Anda di halaman 1dari 20

E : s

KURIK:
|PUSIDIKEAT--
SETJEN DAN BK DPR RI

- R A P I
RELIGIUS, AKUNTABEL, PROFESIONAL DAN INTEGRITAS

B I DA N G
:
PFE * D I KL AT
-

|
SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PUSDIKLAT SETJEN DAN BK DPR RI


2019
KURIKULUM PELATIHAN TEKNIS TATA NASKAH DINAS

Diterbitkan oleh:
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Jl. Jenderal Gatot Subroto
Jakarta 10270
Telp: (021) 5715349
Fax: (021) 5715423 / 5715 925
Website: www.dpr.go.id

Penanggung jawab:
Dr. Rahaju Setya Wardani, S.H., M. M.

Penulis:
Dr. Shanty Irma Idrus, ST., MM.
Agus Supriyono, S.S., M.A.P.

Editor:
Walidi, S.IP., M.A.P. (Ketua)
Indra Cakra Buana, S.A.P., M.Si.
Ira Naomi Sihombing, S.E., M.Sc.
Muhammad Haqiki Noviar, S.P., M.M.
Hermawan Syarif, S.Pd.
Risa Tiarazani, S.Pd.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketatalaksanaan merupakan pengaturan tentang cara melaksanakan tugas
dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan di lingkungan
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (Setjen dan BK DPR RI). Salah satu komponen penting dalam
ketatalaksanaan adalah administrasi umum, yang meliputi tata naskah dinas,
penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang
perkantoran.
Tata naskah dinas sebagai bagian dari penataan ketatalaksanaan
merupakan pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang
kegiatan pemerintahan dan pembangunan di lingkungan Setjen dan BK DPR RI.
Tata naskah dinas meliputi pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah
dinas, penggunaan lambang Negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, pengurusan naskah dinas korespondensi,
kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan produk hukum, ralat dan pola
klasifikasi surat dinas.
Pada tahun 2012, telah dibentuk pedoman yang mengatur tata naskah di
lingkungan Setjen dan BK yang terdiri dari 2 pedoman yaitu:
1. Pedoman Penyusunan Naskah Resmi dan Surat Dinas Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; dan
2. Pedoman Penyusunan Naskah Dinas Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Pedoman Penyusunan Naskah Resmi dan Surat Dinas Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia merupakan pedoman yang menjadi acuan dalam
menyusun dokumen yang dihasilkan dari kegiatan yang dilaksanakan oleh DPR
RI. Penyusunan Naskah Resmi dan Surat Dinas DPR RI mengikuti aturan yang
ditetapkan oleh DPR RI yaitu Keputusan Badan Urusan Rumah Tangga Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12/BURT/DPRRI/II/2011-2012

1
tentang Pedoman Penyusunan Naskah Resmi dan Surat Dinas Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia. Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, dinamika
yang terjadi dalam pelaksanaan wewenang DPR RI tidak mengakibatkan
perubahan dalam aturan tentang pedoman naskah resmi dan surat dinas.
Dengan diterbitkannya Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia maka Setjen dan BK DPR RI melakukan penyesuaian
terhadap tata naskah dinas yang berlaku di lingkungan Setjen dan BK DPR RI.
Sejalan dengan kegiatan penyesuaian perubahan tata naskah, dalam jangka
pendek dilakukan penyempurnaan terhadap kode klasifikasi surat dinas yang
menunjukkan unit kerja penghasil dokumen naskah dinas yang ditetapkan dengan
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1224/SEKJEN/2015 tentang Penetapan Kode Klasifikasi Surat Dinas di
Setjen dan BK DPR RI. Hal ini perlu dilakukan agar kegiatan korespondensi tetap
dapat dilaksanakan pada saat yang bersamaan dengan jalannya proses
perubahan tata naskah.
Pada tahun 2016, Setjen dan BK DPR RI melakukan evaluasi organisasi
yang perubahannya ditetapkan dengan Peraturan Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Pada tahun 2018, Setjen dan BK DPR RI kembali melakukan evaluasi
organisasi yang perubahannya ditetapkan dengan Peraturan Sekretariat Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 6 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
DPR RI.
Pada saat Peraturan tentang perubahan struktur organisasi dan tata kerja

diterbitkan, proses pembahasan perubahan tata naskah belum mencapai tahap

2
penyelesaian. Sehingga untuk menjaga proses korespondensi tetap dapat
berjalan, Setjen dan BK DPR RI kembali melakukan penyesuaian terhadap kode
klasifikasi surat dinas yang ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 257/SEKJEN/2016 tentang
Penetapan Kode Klasifikasi Surat Dinas di Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang didalamnya
menetapkan penyesuaian kode klasifikasi surat dinas pada unit kerja yang baru
terbentuk.
Pada tahun 2017, proses pembahasan penyempurnaan tata naskah telah
selesai dilaksanakan dengan ditetapkannya Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia. Dalam proses pembahasan tata naskah tidak lepas
dari pembahasan tentang logo dan cap dinas, dampaknya adalah perubahan
pengaturan tentang logo dan cap dinas yang ditetapkan dengan Keputusan
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor
252/SEKJEN/2017 tentang Penetapan Logo dan Cap Dinas Sekretariat Jenderal
dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Agar dapat menghasilkan naskah dinas yang baik dan benar dan terjadi
keseragaman/standar maka perlu dilakukan pendalaman kembali pedoman yang
ada baik pedoman penyusunan naskah resmi dan surat dinas DPR RI maupun
naskah dinas Setjen dan BK DPR RI. Untuk dapat melakukan pengurusan tata
naskah dinas memerlukan kemampuan pendukung antara lain mengenai
organisasi, peraturan tentang pedoman penyusunan naskah resmi dan surat dinas
DPR RI dan pedoman tentang naskah dinas Setjen dan BK DPR RI. Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka Pusdiklat Setjen dan BKDPR RI menyelenggarakan
diklat tata maskah untuk mendukung pegawai dalam melakukan tugas dan
fungsinya.
Pusdiklat Setjen dan BK DPR RI sebagai unit kerja yang berada di Setjen
dan BK DPR RI yang melaksanakan penyelenggaraan pengembangan sumber
daya manusia. Dalam rangka penyelenggaraan pelatihan teknis Tata Naskah

3
diperlukan kurikulum yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku, dinamika pelaksanaan penyusunan Tata Naskah Dinas di
DPR RI dan disesuaikan dengan perkembangan metode pembelajaran. Agar
pelaksanaan kurikulum tersebut berjalan baik, sistematis dan terarah maka perlu
dilakukan penyesuaian antara Rancang Bangun Program Mata Pelatihan
(RBPMP) dan Rencana Pembelajaran.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2002 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PNS)
4. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
5. Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2018;
6. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Sekretariat
Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
7. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2009
tentang Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan;
8. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Teknis.
9. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018
tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil.

4
BAB II
FILOSOFI PELATIHAN, KOMPETENSI, TUJUAN PELATIHAN, PESERTA,
PEMBERI MATERI, PENYELENGGARA DAN STRUKTUR PROGRAM

A. FILOSOFI PELATIHAN
1 Prinsip Andragogy, yaitu konsep pendidikan orang dewasa yang lebih banyak
memberikan kesempatan kepada peserta secara lebih leluasa. Selama
pelatihan, peserta berhak untuk:
a. didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai kegiatan
penyusunan tata naskah dinas yang pernah dilakukan;
b. dipertimbangkan ide dan pendapatnya selama berada dalam masa
pelatihan;
c. tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2. Berorientasi pada kebutuhan peserta, yakni peserta berhak untuk:
a. mendapatkan bahan ajar dan bahan tayang;
b. mendapatkan pemberi materi yang profesional yang dapat menfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai
materi yang disampaikan;
c. belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki baik visual, auditorial
maupun kinestetik;
d. belajar dengan modal pengetahuan terkait dengan penyusunan tata
naskah dinas yang telah dilakukan oleh masing-masing peserta;
e. melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka; dan
f. melakukan evaluasi dan bersedia dievaluasi.
3. Berbasis kompetensi yang memungkinkan peserta untuk:

5
a. mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam penyusunan tata
naskah dinas; dan
b. memperoleh sertifikat setelah dinyatakan telah menguasai kompetensi
yang dipersyaratkan pada akhir pelatihan.

4. Belajar dengan berbuat (learning by doing) yang memungkinkan peserta


untuk:
a. melakukan eksperimental menggunakan metode pembelajaran antara
lain demonstrasi / peragaan, studi kasus, simulasi, praktek baik secara
individu maupun kelompok; dan
b. melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.

B. KOMPETENSI
1. Kompetensi Pelatihan:
Setelah mengikuti Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas peserta mampu
memahami dan menerapkan prinsip dasar Tata Naskah Dinas di Sekretariat
Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi yang akan dibangun dalam Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas
ini adalah sebagai berikut:
a. Memahami naskah dinas arahan yang baik dan benar;
b. memahami naskah dinas korespondensi yang baik dan benar;
c. memahami naskah dinas khusus yang baik dan benar;
d. memahami tata surat dinas yang baik dan benar dalam memberikan
dukungan teknis, administrasi dan keahlian kepada DPR RI; dan
e. memahami penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
Tata Naskah Dinas.

C. TUJUAN PELATIHAN

6
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas, peserta
diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun tata
naskah dinas di lingkungan unit kerja masing-masing guna memperlancar
komunikasi tertulis, keseragaman, dan tertib administrasi di lingkungan Setjen
dan BK DPR RI.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas peserta diharapkan
mampu:
a. Memahami naskah dinas arahan yang baik dan benar;
b. memahami naskah dinas korespondensi yang baik dan benar;
c. memahami naskah dinas khusus yang baik dan benar;
d. memahami tata surat dinas yang baik dan benar dalam memberikan
dukungan teknis, administrasi dan keahlian kepada DPR RI; dan
e. memahami penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
Tata Naskah Dinas.

D. PESERTA, PEMBERI MATERI DAN PENYELENGGARA


1. PESERTA
a. Persyaratan
- Pejabat pengawas dan pejabat pelaksana;
- pangkat, golongan/ruang minimal Pengatur Muda (II/a) atau sederajat;
- sehat jasmani dan rohani;
- memiliki motivasi tinggi dan komitmen untuk mengikuti pelatihan; dan
- ditugaskan oleh atasan.
b. Pencalonan
Calon peserta yang akan mengikuti Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas
diusulkan dan mendapatkan izin dari pimpinan unit kerja di lingkungan
Setjen dan BK DPR RI.

7
c. Seleksi
Seleksi bagi peserta Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas dilakukan
sesuai dengan persyaratan teknis dan administratif yang telah
ditetapkan.
d. Jumlah
Peserta Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas berjumlah 20 (dua puluh)
orang PNS Setjen dan BKDPR RI.

2. PEMBERI MATERI
a. Pemberi Materi
Pemberi materi adalah Narasumber dan Fasilitator pembelajaran yang
memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang dibahas serta
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kualifikasi yang
disyaratkan. Pemberi materi terdiri dari Widyaiswara, Narasumber, dan
Fasilitator yang mempunyai pengalaman dalam memfasilitasi materi tata
naskah dinas dan mengaplikasikan dalam dukungan teknis administratif
terhadap Pimpinan Setjen dan BKDPR RI.
b. Kualifikasi Pemberi Materi
1) Widyaiswara
a) Telah mengikuti Training of Trainer (ToT) Kewidyaiswaraan;
b) memiliki Kompetensi dan pengalaman dalam bidang penyusunan
tata naskah dinas;
c) diprioritaskan penulis modul Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas;
d) pangkat/golongan Widyaiswara direkomendasikan lebih tinggi
atau sama dengan pangkat/golongan peserta pelatihan;
e) ditugaskan oleh Instansi/tempat tugas Widyaiswara tersebut.
2) Narasumber
a) Pejabat struktural atau fungsional yang dapat menyajikan materi
Tata Naskah Dinas terkait ruang lingkup tugasnya dan telah
menerapkan penyusunan tata naskah dinas di unit kerjanya;

8
b) penulis modul Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas;
c) mendapat Izin dari instansi atau unit kerja dimana narasumber
tersebut bertugas /bekerja.
3) Pakar
a) Berpengalaman dalam melakukan penyusunan tata naskah dinas;
b) Mendapat ijin dari instansi/tempat dimana yang bersangkutan
tersebut bertugas/bekerja.

4) Praktisi
a) Materi yang disampaikan terkait dengan pengalaman menerapkan
penyusunan tata naskah dinas diorganisasi pemerintah.
b) Memiliki Kompetensi dan pengalaman dalam mengaplikasikan
penyusunan tata naskah dinas.
5) Fasilitator
a) Berpengalaman dalam melakukan penyusunan tata naskah dinas;
b) Mendapat izin dari instansi/tempat dimana yang bersangkutan
tersebut bertugas /bekerja.

3. PENYELENGGARA
Penyelenggara Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas adalah Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Setjen dan BK DPR RI.

9
BAB III
STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN TEKNIS DAN METODE PELATIHAN

A. STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN TEKNIS

Tabel 1. Struktur Program Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas


NO. MATA PELATIHAN (%)
Teori Praktik
(%) JP

1 Wawasan
Ceramah: Kebijakan Diklat Aparatur 100 - 1
Setjen dan BK
Ceramah: Pengembangan
DPR RI Budaya Organisasi 100 - 1

DPR RI
Tata Kerja Setjen
Ceramah: dandan
BKDPR RI Organisasi dan
Struktur
100 - 1
Building Learning Commitment (BLC) 20 80 1
2 Inti
Naskah Dinas Arahan 80 20 4
Naskah Dinas Korespondensi 80 20 4
Naskah Dinas Khusus 80 20 4
Tata Surat Dinas 80 20 6
DinasBahasa Indonesia dalam Tata
Penggunaan
Naskah
100 - 2

3 Aktualisasi
Praktik menyusun Tata Naskah - 100 8
JUMLAH 32
Sumber: Pusdiklat Setjen dan BK DPR RI.

B. METODE PELATIHAN
Metode pembelajaran bagi orang dewasa (andragogy) dalam Pelatihan Teknis
Tata Naskah Dinas adalah metode pembelajaran partisipatif antara lain:

10
1. Ceramah Interaktif
Ceramah diberikan oleh tenaga pengajar sesuai dengan RBPMP dengan
melibatkan peserta pelatihan. Metode ceramah ini bervariasi tidak hanya
dilakukan 1 (satu) arah bisa dilakukan dengan 2 (dua) arah atau interaktif
dengan melibatkan peserta bertujuan untuk memotivasi peserta belajar secara
aktif, memberikan feedback (umpan balik) dan memperjelas materi.

2. Learning Experience
Metode pembelajaran learning experience adalah suatu metode proses belajar
dengan menumbuhkan sikap aktif dari peserta pelatihan untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya.
3. Diskusi
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan materi dengan cara peserta
membahas, bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk
memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang
topik/sesuatu atau untuk mempersiapkan tentang dan menyelesaikan
keputusan bersama.
4. Demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperagakan sesuatu hal yang
pelakasanaannya diawali oleh peragaan sumber belajar kemudian diikuti oleh
warga belajar. Prosesnya adalah pertama melalui penjelasan, kemudian
didemonstrasikan, dan terakhir direct performance.
5. Penugasan Individu
Metode pemberian tugas kepada peserta secara individu dimaksudkan untuk
mendukung metode pembelajaran yang sebelumnya dan diharapkan
menumbuhkan sikap kreatif dari peserta, membiasakan berfikir komprehensif
dan memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran.
6. Praktik

11
Metode praktik yaitu metode pembelajaran untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang diproleh.
7. Exercise/Latihan
Exercise atau latihan atau menguji diri dari peserta pelatihan adalah suatu
cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui asesmen diri peserta dapat
melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini
menjadi tujuan perbaikan (improvement goal).

12
BAB IV
1. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

2.
Nama Diklat : Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas
3. Mata Diklat : Tata Naskah Dinas
Alokasi Waktu : 32JP@45 Menit (Wawasan: 4 JP, Materi Inti: 20 JP, Aktualisasi: 8 JP)
4. Deskripsi Singkat : Mata pelatihan ini memfasilitasi peserta diklat melalui pemberian keterampilan dalam penyusunan
tata naskah dinas di Setjen dan BK DPR RI.
5. Tujuan Pembelajaran :
a. Hasil Belajar : Setelah mengikuti Pelatihan Teknis Microsoft Office Tingkat Dasar, peserta diharapkan memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun tata naskah dinas di lingkungan unit kerja
masing-masing guna memperlancar komunikasi tertulis, keseragaman, dan tertib administrasi di
lingkungan Setjen dan BKDPR RI.
b. Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
1) Memahami naskah dinas arahan yang baik dan benar;
2) memahami naskah dinas korespondensi yang baik dan benar;
3) memahami naskah dinas khusus yang baik dan benar;
4) memahami tata surat dinas yang baik dan benar dalam memberikan dukungan teknis,
administrasi dan keahlian kepada DPR RI; dan
5) memahami penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam Tata Naskah Dinas.
6. Materi Pokok dan Sub Materi 1. Naskah Dinas Arahan
Pokok 2. Naskah Dinas Korespondensi
3. Naskah Dinas Khusus
4. Tata Surat Dinas
5. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Tata Naskah Dinas.
6. Praktik Penyusunan Naskah Dinas

13
7. Kegiatan Belajar Mengajar
NO INDIKATOR
BELAJARHASIL MATERI POKOK METODE MEDIA
ALAT BANTU& ESTIMASI WAKTU REFERENSI
MATERI
POKOK SUB MATERI POKOK T L PL Total

1 Memahami
dinas
baik danarahan yang Naskah
benar naskah Dinas 1.1 Naskah Dinas Pengaturan Ceramah, tanya Modul, Powerpoint, 3 1 4 JP 1. Peraturan
Arahan 1.2 Naskah Dinas Penetapan jawab, praktik. computer, flip chart, Sekretaris
1.3 Naskah Dinas Penugasan google form. Jenderal
DPR RI
23 Memahami
yang
dinas
baik dan dan benar
benar
baikkhusus yang Naskah
korespondensi
naskah Dinas
Korespondensi 2.1
2.2
2.3 Naskah
Surat Undangan
Internal
EksternalInstansi
Instansi Ceramah,
Dinas Korespondensi jawab, praktik.
tanya Modul,
google Powerpoint,
computer, flip chart,
form. 3 1 4 JP
Nomor 2
Tahun 2017
Pedoman
tentang
4 JP Dinas
Sekretariat
TataNaskah
4 Memahami
dinas
dan
DPR keahlian
teknis,
benarRI
memberikan baik dan Naskah
dalam
yangadministrasi
tata
dukungan
kepada
surat Khusus Dinas 3.1
3.2
3.3
3.4 Surat
3.5
3.6
3.7 Nota
Berita Perjanjian
Pengumuman
Kuasa
Kesepahaman/
Keterangan
Pengantar
Acara MoU Ceramah, tanya Modul,
jawab, praktik. google Powerpoint,
computer, flip chart,
form.

Jenderal dan
Badan
Keahlian
DPR RI
Tata Surat Dinas 4.1 Ketentuan Penyusunan Ceramah, tanya Modul, Powerpoint, 4 2 6 JP
4.2 Ketentuan Surat Menyurat jawab, praktik. computer, flip chart,
4.3 Media sarana surat menyurat google form.
4.4 Susunan Surat Dinas
4.5 Penanganan Surat
4.6 Logo/lambang dan cap dinas
Sekjen dan BKDPRRI
4.7 Perubahan, pencabutan,
pembatalan dan ralat

14
NO INDIKATOR HASIL MATERI POKOK METODE MEDIA
ALAT BANTU& ESTIMASI WAKTU REFERENSI
BELAJAR MATERI SUB MATERI POKOK T L PL Total
POKOK
56 penggunaan
dinas
dan
Naskahdengan
benarbenar
Memahami
Membuat Dinas
Indonesia baik
dalam
yang baik
Bahasa
naskah
Tata Bahasa Indonesia
dan Penggunaan Pemakaiankata
5.1 Penulisan
5.2 huruf jawab,
Ceramah,
praktik.
tanya Modul,
computer, flip chart,
Powerpoint, 2 2 JP

dalam Tata 5.3 Pemakaian tanda baca google form.


Naskah Dinas 5.4 Penulisan unsur serapan

Praktik 6.1 Persyaratan Penyusunan Ceramah, tanya Modul, Powerpoint, 8 8 JP


Penyusunan 6.2 Nama Instansi/Jabatan jawab, praktik. computer, flip chart,
Naskah Dinas 6.3 Penomoran google form.
6.4 Nomor Halaman
6.5 Ketentuan Jarak spasi
6.6 Penggunaan Huruf
6.7 Kata Penyambung
6.8 Lampiran
6.9 Nomor salinan surat
6.10 Daftar Distribusi
6.11 Rujukan
6.12 Ruang Tanda Tangan
6.13 Menentukan batas/ruang tepi
6.14 Penggunaan Bahasa
JUMLAH 28 JP

15
BAB V
EVALUASI, SERTIFIKASI DAN PENUTUP

A. Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi Pelatihan:
Memperoleh informasi dari peserta pelatihan tentang sarana dan prasarana, proses
pembelajaran, serta widyaiswara/narasumber, mengetahui tingkat penyerapan peserta
pelatihan dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta menentukan kelulusan
pelatihan.
2. Sasaran Evaluasi
Evaluasi Pelatihan Teknis Tata Naskah Dinas dilakukan terhadap tiga pihak yaitu:
a. Peserta
Bagi peserta pelatihan evaluasi dapat dilakukan melalui pretest dan posttest,
penugasan, test materi dan ujian komprehensif, atau bentuk evaluasi lain yang sesuai.
b. Penyelenggara,
Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan dapat berupa lembar observasi yang diisi
baik oleh peserta maupun pemateri terhadap penyelenggaraan pelatihan yang sedang
dijalankan sebagai bahan perbaikan penyelenggaraan pelatihan selanjutnya.
c. Tenaga pengajar atau fasilitator.
Evaluasi tenaga pengajar atau fasilitator dapat dilakukan melalui lembar observasi
yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan tenaga pengajar atau fasilitator dalam
menyampaikan materi yang diampunya.
3. Standar Penilaian sebagai berikut:
▪ 84,10 sd 100,00 sangat memuaskan
▪ 68,10 sd 84,09 memuaskan
▪ 52,10 sd 68,09 cukup
▪ 36,10 sd 52,09 kurang memuaskan
▪ kurang dari 36,09 tidak memuaskan

B. SERTIFIKASI
Peserta pelatihan dikatakan dapat memperoleh sertifikat apabila paling sedikit
mengikuti 90% rangkaian kegiatan pelatihan serta memenuhi standar penilaian hasil evaluasi
hasil belajar yang dilakukan oleh pemateri pelatihan.

16
C. PENUTUP
Kurikulum ini digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Pelatihan Teknis
Tata Naskah Dinas bagi pegawai Setjen dan BK DPR RI.

Jakarta, April 2019


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan,

Dr. Rahaju Setya Wardani, S.H., M.M.


NIP. 19600419 198803 2001

17

Anda mungkin juga menyukai