Nim : 1910035044
Kelas : 1B D3-Keperawatan
PROSEDUR MEMANDIKAN
1. Definisi
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat, mulai dari dada, perut,
ekstremitas atas, punggung dan ekstremitas bawah untuk mempertahankan kebersihan
tubuh pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau tidak memerlukan bantuan
dari orang lain menggunakan air dan sabun mandi.
2. Tujuan
3. Indikasi
4. Kontraindikasi
1. Pada pasien yang menderita luka bakar
2. Pada pasien yang sedang koma
3. Pada pasien yang sedang terpasang alat-alat kesehatan
4. Pada pasien yang pasca operasi
1. Hindari tindakan yang ,emi,nulkan rasa malu pada pasien dan tetap menjaga
kesopanan.
2. Perhatikan keadaan umum pasien dan kelaianan pada badannya (misalnya lukadan
sebagainya.
3. Menanggalkan pakaian disesuaikan dengan urutan tindakan.
4. Washlap di basahi secukupnya, tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering.
5. Bila air sudah kotor segera di ganti.
6. Membersihkan daerah genetalia sebaiknya dilakukan oleh pasien sendiri, tetapi bila
pasien tidak sadar atau payah atau tidak dapat melakukan sendiri, pembersihan akan
dilkakukan oleh petugas.
7. Untuk pasien yang dapat mandi sendiri, petugas menyiapkan peralatan dan
membantu seperlunya.
N LANGKAH KERJA
O
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Membaca Catatan Keperawatan
2. Mencuci Tangan
3. Mempersiapkan Alat :
1. Dua Waskom mandi berisi air hangat 2/3 bagian dengan suhu kurang lebih 42-
43 derajat celcius (satu Waskom untuk air bersih dan satu Waskom untuk air
sabun)
2. Handuk mandi bersih dua buah
3. Waslah bersih dua buah
4. Sabun mandi dalam tempatnya
5. Sampho
6. Pakaian bersih satu stel
7. Talk / baby oil
8. Satung tangan bersih/handscoon
9. Tempat pakaian kotor
10. Kapas cebok
11. Bengkok
12. Perlak
13. Clemek
TAHAP ORIENTASI
1. Mengucapkan salam dan panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
4. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan menanyakan kesiapan klien.
5. Menutup sampiran
TAHAP KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menggenakan sarung tangan bersih
1. Menanyakan keluhan utama pada saat ini
2. Memulai kegiatan sesuai dengan prosedur
Pelaksanaan :
a. Pakaian bagian atas dibuka dan bagian tubuh yang terbuka ditutup dengan
selimut atau kain penutup
b. Pakaian yang kotor dimasukan ke dalam ember yang tertutup/tempat pakaian
kotor.
Membersihkan wajah :
a. Handuk di bentang di atas bantal di bawah kepala pasien.
b. Dengan waslap le,bab membersihkan mata mulai dari sudut mata dekat hidung
ke arah keluar sampai bersih.
c. Dengan waslap lembab tanpa sabun membersihkan wajah pasien.
d. Menawarkan penggunaan sabun untuk daerah wajah.
e. Membersihkan wajah, telinga, leher dengan menggunakan waslap lembab yang
diberi sabun dan di bilas sampai bersih.
f. Mengeringkan dengan handuk .
g. Mengangkat handuk pindahkan ke bawah lengan.
Membersihkan daerah ekstremitas lengan :
a. Lengan sebelah kiri diangkat, kemudian bentang handuk secara memanjang
sehingga seluruh lengan dapat diletakkan di atas handuk.
b. Membasahi lengan pasien dengan waslap sabun dari arah proximal ke distal
dengan satu arah, kemudian dibilas dengan waslap basah sampai bersih. Mulai
dari lengan yang lebih jauh dari perawat.
c. Mengeringkan lengan dengan handuk sampai kering.
d. Membersihkan lengan yang lebih dekat dengan perawat sama dengan
membersihkan lengan sebelumnya.
Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut :
a. Kedua lengan diangkat ke atas dan diletakkan di samping kepala pasien.
b. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan dan dilipat sampai daerah os.pubis.
c. Handuk dibentangkan pada bagian sisi pasien.
d. Membersihkan daerah dada, ketiak dan perut dengan waslap bersabun dengan
cara memutar.
e. Membarsihkan dengan waslap lembab sampai bersih
f. Mengeringkan dengan handuk samapi kering
g. Memberi bedak/talk tipis pada daerah dada, ketiak dan perut.
h. Menutup tubuh pasien bagian depan dengan selimut atau kain penutup yang
bersih atau pasangkan pakaian bersih bagian atas.
Membersihkan daerah extremitas bawah :
a. Melepaskan pakaian bagian bawah kemudian memasukan ke dalam ember
bertutup/ tempat pakaian kotor.
b. Membentakan handuk sepanjang extremitas bawah sebelah kiri, extremitas
kanan ditutup dengan selimut atau kain penutup.
c. Lutut ditekuk kemudian membersihkan dengan waslap bersabun mulai dari
daerah proximal ke distal satu arah.
d. Membersihkan daerah lipatan paha dan genetalia dengan menggunakan kapas
cebok.
e. Menutup daerah genetalia dengan kain penutup atau selimut
f. Selimut atau kain penutup diangkat dan dilipat kemudian diletakkan pada kursi
g. Melepaskan pakaian bagian bawah.
h. Mengangkat bokong
i. Membentangkan handuk di bawah bokong pasien dengan arah memanjang
j. Membersihkan daerah lipatan paha dengan waslap bersabun, lalu membersihkan
dengan waslap lembab sampai bersih.
k. Mengeringkan dengan handuk sampai kering
l. Mengenakan pakaian bersih kepada klien
TAHAP TERMINASI
1. Merapikan klien dan alat
2. Mengevaluasi respon klien dengan menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan tindakan
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
4. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
5. Mengucapkan salam
6. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
DOKUMENTASI
1. Definisi
Suatu tindakan untuk menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan
menggunakan shampoo kemudian dibilas dengan air bersih, dengan cara di cuci diatas
tempat tidur.
2. Tujuan
a) Menghilangkan rasa gatal
b) Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala
c) Rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
d) Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman atau merelaksasikan pasien
3. Indikasi
a) Pada Pasien yang dalam keadaan Bad Rest Total
b) Pasien yang rambutnya kotor dan keadaan umumnya mengizinkan
c) Pasien yang akan menjalani operasi besar (bila keadaan umum mengizinkan)
d) Bagi pasien yang berkutu dan sebelum dicuci harus diobati dan
dipasang kap kutu lebih dulu
4. Kontraindikasi
N LANGKAH KERJA
O
PRA-INTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan
2. Mempersiapkan alat :
- Talang air/perlak
- 2 buah baskom, 1 buah sisir
- 2 buah handuk besar dan kecil
- Handscoon
- Sampho
- Ember 2 buah
- Gayung, kapas untuk penutup telinga
- Waslap/kassa untuk penutup wajah
- Tempat pakaian kotor kain pel/keset
- Barakshcort, bengkok berisi cairan lisol 2-3%
- Kassa untuk membersihkan kulit kepala
3. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Mengucapkan salam dan panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
4. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan menanyakan kesiapan klien.
TAHAP KERJA
1. Menutup scream
2, Mengenakan handscoon dan celemek
3. Mengatur posisi senyaman mungkin, dengan kepala dekat sisi tempat tidur
4. Meletakkan ember diatas kain pel
5. Memasang handuk dibawah kepala pasien
6. Memasang talang dan diarahkan keember yang kosong
7. Menyumbat telinga dengan kapas dan menutup mata pasien dengan kassa
kering/waslap
8. Menutup dada dengan handuk sampai keleher
9. Menyisir rambut, kemudian disiram dengan air hangat dengan menggunakan gayung
10. Menggosok pangkal rambut dengan kain kassa yang telah diberi sampho kemudian
diurut dengan ujung jari
11. Membilas rambut sampai bersih, kemudian, mengangkat tutup telinga dan mata
12. Mengangkat talang
13. Mengeringkat rambut
14. Mengembalikan pasien ke posisi semula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya
serta diletakkan di atas bantal.
15. Menyisir rambut pasien kembali dengan sisir yang bersih dan dibiarkan kering, atau
dikeringkan dengan menggunakan hair dryer (pengering rambut listrik) lalu disisir
sampai rapi.
16. Merapikan pasien membuka celemek dan handscoon dimasukkan kedalam ember
kosong
TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi respon klien dengan menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Mengucapkan salam
5. Rapikan alat
6. Mencuci tangan
7. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
DOKUMENTASI
N LANGKAH KERJA
O
1. Persiapan alat :
- Sisir
- Alas/ handuk
- Bengkok berisi larutan lisosl 2-3%
- Potongan kertas tissue dan tempatnya
- Bengkok kosong
- Sarung tangan
- Tali/pita untuk mengikat k/p minyak kelapa/ minyak rambut k/p
2. Mendekatkan alat-alat kedekat klien
3. Mencuci tangan
4. Bentangkan handuk dibawah kepala klien kemudian miringkan
5. Mengkaji kulit kepala klien
6. Membagi rambut menjadi dua bagian
7. Menyisir rambut mulai dari ujung, makin lama makin keatas sampai pada pangkal
rambut
8. Rambut yang rontok dikumpulkan dengan kertas dan buang ke bengkok kosong
9. Rambut yang panjang dijalin dan diikat ujungnya, demikian juga bagian lain jika perlu
10. Sisir dibersihkan dengan kertas tissue kemudian masukkan ke dalam larutan lisol,
buang tissue dalam bengkok kosong.
11. Mengangkat handuk dibawah kepala klien dan merapikan klien
12. Membersihkan alat dan mengambalikan ke tempat semula
13. Mencuci tangan
14. Mendokumentasikan
1. Definisi
Oral Hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulur, gigi dan
gusi (Clark, dalam Shocker, 2008).Dan menurut Taylor, etal (dalam Shocker, 2008), oral
hygiene adalah tindakan yang ditunjukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa
mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membrane mulut dan bibir.
2. Tujuan
1. Untuk mencegah penyakit gigi dan ulut
2. Mencegah penyakit yang menularnya melalui mulut
3. Mempertinggi daya tahan tubuh
4. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan
5. Untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut
3. Indikasi
1. Untuk klien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi
2. Untuk klien yang tidak sadar atau sedang koma
3. Untuk klien post operasi mulut atau patah tulang rahang
4. Pada pasien lumpuh
5. Pada pasien stomatitis
4. Kontraindikasi
1. Perhatikan perawatan mulut pada pasien yang menderita penyakit diabetes dapat
beresiko stomatitis (penyakit yang disebabkan oleh kemoterapi, radiasi dan intubasi
selang nase gratik).
2. Luka pada gusi jika terlalu kuat membersihkkannya.
5. Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Klien tertentu beresiko untuk masalah mulut karena kurangnya pengetahuan
tentang higienoral.
2. ketidakmampuan melakukan perawatan mulut atau perubahan integritas gigi dan
mukosa akibat penyakit atau pengobatan.
N LANGKAH KERJA
O
PRA-INTERAKSI
1. Membaca catatan keperawatan
2. Mempersiapkan alat :
3. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Mengucapkan salam sebagai pendekatan kepada pasien
2. Memperkenalkan diri dan membina hubungan saling percaya antara asisten
keperawatan dengan pasien
3. Menanyakan kabar pasien/klien dengan sikap sabra,respek, dan sopan
4. Menjelaskan tujuan
5. Menjelaskan waktu lamanya tindakan
6. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
7. Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan
8. Menenyakan kebutuhan pasien sebelum dilakukan tindakan
TAHAP KERJA
1. Atur posisi kepala dimiringkan
2. Pasang pengalas diatas dada atau dibawah dagu klien
3. Ambil tongue spatel dan buka mulut hingga terbuka
4. Ambil depper dengan menggunakan pinset, lalu bersihkan :
MACAM-MACAM POSISI
FOWLERh : K e p e r a w a t a n D a s a r
Definisi
Posisi fowler adalah posisi setengan duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau dinaikan.Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
NO LANGKAH KERJA
1. Peralatan :
- Tempat tidur
- Bantal kecil
- Gulungan handuk
- Footboard
- Sarung tangan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan k/p
3. Minta klien menfleksikan lutut sebelum kepala dinaikan
4. Naikan kepala bed 15-90 derajat sesuai kebutuhan (semi fowler : 15-45 derajat, fowler
tinggi 90 derajat )
5. Letakkan bantal pada punggung dikurve lumbai jika ada celah
6. Letakkan bantal dikaki mulai dari lutut sampai tumit
7. Pastikan tidak ada tekanan pada popital dan lutut dalam keadaan fleksi
8. Letakkan trochanter roll (gulungan handuk) pada sisi paha
9. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan fottboard
10. Letakkan bantal untuk menompang lengan dan tangan
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasikan perasat
SEMI FOWLER
Definisi
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikanmakan
Cara kerja :
1. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90derajat)
2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas
klienlumpuh
3. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut
dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di
bawah lutut)
SIM
Definisi
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).
Tujuan
Indikasi
1. Untuk pasien yang akan dihuknah
2. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
NO LANGKAH KERJA
1. Peralatan :
- Tempat tidur
- Bantal kecil
- Gulungan handuk
- Sarung tangan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan k/p
3. Baringkan klien telentang ditengah tempat tidur
4. Gulingkan klien hingga posisi setengah telungkup, sebagian berbaring pada abdomen
5. Letakkan bantal di bawah kepala klien
6. Atur posisi bahu atas hingga bahu dan siku fleksi
7. Letakkan bantal disela dada dengan sbdomen dan pada lengan atas dan bed
8. Letakkan bantal antara paha dan bed
9. Letakkan support devise dibawah telapak kaki klien
10. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
11. Dokumentasikan perasat
TRENDELENBERG
Definisi
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur denganbagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.
Indikasi
1. Pasien dengan pembedahan pada daerahperut
2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi.
Cara kerja :
DORSAL RECUMBEN
Definisi
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa
genetalia serta pada proses persalinan.
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi
1. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaangenetalia
2. Untuk persalinan
1. Tempat tidur
2. Selimut
Cara kerja:
1. Jelaskan prosedur yang akandilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan
ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur
khusus dengan meninggikan bagian kakipasien.
LITOTOMI
Definisi
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan,
dan memasang alatkontrasepsi.
Indikasi
1. Untuk ibuhamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
NO LANGKAH KERJA
1. Peralatan :
- Tempat tidur
- Bantal kecil
- Gulungan handuk
- Footboard
- Sarung tangan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan k/p
3. Baringkan klien telentang ditengah tempat tidur
4. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien
5. Letakkan bantal dibawah punggung dan kurva lumbal, jika ada celah disana
6. Letakkan bantal dibawah kaki dari lutut sampai tumit
7. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard
8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstrimitas atasnya maka
evaluasikan tangan dan lengan bawah dengan menggunakan bantal
9. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan perasat
GENU PECTROCAL
Definisi
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.
Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi
1. Pasienhemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid danvagina.
Cara kerja :
1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
mencmpel pada kasur tempattidur.
2. Pasang selimut padapasien.
C. Tahap Kerja
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
2. Tujuan
1.Mengetahui keadaan pasien dan keluarga
2.Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan
3.Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4.Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
3. Prosedur
a. Persiapan :
1.Tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai
2.Fasilitas yang bersedia dalam kondisi baik
3.Meja dan kursi pasien dalam keadaan bersih
4.Paket perawatan / sovenir
5.Lembar orientasi pasien baru dan keluarga
6.Berkas rekam medis
7.Peralatan untuk pemeriksaan dalam yang terdiri dari termometer, tensimeter,
timbangan BB bila perlu.
b. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
c.Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru
1.Menyiapkan kelengkapan administrasi
2.Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3.Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4.Menyiapkan buku status pasien dan fornmat pengkajian keperawatan
5.Menyiapkan inform consent sentralisasi obat
6.Menyiapkan nursing kids
7.Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung ruangan
d. Tahap Pelaksanaan Pasien Baru
1.Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruanmgan atau perawat primer atau
perawat yang diberi delegasi
2.Perawat memperkenalkan diri pada klien dan keluarganya
3.Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan berangkat atau kursi roda) dan berikan posisi yang
nyaman
4.Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar
5.Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan.Perawatan (termasuk
perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visit) dan tata tertib ruangan.
6. Perawat menanyakan kembali tentang kejelas dan informasi yang telah
disampaikan
7.Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
8.Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantarkan ke tempat
yang telah ditetapkan.
9.Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menendatangani
Inform Consent sentralisasi obat.
Persiapan Pasien
1. Mencuci tangan
2. Mintalah pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak
tangan perawat (bisa dua perawat)
3. Perawat berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu
pasien (bisa dua perawat)
4. Bantu pasien untuk berjalan dan ikuti sesuai dengan langkah pasien sesuai
kemampuan (bisa dua perawat)
5. Selalu observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur dan saat jalan (frekuensi
nadi dan tanda pusing kepala).
6. Mencuci tangan.
7. Catat tindakan dan respon pasien.
a.KrukLofstrand
dengan pengatur ganda atau kruk lenganKruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan
tangan dan pembalut logam yang pasmengelilingi lengan bawah. Kedua-duanya, yaitu
pembalut logam dan pegangan tangandiatur agar sesuai dengan tinggi klien.Jenis kruk ini
dapat mentransfer 40-50% berat badan.
b.Kruk aksila
Mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas, dimana beradatepat di
bawah aksila.Pegangan tangan berbentuk batang yang dipegang setinggi telapaktangan untuk
menyokong tubuh. Panjang pendeknya kruk bisa disesuaikan dengan aksila pasien.
Kruk harus diukur panjang yang sesuai dan klien harus diajarkan menggunakan krukmereka
dengan aman, untuk mencapai kestabilan gayaberjalan, naik dan turun tangga
serta bangkit dari duduk. Kruk memperluas area dasar, dengan demikian juga meningkatkank
eseimbangan.Berbeda dengancane,crutchdapat menunjang seluruh berat badan.Jeniskruk ini
dapat mentransfer sampai 80% berat badan.
Cara Penggunaan (Cara Kerja)
1. Melakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggiklien, jarak antarabantalan kruk
dengan aksila, dansudut fleksi siku. Pengukuran dilakukandengan satu daridua metode
berikut, dengan klien berada pada posisisupine atau berdiri. Pada posisi telentang-ujung
kruk berada 15cm di samping tumit klien.
2. Tempatkan ujung pita pungukur dengan lebar tigasampai empat jari(4-5cm) dari aksila
dan ukur sampaitumit klien.
3. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan ujung kruk berada14-15 cm di samping dan 14-15 cm
di depan kaki klien.Dengan motede lain, siku harus direfleksikan 15 sampai30 derajat.
Fleksi siku harus diperiksadengangoniometer. Lebar bantalan kruk harus 3-
4lebar jari di bawah aksila. Tempat berjalan, seperti lorongrumah sakit atau taman yang
dilengkapi dengan tempatlatihan untuk berjalan.
2.Kursi Roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan
menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bias
digerakkan dengan didorong oleh pihak lain, digerakkan dengan meggunakan tangan, atau
digerakkan dengan menggunakan mesin otomatis.
3. TRIPOD/ QUADRIPOD
Alat bantu berjalan berupa tongkat dengan kaki-kai berjumlah 4. Cocok digunakan oleh
lansia dan untuk rehabilitasi setelah kecelakaan atau operasi.
Cara kerja :
- Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
- Jelasakan pada klien untuk memegang tongkat dengan tanggan yang sehat.
- Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan tongkat,
sehingga berat badan klien terbagi antar tongkat dan kaki yang terkuat
- Kaki yang terkuat maju melangkahsetelah tongkat, sehingga kaki terlemah dan berat
badan klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat
- Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Kliem kemungkinan jatuh kea rah
bagian tungkai yang lemah tersebut.
- Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam rencana
keperawatan
- Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih,
masukkan tangan ada ke ketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk
mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada pinggul anda sampai
tiba bantuan, atau rendahkan badan anda dan turunkan klien secara perlahan ke
lantai.
MENTRANSFORMASIKAN PASIEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Pengertian Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IRD,
pindahan dari ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat
Inap.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL