Teori keperawatan Virginia Henderson mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan & penyembuhannya…dimana individu tersebut akan mampu mengerjakan tanpa bantuan bila ia meiliki kekuatan, kemauan, & pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin”. Kebutuhan berikut ini seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Herderson, yaitu : a. Bernapas secara normal b. Makan dan minum yang cukup c. Eliminasi d. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki e. Istirahat dan tidur f. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian g. Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal h. Menjaga tubuh tetap bersih & rapi i. Menghindari bahaya dari lingkungan j. Berkomunikasi dengan oorang lain k. Beribadah menurut keyakinan l. Bekerja yang menjanjikan prestasi m. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi n. Belajar, menggali/memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal 2. FAYE GLENN ABDELLAH “Masalah Keperawatan” Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye abdellah meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial & spritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan & keterampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, tumbang manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu – ilmu dasar & keterampilan keperawatan tertentu. Perawat akan pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah & juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalam bidang – bidang berikut ini: a. Kenyaman, kebersihan, dan keamanan b. Keseimbangan fisiologi c. Faktor – faktor psikologi dan sosial d. Faktor – faktor sosiologi dan komunitas Dalam keempat bidang diatas, Abdellah menidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan Abdellah, yaitu: a. Mempertahankn kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik b. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal c. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera/trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi d. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki deformitas e. Memfasilitasi masukan O2 ke seluruh sel tubuh f. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh seluruh tubuh g. Mempertahankan eliminasi h. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit i. Mengenali respons - respon fisiologi tubuh terhadap kondisi penyakit, fisiologi dan kompensasi j. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi k. Mempertahankan fungsi sensorik l. Mengidentifikasi dan menerima eksperi, perasaan dan reaksi (+) dan (-) m. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organik n. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal o. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif p. Memfasilitasi pencapaian tujuan spritual personal yang progresif q. Menghasilkan dan atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik r. Memfasilitasikan keasadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda s. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosional t. Menggunakan sumber - sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit. u. Memahami peran dari masalah sosial sebagai factor - faktot yang mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit 3. LYDIA E. HALL “Model; Inti, asuhan dan pengobatan” Teori keperawatan menurut Lydia E. hall ini antara lain Core: Pemeliharan, Care: Pemusatan, & Cure: Pengobatan. Dimana lingkungan merupakan peran yang sangat penting untuk proses keperawatan karena lingkungan sebagai lahan praktek medik mandiri dan perawat sebagai pemberi perawatan yaitu untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit, seorang klien dibentuk oleh bagian – bagian berikut yang saling tumpang tindih yaitu manusia (inti), status penyakit dan pengobatan (penyembuhan) serta tubuh (perawatan). 4. DOROTHEA E. OREM “Teori Keperawatan Defisit Perawatan Diri” Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Ada 3 prinsip dalam perawatan diri sendiri atau perawatan mandiri, yaitu: a. Perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistik meliputi kebutuhan O2, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, mencegah trauma serta kebutuhan lainnya. b. Perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbang manusia. c. Perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan. Menurut orem, perawat dibutuhkan ketika seseorang membutuhkan asuhan keperawatan karena ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri. Area kerja perawat antar lain membina & mempertahankan hubungan terapeutik antara pasien, menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau pertolongan, memperhatikan respons pasien, memberi pertolongan langsung kepada individu dan keluarga serta bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan dan kemampuan pasien. Oleh karena itu terdapat 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu: a. Perawat memberi perawatan total ketika pertamakali askep dilakukan krn tingkat ketergantungan pasien yg tinggi. b. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam melakukan tindakan keperawatan. c. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat 5. IDA JEAN ORLONDO “Teori Respon Disiplin Profesional” Menurut Ida Orlondo, klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal. Teori Orlondo secara radikal mengubah fokus keperawatan dari diagnosa medis klien dan kegiatan - kegiatan otomatis ke prilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan. Teori Orlondo terdiri dari kerangka konsep bagi profesi keperawatan. 3 elemen yaitu prilaku klien, reaksi perawat & tindakan keperawatan membentuk situasi keperawatan. Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapat dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami oleh klien. 6. IMOGENE KING “Teori Pencapaian Tujuan” Asumsi yang mendasari kerangka konsep king, yaitu: a. Askep berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang b. Tujuan Asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan masyarakat c. Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai dari teori King berfokus pada interaksi 3 sistem yaitu sistem personal (setiap individu mempunyai sistem kepribadian tertentu dan kepribadian tersebut dipengaruhi oleh persepsi, konsep diri, pertumbangan, gambaran diri, tempat & waktu). Sistem interpersonal (sistem ini terbentuk karena hasil interaksi manusia, komunikasi, perjanjian, stress dan peran) dan sistem sosial (meliputi keluarga, kelompok keagamaan, sistem pendidikan, sistem pekerjaan dan kelompok sebaya). Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien meliputi sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh prilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif tehadap lingkungan. Menurut King tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai jika perawat dan klien saling bekerjasama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang hendak dicapai. 7. DOROTHY E. JOHNSON “Sistem Model Prilaku” Jonhson menyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap prilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik, mental, emosi & sosial terhadap lingkungan internal & eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu terutama koping atau pemecahan masalah yang dilakukan ketika klien sakit. Menurut Jonhson ada 4 tujuan asuhan keperawatan yaitu agar tingkah laku klien sesuai dengan tuntutan & harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya. 8. CALLISTA RAY “Teori Adaptasi Keperawatan” Asumsi dasar model adaptasi Ray, yaitu: a. Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial. b. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat (+) atau (-) untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh 3 komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, kondisi dan situasi yang ada serta keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi. c. Setiap individu berespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang (+), kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri. d. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemapuan beradaptasi. e. Singkatnya, Ray menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara konstan atau selalu beradaptif terhadap perubahan lingkungan. Ray mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri. Menurut Ray, peran perawat adalah membantu klien beradaptasi terhadap perubahan yang ada. 9. BETTY NEUMAN “Sistem Model” Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistik & pendekatansistem terbuka. Bagi Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dari fisiologi, sosialkultural & variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal terdiri dari segala sesuatu pengaruh yang berasal di luar diri klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha klien untuk menciptakan lingkungan yang aman, yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang disadari maupun yang tidak disadari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stressor intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal. Neuman menyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membentuk individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat mengkaji, mengatur dan mengevaluasi sisitem klien. Perawatan berfokus pada variabel - variabel yang mempengaruhi respons klien terhadap stressor. Tindakan keperawatan terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada tindakan mengidentifikasi adanya stressor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping klien yang konstruktif. Pencegahan Sekunder berfokus pada tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor. Pencegahan Tersier berfokus pada tindakan pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit serta untuk membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama. 10. MARTHA E. ROGERS “Manusia Sebagai Unit” Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta antara lain antropplogi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan Asumsi dasar teori Roger tentang manusia antara lain sebagai berikut: a. Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya b. Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan disekelilingnya c. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. Jalan hidup seseorangg berbeda dengan orang lain d. Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya. e. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa teori Roger berfokus pada manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurutnya, lingkungan adalah segala hal yang berada di luar diri individu.