Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KOMUNIKASI RURAL DAN URBAN

FAKTOR KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASYARAKAT

RURAL DAN URBAN

Dosen Pengampu : Bapak Baltasar S.S Dedu, S.kep.,MScN

Disusun Oleh

Anggota Kelompok VII:

Dasriany Ramadhina 17.156.01.11.052


Dwi Kamala 17.156.01.11.058
Indriyani 17.156.01.11. 062
Putri Ayu Lestari 17.156.01.11. 068
Rani Nut Aisyah 17.156.01.11. 070

KELAS : 4B KEPERAWATAN / SEMESTER VII (7)


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI
Jl. Cut Mutia Raya No.88 A Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat
Tlp.(021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id. Email : stikemi@yahoo.com
TA. 2020/2021
STRUKTUR DAN DISTRIBUSI TUGAS ANGGOTA KELOMPOK VII

No Nama NPM Jabatan


1. Dasriany Ramadhina 17.156.01.11.052 Notulen
2. Dwi Kamala 17.156.01.11.058 Sekretaris
3. Indriyani 17.156.01.11. 062 Moderator
4. Putri Ayu Lestari 17.156.01.11. 068 Presentor
5. Rani Nur Aisyah 17.156.01.11. 070 Ketua

RUBRIK PENILAIAN MAKALAH

ii
Mata Kuliah : Keperawatan Rural Dan Urban
Nama Kelompok : Kelompok VII
Dosen Penilai : Bapak Baltasar S.S Dedu, S.kep.,MScN
No Elemen Skor Penilaian
. Maksimal Dosen
I. Identitas Makalah
1. Judul makalah jelas 5
2. Identitas makalah jelas 2
II. Bagian Teks Utama Makalah
3. Bagian Pendahuluan
a. Berisikan informasi yang melatarbelakangi permasalahan yang 10
dibahas seacara teoritik maupun empiric
b. Mendeskripisikan masalah atau tujuan penulisan makalah 5
c. Menuliskan manfaat dari materi yang dikaji 5
4. Bagian Inti
a. Memaparkan materi yang relevan dengan masalah yang telah 10
dipaparkan pada bagian pendahuluan
b. Beragam konsep dieksplorasi dari banyak sumber ( ˃5 sumber 10
buku jurnal/artikel seminar, dll )
c. Penjelasan diperjelas dengan gambar/diagram/foto yang 5
disertakan sesuai dengan bahasan
5. Bagian Penutup
a. Memberikan kesimpulan atau penegasan atau ringkasan 10
pembahasan pemecahan masalah
b. Saran/rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas 5
III. Sistematika Makalah
6. Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap
a. Kata pengantar dan Daftar Isi/Tabel/Gambar 5
b. Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, tujuan 5
beserta batasannya
c. Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5
d. Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran 5
e. Memuat daftar rujukan/Pustaka dan lampiran (jika ada ) 5
IV. Lain-lain
7. Ketepatan waktu mengumpulkan makalah 3
8. Tata tulis benar dan menggunakan bahasa yang benar dan baku 5
Jumlah Skor Maksimal 100

Bekasi, ... November 2020


Dosen Nilai

Baltasar S.S Dedu, S.kep.,MScN

iii
PRESENTASI MAKALAH
Unsur-Unsur yang dinilai Skor Penilaian
Maksimum Dosen
A. Isi atau Materi dipresentasikan
1. Mengorganisasi isi/materi presentasi dengan baik 15
2. Presentasi menarik perhatian dan memotivasi 10
3. Penjelasan dapat dipahami dengan baik 15
4. Menggunakan bantuan visual seperti PowerPoint atau 15
sejenisnya, gambar, diagram, foto, diagram alir,
animasi, dengan tampilan yang menarik
5. Merangsang partisipan untuk berpikir dan merespons 10
presentasi
6. Menjawab pertanyaan dengan tepat 20
B. Tampilan Presentasi
7. Berbicara dengan volume dan kecepatan yang cukup, 5
nada suara yang menarik, dan bahasa tubuh seperti
kontak mata, gerak tubuh, mimik yang baik
8. Memberi selingan dan humor positif 5
9. Menggunakan bahasa yang baik dan benar 5
Skor Total 100

Bekasi, ... November 2020


Dosen Nilai

Baltasar S.S Dedu, S.kep.,MScN

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segenap limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Rural dan
Urban dengan judul “FAKTOR KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASYARAKAT
RURAL DAN URBAN” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyelesaian tugas makalah ini, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak,
maka sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, atas berbagai arahan dan bimbingan pada proses
penyelesaian makalah ini.

Penulis berharap dengan makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi perbaikan makalah ini.

Bekasi, 21 Oktober 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI TUGAS ANGGOTA KELOMPOK VII........................................ii


RUBRIK PENILAIAN MAKALAH..................................................................................................iii
PRESENTASI MAKALAH................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Definisi Nutrisi........................................................................................................................3
B. Fungsi dan Jenis Nutrisi...........................................................................................................3
C. Keseimbangan Nutrisi Sesuai Perkembangan Usia..................................................................9
D. Faktor-Faktor Pemenuhan Nutrisi Rural dan Urban...............................................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pangan atau makanan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar untuk
manusia bisa hidup dan dapat melakukan aktivitas yang cukup banyak. Pangan juga
merupakan faktor penentu kualitas sumber daya manusia, karena kebutuhan nutrisi
tubuh, seperti protein, vitamin dan unsur lainnya yang terkandung dalam makanan.
Manusia perlu memerhatikan pola pangan yang baik bagi tubuhnya. (Iftitah et al.,
2005).
Modernisasi dan globalisasi sudah terjadi pada sebagian besar di negara
berkembang termasuk Indonesia. Arus modern turut andil dalam perkembangan dan
penerimaan makanan tradisional di masyarakat. Pola makan di masyarakat telah
bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan yang banyak mengandung
energi, lemak, gula dan garam tetapi kurang vitamin, mineral dan serat.
Ketidakseimbangan antara asupan dan energi yang dikeluarkan menimbulkan
masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Banyak faktor
pemenuhan gizi atau nutrisi saat ini tidak hanya terdapat pada masyarakat kota akan
tetapi masyarakat di pedesaan pun mdmpunyai fakor pemenuhan nutrisi. (Cynthia,
2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi nutrisi?
2. Apa aja fungsi dan jenis pada nutrisi?
3. Bagaimana keseimbangan nutrisi pada setiap perkembangan usia?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pemenuhan nutrsi pada masyarakat rural
dan urban?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu definisi nutrisi.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa aja fungsi dan jenis pada nutrisi.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana keseimbangan nutrisi pada setiap
perkembangan usia.
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi
pemenuhan nutrsi pada masyarakat rural dan urban.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Nutrisi
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan,
pemeliharaan dan penggantian sel tubuh.(Rahayu & Harnanto, 2016)
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan
tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas,
mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara
fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan
membentuk kekebalan.(Rahayu & Harnanto, 2016)
Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk kalori (cal) atau
kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan
suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air. (Rahayu & Harnanto, 2016)
Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi. (Fallis, 2013)

B. Fungsi dan Jenis Nutrisi


Nutrient digolongkan ke dalam 6 kategori, yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air (Rahayu & Harnanto, 2016)
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida) dan gula
kompleks (polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.
Gula, sirup, madu, buah, dan susu adalah sumber karbohidrat sederhana. Roti,
sereal, kentang, beras, pasta, dan gandum berisi karbohidrat kompleks.

3
Fungsi karbohidrat adalah memberikan energi. Setiap gram karbohidrat
mengandung 4 kcal. Karbohidrat juga penting dalam oksidasi lemak,
meningkatkan pertumbuhan bakteri dalam saluran pencernaan, yang membantu
sintesis vitamin K dan B12, memproduksi komponen karbon dalam sintesis
asam amino esensial.
Sirkulasi darah membawa glukosa ke sel sebagai sumber energi dan untuk
produksi substansi penting. Kadar glukosa darah normal 80-110 mg/dL, pada
kondisi puasa kadar glukosa darah 60-80 mg/dL, dan pada 2 jam setelah puasa
meningkat menjadi 140-180 mg/dL, tergantung usia. Hiperglikemia dimana
kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal akibat produksi atau penggunaan
insulin tidak adekuat, terjadi pada diabetes militus. Hipoglikemia dimana kadar
glukosa darah lebih rendah dari normal, dapat sebagai tanda dari abnormalitas
liver dan pankreas.
2. Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang dihubungkan
dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Tubuh mensintesis protein antara lain membentuk hemoglobin untuk
membawa oksigen ke jaringan, insulin untuk regulasi glukosa darah, dan
albumin untuk regulasi tekanan osmotik darah.
Fungsi protein untuk pertumbuhan, regulasi fungsi dan proses tubuh,
pembentukan kembali protein sel, dan energi, memelihara sistem imunitas
tubuh, sel, cairan tubuh, tulang, kulit, gigi, otot, rambut, darah, dan serum.
Katabolisme protein memberi 4 kcal/g. Katalis enzim dibentuk dari protein pada
regulasi pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan katabolisme.
Diit protein diklasifikasikan menjadi :
a. Protein lengkap, berisi asam amino esensial untuk memelihara jaringan
tubuh dan meningkatkan pertumbuhan. Tubuh tidak dapat mensintesis asam
amino esensial. Tubuh dapat mensintesis asam amino nonesensial dari
sumber lain. Sumber protein lengkap antara lain daging, ikan, susu, keju, dan
telur.
b. Protein lengkap sebagian, berisi asam amino untuk memelihara kehidupan,
tetapi tidak meningkatkan pertumbuhan.

4
c. Protein tidak lengkap, tidak berisi asam amino esensial untuk memelihara
kehidupan, membentuk jaringan, dan meningkatkan pertumbuhan. Sumber
protein tidak lengkap antara lain buah dan sayuran, buncis, roti, sereal, beras,
pasta, kacang-kacangan.

Status protein diukur dalam keseimbangan nitrogen. Keseimbangan nitrogen


adalah jumlah nitrogen yang digunakan sama dengan jumlah nitrogen yang
dikeluarkan. Keseimbangan nitrogen positif jika intake nitrogen lebih besar dari
nitrogen yang dikeluarkan. Keadaan ini terjadi jika jaringan baru disintesis,
misalnya sembuh dari sakit, latihan, hamil, dan pertumbuhan masa anak.
Keseimbangan nitrogen negatif jika pengeluaran nitrogen lebih besar dari intake
nitrogen. Keadaan ini terjadi pada penyakit yang disebabkan kerusakan jaringan,
atau diet protein dan/atau kalori tidak adekuat.

3. Lemak
Lemak atau lipid, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak, kolesterol,
dan phospholopid. Lemak adalah zat organik yang terdiri dari karbon, hidrogen,
dan oksigen.
Lemak secara ideal membentuk sekitar 20% berat badan pada orang yang
tidak gemuk. Lemak berfungsi sebagai transport sel, proteksi organ vital, energi,
simpanan energi pada jaringan adiposa, absorbsi vitamin, dan transport vitamin
larut lemak. Lemak yang dioksidasi menghasilkan energi 9 kcal/g. Lemak
memberikan rasa kenyang karena menetap di lambung lebih lama daripada
karbohidrat atau protein.
Lemak diklasifikasikan sebagai lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Daging
sapi, daging domba, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji
kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh lebih tinggi dan lebih keras. Daging
ayam, ikan dan sayuran berisi asam lemak tidak jenuh lebih tinggi dan lebih
lunak.
4. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang penting bagi tubuh untuk pertumbuhan,

5
perkembangan, pemeliharaan, dan reproduksi, serta membantu dalam
penggunaan energi nutrient. Vitamin diklasifikasikan sebagai vitamin larut
lemak dan vitamin larut air.
a. Vitamin larut lemak
Vitamin larut lemak disimpan di hati atau jaringan adiposa, sehingga intake
vitamin berlebihan dapat menyebabkan keracunan.
1) Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk memelihara penglihatan, memelihara
jaringan epitel, meningkatkan perkembangan tulang dan gigi,
meningkatkan proliferasi sel. Kekurangan vitamin A ditandai dengan
buta senja atau buta total, degenerasi sel keratin yang menyebabkan
infeksi mata, telinga, dan rongga hidung. Kulit menjadi kasar, kering,
dan bersisik, mata kering, perkembangan gigi dan tulang tidak adekuat.
Vitamin A disimpan di hati dan intake berlebihan menyebabkan
keracunan.
2) Vitamin D
Vitamin D berfungsi untuk mineralisasi tulang, kartilago, dan gigi,
memelihara calcium cairan ekstra selular, dan untuk kontraksi otot.
Kekurangan vitamin D menyebabkan riketsia, kesehatan gigi kurang,
otot kaku dan kejang, osteomalasia (tulang lunak dan mudah fraktur
spontan).
3) Vitamin E
Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang membantu memelihara
integritas membran sel dan melindungi vitamin A dan C dari oksidasi.
Kekurangan vitamin E ditandai dengan meningkatnya hemolisis
eritrosit, refleks kurang, kerusakan fungsi neuromuskular, dan anemia.
4) Vitamin K
Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin dan faktor
pembekuan lain untuk pembekuan darah. Kekurangan vitamin K
dimanifestasikan dengan perdarahan, dan penyakit perdarahan pada bayi
baru lahir.

6
b. Vitamin larut air
Vitamin larut air disimpan dalam tubuh. Intake berlebihan diabsorbsi oleh
jaringan, dan diekskresikan dalam urine.
1) Vitamin B kompleks
a) Vitamin B1 (thiamine) berfungsi dalam metabolisme karbohidrat,
memelihara fungsi syaraf, nafsu makan dan pencernaan. Gejala
kekurangan vitamin B1 adalah nafsu makan menurun, apatis,
depresi mental, fatigue, konstipasi, edema, gagal jantung, dan
neuritis.
b) Vitamin B2 (riboflavin) berfungsi dalam metabolisme protein dan
karbohidrat, memelihara kulit dan penglihatan. Gajala kekurangan
vitamin B2 adalah sudut mulut pecah-pecah, dermatitis, dan
peningkatan vaskularisasi kornea dan penglihatan tidak teratur.
c) Vitamin B3 (niacin) berfungsi dalam metabolisme glikogen,
regenerasi jaringan, dan sintesis lemak. Kekurangan vitamin B3
menyebabkan pellagra, ditandai dengan fatigue, sakit kepala,
anoreksi, penurunan berat badan, nyeri abdomen, diare, dermatitis,
gangguan syaraf.
d) Vitamin B12 (cyanocobalamin) berfungsi dalam membentuk
eritrosit matang, dan sintesis DNA dan RNA, absorbsi vitamin A.
Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemi pernisiosa, dan
kerusakan syaraf. Asam folat berfungsi sebagai ko enzim
metabolisme protein dan pertumbuhan sel, membentuk eritrosit,
perkembangan tulang dan sumsum tulang belakang janin. Tanda
kekurangan asam folat adalah glositis, diare, anemi makrositik,
defek kelahiran (spina bifida)
2) Vitamin C
Vitamin C penting untuk absorbsi Fe, melawan infeksi, penyembuhan
luka, pembentukan kolagen, metabolisme beberapa asam amino. Vitamin
C adalah antioksidan, dan melindungi vitamin A dan E dari oksidasi
berlebihan. Kekurangan vitamin C ditandai dengan penyembuhan luka

7
kurang, rentan infeksi, retardasi pertumbuhan dan perkembangan, nyeri
sendi, anemi, gusi berdarah.
5. Mineral
Mineral membantu membentuk jaringan tubuh dan regulasi metabolisme
a. Calcium
Calcium berfungsi untuk membentuk dan memelihara tulang dan gigi,
pembekuan darah, tansmisi syaraf, kontraksi dan relaksasi otot,
permeabilitas membran sel. Tanda dan gejala kekurangan calcium adalah
pertumbuhan pendek, ricketsia, osteoporosis, tetani.
b. Magnesium
Magnesium berfungsi untuk pembentukan tulang, relaksasi otot, sintesis
protein. Tanda dan gejala kekurangan magnesium adalah penyakit ginjal,
tremor mengakibatkan kejang.
c. Sodium
Sodium berfungsi untuk membantu memelihara keseimbangan cairan tubuh
dan asam basa. Makanan rendah sodium penting bagi orang dengan penyakit
jantung, hipertensi, edema, gangguan ginjal, penyakit liver.
d. Potasium/kalium
Fungsi potasium untuk sintesis protein, keseimbangan cairan, dan regulasi
kontraksi otot. Pembatasan potasium dilakukan pada klien dengan
kerusakan/gagal ginjal
e. Fosfor
Fosfor berfungsi untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi,
keseimbangan asam basa, metabolisme energi, struktur membran sel,
regulasi hormon dan ko enzim. Tanda dan gejala kekurangan fosfor adalah
pertumbuhan pendek, riketsia.
f. Besi (Fe)
Besi berfungsi untuk membawa oksigen melalui hemoglobin dan myoglobin,
unsur pokok sistem enzim. Kekurangan besi ditandai dengan deplesi
simpanan besi, anemi, pucat.

8
g. Iodine
Fungsi iodine adalah unsur pokok hormon tiroid yang meregulasi basal
metabolisme rate. Kekurangan iodine menyebabkan goiter.
h. Zinc
Fungsi zinc untuk pertumbuhan jaringan, perkembangan dan penyembuhan,
kematangan seksual dan reproduksi, unsur utama beberapa enzim dalam
energi dan metabolime asam nukleat. Kekurangan zinc menyebabkan
kerusakan pertumbuhan, kematangan seksual, dan fungsi sistem imun, lesi
kulit, akrodermatitis, penurunan sensasi rasa dan penghidu
i. Air
Air diperlukan untuk memelihara fungsi sel. Air diperoleh dari minum cairan
dan makan makanan tinggi air, dan dengan oksidasi makanan. Haus
menandakan butuh air dan mendorong seseorang untuk minum.

C. Keseimbangan Nutrisi Sesuai Perkembangan Usia


Keseimbangan Menurut (Rahayu & Harnanto, 2016):
1. Bayi (Umur 0 – 12 bulan)
Bayi sebelum usia 6 bulan, nutrisi yang pokok adalah air susu ibu (ASI
eksklusif). Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan
cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari.
Keuntungan pemberian ASI adalah:
a. ASI merupakan nutrisi yang komplet.
b. ASI mengandung lactobacillus bifidus, berguna untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme berbahaya dalam intestin.
c. Protein (laktalbumin) lebih mudah dicerna bayi. Protein ASI tidak dapat
menyebabkan alergi.
d. Laktose dalam ASI lebih banyak dan lebih dapat meningkatkan absorbsi
kalsium dan mineral lain.
e. Mineral dalam ASI (calsium: pospor = 2 : 1) baik untuk bayi. Zat besi ASI
lebih mudah diabsorbsi.
f. Lipose ASI membantu bayi yang immatur dalam pencernaan lemak.

9
2. Masa Toddler (Umur 1–3 tahun) dan pra sekolah (Umur 3–5 tahun)
Masa untuk mendidik pola, cara dan jenis makan yang benar. Kebiasaan yang
sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
a. Penyediaan makanan dalam berbagai variasi;
b. Membatasi makanan manis;
c. Konsumsi diet yang seimbang;
d. Penyajian waktu makan yang teratur.
Kebutuhan kalori pada masing-masing usia:
a. 1 tahun = 100 kcal / hari
b. 3 tahun = 300 -500 kcal / har
3. Anak Sekolah (Umur 6-12 tahun)

Usia Kalori Protein Cal Fe Vit A Vit B1 Vit C


(th) (Cal) (gr) (gr) (mg) (u) (mg) (mg)
5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
7-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

4. Masa Adolescent atau remaja (Umur 13-21 tahun)


Lemak tubuh meningkat, mengakibatkan obesitas sehingga menimbulkan stres
terhadap body image yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan, seperti
anoreksia nervosa, bulimia.
5. Masa dewasa muda (Umur 23 – 30 tahun)
Kebutuhan nutrisi pada dewasa muda digunakan untuk proses pemeliharaan dan
perbaikan tubuh, dan untuk mempertahankan keadaan gizi lebih baik.
6. Masa dewasa (Umur 31 - 45 tahun)
Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan aktivitas
fisik. Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa ini dibedakan antara tingkat
pekerjaan ringan, sedang dan berat.

Unsur Keadaan Pekerjaan

10
Ringan Sedang Berat
Gizi
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
Kalori 2100 1750 2500 2100 3000 2500
Protein 60 55 65 65 70 70
Calsium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Ferum 8 10 8 8 10 8
Vit A 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Vit B1 1 0,8 1,2 1 1,5 1,5

7. Dewasa Tua (Usia46 tahun ke atas)


Pada usia lanjut BMR berkurang 10–30%. Umumnya aktivitas berkurang, maka
akan banyak organ tubuh mengalami degeneratif, organ pencernaan sudah
mengalami kemunduran.
8. Wanita masa kehamilan dan menyusui
Untuk menghasilkan 1 liter ASI, ibu harus menyediakan kalori sebanyak 350
kal, sedangkan ASI sendiri mengandung 750 kal, 12 gr protein, 45 gr lemak,
laktosa, vitamin dan lainnya. Kebutuhan kalori bertambah kira-kira 40 kcal/kg
BB (300 kcal/hari). Kebutuhan nutrisi masa kehamilan mencakup protein, besi,
calcium, zinc, vitamin A B C D. Pada masa menyusui kebutuhan nutrisi lebih
banyak dari pada saat kehamilan (500-600 kcal/har).

D. Faktor-Faktor Pemenuhan Nutrisi Rural dan Urban


1. Faktor pengetahuan atau pendidikan
Masyarakat yang memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih memahami
makanan dan memilih makanan yang baik untuk keluarganna. Keluarga dengan
pendidikan tinggi tentu lebih mudah dari pada dengan latar belakang pendidikan
rendah, terutama yang terkait peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
anak, penggunaan fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya (Sholikah et al.,
2017).
Ini terbukti dengan masyarakat yang kualifikasi sekolah menengah memiliki
prevalensi lebih tinggi dari kekurangan gizi setelah normal. Namun, masyarakat
dari diploma dan atas kualifikasi memiliki prevalensi lebih tinggi dari obesitas
setelah normal, memiliki asupan makanan cepat saji yang lebih tinggi dan
memiliki frekuensi yang lebih tinggi dari melewatkan sarapan.(Sholikah et al.,
2017).

11
2. Faktor Kepercayaan
Faktor kepercayaan terhadap makanan terutama bagi orang-orang yang taat
beragama merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi pemenuhan
nutrisi. Misalnya: pada di daerah yang jauh dari kota terdapat larangan makan
nanas pada ibu hamil akan menyebabkan keguguran. Sedangkan di kota sudah
tidak percaya akan hal tersebut.
3. Faktor Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena persediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi yang biasanya identik
dengan perkotaan biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
dibandingan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah yang biasanya
berasa di pedesaan. (Anderson, 2005).
4. Faktor layanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat sensitif terhadap perubahan situasi ekonomi.
Gangguan situasi ekonomi akan menggangu aksesibilitas masyarakat dan
keluarga terhadap pelayanan kesehatan, contohnya: pelayanan imunisasi,
perawatan berkaitan dengan pertumbuhan, morbiditas, dan mortalitas anak.
Akses ke pelayanan kesehatan dilihat dari jarak dan waktu tempuh serta biaya
yang dikeluarkan untuk mencapai pelayanan kesehatan. Jarak merupakan ukuran
jauh dekatnya dari rumah/tempat tinggal seseorang ke pelayanan kesehatan
terdekat. Jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan merupakan salah satu
penghambat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan terutama pada
masyarakat yang tinggal di desa. (Children et al., 2007)
5. Faktor Pola Makan
Pola makan masyarakat pedesaan memiliki akses terbatas untuk berbelanja di
toko. Orang pedesaan masih tetap mematuhi pola diet rendah lemak dan
mempunyai prevalensi hiperkolesterolemia yang rendah. Bagi masyarakat
pedesaan, pedoman diet berbasis pangan tentang konsumsi susu rendah lemak.
Sedangkan Makanan cepat saji seperti humberger, pizza, ketang goring, dan
sebagainya umumnya memiliki kadar kalori yang sangat tinggi, rendah serat,

12
dan miskin kandungan gizinya.oleh karena itu para ahli gizi dan kesehatan
sering mengistilahkan makanan-makanan ini dengan istilah junk food.
6. Faktor akses air bersih
Jika dilihat dari indikator akses air bersih, masih terdapat kabupaten/kota yang
sekitar 50% rumah tangganya memiliki sumber air ber-dekatan dengan
pencemar (jarak kurang dari 10m), kemudian masih terdapat rumah tangga yang
kesulitan memperoleh air sepanjang tahun. Air untuk minum dan mencuci harus
cukup bebas kuman, akan tetapi penelitian-penelitian air yang ada di desa secara
konsisten menunjukan bahwa begitu air memenuhi suatu standart minimum,
jumlah air yang bisa sampai ke rumah-rumah lebih mempengaruhi kesehatan
mereka daripada kebersihan air itu sendiri. Hal itu merupakan cerminan dari
pentingnya air bersih pada masyarakat desa agar dapat memenuhi nutrisi
mereka. (Anderson, 2005).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan
tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas,
mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara
fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan
membentuk kekebalan.(Rahayu & Harnanto, 2016).
Jenis-jenisi dari nutrisi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air (Rahayu & Harnanto, 2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
nutrisi dalam masyarakat rural dan urban adalah:
1. Faktor pengetahuan atau pendidikan
2. Faktor kepercayaan
3. Faktor ekonomi
4. Faktor layanan kesehatan
5. Faktor pola makan
6. Faktor akses air besrih

B. Saran
Masih banyak kekurangan dalam pemenuhan nutrisi di wilayah rural dan urban.
Pentingnya kesadaran masyarakat khususnya tim kesehatan, pemerintah dan
lembaga lainnya saling bergotong royong dalam upaya pemenuhan nutrisi
masyarakatnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D. (2005). Faktor-Faktor Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Kaitannya


dengan Masalah Gizi Underweight, Stunted, dan Wasted di Indonesia: Pendekatan
Ekologi Gizi. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. North American
Review, 290(3–4), 76.

Children, U. Y. O., Ayu, R., & Sartika, D. (2007). Analisis Pemanfaatn Program
Pelayanan Kesehatan Status Gizi Balita. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.

Cynthia, N. (2013). Perbedaam Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Status
Gizi pada Remaja yamg TInggal di WIlayah Perkotaan dan Perdesaan Di SMP
Negeri 3 Semarang dan SMP Negeri 3 Mojogedang. Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro Semarang. Journal of Nutrition College, Volume 2
,Nomor 2, Tahun 2013.

Fallis, A. . (2013). Kebutuhan Nutrisi. Journal of Chemical Information and Modeling,


53(9), 1689–1699.

Kemenkes RI. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Pusdik SDM Kesehatan, 2(1), 222.
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/KDM-2-
Komprehensif.pdf. diakses pada tanggal 21 Oktober 2020, pukul 19.00 WIB).

Sholikah, A., Rustiana, E. R., & Yuniastuti, A. (2017). Faktor - Faktor yang
Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Pedesaan dan Perkotaan. Uneveristas
Negeri Semarang, Indonesia Pascasarjana Prodi Kesehatan Masyarakat. Public
Health Perspective Journal, 2(1), 9–18.

15

Anda mungkin juga menyukai