Anda di halaman 1dari 51

Pengertian & Konsep

KOMUNIKASI
RURAL & URBAN
Baltasar S.S Dedu, S.Kep., MScN
PENDAHULUAN
 Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4
level perkembangan yaitu metha theory, grand
theory, midle range theory dan practice theory.
 Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range
theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori
ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan.
 Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang
didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan
nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat,
desa, kota, lokal maupun international
MENGAPA PERLU??????
 Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting
memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai
dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila
hal tersebut diabaikan, akan terjadi cultural shock.
 Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu
kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi
dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan.
 Salah satu contoh adalah ketika klien sedang
mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa
nyerinya dengan berteriak atau menangis.
 Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila nyeri
hanya dengan meringis pelan, maka berteriak atau
menangis dianggap tidak sopan.
 Ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau
berteriak, maka perawat akan memintanya untuk
bersuara pelan, memintanya berdoa, atau malah
memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu
pasien lainnya.
 Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan
berakibat pada penurunan kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Dampak
Cultural Shock

Timbul rasa Beberapa mengalami


ketidaknyamanan disorientasi

Ketidakberdayaan Kualitas pelayanan


keperawatan yang
diberikan
Part of Culture
UNSUR BUDAYA
Material :
Berupa objek.
Mis: Pakaian, Makanan

 Non-Material
1. Kepercayaan
2. Kebiasaan
3. Bahasa
PENGERTIAN
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
 Asumsi mendasar dari teori keperawatan trans-
kultural adalah perilaku caring (kepedulian).
 Kepedulian adalah esensi dari keperawatan,
membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan.
 Human caring secara umum dikatakan sebagai segala
sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring
merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara
kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
TUJUAN
Membantu individu/keluarga dengan budaya yang berbeda-beda
untuk mampu memahami kebutuhannya terhadap asuhan
keperawatan dan kesehatan.

Membantu perawat dalam mengambil keputusan selama


pemberian asuhan keperawatan pada individu/keluarga
melalui pengkajian gaya hidup, keyakinan tentang kesehatan
dan praktik kesehatan klien.
Asuhan keperawatan yang relevan dengan budaya dan sensitif
terhadap kebutuhan klien akan menurunkan kemungkinan stres dan
konflik karena kesalahpahaman budaya.

Mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang


humanis sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kultur yang spesifik dan humanis
(Leininger, 2002).
KONSEP
KONSEP
dalam Transcultural Nursing
 Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari
anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
 Nilai budaya adalah keinginan individu atau
tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
 Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai
budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang
dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger,
1985).
 Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu
yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
 Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau
kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan
kebiasaan yang lazim.
 Ras adalah perbedaan macam-macam manusia
didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
 Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya.
Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap
individu, menjelaskan dasar observasi untuk
mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
 Care adalah fenomena yang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial
untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia.
 Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung dan mengarahkan individu,
keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
 Cultural care berkenaan dengan kemampuan
kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup,
hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
 Culturtal imposition berkenaan dengan
kecenderungan tenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas
budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang
dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok
lain.
KOMUNIKASI LINTAS
BUDAYA
KONSEP
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
 Komunikasi lintas budaya merupakan salah
satu bidang kajian Ilmu Komunikasi yang lebih
menekankan pada perbandingan pola-pola
komunikasi antar pribadi diantara peserta
komunikasi yang berbeda kebudayaan.
 Pada awalnya, studi lintas budaya berasal dari
perspektif antropologi sosial dan budaya
sehingga kajiannya lebih bersifat depth
description, yakni penggambaran yang
mendalam tentang perilaku komunikasi
berdasarkan budaya tertentu.
ALASAN MEMPELAJARI KOMUNIIKASSII LLIINTTASS
BUDAYA MENURRUTT LIITTVIIN ((1977)) ::

 Pemahaman keanekaragaman budaya sangat


diperlukan.
 Semua budaya berfungsi dan penting bagi
pengalaman anggota-anggota budaya
tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.
 Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-
nilai masyarakat lainnya.
 Setiap individu dan/atau budaya berhak
menggunakan nilai-nilainya sendiri.
 Perbedaan-perbedaan individu itu penting,
namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola
budaya mendasar yang berlaku.
 Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri
merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi
dan memahami nilai-nilai budaya lain.
 Dengan mengatasi hambatan-hambatan
budaya untuk berhubungan dengan orang
lain kita memperoleh pemahaman dan
penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi,
perasaan dan masalah manusia.
 Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh
memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang
monokultural terhadap interaksi manusia ke pandangan
multikultural.
 Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan
penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan-
perbedaan tersebut tidaklah menyusahkan atau
memudahkan.
 Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan
bukan pula stereotip. Karena itu seorang komunikator tidak
dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini
kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa
membuatnya siap untuk berperan serta dalam menciptakan
lingkungan komunikasi yang efektif dan saling memuaskan.
TUJUAN MEMPELAJARI KOMUNIKASI
LINTAS BUDAYA, LITVIN (1977)
1. Menyadari bias budaya sendiri
2. Lebih peka secara budaya
3. Memperoleh kapasitas untuk benarbenar terlibat dengan anggota dari
budaya lain untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan
orang tersebut.
4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang
6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu
menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri
7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan
memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya
8. Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh
pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-
kebebasan dan keterbatasanketerbatasannya.
9. Membantu memahami model-model, konsepkonsep dan aplikasi-aplikasi
bidang komunikasi antar budaya.
10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat
dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.
MEMAHAMI BUDAYA, KEBUDAYAAN
DAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
 Edward Burnett Tylor menyebutkan
kebudayaan adalah kompleks dari
keseluruhan pengetahuan, keyakinan,
hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan
lain dan kebiasaan yang dimiliki manusia
sebagai anggota suatu masyarakat.
 Hebding dan Glick menyebutkan kebudayaan
dapat dilihat secara material (mis. alat-alat
yang digunakan) maupun non material (unsur
norma, nilai, kepercayaan dan bahasa)
MEMAHAMI KEBUDAYAAN
 Culture is communication and communication
is culture
 Fungsi kebudayaan buat anggotanya:
1.Sebagai harapan tentang apa yang diharapkan
dari kehidupan
2.Mengurangi kebingungan
3.Membantu untuk memprediksi masa depan
KONSEP KOMUNIKASI ANTAR
BUDAYA
Perawat memberikan asuhan keperawatan
pada klien yang memiliki budaya, etnik yang
berbeda.

Perawat harus memahami hubungannya dengan


klien yang didasarkan pada orientasi yang
berbeda dalam komunikasi terapeutik.
PARADIGMA
dalam Transcultural Nursing

Leininger (1985) mengartikan paradigma


keperawatan transcultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat
konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat,
lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN

LINGKUNGAN
PARADIGMA
 Manusia
Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spritual yang utuh dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhan melalui berbagai upaya


antara lain dengan belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang
diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Manusia adalah individu yang merupakan bagian dari keluarga yang merupakan
sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus-menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain.
PARADIGMA
 Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang


memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan
berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger
and Davidhizar, 1995).

Manusia merupakan faktor yang penting dalam penentuan


sehat sakit. Pada masyarakat tertentu mempunyai
kecenderungan penyakit yang spesifik, misalnya pada
penduduk berkulit hitam banyak yang mengalami penyakit
hipertensi. Selain genetik atau ras faktor instrinsik seperti
keperibadian juga sangat berpengaruh terhadap kondisi sehat
sakit, misalnya seorang yang berkpribadian agresif, ambisius,
histeris mempunyai kecenderungan untuk mudah terjadi
penyakit jantung koroner
PARADIGMA
• Kesehatan/Sehat
Sehat merupakan suatu keadaan yang terdapat pada masa
tumbuh kembang manusia. Sehat mencakup manusia seutuhnya
meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan culturaldan spritual.
Kesehatan adalah keseluruhan suatu keyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat
diobservasi dalam aktivitas sehari-hari
Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan
dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan
memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi
dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai
tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat
dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle,
1995).
PARADIGMA
• Kesehatan/Sehat
Sehat merupakan suatu keberhasilan adaptasi
individu dalam tugas perkembangan dan
terpenuhinya biopsikososiokultural dan spritual maka
sebaliknya, sakit merupakan gangguan pada tumbuh
kembang dan terpenuhinya kebutuhan dasar
tersebut.

Sehat dan Sakit atau keshatan dalam perspektif


transkultural nursing diartikan dalam konteks budaya
masing-masing pandangan masyarakat tentang
kesehatan spesifik bergantung pada kelompok
kebudayaannya, demikian juga teknologi dan non-
teknologi pelayanan kesehatan yang diterima
bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan yang
dianutnya. Persepsi sehat sakit ini meliputi persepsi
individu maupun kelompok.
• Pasien atau salah satu keluarga yang sakit adalah
seorang individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dan kemungkinan kebutuhan fisik,
psikologi atau sosial dalam kontek kebudayaannya
yang berbeda-beda dalam pemenuhan asuhan
keperawatan.

• Keperawatan atau pelayanan kesehatan yang


diberikan adalah pelayanan yang diberikan pada
klien melalui proses asuhan yang sesuai dengan
budaya yang spesifik atau mempertahankan kondisi
sehat. Lingkungan merupakan kebudayaan yang
dianut oleh perawat dan klien yang dapat diamati
dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan
PARADIGMA
 Lingkungan
Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial
dan simbolik. Lingkungan sosial adalah keseluruhan
struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan
sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-
aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau yang


diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim. Lingkungan
fisik dapat membentuk budaya tertentu misalnya
bentuk rumah di daerah panas yang lubang dengan
bentuk rumah Eskimo hampir tertutup rapat.
Lingkungan Sosial adalah keseluruhan struktur sosial
yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau
kelompok kedalam masyarakat yang lebih luas
seperti keluarga, komunitas dan tempat ibadah. Di
dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut.
Ada 4 unsur pokok yang meliputi : Sistem norma yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya, organisasi ekonomi, alat-alat dan
lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama) organisasi kekuatan (politik) (Bronislaw
Malinowski).
Lingkungan Simbolik adalah keseluruhan bentuk atau
symbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa atau
atribut yang digunakan. Penggunakan lingkungan simbolik
bermakna bahwa individu memiliki tenggang rasa dengan
kelompoknya seperti : penggunaan bahasa pengantar,
identifikasi nilai-nilai dan norma serta penggunaan atribut-
atribut seperti pemakaian ikat kepala, kalung, anting,
telepon, hiasan dinding atau slogan-slogan..

Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga :


gagasan, aktivitas, dan artefak. Artefak adalah
wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-
hal yang dapat diraba, dilihat dan
didokumentasikan (Andrew & Boyle, 1995).
PARADIGMA
• Keperawatan
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/ mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,
1991).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan


profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat atau
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (Taylor, 1998)
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang
diberikan kepada klien dengan berfokus pada prilaku, fungsi
dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan atau pemulihan dari sakit (Andrew & Boyle, 1995)

Asuhan keperawatan adalah suatu proses rangkaian kegiatan


pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada
klien/pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan keperawatan


proses keperawatan berpedoman pada standar keperawatan
dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawabnya. Bantuan keperawatan
diberikan agar individu/keluarga/komunitas dapat mandiri
dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu berfungsi
secara optimal (Taylor, 1998)
STRATEGI Asuhan Keperawatan
dalam Transcultural Nursing
 Cara 1 : Mempertahankan budaya
Dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan
diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang
telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan
atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya
budaya berolahraga setiap pagi.
• Cara 2 : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap
ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang
lain.
 Cara 3 : Restruksturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang
dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut.
PROSES KEPERAWATAN
dalam Transcultural Nursing
 Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger
dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh
perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan
solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).
 Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari
mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
 Pengkajian
Adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai
dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen
yang ada pada “Leininger’s Sunrise Model" yaitu :
• Pemanfaatan teknologi
• Agama dan filosofi
• Kekeluargaan dan sosial
• Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
• Kebijakan dan peraturan yang berlaku
• Status ekonomi klien
• Latar belakang pendidikan klien
 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau
dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995).
Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu
:
• gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur
• gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural
• ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini
 Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan
transkultural tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah
suatu proses memilih strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,
1995).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
• mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila
budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan
• mengakomodasi budaya klien bila budaya klien
kurang menguntungkan kesehatan
• merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki
klien bertentangan dengan kesehatan
 Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan
terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi
budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau
beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.
Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
 Kompetensi budaya
Adalah seperangkat perilaku, sikap dan kebijakan
yang bersifat saling melengkapi dalam suatu sistem
kehidupan sehingga memungkinkan untuk
berinteraksi secara efektif dalam suatu kerangka
berhubungan antar budaya di dunia (Cross, 1989).
Kompetensi budaya mencakup pemahaman dan
menghormati perbedaan antara klien dan keluarga
mengenai sistem nilai yang dianut, harapan dan
pengalaman menerima pelayanan kesehatan.
 Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budaya dapat dimulai melalui proses
diskusi, dan bila perlu dapat dilakukan melalui
identifikasi cara-cara orang berkomunikasi dari
berbagai budaya.
Perawat keluarga saat bekerja bersama keluarga harus
melakukan komunikasi secara alamiah agar mendapat
gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya.
Pada saat melakukan asuhan keperawatan kepada
keluarga dengan latar belakang budaya yang berbeda
dengan perawat, perawat mengidentifikasi budaya
keluarga agar dapat mengidentifikasi budaya keluarga
agar dapat mengaktualisasikan secara bermakna ke
dalam kehidupan sehari-hari.
 Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi lintas
budaya perlu mendapat perhatian khusus.
Sebagai contoh, orang Jawa mengenal tingkatan
bahasa rendah (kasar), menengah (agak halus), dan
kromo inggil (sangat halus). Bila menggunakan
bahasa kasar biasanya posisinya secara sosial lebih
terhormat sedangkan yang berbahasan kromo inggil
biasanya lebih rendah karena menghormati orang
posisinya lebih tinggi atau lebih dituakan.
BUDAYA DAN MAKANAN
 Pemilihan bahan, pengolahan, penyajian dan cara
mengkonsumsi berkaitan dengan budaya individu,
keluarga dan komunitas setempat.
 Budaya mempengaruhi individu dan keluarga dalam
menentukan makanan yang dikonsumsi. Misalnya,
orang Jakarta tidak makan daun kelor karena
umumnya untuk memandikan mayat, sedangkan di
Makassar justru dibuat sayur dan dimakan.
 Perawat harus menyadari dan memahami jenis
makanan dan pola diet yang dilakukan klien
sehubungan dengan budayanya.
TERIMA KASIH
 P1_Komunikasi rural & urban.pptx .
Mohon Kerjakan dengan sebaiknya. Waktu
pengumpulan adalah 1 hari sebelum jadwal
perkulian.
Penjelasan penugasan :
 No. 1 adalah kelompok Satu dengan materi yang
tertera dalam PPT dan presentasi adalah pada
minggu kedua dalam pertemuan terhitung dari
pertemuan pada 19/10/2020. kelompok kedua
adalah nomor 2 dengan materi tertera dalam PPT
dan presentasi pada minggu ketiga terhidung dari
pertemuan 19/10/2020 dan seterunya.... sampai
pada kelompok 7 pada nomor ke 7
PEMBAGIAN TUGAS
Kelompok Materi
1 Paradigma dan konsep Transkultural Nursing
2 Komunikasi Lintas Budaya dan Proses Keperawatan Lintas
Budaya
3 Konsep keperawatan Sehat-sakit dalam prespektif
keperawatan transkultural
4 Peran Antropologi Kesehatan terhadap Keperawatan Rural
& Urban (transkultural)
5 Peran Antropologi Kesehatan terhadap Keperawatan Rural
& Urban (transkultural)
6 Dampak kemajuan Iptek Terhadap masyarakat rural dan
urban ditinjau dari ilmu Keperawatan
7 Faktor pengaruh pemenuhan nutrisi terhadap
kesejahteraan hidup masy. Rural & Urban.

Anda mungkin juga menyukai