Anda di halaman 1dari 31

MODEL KEPERAWATAN

GERONTIK
Ns. Bahtiar, M.Kep., Sp.Kep.Kom

MK Keperawatan Gerontik
Model keperawatan adaptasi Roy
• Model yang memandang manusia sebagai suatu sistem adaptasi mulai dari
tingkatan individu itu sendiri sampai ke adaptasi dengan lingkungan.
• Teori ini menjelaskan proses keperawatan yang bertujuan membantu seseorang
untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi
peran, dan hubungan interdependensi selama sehat sakit (MarrinerTomery, 1994
dan Rofikoh, 2014)
• Model Adaptasi Roy (RAM) hadir sebagai desain bahwa respon perilaku dapat
dihubungkan dengan cara tiga rangsangan: fokal, kontekstual, dan residual;
proses kontrol atau mekanisme koping dapat diakses melalui sistem regulator dan
kognator untuk individu, dan melalui stabilizer dan inovator subsistem untuk
kelompok.
• Tanggapan adaptif individu / kelompok, yang berfungsi untuk mempertahankan
adaptasi individu dan perubahan lingkungan dan akhirnya meningkatkan
kesehatan, kemudian dinilai dalam empat mode adaptif: fisiologis, identitas
konsep diri-kelompok, fungsi peran, dan interdependensi
Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera
Contoh: kerusakan pada ginjal tersebut yang bisa menyebabkan retensi cairan intraseluler,
hiperkalemia, pada respon fisiologis pada lansia dengan GGK.
Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun
eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif
dilaporkan.
Contoh: ketidakmampuan lansia dalam mengontrol intek cairan, ketidakseimbangan nutrisi
bahkan mal nutrisi, ketidakpatuhan pasien dalam program pengobatan
Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi
sukar untuk diobservasi.
Contoh: kurangnya pengetahuan lansia dalam memahami pentingnya pembatasan cairan dan
pengaturan diit pasien hemodialisisa
Unitary Human Being (manusia yang
seutuhnya)Roger
UNITARY Human Beings merupakan model teori
keperawatan Martha Elizabeth Rogers,

Teori memandang tentang manusia/individu sebagai


unit yang utuh dan lingkungan sebagai integrasi
sumber energi untuk proses  kehidupan manusia. 

Antara alam semesta dan manusia, akan terjadi


pertukaran energi maupun materi yang berlangsung
secara terus-menerus. 
Dalam praktiknya, seorang perawat harus dapat memandang individu secara utuh dan
holistik. Artinya bahwa dalam memberikan perawatan tidak hanya melihat pada
kondisi fisiknya saja, melainkan dapat memberikan asuhan keperawatan secara
komperehensif pada semua aspek biologis, psikologis ,sosio, spiritual dan kultural

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan


individu.  

Selain itu  mengendalikan lingkungan internal dan external juga  dapat membantu
pasien dalam mencapai level tertinggi kesehatannya.
Penerapannya Teori Roger pada asuhan keperawatan

dapat mengubah pola


medan energi manusia
yang pada gilirannya
akan memiliki kemampan
Terapi akupuntur
untuk mengubah bidang
lingkungan dan efektif
dalam meningkatkan
kesehatan. 
Model konseptual keperawatan Neuman

Teori ini dikembangkan oleh Betty Neuman

Model Sistem Neuman menggunakan sebuah sistem pendekatan untuk


menggambarkan bagaimana klien mengatasi tekanan (stressor) dalam
lingkungan internal atau eksternal mereka.

Perawat yang menggunakan teori Neuman dalam praktek pelayanan mereka


berfokus pada respons klien terhadap tekanan
Betty Neuman mendifinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistik ( fisiologis, psikologis, social
budaya, perkembangan dan variabel spiritual) dan pendekatan
sistem terbuka. 

Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan


dan disesuaikan oleh lingkungan, yang digambarkan sebagai
stressor
Model Konsep Keperawatan Virginia
Henderson
teori keperawatan Virginia Henderson mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia

keperawatan sebagai membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas
yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, dimana individu tersebut akan
mampu mengerjakanya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan.

Hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin
Kebutuhan Dasar Manusia Menurut
Virginia Henderson
1. Bernafas secara normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
Kebutuhan Dasar Manusia Menurut
Virginia Henderson (2)
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
Model konseptual Budaya Leininger

Madeleine Leininger (1925-2012) merupakan salah satu tokoh


penting dalam perkembangan dunia keperawatan.

Kontribusi yang hingga kini digunakan dalam praktik keperawatan


adalah teorinya yakni Transcultural Nursing (Keperawatan
Transkultural) atau sering disebut juga Culture Care Theory (Teori
Perawatan Budaya).
• Teori trascultural nursing dipandang sebagai pengetahuan
tentang individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan
institusi dalam sistem perawatan kesehatan yang beragam. 
• Fokus utama teori Leininger adalah asuhan keperawatan
sesuai dan memiliki manfaat bagi orang tanpa melihat latar
belakang budaya yang berbeda atau serupa.
• Teori
Leininger melibatkan pengetahuan dan pemahaman
budaya yang berbeda sehubungan dengan praktik
keperawatan.
• Transcultural nursing bertujuan memberikan asuhan
yang sesuai dengan nilai-nilai budaya, keyakinan dan
praktik.
• Pengetahuan budaya memainkan peran penting bagi
perawat untuk menangani pasien.
• Teori ini membantu perawat untuk memahami dan
menghormati keragaman yang sering kali ada dalam
perawatan pasien.
• Melalui
teori Leininger ini membantu perawat
untuk mengamati bagaimana latar belakang
budaya pasien dikaitkan dengan kesehatannya.
• menggunakan pengetahuan itu untuk membantu
rencana keperawatan yang akan membantu
pasien menjadi sehat dengan cepat sambil tetap
peka terhadap budaya atau keyakinan pasien.
Model konseptual perilaku Johnson

Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan


dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku
yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit

Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik


fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan
eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya.
Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan
keperawatan kepada individu, yaitu :

agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan


masyarakat

mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya

bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif

mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.


Poin penting teori johnson
1.      Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan stabil dinamis.
2.      Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri 8 subsistem
3.      Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan keseimbangan
4.      Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik.
5.      Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban hidup
6.      Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien
dalam menghadapi stress fungsi dan fisik
7.      Konsekuensi tindakan keperawatan
Model konseptual Self care Orem
• Salah satu model konseptual yang diterapkan oleh perawat
adalah teori Self Care Deficit oleh Dorothea Orem.
• Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan
seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga
tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraanya. 
• Teori ini memberikan landasan bagi perawat pentingnya
memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan
menempatkan klien dalam posisi dependen.
Orem menyatakan bahwa self care itu bukan proses intuisi tetapi
merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Asuhan keperawatan yang diberikan perawat dilakukan dengan


keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat
diri sendiri sehingga membantu individu dalam memenuhi kebutuhan
hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
• Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan “self care”
yang dipublikasikan Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk
teori kemandirian yang disampaikan Orem dalam capable of self care
(mampu merawat diri sendiri) yakni:
1. Teori Self Care
2. Teori Self Care Deficit
3. Teori Nursing System
Teori Self Care

Teori ini mengungkapkan hubungan antara


tindakan untuk merawat diri dengan
perkembangan fungsi individu. 

Self care adalah performance atau praktek


kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam
memelihara kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. 
Teori Self Care Deficit

Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien


dalam hal ini lansia dalam merawat diri.

Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa


(pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas
dalam melakukan self care secara efektif. 
Asuhan keperawatan diberikan jika kemampuan merawat
berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
ketergantungan.
• Dalam teori ini Orem mengungkapkan ada lima metode yang dapat
digunakan dalam membantu self care, yakni:
1. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain
2. Memberikan petunjuk dan pengarahan
3. Memberikan dukungan fisik dan psychologis
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal
5. Pendidikan
Teori Nursing System
• Nursing system dibuat oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self
care. Jika ada self care deficit, self care agency, dan self therapeutic
maka keperawatan akan diberikan. Orem mengidentifikasi tiga
klasifikasi dari nursing system yaitu:
1. Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat melakukan
tindakan self care.
2. Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki peran yang
sama dalam melakukan tindakan self care.
3. Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat membentuk atau
dapat belajar membentuk internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat
melakukannya tanpa bantuan.

Anda mungkin juga menyukai