Anda di halaman 1dari 17

(TUGAS MATA KULIAH)

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MEMALUI PELAYANAN


ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN)
(Studi pada Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas)

Oleh:

BURHAM SUBECHI F1B013033

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PURWOKERTO
2016
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MEMALUI PELAYANAN
ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN)
(Studi pada Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas)
Oleh: Burham Subechi (F1B013033)
A. Pendahuluan

Setiap negara di manapun serta apapun bentuk pemerintahannya selalu


membutuhkan pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan suatu keharusan
bagi negara atau pemerintahan untuk melayani warga negaranya. Pelayanan
publik tidak mudah dilakukan, dan banyak negara yang gagal melakukan
pelayanan publik yang baik bagi warganya. Pelayanan publik (public service),
merupakan salah satu pembahasan yang cukup aktual dalam kajian birokrasi.
Pelayanan publik menjadi ujung tombak interaksi antara masyarakat dan
pemerintah.
Kemampuan birokrasi/pemerintah dapat dinilai salah satunya dengan
melihat sejauh mana kualitas pelayanan publik. Sebagai implementasi kebijakan
birokrasi di lapangan,. Penilaian terhadap kualitas birokrasi publik tidak cukup
hanya dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang melekat pada
birokrasi seperti efisiensi dan efektifitas, tetapi harus dilihat pula dari indikator-
indikator yang melekat pada pengguna jasa, seperti kepuasan pengguna jasa,
akuntabilitas dan responsivitas (Dwiyanto dkk, 2003).
Dalam hubungannya dengan pelayanan birokrasi pemerintah, aparatur
birokrasi yang mendapat kepercayaan untuk melayani masyarakat perlu
menyadari bahwa pada dirinya dituntut untuk memberikan pelayanan prima
(excellent services) Dalam kenyataannya, keberadaan birokrasi pemerintah
seringkali dipandang kaku atau tidak responsif terhadap perkembangan zaman,
birokrasi juga seringkali dianggap sebagai sistem yang menyebabkan jalannya
pemerintahan dan layanan publik menjadi lamban dan berteletele. Gejala patologi
(penyakit) birokrasi tersebut telah lama menggerogoti sistem birokrasi
pemerintahan di Indonesia.
Ketidakberhasilan birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
menurut Gowher Rizki dalam (Muhammad Ali:2009) mengatakan bahwa
pemerintah saat ini dalam kondisi krisis karena dia telah gagal menemukan
hakikat kebutuhan masyarakat dan disadari telah mengidap penyakit rendah dalam
kompetensi, birokratis, tidak responsif dan tercekik dalam situasi red tape. Namun
dilain sisi besar harapan masyarakat/citizen yang menginginkan agar birokrasi
menyediakan kualitas pelayanan dan sebagainya. Keinginan para masyarakat yang
berbeda-beda inilah yang harus diperhatikan oleh birokrasi/pemerintah dan disisi
lain pemerintah juga harus melakukan perubahan didalam tubuh nya agar
mengikuti tuntutan zaman maupun masyarakat yang terus berkembang agar
pencapaian tujuan pemerintah juga terlaksana. Oleh karena itu dibutuhkanlah
sebuah iniovasi yang intinya perubahan dalam manajemen publik dan juga suatu
langkah maju sebagai perwujudan peningkatan kualias pelayanan publik yang
diberikan.
Sebagai contoh saat ini bayak masyarakat mengeluh tetang pelayanan
publik yang diberikan akibat faktor geografis (jarak tempuh) dan menyebabkan
tidak semua orang bisa dengan mudah mengakses pelayanan publik tersebut. oleh
karenanya permasalahan seperti ini mendorong pemerintah untuk mengatasinya
sebagai tidakan mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat. Melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 dikeluarkanlah suatu
inovasi pemerintah di bidang pelayanan publik yang dinamai PATEN (Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan) sebagi pemberikan kewenagan pemerintah
daerah dalam hal ini bupati atau walikota kesempatan untuk mengoptimalisasikan
peran kecamatan dalam rangka untuk membangun akses dan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di wilayah
kabupaten/kota yang secara kondisi geografis sesuai untuk melaksanakan
PATEN. Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan atau yang lebih sering
disingkat dengan PATEN merupakan suatu penyelenggaraan pelayanan publik di
kecamatan dimana dalam proses pengelolaannya mulai dari permohonan sampai
ketahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu loket atau meja pelayanan.
PATEN yang dilaksanakan di kecamatan memiliki perbedaan dengan
pelayananadministrasi lain yang sejenis.
Salah satu hal yang membuat PATEN berbeda dengan pelayanan
administrasi lain seperti pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah
kecamatan yang melaksanakan PATEN dapat berperan sebagai simpul pelayanan
atau pemangkas birokrasi bagi badan atau kantor PTSP kabupaten/kota. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara masyarakat yang akan mengurus permohonan
membawa berkas persyaratannya untuk memperoleh izin, kemudian petugas
PATEN akan melakukan verifikasi pada berkas persyaratan tersebut. Apabila
persyaratan tersebut dianggap telah lengkap, maka petugas PATEN-lah yang akan
membawa berkas persyaratan tersebut ke kabupaten/kota untuk diproses lebih
lanjut oleh badan/kantor PTSP. Dokumen yang telah diproses dan diselesaikan
oleh badan/kantor PTSP kabupaten/kota kemudian dikirim kembali ke kecamatan
dan masyarakat hanya perlu mengambil dokumen tersebut di kecamatan.
Selain itu, dalam PATEN, masyarakat yang datang ke kantor kecamatan
untuk melakukan pengurusan pelayanan administrasi tidak perlu lagi mendatangi
setiap petugas yang berkepentingan, seperti kepala seksi, sekretaris camat maupun
camat. Masyarakat tersebut cukup hanya menyerahkan berkasnya ke petugas
loket/meja pelayanan, kemudian menunggu sejenak di ruang tunggu yang telah
disediakan kemudian akan dipanggil kembali apabila berkas atau dokumen yang
telah selesai diproses. Apabila ada bayaran yang diperlukan untuk pelayanan
tersebut, masyarakat akan diarahkan untuk kebagian kasir dan pembayaran biaya
pelayanan tersebut dicatat dan dilakukan secara transparan. Selain itu, persyaratan
dan biaya untuk memperoleh pelayanan serta waktu yang diperlukan untuk
memproses berkas tersebut diinformasikan secara jelas dan transparan.
PATEN diselenggarakan dengan maksud untuk mewujudkan kecamatan
sebagai pusat pelayanan terpadu di kabupaten/kota bagi kecamatan yang secara
kondisi geografis daerah akan lebih efektif dan efisien dilayani melalui
kecamatan. Tujuan diselenggarakannya PATEN adalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan
kualitas pelayanan PATEN ini terutama terlihat dari aspek waktu dan biaya
pelayanan. Menurut Permendagri diharapkan pada tahun 2015 seluluh daerah di
Indonesia sudah menerapkan PATEN di kecamatan masing-masing, namun hal itu
belum sepenuhnya terealisir karena masih bayak kecamatan di Indonesia yang
belum menerapkan PATEN. Khusus di Jawa Tengah pada tahun 2014, dari 35
kabupaten/kota yang ada baru 13 Kabupaten yang telah menerapkan PATEN,
salah satunya Kabupaten Banyumas yang pada jumat 26 September 2014 telah
meresmikan PATEN di 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas.
Dari dua puluh tujuh kecamatan di Kabupaten Banyumas yang telah
menerapkan PATEN, peneliti memilih untuk meneliti tentang pelaksanaan
PATEN lebih jauh di Kecamatan Purwokerto Utara karena kecamatan ini yang
telah memberikan pelayanan yang paling bayak diantara kecamatan yang lain, dan
juga Kecamatan Purwokerto Utara dari segi lokasi merupakan kecamatan yang
letaknya di kota atau pusat pemerintahan. Selama pelaksanaan PATEN di
Kecamatan Purwokerto Utara dari 2 jenis pelayanan yang dilayani dalam PATEN,
telah banyak berkas permohonan masyarakat yang masuk ke Purwokerto Utara
yang telah diselesaikan. Dari 2 jenis pelayanan dalam PATEN tersebut,
permohonan yang paling banyak diselesaikan adalah jenis pelayanan non
perizinan. Hal ini karena permohonan penyelesaian berkas oleh masyarakat untuk
jenis pelayanan non perizinan pada PATEN lebih banyak daripada jenis pelayanan
perizinan.
Selain itu dari hasil observasi peneliti pada penyelenggaran PATEN di
Kecamatan Purwokerto Utara melihat daris segi fasilitas sudah sangat lengkap,
kemudian sumberdaya manusia sudah memenuhi maka dari itu pelaksanaan
PATEN di Kecamatan Purwokerto utara harus dilihat dari aspek lain seperti sikap
petugas, prosedur, waktu, biaya pelaksana dan kemudian fasilitas agar
pelaksanaan peningkatan pelayanan melalui PATEN bisa di simpulkan berjalan
dengan baik atau tidak.

B. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian


Kecamatan Purwokerto Utara adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Banyumas dengan luas wilayah Kecamatan Purwokerto Utara yaitu 901,39.
Kecamatan Purwokerto Utara terdiri dari tujuh kelurahan yaitu Kelurahan
Bancarkembar, Bobosan, Grendeng, Karangwangkal, Pabuaran, Purwanegara, dan
Sumampir. Secara geografis kecamatan Purwokerto utara terletak di wilayah
perkotaan, tepatnya di jalur lintas lokasi perhotelan, pusat kuliner, lokasi
pendidikan, pertokoan dan fasilitas umum. Batas wilayah dari Kecamatan
Purwokerto Utara yaitu:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Baturraden
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Purwokerto Timur
3. Sebelah Barat : Kecamatan Kedungbanteng
4. Sebelah Timur : Kecamatan Kembaran
Visi Kecamatan Purwokerto Utara yaitu Terwujudnya Pelayanan Masyarakat
yang Prima Menuju Banyumas Sejahtera. Untuk mewujudkan visi tersebut maka
akan dijabarkan dalam bentuk misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan aparatur kecamatan yang profesional
2. Meningkatkan kualitas moral dan etika kerja
3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pelayanan
4. Tersedianya himpunan peraturan perundang-undangan
5. Tersedianya sarana dan prasarana.

Pegawai Kecamatan Purwokerto Utara terdiri dari 15 pegawai yang terdiri dari 12
Laki-laki dan perempuan yang berjumlah 3 orang. Berikut ini rincian pegawai
Kecamatan Purwokerto Utara. Dengan Struktur organisasi Kecamatan Purwokerto
Utara terdiri dari:
a. Camat
b. Sekertariat, terdiri dari
1. Kasubag Pelayanan
2. Kasubag Umum
c. Seksi Tata Pemerintahan
d. Seksi Pembangunan
e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
f. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
g. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Deskrispi Kegiatan pada PATEN


Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah
penyelanggaraan pelayanan publik di kecamatan yang proses pengelolaannya,
mulai dari permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu
tempat. Warga cukup menyerahkan dokumen berkas ke petugas di meja/loket
pelayanan, duduk menunggu sejenak, kemudian dipanggil untuk menerima
dokumen yang sudah selesai. Setelah itu melakukan pembayaran apabila ada tarif
yang harus di bayar. Pembayaran biaya pelayanan pun dilakukan dan dicatat
secara transparan.
PATEN diselenggarakan dengan maksud tujuan untuk mewujudkan
kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan menjadi simpul pelayanan
bagi badan/kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Kabupaten/Kota.
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) juga untuk meningkatkan
kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai bagian dari
upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, khususnya jenis pelayanan
administrasi, maka PATEN menganut asas asas pelayanan publik sesuai dengan
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Teknis meliputi Sarana Prasarana dan Pelaksana Teknis. Standar
Pelayanan PATEN yang telah ditentukan adalah meliputi Jenis pelayanan,
Persyaratan pelayanan, Proses/prosedur pelayanan, Pejabat bertanggung jawab
terhadap pelayanan, Waktu pelayanan dan Biaya pelayanan. Adapun sarana dan
prasarana pelayanannya adalah : Tempat piket, Loket/Meja pendaftaran, Tempat
pemrosesan berkas, Tempat pengolahan data dan informasi, Tempat Finalisasi
Proses, Ruang tunggu, Tempat penyerahan dokumen, Tempat pembayaran,
Tempat penanganan pengaduan dan perangkat pendukung lainnya. Sebagai
Pejabat penyelenggara PATEN adalah Camat, Sekretaris Kecamatan, Kepala
Seksi yang membidangi pelayanan administrasi. Pelaksana teknisnya adalah
Petugas informasi, petugas loket/penerima berkas, petugas operator komputer,
petugas pemegang kas, dan petugas lainnya sesuai kebutuhan. Melalui Peraturan
Bupati/Walikota, menetapkan Tim Teknis PATEN terdiri dari Sekretaris Daerah
sebagai Ketua, Asisten Bidang Pemerintahan sebagai Wakil Ketua, Kepala Bagian
Tata Pemerintahan sebagai Sekretaris, Kepala Bagian Keuangan sebagai Anggota,
dan unsur lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan. Tim Teknis
menginventarisasi dan memilah-milah kewenangan yang dapat dilimpahkan ke
Camat, selanjutnya tim menyiapkan Rancangan Kebijakan tentang pelimpahan
kewenangan ke Camat. Dalam memberikan pembinaan dilakukan melalui Upaya
Peningkatan Kapasitas (seperti : Lokakarya Etika Pelayanan, Pelatihan Prosedur
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Bimbingan Teknis, Studi Banding, dll), Pemberian
Konsultasi, Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan yang disampaikan
Bupati/Walikota Kepada Gubernur cq Direktur Jenderal yang membidangi
Pemerintahan Umum atas Hasil Pembinaan dan Pengawasan PATEN tersebut.
Dalam penyelenggaraan PATEN, Kecamatan harus memiliki prasyarat yaitu
syarat substanstif, syarat administrasi dan syarat teknis. Syarat Substantif adalah
pendelegasian sebagian wewenang Bupati/Walikota kepada Camat. Syarat
Administrasi meliputi Standar Pelayanan dan Uraian Tugas Personil Kecamatan.
Kecamatan Purwokerto Utara menyelenggarakan beberapa bidang
pelayanan baik perizinan maupun non perizinan seperti pada tabel dibawah ini:
No Pelayanan Perizinan Waktu Biaya
01. Pelayanan izin mendirikan 10 hari Tarif untuk lantai,
bangunan (IMB) bangunan, plat
nomor,
pendaftaran.
(2.500 10.000)
02. Pelayanan izin usaha mikro 1 hari Gratis
dan kecil
03. Pelayanan izin usaha 3 hari Gratis
perdagangan
04. Pelayanan tanda daftar 3 hari Gratis
perusahaan
05. Pelayanan izin gangguan (HO) 6 hari Tergantung
klasifikasi tempat
usaha (1.700
5.000/m2)
06. Pelayanan izin usaha rekreasi 1 hari Gratis
dan hiburan umum
07. Pelayanan surat keterangan 7 hari Gratis
pindah dalam wilayah
kecamatan
08. Pelayanan pencetakan kartu 7 hari Gratis
keluarga
09. Pelayanan rekomendasi izin 1 hari Gratis
keramaian
10. Pelayanan penertiban surat 1 hari Gratis
keterangan domisili usaha
11. Pelayanan surat penempatan 1 hari Gratis
pedagang kaki lima

D. Analisis Pelayanan PATEN


Penyelenggaraan pelayanan publik hingga saat ini menjadi sorotan dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah, karena masyarakat sebagai penerima
pelayanan publik merasa belum puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya demi mewujudkan
pelayanan yang berkualitas, namun tetap saja permasalahan yang sama masih saja
ditemukan terutama masalah yang berkaitan dengan tempat pelayanna, jarak
menuju tempat nya, akses pelayanan, waktu dan biaya pelayanan. Reformasi
birokrasi dalam penyelanggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik
diarahkan untuk mencipatakan kinerja birokrasi yang profesional dan akuntabel.
Birokrasi dalam melakukan berbagai kegiatan perbaikan pelayanan diharapkan
lebih berorientasi pada kepuasan pelanggan, yakni masyarakat pengguna jasa
(Dwiyanto, 2008: 223-224). Kecamatan menjadi salah satu sasaran dalam
penyelanggaraan reformasi birokrasi hal tersebut seseuai dengan dikeluarkannya
Permendagri No. 04 Tahun 2010 tentang Pedoman pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN), permendagri tersebut yang mengatur tentang
penyelanggaran pelayanan publik di kecamatan.
Sehingga untuk mewujudkan pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan ini di Kecamatan Purwokerto Utara, pemerintah Kabupaten Banyumas
dalam hal ini adalah Bupati mengeluarkan suatu peraturan yang diharapkan akan
mewujudkan peningkatan pelayanan publik di kecamatan yang ada di Kabupaten
Banyumas. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati Banyumas Nomor
42 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Bupati Kepada Camat
Untuk Melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah.
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang telah dilaksanakan sejak
bulan Januari 2014 di Kecamatan Purwokerto Utara menjadi salah satu tolak ukur
akan peningkatan kualitas pelayanan publik di Kecamatan Purwokerto Utara
maupun di Kabupaten Banyumas. Salah satu indikator evaluasi kinerja dari
Kecamatan adalah pelaksanaan PATEN itu sendiri. Penilaian mengenai PATEN
ini dilakukan untuk menilai sejauhmana suatu Kecamatan di Kabupaten
Banyumas itu dapat memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada
masyarakatnya.
Oleh karena itu, untuk membahas bagaimana Pelaksanaan dari Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Purwokerto Utara,
maka penulis akan menggunakan indikator yang menurut Agus Dwiyanto
(2008:343-344) berpendapat ada 5 dimensi dari kualitas pelayanan, adapun
dimensi tersebut adalah:
1. Sikap Petugas
Dalam suatu kegiatan pelayanan, sangat diperlukan suatu kemampuan
yang baik yang dimiliki oleh aparatur dalam memberikan pelayanan. Kemampuan
dari aparatur ini dapat dilihat dari sikap dan perilaku aparatur dalam melayani
masyarakat. Sikap dan perilaku dari seorang aparatur atau petugas pelayanan
sangat mempengaruhi bagaimana kualitas dari pelayanan yang diberikan nantinya.
Sikap petugas yang biasanya diharapkan masyarakat adalah petugas yang ramah,
dapat memberikan pelayanan secara sigap dan tidak membedakan golongan
ataupun kepentingan dari masyarakat yang dilayani. Selain itu, masyarakat juga
menginginkan petugas yang peduli dengan kebutuhan masyarakat yang
dilayaninya dan juga pelayanan yang diberikan tersebut memudahkan bukan
menyulitkan masyarakat. Petugas PATEN di cukup ramah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Sikap ramah yang diberikan oleh petugas PATEN
terlihat dari awal masyarakat masuk ke kantor Kecamatan Purwokerto Utara.
Karena saat ada masyarakat yang datang, petugas di meja informasi akan
menyapa dan menanyakan keperluan dari masyarakat tersebut. Setelah itu,
masyarakat akan dituntun ke bagian loket dan selanjutnya akan dilayani di loket
PATEN.
Selain sikap ramah yang harus dimiliki oleh seorang petugas pelayanan
PATEN, para petugas PATEN tersebut juga harus memiliki sikap ketanggapan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sikap tanggap ini diperlukan
untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan yang diterima masyarakat.
Selain itu, hal ini juga dapat mengefisiensi waktu yang ada agar pelayanan yang
diberikan dapat cepat diselesaikan dan tidak membuat masyarakat menunggu
lama. Petugas PATEN di Kecamatan Purwokerto Utara sudah memiliki sikap
tanggap akan kebutuhan masyarakat tersebut. Sikap tanggap petugas PATEN ini
dapat dilihat dari ketika ada loket PATEN yang petugasnya tidak ditempat maka
petugas loket lain atau petugas PATEN yang lain akan mengisi kekosongan
apabila ada masyarakat yang berkepentingan di salah satu loket tersebut. Hal ini
dilakukan untuk tidak membuat masyarakat yang datang menunggu lama.

2. Prosedur
Prosedur merupakan kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. Mudah dan
sederhana berarti prosedur pelayanan tersebut tidak berbelit-belit serta mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan. Dalam sub inidikator pertama ini, dapat dilihat
bagaimana petugas PATEN Kecamatan Purwokerto Utara dapat memberikan
informasi yang jelas dan mendalam mengenai apa saja prosedur yang harus dilalui
oleh masyarakat untuk mengurus suatu rekomendasi atau dalam pelayanan jenis
non perizinan. Sebelumnya masyarakat perlu untuk melengkapi persyaratan yang
merupakan salah satu prosedur yang harus dipenuhi dalam pelayanan non
perizinan (rekomendasi) yang dilayani di kantor Kecamatan Purwokerto Utara.
Dalam memberikan informasi mengenai persyaratan, kantor Kecamatan
Purwokerto Utara telah melengkapinya dengan menempelkan papan-papan
pengumuman mengenai apasaja persyaratan-persyaratan yang harus dilengkapi
masyarakat untuk mengurus suatu surat keterangan rekomendasi. Informasi
mengenai persyaratan non perizinan PATEN tersebut ada yang disediakan dalam
bentuk papan plang persyaratan PATEN non perizinan yang ditempel di dinding
kantor Kecamatan Purwokerto Utara, selain itu ada pula brosur yang
menginformasikan mengenai loket-loket pelayanan PATEN serta apasaja jenis
pelayanan yang dilayani di loket tersebut. Ada pula spanduk-spanduk yang
menginformasikan mengenai standar pelayanan minimal PATEN non perizinan
dan spanduk berisikan informasi pendukung yang lainnya, dan motto pelayanan di
kantor Kecamatan Purwokerto Utara.
Adanya standar pelayanan dalam suatu kegiatan pelayanan dimaksudkan
untuk memberikan jaminan kepada penerima pelayanan bahwasanya pelayanan
yang diberikan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Standar pelayanan juga
dapat memperlihatkan bahwasanya suatu lembaga pelayanan tersebut telah
mampu memberikan pelayanan prima kepada pelanggannya. Dalam pelaksanaan
PATEN untuk jenis pelayanan non perizinan di Kecamatan Siak telah sesuai
dengan standar pelayanan minimal yang ada.

3. Waktu
Dalam melaksanakan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan, Kecamatan
Purwokerto Utara dalam hal ini bertaut pada Peraturan Bupati Banyumas Nomor
59 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan Pada Kecamatan Se-Kabupaten Banyumas.

a. Ketepatan Waktu Pelayanan Kantor Kecamatan Banyumas


Waktu pelayanan adalah kepastian jadwal pelaksanaan pelayanan yang
diberikan oleh suatu lembaga pelayanan. Ketepatan waktu pelayanan di kantor
Kecamatan Purwokerto Utara masih terasa kurang tepat waktu dan petugasnya
kurang disiplin. Hal tersebut disebabkan beberapa petugas ada yang telah keluar
kantor pada jam kerja kantor yang masih berlangsung. Hal ini dapat membuat
pelayanan yang diberikan tidak maksimal.

b. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pelayanan


Dengan adanya standar pelayanan yang dipublikasikan kepada masyarakat
akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai ketepatan waktu untuk
penyelesaian berkas administrasinya. Namun selain adanya standar tersebut
dibutuhkan juga keterbukaan dari para petugas PATEN mengenai waktu untuk
menyelesaikan pelayanan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman
antara petugas PATEN dengan masyarakat. Petugas PATEN sudah bersikap
terbuka terhadap informasi mengenai waktu penyelesaian berkas administrasi
masyarakat. Keterbukaan waktu ini membuat masyarakat merasa lega karena
mendapatkan kepastian jadwal penyelesaian berkasnya. Dengan mengetahui
kapan selesainya berkas tersebut, masyarakat tidak perlu dipusingkan lagi akan
diulur waktu penyelesaiannya. Namun terjadi masalah ketika pengurusan
beberapa berkas yang menyebabkan tidak sesuainya waktu yang ditetapkan di
SOP dengan waktu diselesaikannya berkas karena beberapa faktor seperti
sumberdaya belum memadai baik dari segi peralatan yang menunjang dan
manusia yang kurang terampil.

4. Fasilitas
Dalam suatu kegiatan pelayanan publik tidak akan pernah terlepas dari bagaimana
sarana dan prasarana yang disediakan oleh suatu kantor pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Sarana dan prasarana yang tersedia di suatu
kantor pelayanan dapat menjadi faktor utama yang menunjang pelaksanaan
kegiatan pelayanan. Adanya sarana dan prasarana yang memadai dalam suatu
pelayanan akan dapat mempengaruhi kualitas dari pelayanan yang diberikan
tersebut. Fasilitas yang disediakan biasanya terdiri dari sarana dan prasarana yang
melengkapi kegiatan pelayanan di suatu organisasi. Fasilitas tersebut terdiri dari
fasilitas fisik seperti gedung, tata ruang kantor, selain itu fasilitas teknologi yang
digunakan untuk mempermudah dalam pelayanan.
a. Ruang Tunggu yang Nyaman
Suatu organisasi atau lembaga yang memberikan jasa pelayanan kepada
masyarakat biasanya akan melengkapi segala kegiatannya dengan fasilitas-
fasilitas yang dapat menunjang segala bentuk kegiatan pelayanan yang
disediakannya. Salah satu dari fasilitas yang biasanya ada adalah ruang tunggu.
Kondisi ruang tunggu di kantor Kecamatan Purwokerto Utara selama penulis
mengadakan observasi penelitian sudah cukup baik dan nyaman. Kondisi ruangan
yang nyaman tentunya akan memberikan kesan nyaman bagi masyarakat yang
menunggu. Ruang tunggu di kantor Kecamatan Siak juga dilengkapi dengan
pendingin ruangan serta televisi dan koran atau majalah sebagai hiburan untuk
mengurangi kejenuhan selama menunggu. Selain itu, kantor Kecamatan
Purwokerto Utara juga menyediakan air minum yang diperuntukkan bagi
masyarakat yang membutuhkan.
b. Fasilitas Pendukung yang Disediakan untuk Masyarakat
Selain ketersediaan ruang tunggu yang ada di kantor Kecamatan
Purwokerto Utara, petugas PATEN dan aparatur di Kecamatan Purwokerto Utara
juga memberikan fasilitas pendukung yang nantinya akan dapat memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat yang datang dan memiliki
keperluan di kantor Kecamatan Purwokerto Utara. Fasilitas pendukung lainnya
adalah papan-papan informasi mengenai pelayanan PATEN yang dilaksanakan di
kantor Kecamatan Siak ini, toilet umum, tempat parkir, musholla, dan disediakan
pula pojok ASI serta ruang tamu untuk masyarakat yang berkepentingan dengan
pejabat yang ada di kantor Kecamatan Purwokerto Utara serta informasi
pengaduan pelayanan.
c. Fasilitas petugas PATEN
Selain fasilitas yang disediakan untuk masyarakat umum yang datang ke
kantor Kecamatan Purwokerto Utara pemerintah kantor Kecamatan Purwokerto
Utara juga melengkapi fasilitas-fasilitas bagi petugas PATEN untuk menunjang
kegiatan pelayanan bagi masyarakat PATEN. Fasilitas bagi petugas ini disediakan
untuk memudahkan petugas dalam menyelesaikan pekerjaannya. Fasilitas tersebut
seperti adanya komputer data base di loket dan di setiap ruangan kerja petugas
PATEN (ruangan operator komputer), disediakannya printer dan scanner, lemari
arsip, meja pelayanan, loket PATEN. Dalam meningkatkan pelayanan PATEN
kepada masyarakat, petugas-petugasnya juga dibekali fasilitas yang memadai dan
juga diberikan fasilitas teknologi yang mengikuti perkembangan zaman. Hal ini
sangatlah baik untuk meningkatkan perkerjaan petugas PATEN tersebut untuk
melayani dengan baik, cepat dan memberikan pelayanan prima kepada
masyarakatnya. Sehingga, dengan baiknya pelayanan tersebut akan memberikan
pengaruh positif bagi eksistensi kecamatan ke depannya.
5. Biaya Pelayanan
Biaya merupakan harga yang diberikan atau tarif pelayanan termasuk rincian
didalamnya dalam proses pemberian pelayanan yang mana biaya pelayanan
tersebut telah ditentukan sebelumnya oleh unit penyelenggara pelayanan publik
dalam standar pelayanan.
a. Informasi Biaya
Biaya adalah hal yang sangat penting yang harus dipublikasikan dan
diinformasikan secara transparan oleh penyelenggara pelayanan. Karena
masyarakat akan sangat sensitif untuk masalah biaya ini, hal ini disebabkan
bermacam-macamnya tingkat kemampuan dari masyarakat. Maksudnya adalah,
banyak dari masyarakat memiliki tingkat kemampuan daya beli rendah ada pula
yang tinggi. Sehingga biaya harus disesuaikan dan diperhatikan apakah dapat
dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Dan sudah seharusnya penyelenggara
pelayanan terbuka akan segala informasi yang ada. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan masyarakat dalam menerima pelayanan sehingga masyarakat
merasa keperluannya dapat dilayani dengan baik oleh petugas. Bahwa pihak
Kecamatan Purwokerto Utara telah memberikan kemudahan dalam informasi
mengenai biaya pelayanan PATEN ini. Informasi tersebut telah diberikan secara
transparan dan terbuka kepada masyarakat umum. Informasi mengenai biaya ini
telah disertakan bersama persyaratan-persyaratan yang ada dipapan-papan
informasi mengenai persyaratan pengurusan berkas yang ditempel di dinding-
dinding kantor Kecamatan Purwokerto Utara.
b. Kesesuaian Biaya
Sebelum adanya PATEN di kecamatan, dikenal istilah biaya administrasi.
Namun, biaya administrasi ini tidak ada dijelaskan dalam standar pelayanan,
sehingga besarannya ditentukan secara pribadi oleh pemberi pelayanan. Yang
mana inilah yang sering disebut pungutan liar, karena biaya administrasi tersebut
tidak dipublikasikan dan diinformasikan dengan jelas. Sehingga ini membuat
tidak transparannya pelayanan yang diberikan oleh pihak kecamatan. Setelah
adanya PATEN ini yang dilaksanakan di Kecamatan Purwokerto Utara, tidak
dibenarkan lagi adanya istilah biaya administrasi yang akan diminta dalam
pelayanan PATEN. karena PATEN ini memberikan pelayanan secara gratis atau
tidak dipungut biaya apapun kecuali biaya retribusi yang memang telah di
informasikan di dalam persyaratan pengurusan berkas administrasi. Untuk jenis
pelayanan non perizinan PATEN, tidak ada dipungut biaya sepersen pun kepada
masyarakat yang mengurus berkas administrasinya. Dan hal ini juga telah
diinformasikan. Selain itu, petugas PATEN juga tidak dibenarkan menerima uang
secara pribadi dari masyarakat yang menginginkan berkasnya diselesaikan dengan
cepat. Karena semua pelayanan telah di standarkan untuk pelaksanaannya.

E. Kesimpulan
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan atau biasa diseingkat PATEN
diselenggarakan dengan maksud untuk mewujudkan kecamatan sebagai pusat
pelayanan terpadu di kabupaten/kota bagi kecamatan yang secara kondisi
geografis daerah akan lebih efektif dan efisien dilayani melalui kecamatan. Seperti
yang ada di Kecamatan Purwokerto Utara yang sejak tahun 2014 telah
menyelanggarakan PATEN sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan dan
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan
PATEN ini terutama terlihat dari aspek sikap petugas, prosedur, waktu, fasilitas
dan biaya pelayanan. Kelima aspek tersebut dalam praktiknya di Kacamatan
Purwokerto Utara sudahlah berjalan dengan baik karena didukung dengan
beberapa sumberdaya baik fasilitas maupun manusia. Namun upaya PATEN
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat masih terhambat oleh dimensi
waktu penyelesaian pelayanan meskipun prosedur dan waktu penyelesaian sudah
ditetapkan oleh penyelenggara namun masih juga tidak tepat.
Daftar Pustaka
Surat Keputusan Bupati Banyumas Nomor 138/1076/ Tahun 2014 Tentang
Penetapan Kecamatan Sebagai Pennyelenggara Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan Kabupaten Banyumas.
Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
Dwiyanto, Agus. (2008). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nuh, Muhammad. 2009. Administrasi Negara Isu-Isu Kontemporer; Inovasi
Governance dan Kinerja di Sektor Publik. Jakarta. Graha Ilmu.
Savitri, Riana. 2015. Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN) di Kecamatan Siak (Studi Kasus Pelayanan Non Perizinan).
Jurnal FISIP Volume 2 No. 2

Anda mungkin juga menyukai