Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA
PENJAJAKAN TAHAP 2

Disusun Oleh :
YENI NOVIYANTI
NIM. 433131490120070

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang
Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 413116,
Indonesia
2020/2021
A. Konsep Asuhan KeperawatanKeluarga Pada Pasien TB Paru

1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan

ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus

tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian

yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan

menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan

sederhana (Suprajitno: 2004).


Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan

informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat

pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)

a. Pengumpulan data

1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat

tinggal, dan tipe keluarga.

2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

a) Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh

Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi

makanan yang bayak mengandung garam, zat pengawet,

sertaemosi yang tinggi.

b) Pemanfaat anfasilitas kesehatan

Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit

stroke faserehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.

c) Pengobatan tradisional

Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi,

keluarga bias memanfaatkan pengobatan tradisional dengan

minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagidan sore.

3) Status Sosial Ekonomi

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga

dalam mengenal TB Paru beserta pengelolaannya. berpengaruh


pula terhadap polapikir dan kemampuan untuk mengambil

keputusan dalam mengatasi masalah dan gantepat dan benar.

b) Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh

terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan

pada anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena

TB Paru. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidak

mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-

sumber yang ada pada keluarga.

4) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurutfriedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai l

ahir hingga saat ini. Termasuk riwayat perkembangan dan kejadian

serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan

kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum

terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat

mengakibatkan kecemasan.

5) Aktiftas

Aktifitasfisik yang keras dapat menambah terjadinya

peningkatan tekanan darah. Serangan TB Paru dapat timbul

sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olahraga

(Friedman, 1998:9).

6) Data Lingkungan

b. Karakteristikrumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti

lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangi

factor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke

faserehabilitasi.

c. Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan di

pengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat

mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada TB Paru

7) Struktur Keluarga

a) Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan

pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

teurapetik merupakan suatu tekhnik dimana usaha mengajak

pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.

Tekhniktersebutmencakupketerampilansecara verbal maupunnon

verbal, empatidan rasa kepedulian yang tinggi.

b) Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi

kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress

psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.

c) Struktur peran

Menurut Friedman (1998), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membua

tanggota keluarga puasa tau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan

harapan makaakan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.

8) Fungsi Keluarga

a) Fungsi afektif

Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang

menderita TB Paru, makaakan menimbulkan stressor tersendiri

bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang

dapat menambah seringnya terjadi serangan TB Paru karena

kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit (Friedman, 1998).

b) Fungsi sosialisasi .

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga

yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan

sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada

anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menja

disepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan

mudah stress.

c) Fungsi kesehatan

PENJAJAKAN TAHAP 2
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan Pola Napas pada keluarga bapak T
terutama bapak T (00032)
TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan
Apakah keluarga mengetahui penyakit, penyebab, dan tanda gejala
dari penyakit TB paru, apakah keluarga mengetahui nilai normal
pernapasan
TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga ditanyakan saat ada anggota keluarga yang sakit apakah
langsung dibawa ke pelayanan kesehatan, atau dibiarkan saja, dan
apakah keluarga mampu mengambil keputusan terkait tindakan apa
yang akan dilakukan pada pasien dengan TB Paru
TUK 3 : keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Apakah keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan seperti banyak
secret yang menumpuk, sesak napas, dan batuk. Apa yang keluarga
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, apakah keluarga
mengetahui teknik batuk efektif.
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Apakah keluarga mampu memodifikasi lingkungan, seperti
mengurangi merokok, selaku memakai APD saat kontak dengan
hewan, apakah pencahayaan ventilasi memadai, berapa ukuran
ventilasi rumah.
TUK 5 : Keluarga mampu memanfaat kan fasilitas pelayanan
Kesehatan
Apakah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, apakah
keluarga lebih percaya pada dukun, apakah keluarga mempunyai
JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat). Apakah keluarga
mampu rutin cek kesehatan ke pelayanan kesehatan.

Diagnosa 2 : Defisiensi pengetahuan keluarga bapak T (00126)


TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan
Apakah keluarga mengetahui penyakit, penyebab, dan tanda gejala
dari penyakit TB paru, apakah keluarga mengetahui nilai normal
pernapasan
TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga ditanyakan saat ada anggota keluarga yang sakit apakah
langsung dibawa ke pelayanan kesehatan, atau dibiarkan saja, dan
apakah keluarga mampu mengambil keputusan terkait tindakan apa
yang akan dilakukan pada pasien dengan TB Paru
TUK 3 : keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Apakah keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan seperti banyak
secret yang menumpuk, sesak napas, dan batuk. Apa yang keluarga
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, apakah keluarga
mengetahui teknik batuk efektif, apakah keluarga mengetahui
tindakan teknik relaksasi napas dalam
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Apakah keluarga mampu memodifikasi lingkungan, seperti
mengurangi merokok, selaku memakai APD saat kontak dengan
hewan, apakah pencahayaan ventilasi memadai, berapa ukuran
ventilasi rumah.
Apakah anggota keluarga yang menderi TB Paru mampu
melaksanakan modifikasi lingkungan berupa pengaturan makan tinggi
kalori – tinggi protein
TUK 5 : Keluarga mampu memanfaat kan fasilitas pelayanan
Kesehatan
Apakah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, apakah
keluarga lebih percaya pada dukun, apakah keluarga mempunyai
JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat). Apakah keluarga
mampu rutin cek kesehatan ke pelayanan kesehatan. Apakah saat ini
keluarga yang mengalami TB Paru sedang menjalani program
pengoobatan

Diagnosa 3 : Ketidakpatuhan pada keluarga bapak T (00079)


TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan
Apakah keluarga mengetahui proses penyakit yang diderita, apakah
keluarga mengetahui pentingnya menjalani pengobatan secara rutin
TB Paru
TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga ditanyakan apakah saat ini mampu menjalani pengobatan
secara rutin. Apakah keluarga yang mengalami TB paru pernah menga
TUK 3 : keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Apakah keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan seperti banyak
secret yang menumpuk, sesak napas, dan batuk. Apa yang keluarga
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, apakah keluarga
mengetahui teknik batuk efektif, apakah keluarga mengetahui
tindakan teknik relaksasi napas dalam. Apakah saat menjalani
program pengobatan anggota keluarga patuh menjalani pengobatan.
Apakah anggota keluarga pernah tidak minum obat atau lupa minum
obat OAT (obat anti tuberkulosis)
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Apakah keluarga mampu memodifikasi lingkungan, seperti
mengurangi merokok, selaku memakai APD saat kontak dengan
hewan dan terkena asap dari pembakaran sampah
TUK 5 : Keluarga mampu memanfaat kan fasilitas pelayanan
Kesehatan
Apakah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, apakah
keluarga lebih percaya pada dukun, apakah keluarga mempunyai
JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat). Apakah keluarga
mampu rutin cek kesehatan ke pelayanan kesehatan. Apakah saat ini
keluarga yang mengalami TB Paru sedang menjalani program
pengoobatan

Diagnosa 4 : Perilaku keesehatan cenderung beresiko (00188)


TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan
Apakah keluarga mengetahui faktor-faktor apa saja yang berisiko
terhadap masalah kesehatan.
TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga ditanyakan apakah saat ini mampu menjalani pengobatan
secara rutin. Apakah keluarga yang mengalami TB paru pernah menga
TUK 3 : keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Apakah keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan seperti banyak
secret yang menumpuk, sesak napas, dan batuk. Apa yang keluarga
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, apakah keluarga
mengetahui teknik batuk efektif, apakah keluarga mengetahui
tindakan teknik relaksasi napas dalam. Apakah saat menjalani
program pengobatan anggota keluarga patuh menjalani pengobatan.
Apakah anggota keluarga pernah tidak minum obat atau lupa minum
obat OAT (obat anti tuberkulosis)
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Apakah keluarga mampu memodifikasi lingkungan, seperti
mengurangi merokok, selaku memakai APD saat kontak dengan
hewan dan terkena asap dari pembakaran sampah.
TUK 5 : Keluarga mampu memanfaat kan fasilitas pelayanan
Kesehatan
Apakah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, apakah
keluarga lebih percaya pada dukun, apakah keluarga mempunyai
JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat). Apakah keluarga
mampu rutin cek kesehatan ke pelayanan kesehatan. Apakah saat ini
keluarga yang mengalami TB Paru sedang menjalani program
pengoobatan. Apakah keluarga pernah putus obat, apakah keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk melakukan pengobatan ulang.

Diagnosa 5 : Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan pada keluarga


bapak T (00099)
TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah Kesehatan
Apakah keluarga mengetahui kondisi rumah dan lingkungan yan sehat
dan yang berisiko terhadap masalah kesehatan seperti TB Paru
TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga ditanyakan apakah saat ini mampu menjalani pengobatan
secara rutin. Apakah keluarga yang mengalami TB paru pernah menga
TUK 3 : keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Apakah keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan seperti banyak
secret yang menumpuk, sesak napas, dan batuk. Apa yang keluarga
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, apakah keluarga
mengetahui teknik batuk efektif, apakah keluarga mengetahui
tindakan teknik relaksasi napas dalam. Apakah saat menjalani
program pengobatan anggota keluarga patuh menjalani pengobatan.
Apakah anggota keluarga pernah tidak minum obat atau lupa minum
obat OAT (obat anti tuberkulosis)
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Apakah keluarga mampu memodifikasi lingkungan, seperti
mengurangi merokok, selaku memakai APD saat kontak dengan
hewan dan terkena asap dari pembakaran sampah. Apakah ventilasi
rumah dengan pencahayaan yang memadai atau tidak, berapa luas
ventilasi apakah < luas lantai atau lebih dari luas lantai rumah.

TUK 5 : Keluarga mampu memanfaat kan fasilitas pelayanan


Kesehatan
Apakah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, apakah
keluarga lebih percaya pada dukun, apakah keluarga mempunyai
JAMKESMAS (jaminan kesehatan masyarakat). Apakah keluarga
mampu rutin cek kesehatan ke pelayanan kesehatan. Apakah saat ini
keluarga yang mengalami TB Paru sedang menjalani program
pengoobatan. Apakah keluarga pernah putus obat, apakah keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk melakukan pengobatan ulang.

9) Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang

mengalami masalah yang belum terselesaikan.

10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif,

pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut

sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan

masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.

11) Kopingkeluarga

Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping

keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota

keluarga yang berkepanjangan.


2. Diagnosa keperawatan

Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa keperawatan adalah pernyataan

yang menggambarkan respon manusia atas perubahan polainteraksi

potensial atau actual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi

dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi

dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari

kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.

Dalam diagnosa keperawatan meliputi sebagai berikut :

a. Problem atau masalah

Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang

dialami oleh keluargaa atau anggota keluarga.

b. Etiologi

Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan

mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi

dari diagnosis keperawatan keluarga adalah :

a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan

persepsi).

b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).


c) Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu

prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik

finansial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik dan

psikologis).

c. Symptom

Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari

keluarga secara langsung atau tidak langsung.

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami

oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual

dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan

perawat.

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan

mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat

ditingkatkan.

Contoh Diagnosis keperawatan keluarga

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

3. Koping keluarga tidak efektif

4. Resiko ketegangan caregiver


5. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

6. Gangguan proses keluarga

Prioritas Diagnosa Keperawatan

Proses scoring menggunakanskala yang telahdirumuskanolehBailondanMaglaya,

1978.

Tabel 1. Prioritas diagnosa keperawatan

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifatmasalah : 1
 Tidak/kurangsehat. 3
 Ancamankesehatan. 2
 Krisis atau keadaan sejahtera. 1
2 Kemungkinanmasalahdapatdiubah : 2
 Denganmudah. 2
 Hanyasebagian. 1
 Tidakdapat. 0
3 Potensialmasalahuntukdicegah : 1
 Tinggi. 3
 Cukup. 2
 Rendah. 1
4 Menonjolnyamasalah : 1
 Masalah berat harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu harus 1
segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnose keperawatan:

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.

2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot

3) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor tertinngi sama dengan jumlah bobot,

yaitu 5).
3. PerencanaanKeperawatan keluarga

Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluargaa dalah

sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawa tuntuk dilaksanakan

dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah

diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.

Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah :

a. Menentukan sasaran atau goal

Sasarana dalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang

akan dicapai melalui segala upaya, dimana masalah (Problem)

digunakan untuk merumuskan tujuan akhir (TUM)

b. Menentukan tujuan atau objektif


Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih

terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang

akan dilakukan, dimana penyebab (Etiologi) digunakan untuk

merumuskan tujuan (TUK).

c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan.

Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada

sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan

masalah.

d. Menentukan criteria dan standart criteria

Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk

mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standart menunjukkan tingkat

performance yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku

yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.

Standart mengacukepada lima tugas keluarga sedangkan criteria

mengacu kepada 3 hal, yaitu:

1) Pengetahuan (Kognitif) Intervensi

Ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi,

dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga

2) Sikap (Afektif)

Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam

berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap

masalah yang dihadapi


3) Tindakan (Psikomotor)

Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga

dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang

menguntungkan.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :

a) Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu

yang sesuai dengan kondisi klien.

b) Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.

c) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang

dimiliki oleh keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien

sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.

d) Pelaksanaan.

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses

keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk

membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah

perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga

didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.

e) Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara

hasil, implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan

untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil

sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

Metode evaluasi keperawatan, yaitu :

a. Evaluasi formatif (proses)


Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan

keperawatan dan bertujuan untuk menilai hasil

implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang

dilakukan, system penulisan evaluasi formatif ini biasanya

ditulis dalam catatan kemajuan atau menggunakan system

SOAP.

b. Evaluasi sumatif (hasil)


Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, system
penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan
ringkasan.

Anda mungkin juga menyukai