Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN BROMKOPNEUMONIA

OLEH :

KELOMPOK 4

KEPERAWATAN ANAK

1) Mia Triana (433131490120020)


2) Mochamad Fajar Pmungkas (433131490120021)
3) Mochammad Dwi Mahendra (433131490120022)
4) Muhamad Faisal Firdaus (433131490120023)
5) Muhammad Suhaerul (433131490120024)
6) Neng Dewi Hasnah (433131490120025)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes KHARISMA KARAWANG
Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316
2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
KASUS BRONKOPNEUMONIA
An. Y seorang anak laki laki berusia 8 tahun dirawat dengan demam tinggi dan batuk sejak 2
hari yang lalu. Saat ini ibu mengatakan bahwa batuk anaknya makin sering dengan dahak kental
berwarna kuning dan jumlah lumayan disertai sulit bernafas. Hasil pengkajian TD 100/70
mmHg, nadi 90 x/menitt, suhu 38 C, RR 54x/menit, suara nafas ronkhi basah di segmen paru
kanan atas, terdapat retraksi dada, pernapasan cuping hidung, terpasang Nasal kanul 2 liter per
menit, infus RL dengan terapi 500 cc/24 jam, pasien mendapat terapi inhalasi per 12 jam. Pasien
tidak nafsu makan karena mual, bb saat ini 20 kg, porsi makan hanya habis 4 sendok makan.
Tugas Mahasiswa:

1. Baca kasus dibawah ini


2. Kerjakan kasus tersebut dengan menggunakan form asuhan keperawatan yang telah
dibagikan
3. SDKI, SLKI dan SIKI menjadi acuan utama dalam menegakkan diagnosa keperawatan

A. Analisa Data

Tgl Data Fokus Masalah Penyebab


06-11-2020 DS : Bersihan Jalan Bakteri/virus memasuki saluran
pernapasan
 Ibu mengatakan An. Y batuk Napas Tidak
sejak 2 hari yang lalu Efektif
Mencapai lobus paru
 Saat ini ibu mengatakan bahwa [D.0001]
batuk anaknya makin sering
Proliferasi sel epitel di kelilingi
dengan dahak kental berwarna
basil dan membentuk dinding
kuning dan jumlah lumayan
antara basil dan organ terinfeksi
disertai sulit bernafas
DO :
Proses peradangan
 Suara nafas ronkhi basah di
segmen paru kanan atas,
Peningkatan produksi mukus
 Pasien mendapat terapi inhalasi
per 12 jam Hipersekresi Jalan Napas

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

06-11-2020 DS: Pola Napas Bakteri/virus memasuki saluran


pernapasan
 Ibu pasien mengatakan anak Tidak Efektif
sesak napas. [D.0005]
Infeksi saluran pernapasan bawah

DO:
 Suara nafas ronkhi basah di Peningkatan produksi mukus di
alveolus
segmen paru kanan atas,
 Penggunaan otot bantu napas
Proses Infeksi (Penurunan
[Retraksi dinding dada] Compliance Paru)
 RR 54x/m
 Pernapasan cuping hidung Suplai O2 menurun
 Terpasang Nasal kanul 2 liter
per menit Mekanisme kompensasi dengan
hiperventilasi
 Pasien mendapat terapi inhalasi
per 12 jam
Takipnea, retraksi dinding dada,
pernapasan cuping hidung

Pola Napas Tidak Efektif

06-11-2020 DS : Hipertermia Bakteri/virus memasuki saluran


pernapasan (Proses Infeksi)
 Ibu mengatakan An. Y demam [D.0130]
tinggi sejak 2 hari yang lalu
Mencapai lobus paru

DO :
Proliferasi sel epitel di kelilingi
 Suhu 38o C
basil dan membentuk dinding
 Pasien diberikan therapi infus
antara basil dan organ terinfeksi
500 cc / 24 jam
Proses peradangan

Peningkatan produksi mukus

Merangsang pelepasan pyrogen


oleh leukosit

Zat pyrogen tersebar dalam


peredaran darah

Pusat termoregulasi tubuh di


hipotalamus merespon dengan
peningkatan suhu tubuh

Hipertermia
06-11-2020 DS : Defisit Nutrisi Bakteri/virus memasuki saluran
pernapasan
 Ibu mengatakan Pasien tidak [D.0016]
nafsu makan karena mual, BB
Mencapai lobus paru
saat ini 20 kg, porsi makan
hanya habis 4 sdm
Proliferasi sel epitel di kelilingi
basil dan membentuk dinding
DO :
antara basil dan organ terinfeksi
 BB Ideal anak :
2 n (usia dalam tahun) + 8 =
Proses peradangan
2 x 8 + 8 = 24 kg
 Berat badan menurun minimal
Peningkatan produksi mukus
10% di bawah rentang ideal.
10% dari BB ideal pasien yaitu
Hipersekresi Jalan Napas
2,4 kg.
 BB ideal pasien yaitu 24 kg, BB
pasien saat ini yaitu 20 kg, maka Bau mulut tidak sedap karena

terjadi penurunan > 10% (2,4). penumpukan sekret


Anoreksia, Mual

Faktor Psikologis anak


(keengganan untuk makan)

Defisit Nutrisi

B. Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hipersekresi Jalan Napas [D.0001]
2. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Proses Infeksi Sekunder (Penurunan
Compliance Paru) [D.0005]
3. Hipertermia berhubungan dengan Proses Infeksi [D.0130]
4. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor Psikologis (keengganan untuk makan) [D.0016]

C. Perencanaan/Intervensi Keperawatan

Tgl No Tujian dan Kriteria Hasil Intervensi


.
Dx
.
06-11-2020 1 Setelah dilakukan tindakan INTERVENSI UTAMA :
keperawatan selama 3x24 jam
 Manajemen Jalan Napas [I.01011]
diharapkan masalah
 Latihan Batuk Efektif [I.01006]
keperawatan Bersihan Jalan
Napas Tidak Efektif teratasi INTERVENSI PENDUKUNG :
dengan kriteria hasil :
 Penghisapan Jalan Napas [I.01020]
Bersihan Jalan Napas
 Terapi Oksigen [I.01026]
[L.01001]
 Batuk efektif, 5
a. Manajemen Jalan Napas [I.01011]
(meningkat)
Rasional : Mengidentifikasi dan mengelola
 Bunyi wheezing &
kepatenan jalan napas
ronkhi, 4 (cukup
menurun) Observasi
 Produksi Sputum, 4
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
(cukup menurun)
napas)
 Dispnea, 4 (cukup
 Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
menurun)
mengi, wheezing, ronkhi kering, ronkhi basah)
 Frekuensi nafas, 4  Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
(cukup menurun) Terapeutik
 Pola napas, 4 (cukup
 Posisikan semi-fowler atau fowler
menurun)
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak


kontraindikasi
 Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, mukolitik, jika perlu

b. Latihan Batuk Efektif [I.01006]


Observasi
 Identifikasi kemampuan batuk
 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor input dan output cairan
Terapeutik
 Atur posisi semi-fowler atau fowler
 Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
 Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga
3 kali
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu

c. Penghisapan Jalan Napas [I.01020]


Observasi
 Auskultasi suara napas sebelum dan setelah
dilakukan penghisapan
 Monitor saturasi oksigen (SaO2 dan SvO2), status
neurologis (status mental, tekanan intrakranial,
tekanan perfusi serebral) dan status
hemodinamik (MAP dan irama jantung)
sebelum, selama dan setelah tindakan
 Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi
sekret
Terapeutik
 Gunakan teknik aseptik (mis. Gunakan sarung
tangan, kaca mata atau masker, jika perlu)
 Gunakan prosedural steril dan disposibel
 Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai
indikasi
 Pilih ukuran kateter suction yang menutupi tidak
lebih dari setengah diameter ETT lakukan
penghisapan mulut, nasofaring, trakea dan/atau
endotracheal tube (ETT)
 Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
(100%) paling sedikit 30 detik sebelum dan
setelah tindakan
 Lakukan penghisapan tdak lebih dari 15 detik
 Lakukan penghisapan ETT dengan tekanan
rendah (80 – 120 mmHg)
 Lakukan penghisapan hanya disepanjang ETT
untuk meminimalkan invasif
 Hentikan penghisapan dan berikan terapi
oksigen jika mengalami kondisi-kondisi seperti
bradikardi, penurunan saturasi
 Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan melakukan teknik napas dalam,
sebelum melakukan penghisapan di
nasothracheal
 Anjurkan bernapas dalam dan pelan selama
insersi kateter suction

d. Terapi oksigen [I.01026]


Observasi
 Monitor kecepatan aliran oksigen
 Monitor aliran oksigen secara periodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
 Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
Oksimetri, analisa gas darah), jika perlu
 Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
makan
 Monitor tanda-tanda hipoventilasi
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
 Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
 Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea,
jika perlu
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
 Berikan oksigen tambahan, jika perlu
 Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
 Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
06-11-2020 2 Setelah dilakukan tindakan Tindakan : Pemantauan Respirasi [I.01014]
keperawatan selama 3x24 jam
Observasi
diharapkan masalah
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
keperawatan Pola Napas
napas
Tidak Efektif teratasi dengan
 Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
kriteria hasil :
hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, Biot,
Pola Napas [L.01004]
ataksik, retraksi dada, napas cuping hidung)
 Dispnea, 4 (cukup
 Monitor kemampuan batuk efektif
menurun)
 Monitor adanya produksi sputum
 Penggunaan otot bantu
 Monitor adanya sumbatan jalan napas
napas, 4 (cukup
menurun)  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

 Pernapasan cuping  Auskultasi bunyi nafas

hitung, 4 (cukup  Monitor saturasi oksigen

menurun)  Monitor nilai AGD

 Frekuensi napas, 4  Monitor hasil x-ray toraks


(cukup membaik) Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan

06-11-2020 3 Setelah dilakukan tindakan Tindakan : Manajemen Hipertermia [I.15506]


keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan masalah  Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi,
keperawatan Hipertermia terpapar lingkungan panas, penggunaan
teratasi dengan kriteria hasil : inkubator)
Termoregulasi [L.14134]  Monitor suhu tubuh
 Hipoksia, 5 (menurun)  Monitor kadar elektrolit
 Suhu tubuh, 5  Monitor haluaran urine
(membaik)  Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi perbukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
06-11-2020 4 Setelah dilakukan tindakan Tindakan : Manajemen Nutrisi [I.03119]
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan masalah  Identifikasi status nutrisi
keperawatan Defisit Nutrisi  Identifikasi alergi dan intolenransi makanan
teratasi dengan kriteria hasil :  Identifikasi makanan yang disukai
Status Nutrisi [L.03030]  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Porsi makanan yang  Identifikasi perlunya penggunaan selang
dihabiskan, 5 nasogastrik
(meningkat)
 Monitor asupan makanan
 Verbalisasi keinginan
 Monitor berat badan
untuk meningkatkan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
nutrisi, 5 (meningkat)
Terapeutik
 Frekuensi makan, 5
(membaik)  Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Nafsu makan, 5  Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis,
(membaik) piramida makanan)
 Berat badan, 4 (cukup  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
membaik) sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis, pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai