikator
8. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari
sumber data untuk tiap indikator
9. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap
indikator kinerja yang dikumpulkan
10. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam
rumus indikator kinerja
11. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam
rumus indikator kinerja
12. Standar/target adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan
bisa dicapai
13. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat
dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 11
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

PRINSIP PENYUSUNAN DAN PENETAPAN SPM

Dalam rangka penyediaan SPM yang benar-benar menjadi sebuah ukuran yang
mewakili keberhasilan pelayanan maka dalam menyusun SPM memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Specific ; spesific and clear ; well
efined.
b. Measurable.
c. Attainable, Achievable; don't too far : not commit.
d. Relevant, Realistic; Not identic with "easy", within the availability of
resources, knowledge and time.
e. Timely; not enough time, don’t too much time.
f. Trackable.

Yang diterjemahkan dalam konteks pembahasan:


1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau
sektor terkait dari unsur-unsur kesehatan dan terkait ;
2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan
dipahami;
3. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan
persyaratan atau prosedur teknis:
4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat diukur baik kualitatif
ataupun kuantitatif;
5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat:
6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana
yang tersedia;
7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggung gugatkan kepada publik;

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 12
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

8. Bertahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan


keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM
SPM Bidang Kesehatan yang disusun oleh Kementrian memegang prinsip-
prinsip penerapannya sebagai berikut :
1. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan bagian
integral dari Pembangunan Kesehatan yang berkesinambungan,
menyeluruh, terpadu sesuai Rencana Pembangunan Jangka
menengah Nasional.
2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. SPM
harus mampu memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali (tidak
hanya masyarakat miskin), dalam bentuk, jenis, tingkat dan mutu
pelayanan yang esensial dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
1. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa
mengorbankan mutu dan mempunyai dampak luas pada masyarakat
(Positive Health Externality).
2. Merupakan indikator kinerja bukan standar teknis, dikelola dengan
manajerial professional sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumberdaya.
3. Bersifat dinamis.
4. Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dasar.
Disamping prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di atas, Departemen
Kesehatan telah sepakat menambahkan kriteria SPM yaitu:
1. Merupakan pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat,
sehingga hal-hal yang berkaitan dengan manajemen dianggap sebagai
faktor pendukung dalam melaksanakan urusan wajib (perencanaan,
pembiayaan, pengorganisasian, perizinan, sumberdaya, sistem dsb),
tidak dimasukkan dalam SPM (kecuali critical support function).
2. Merupakan prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah karena melindungi hak
hak konstitusional perorangan dan masyarakat, untuk melindungi

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 13
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

kepentingan nasional dan memenuhi komitmen nasional dan global serta


merupakan penyebab utama kematian/kesakitan.
3. Berorientasi pada output yang langsung dirasakan masyarakat.
4. Dilaksanakan secara terus menerus (sustainable), terukur
(measurable) dan dapat dikerjakan (feasible).

Sejalan dengan amanah PP Nomor 65 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007, proses penyusunan SPM bidang kesehatan
di Kabupaten/Kota melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengkaji standar jenis pelayanan dasar yang sudah ada dan/atau standar
teknis yang mendukung penyelenggaraan jenis pelayanan dasar.
2. Menyelaraskan jenis pelayanan dasar dengan pelayanan dasar yang
tertuang dalam RPJMN, RKP dan dokumen kebijakan, serta
konvensi/perjanjian internasional.
3. Menganalisa dampak, efisiensi, dan efektivitas dari pelayanan dasar
terhadap kebijakan dan pencapaian tujuan nasional.
4. Menganalisis dampak kelembagaan dan personil.
5. Mengkaji status pelayanan dasar saat ini, termasuk tingkat pencapaian
tertinggi secara nasional dan daerah.
6. Menyusun rancangan SPM.
7. Menganalisis pembiayaan pencapaian SPM
8. Menganalisis data dan informasi yang tersedia.
9. Melakukan konsultasi dengan sektor-sektor terkait dan daerah.
10. Menggali masukan dari masyarakat dan kelompok-kelompok
profesional
11. Penyusuanan produk legaitas Daerah tentang SPM
.

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 14
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

KONSEP PENYUSUNAN INDIKATOR SPM KESEHATAN

a. Pelayanan dalam SPM Bidang Kesehatan adalah pelayanan kesehatan


mendasar dan mutlak yang wajib diberikan oleh Pemda untuk seluruh warga
yang berada dalam batas wilayah otonominya secara minimal. Ketidak-
beradaan pelayanan kesehatan dasar tersebut menyebabkan terganggunya
kesehatan warga, bahkan kematian ataupun kecacatan, yang akan berujung
pada terganggunya kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.
b. Sasaran pelayanan adalah warga yang datang berkunjung ke fasilitas
pelayanan milik Pemda.
c. SPM Bidang Kesehatan disusun dengan memperhatikan Daur Kehidupan,
mulai dari ketika merencanakan keluarga sampai lanjut usia.
d. Merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat publik (UKM) kepada
masyarakat yang berdampak atau diterima langsung.
e. Bersifat eksklusif, yaitu ekskusif bidang kesehatan dan dilaksanakan oleh
Pemda.
f. Fokus pelayanan pada Upaya Kesehatan Pa rip u rn a , yaitu Promotif
Preventif, . Kuratif dan Rehabilitatif .

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 15
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

REFERENSI LANDASAN HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan,
2. Undang-Undang Nomor l7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Nomor I tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program Pembangunan
Nasional tahun 2000 – 2005
5. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,,
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenanga Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggara Pemerintah Daerah,
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang
pedoman organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2001No. 14,
tambahan lembaran negara No. 42621)
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah,
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,
12. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementrian Kesehatan
13. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik,
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes/ SK /l/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten/ Kota dan Puskesmas

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 16
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minirnal Puskesmas Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah
16. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
tentang penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal,
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 tahun 2007 tentang Pedoman
pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum,
19. Permendagri 79/2007ttg PedomanPenyusunan RencanaPencapaian SPM

20. KepmendagriNo.100.05-76/2007 ttgPembentukan Tim Konsultasi Penyusunan


SPM

21. SE Mendagri No100/1023/SJ ttg Percepatan Pelaksanaan Penerapan &


Pencapaian SPM Di Daerah

22. Dll

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 17
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

SISTEMATIKA DOKUMEN ADMINISTRATIF SPM BLUD

Dokumen administrasi SPM Puskesmas disusun menggunakan sistematika dokumen


sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang terdiri dari;


a. Latar Belakang , pada bagian ini memuat tentang mengapa perlunya
penetapan SPM
b. Maksud dan tujuan , pada bagian ini memuat maksud dan Tujuan
ditetapkannya SPM
c. Pengertian umum dan khusus, berikan penbjelasan istilah-istilah yang
digunakan dalam SPM dalam memperjelas substansi dan mengindari multi
tafsir
d. Landasan Hukum , beberapa peraturan sesuai hirarki dikemukakan mulai
dari Undang-undang, PP, Peraturan menteri dsb sampai unsur terendah
peraturan Bupati/Walikota

Bab II Sistematika Dokumen Standar Pelayanan Minimal Puskesmas


Bab ini hanya menyatakan tata urutan penyusunan dokumen SPM mulai
pendahuluan- penutup
Bab III Standar Pelayanan Minimal Puskesmas terdiri dari:
a. Jenis Pelayanan , sesuaikan dengan program /kegiatan essensial,
pengembangan, dsb terkait kebijakan implemntasi di daerah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
b. SPM setiap jenis pelayanan, lndikator dan Standar, dijelaskan bagaimana
mengukur SPM yang bisa menggambarkan profil kegiuatan mulai dari
kegiatan, Indikator, beberapa pengertian, cara perhitungan dan target yang
dietapkan termasuk ada unsur waktu dan tenaga maupun cara
memperolehnya.

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 18
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

BAB IV. Penutup


Memuat penegasan kembali Tujuan dan penyampaian kunci0kunci
keberhasilan dan tantangan yang harus dilalui
Lampiran
1. Lampirkan sesuai kebutuhan hal-hal yang mendukung.

2. Lampiran wajib adalah memuat indikator SPm dan tahapan


Pencapaiannya.

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 19
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Standart Pelayanan Minimal
MODUL 3

PELATIHAN PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)


Halaman 20
Dinas Kesehatan Kabupaten Singkawang Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai