2. TEORI PEPLAU
Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif yang
menghasilkan hubungan antara perawat dan klien.Berdasarkan teori ini klein adalah individu
dengan kebutuhan prasaan,dan keperawatan dalam proses interpersonal dan terapeutik. Teori
Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat dan klien membentuk
suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan
sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
:Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi.
3. TEORI HENDERSON
Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955) mencakup seluruh
kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai:Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki konstribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya dimana individu tersebut akan
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan
yang dibutuhkan.
4. TEORI ABDELLAH
Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.(1960) meliputi pemberihan
asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik klien maupun keluarga. Dalam teori Abdellah
mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21 masalah
keperawatan abdellah. Salah satu diantaranya:
Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi
Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan memberbaiki defermitas
Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
5. TEORI ORLANDO
Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,dimana bila
kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan berkurang,meningkatkan kepuasan atau mendorong
pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando mengandung konsep
kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen yaitu : perilaku klien,
reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi perawat setelah perawat memperkirakan
kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan , lalu
bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.
6. TEORI LEVINA
Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai, dimana
perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam menguasai
organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya.
Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi utama dalam
pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau terapeutik.
7. TEORI JOHNSON
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana stres aktual atau torensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien dapat
bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya ( Johnson,1968). Teori Johnson berfokus
pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan perilaku berikut:
Perilaku mencari keamanan
Perilaku mencari perawatan
Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan kultural
Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
Perilaku seksual dan identitas peran
Perilaku melindungi diri sendiri
8. TEORI ROGERS
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita
sakit serta penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya
kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan
dan perkembangan seseorang
9. TEORI OREM
Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang
diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung
jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka. Menurut
OREM asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup,
memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan Perawatan Diri Orang dewasa
dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan
untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat :
Syarat universal : fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya.
Seorang ibu berumur 45 tahun dirawat di rumah sakit sejak 2 minggu lalu,
didiagnosis mengalami Ca Servix stadium lanjut (stadium 4). Dia tidak mau makan,
mengurung diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dan suaminya,
kadang marah tanpa sebab, ekspresinya terlihat sedih, kadang menangis, dan ia menolak
pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh perawat karena ia merada umurnya tidak
lama lagi.
Dalam kasus yang digambarkan diatas perawat perlu memahami perilaku yang
ditunjukkan oleh ibu tersebut yaitu membantu mengatasi masalah yang dirasakan dan
menerapkan prinsip hubungan manusia pada masalah yang muncul pada ibu tersebut.
Berdasarkan data ibu itu mengalami depresi.
Perawat perlu melakukan hubungan interpersonal dengan ibu itu karena pada saat
seseorang mengalami depresi ia membutuhkan orang lain yang mendengarkan, menerima,
dan memahami dirinya. Hubungan interpersonal antara perawat dan ibu tersebut melalui 4
tahap yaitu:
1. Tahap orientasi
Perawat mencoba mendekati klien dan membangun hubungan saling
percaya, Perawat memperkenalkan dirinya dan menunjukkan sikap mau membantu
klien. Pada fase ini perawat berperan sebagai role of the stranger, dimana perawat
sebagai orang lain bagi ibu itu, maka ia harus berbicara dengan sopan, jujur dan
menerima klien apa adanya.
2. Tahap idetifikasi
Pada fase ini perawat menjalankan peran sebagai peran wali (Surrogate
rule), sikap dan tingkah laku perawat menciptakan perasaan tertentu ( Feeling tones)
dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan sebelumnya.
Perawat maupun ibu itu merasakan adanya keterikatan (Inerpenden), independen
dan interdependen.
3. Tahap exploitasi
Perawat berusaha menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi klien untuk
mengikuti pengobatan dan perawatan yang diberikan dan meningkatkan spiritual
kepada keluarga untuk bisa menerima dan ikut mensuport klien. Pada fase ini juga
perawat menjelaskan perannya sebagai narasumber ( role of resorce person), peran
pengajar (teaching role), peran kepemimpinan dan peran konseling.
4. Tahap Resolusi
Pada tahap ini perawat bersama ibu tersebut, menyimpulkan apa yang sudah
dicapai selama interaksi dilakukan dan bagaimana interaksi dapat dilanjutkan
terhadap masalah lain yang mungkin terjadi pada ibu ity. Dalam fase ini peran
perawat sebagai pemimpin (leadership role).
Kesimpulan :
Berdasarkan penjelasan diatad dapat disimpulakn bahwa teori Peplau
menjelaskan bahwa teori Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawar berupaya mengambangkan hubungan
antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagau narasumber, konselor,
dan wali.