2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa hanya karena berkatNya
lah laporan ini dapat diselesaikan dengan niat dan usaha sebaik mungkin. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi tuntutan tugas mata kuliah Praktek Bimbingan Kelompok Belajar. Adapun
hal-hal yang dibahas dalam tugas laporan ini ialah mengenai hal yang bersangkutan dengan
bimbingan dan konseling.
Penulis juga berterima kasih kepada bapak Mirza Irawan S.Pd, M.Pd., Kons selaku
dosen mata kuliah Praktek BK Belajar yang telah memberikan ilmu dan kesempatan kepada
kami. Kami juga meminta maaf atas ketidak sempurnaan tugas ini baik dari segi penulisan,
penuturan kata terlebih lagi isinya, untuk itu juga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun dan memperbaiki karya tulis kami ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua nya dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................
Daftar Tabel........................................................................................................................
Daftar Lampiran..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Rasional..................................................................................................................
B. Dasar Hukum.........................................................................................................
C. Visi Dan Misi..........................................................................................................
D. Deskripsi Ketentuan..............................................................................................
E. Rumusan Tujuan.....................................................................................................
F. Komponen Program...............................................................................................
G. Bidang Layanan....................................................................................................
H. Rencana Kegiatan.................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Kriteria Evaluasi dan Kriteria Penentuan Keberhasilan Program Bimbingan dan
Konseling
Tabel 3. Penyusunan Rencana Evaluasi, Pengumpulan Data, Analisa dan Interprestasi Data
mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Sekolah memiliki banyak sekali kegiatan, sehingga perlu adanya suatu manajemen sekolah
yang baik agar kegiatan-kegiatan di sekolah dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya.
Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima layanan bimbingan dan
konseling, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, seorang guru bimbingan dan konseling diharuskan membuat suatu perencanaan
penyusunan program terlebih dahulu untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling.
Persepsi yang kurang tepat terhadap BK tersebut, ternyata tidak hanya menjangkiti
masyarakat awam. Para guru sebagai pendidik pun masih ada yang menganggap bahwa BK
itu bukan bagian dari tugasnya, tetapi adalah tugas khusus yang hanya boleh dilaksanakan
oleh “guru BK” (konselor). Pandangan semacam ini kemudian menjadikan guru leluasa
meminggirkan siswa-siswanya yang dianggap “buruk, jahat, dan kurang asertif” dalam
pendidikan. Mereka kemudian akan mengirim anak “nakal” tersebut ke ruang sempit
mencekam tempat para konselor berada. Padahal, gurulah yang seharusnya memberikan
penanganan pertama terhadap problematika siswa-siswanya karena merekalah yang lebih
sering berinteraksi. Berdasarkan hal tersebut, guru pun sebenarnya dituntut untuk menguasai
kompetensi dalam hal bimbingan dan konseling.
Maka dari itu, sudah saatnya para guru mengubah persepsinya masalah yang cukup serius
ini. Dalam makalah ini, akan kami uraikan mengenai peranan yang seharusnya dilakukan oleh
para guru dalam pelaksanaan BK meliputi: pengidenfikasian masalah siswa, pengalihtanganan
siswa yang bermasalah, penciptaan suasana belajar kondusif, konferensi kasus dan hal-hal lain
yang bertalian dengan pelaksanaan BK.
Untuk memudahkan pemberian layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), guru bimbingan dan konseling/
konselor sekolah wajib membuat perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program
semester, dan rencana pemberian layanan (RPL).
Program yang dibuat harus mengacu pada hasil analisis kebutuhan (need assessment),
sebaiknya angket analisi kebutuhan diberikan ke siswa menjelang akhir tahun pelajaran
sehingga pada awal tahun pelajaran baru guru bimbingan dan konseling siap memberikan
layanan sesuai dengan program yang telah dibuatnya.
Selain itu menyusun program bimbingan dan konseling harus sesuai dengan kalender
akademik SMK, supaya materi bimbingan yang disampaikan ke siswa dapat disampaikan
semuanya. Meskipun di kurikulum 2013 terjadi perdebatan tentang ada tidaknya jam BK
masuk kelas, tetapi ada sekolah yang tidak memberikan jam dan ada juga yang memberikan
jam BK.
B. Tujuan
a. Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah atau sedang
dihadapi.
b. Untuk mensistimatisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisa dan sintesa dengan data yang diperoleh dengan cara/alat lain.
c. Untuk menyusun program pelayanan konseling agar sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan siswa.
C. Manfaat
a. Siswa diminta menuliskan identitasnya secara lengkap sesuai format isian yang
disediakan dalam lembarjawab DCM.
b. Siswa dipersilahkan membaca item-item yang di dalamnya berisi pernyataan-
pernyataan yang mengandung permasalahan-pennasalahan yang biasa dialami oleh
individu
c. Siswa diminta menuliskan nomer item pernyataan di lembar jawab, jika masalah
PEMBAHASAN
A. Rasional
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini berorientasi pada masalah yang
berhubungan dengan hubungan pribadi, belajar, sosial dan karir. Alih-alih memberikan
pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah pada bidang belajar. Pemenuhan perkembangan
optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar dari
pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan awal pada
bimbingan dan konseling ini. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada kebutuhan
peserta didik, orang tua, dan pihak sekolah.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia remaja
menuju tahap usia remaja akhir juga dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi di bangku Sekolah. Permasalahan yang dihadapi seringkali memberikan dampak
negatif bagi perkembangan dan proses belajar peserta didik di sekolah. Sebagai contoh
masalah yang dihadapi peserta didik di kelas X TPM 2 di SMKN 1 Percut Sei Tuan, yaitu
permasalahan yang berhubungan dengan hubungan pribadi, masalah kesehatan, masalah
kebiasaan belajar, masalah dengan mada depan dan cita-cita, dan lain sebagainya. Yang
memang terkadang membuat peserta didik tadi tidak konsentrasi dalam belajar di kelas.
Masalah pertama yang dihadapi oleh peserta didik di kelas X TPM 2 di SMKN 1
adalah mengenai hubungan pribadi. Dimana peserta merasa kurang dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitar, kurang dalam hal berpikir positif, kurang mengenal dan memahami nilai-
nilai kehidupan, kurang mengenal peranan diri dalam kehidupan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Masalah kedua yang dihadapi oleh peserta didik di kelas X TPM 2 di SMKN 1 adalah
masalahan kesehatan. Dimana terdapat beberapa peserta didik sering merasa sakit, merasa
pusing, tidak sarapan dari rumah bahkan merasa tidak pernah memakan makanan yang
bergizi.
Dan masalah ketiga yang dihadapi peserta didik di kelas X TPM 2 di SMKN 1 adalah
mengenai belajar yang mencakup pada penyesuaian terhadap sekolah, penyesuaian terhadap
kurikulum dan kebiasaan belajar. Baik itu mencakup pada pemahaman pada proses belajar
mengajar, teknik-tenik dalam belajar, dll. Namun demikian, beberapa peserta didik memiliki
potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat
dalam bidang seni dan lain-lainnya.
Namun demikian, beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat
dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang dasar 1945
Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31
Ayat 1 : setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Ayat 2 : pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur
dengan undang-undang.
2. PP No. 29/1990 tentang pendidikan menengah
Bab X : bimbingan pasal 27 ayat 1 dan 2
Ayat 1 : bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Ayat 2 : bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Misi :
1. Melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan SMK yang mempunyai
nilai-nilai karakter bangsa guna menghasilkan tamatan yang memiliki kemampuan.
2. Peningkatan kompetensi tentang pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Peningkatan pelayanan prima terhadap pelanggan.
4. Peningkatan hubungan kerja sama dengan dunia usaha/ dunia industry dalam
melaksanakan praktek industry dan pemasaran tamatan.
5. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, tertib, aman, dan kondusif.
6. Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas praktek untuk kegiatan unit produksi dan
pelatihan siswa dan mahasiswa.
7. Peningkatan pembinaan siswa dalam kegiatan lomba keterampilan siswa tingkat
Kabupaten, Provinsi, Nasional dan Internasional.
8. Peningkatan pembinaan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, paskira, palang
merah, dll.
D. Deskripsi Kebutuhan
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan
(ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Identifikasi
Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam
melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga
dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di X TPM 2 di SMKN 1, dibuat dan
disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.
Hasil deskripsi kebutuhan berdasarkan dari hasil asesmen pada bidang belajar adalah
ujian.
Belajar Merencanakan target hasil Siswa mampu merencanakan
belajar secara periodic target hasil belajar yang ingin
dicapai.
Mengembangkan kreatifitas Siswa dapat mengembangkan
kreatifitas yang dimiliki dalam
hal belajar.
Kegiatan kelompok belajar Siswa mampu berinteraksi sosial
(KKB) dengan kelompok teman sebaya.
E. Rumusan tujuan
Masa bersekolah di SMK merupakan waktu yang terbaik bagi peserta didik/konseli
untuk mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif, pembelajar
sepanjang hayat, insan yang produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman.
Pengembangan jati diri tersebut dapat diupayakan dalam program bimbingan dan konseling
melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, karir, dan sosial. Program
bimbingan dan konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program
pengembangan semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah. Bimbingan dan konseling
di SMK diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang pribadi, sosial, belajar, dan
karir yang merupakan aktivitas esensial dalam menghadapi rintangan dalamencapai prestasi
sesuai potensi masing-masing peserta didik/konseli.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir merupakan
kunci keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta didik/konseli selanjutnya. Kebutuhan
kehidupan saat ini menghendaki adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang
komprehensif pada satuan pendidikan SMK, mengingat kompleksitas dan keragaman program
pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/konseli SMK, kebutuhan
akan layanan bimbingan dan konseling semakin mendesak. Ekspektasi kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor di SMK berbeda dengan guru bimbingan dan
konseling atau konselor di satuan pendidikan sekolah menengah lainnya. Dengan kata lain,
guru bimbingan dan konseling atau konselor juga perlu berperan-serta secara produktif di
SMK.
Meskipun guru bimbingan dan konseling atau konselor memegang peranan kunci
dalam sistem bimbingan dan konseling di sekolah, dukungan dari kepala sekolah sangat
dibutuhkan. Sebagai penanggungjawab pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung
jawab terselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, konselor sekolah
atau guru bimbingan dan konseling harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain
seperti ketua atau koordinator kelompok guru (normatif, adaptif, keahlian/produktif), kepala
sekolah, dunia usaha dan industri, orangtua, dan pihak-pihak lain yang relevan. Layanan
bimbingan dan konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya.
F. Komponen program
1. Layanan dasar
Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri
yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian.
2. Layanan responsive
memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan
ini ialah memberikan; (a) layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami
krisis. Peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta
didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang
spesifik dan (b) layanan pencegahan bagi beserta didik/konseli yang berada di ambang
pembuatan pilihan yang tidak bijaksana. Isi layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan
penanganan masalah masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Masalah-masalah yang
berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan kesulitan penyusunan rencana
pelajaran. Dalam masalah yang berkaitan dengan karir, misalnya, kecemasan perencanaan
karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi.
Masalah yang berkaitan dengan perkembangan social antara lain konflik dengan teman
sebaya, tawuran, dan keterampilan interaksi sosial yang rendah. Masalah yang berkaitan
dengan perkembangan pribadi antara lain konflik antara keinginan dankemampuan yang
dimiliki, dan memiliki pemahaman yang tidak jelas tentang potensi diri.
3. Perencanaan individual
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk mendukung dan
meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, dan
layanan peminatan dan perencanaan individual, dan (b) staf personalia sekolah yang lain
dalam melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem
terdiri atas aktivitas manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Berkaitan dengan pelayanan terhadap program
bimbingan dan konseling, komponen dukungan sistem menangani pengembangan program
bimbingan dan konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;
pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia sekolah
yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat; pengembangan
profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan.
G. Bidang layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli. Materi layanan bimbingan
klasikal disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat)
bidang layanan bimbingan dan konseling.
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung
jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai
perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
2) Bimbingan dan Konseling Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif,
dengan nilai dan norma yang berlaku (e) berinteraksi sosial yang efektif, (f)
bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (g) mengatasi
konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3) Bimbingan dan Konseling Belajar
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap
dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar
secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan,
depan; (e) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan
H. Rencana kegiatan
Rencana kegiatan bimbingan konseling terdiri dari sekurang-kurangnya komponen
berikut:
1) Tujuan/standar kompetensi; berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis
hasil asesmen, dan standar kompetensi kemandirian siswa
2) Kelas; tingkat kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
3) Komponen program; terdiri dari empat komponen yaitu layanan dasar, layanan
konseling memiliki
kemampuan mengelola
stress
Peserta didik atau
konseling memiliki
kepercayaan diri yang
baik
Sosial Peserta didik memiliki
kemampuan
melakukan interaksi
sosial yang baik
Peserta didik memiliki
kemampuan mengelola
emosi
Belajar Peserta didik memiliki
keterampilan belajar
yang efektif
Peserta didik memiliki
setelah lulus
2) Masalah : assesmen masalah, kelompok masalah, item masalah, bidang layanan dan
tingkatan kelas
3) Bidang layanan bimbingan dan konseling: kelompok bidang layanan, tujuan layanan
pada kelompok bidang layanan, ruang lingkup bidang layanan, tingkatan kelas.
Setelah tema atau topik dikembangkan, kegiatan berikutnya adalah menyusun RPL
bimbingan dan konseling. Materi yang dituangkan dalam RPL disajikan dengan
menggunakan beragam metode, teknik dan media bimbingan. Materi dapat bersifat
informatif dan orientatif yang membuat peserta didik mengetahui dan memahami
bagaimana cara berperilaku, mengembangkan pemikiran positif, membuat pilihan dan
mengambil keputusan bukan materi tentang suatu perilaku.
Pada sekolah menengah kejuruan yang memiliki guru bimbingan dan konseling atau
konselor, maka tema atau topik dikembangkan untuk kegiatan bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok maupun konseling kelompok, adapun pada sekolah menengah
kejuruan yang berada pada gugus yang dilayani oleh satu orang guru bimbingan dan
konseling atau konselor, maka Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Dasar, tema atau topik dapat dibuat RPL untuk kegiatan bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok maupun konseling kelompok dan dapat juga diintegrasikan
dengan mata pelajaran yang dirancang secara bersama antara guru kelas dan guru
bimbingan dan konseling atau konselor. Sementara, pada sekolah dasar yang tidak
memiliki konselor atau guru bimbingan dan konseling, tema atau topik diintegrasikan oleh
guru kelas dalam proses pembelajaran.
2. mampu membuat siswa belajar lebih aktif 3. mampu membantu dalam menyelesai
tugas dengan baik
L Langkah-langkah Pelayanan
Diketahui, Pelaksanaan
layanan
Dosen pengampu mata kuliah
LAYANAN INFORMASI
ETujuan 1. Untuk menghindari rasa ngantuk saat belajar 2. Agar lebih fokus dalam belajar
Sering mengantuk saat belajar
FTopik/materi
1. Belajarlah dengan tenang dan santai 2. Jangan terlalu sering tidur larut malam
3. Belajar berkelompok
GLangkah-langkah pelayanan
pengertian bimbingan
mengemukakan pendapatnya
c. Membahas:
- Apa saja yang menjadi faktor penyebab
- Apa saja dampak
- Bagaimana solusinya
d. Meminta anggota kelompok untuk
menyampaikan komitmennya dan game
peneguhan komitmen “kelipatan 3 saya
Diketahui,
1. Nama Konseli........................................................................(inisial/disamarkan)
........................................ ........................................
Evaluasi program didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan
yang dilakukan. Rencana evaluasi program dan hasil layanan bimbingan dan konseling dibuat
berdasarkan tujuan layanan bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan sebelumnya.
Komponen/aspekyangIndicator keberhasilan
dievaluasi
c. Konselor atau guru BK melaksanakan layanan sesuai dengan prosedur pem
layanan yang berlaku
d. Alokasiwaktupemberian
Tabel 2. Kriteria Evaluasi dan Kriteria Penentuan Keberhasilan Program Bimbingan dan
Konseling
Istilah tindak lanjut dalam evaluasi program bimbingan dan konseling dapat diklasifikasi
menjadi 2 (dua), yaitu tindak lanjut sebagai bagian utuh dari pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling dan tindak lanjut sebagai tahap akhir dari kegiatan evaluasi. Istilah tindak lanjut
dalam pelaksanaan layanan dapat dimunculkan sebagai bentuk respon cepat terhadap refleksi
yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor atas permasalahan-
permasalahan yang teridentifikasi selama proses pemberian layanan. Adapun tindak lanjut
yang akan diuraikan pada bagian ini adalah tindak lanjut sebagai bagian dari evaluasi program
bimbingan dan konseling.
b. Menggunakanangket
DCM
A LAYANAN BK
1 Pembuatan media
BK
2 Mengikuti seminar
atau pelatihan BK
B BAHAN HABIS
PAKAI
1 Kertas HVS A4
70gr
2 Kertas HVS F4
70gr
3 Stafler
4 Isi stafler
5 Spidol whitebroad
6 Penghapus
whitebroad
7 Plashdisk
8 CD RW
9 Tonor printer
10 Refill tonner
printer
11 Penggandaan
C SARANADAN
PRASARANA
1 Pembuatanskat
untuk ruang
konseling
2 Penggandaan
computer
D TOTAL BIAYA
(…………………………….) (………………………..)
A. Kesimpulan
Guru bimbingan dan konseling atau konselor sebagai tenaga profesional yang diberi
kewenangan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling berkewajiban memberikan
bantuan bagi peserta didik/konseli dalam rangka memfasilitasi pencapaian kemandirian dan
perkembangan yang optimal dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional
secara utuh.
Dengan demikian, dalam melakukan program bagi peserta didik seorang konselor
harus terlebih dahulu memiliki pedoman dalam upaya membantu peserta didik/konseli
mencapai perkembangan yang optimal. Untuk itu perlu diperhatikan dalam membuatRasional,
Dasar Hukum, mengetahui Visi Dan Misi yang terdapat disekolah, Deskripsi Ketentuan,
Rumusan Tujuan dalam melakukan program, Komponen Program, Bidang Layanan, Rencana
Kegiatan, Pengembangan Tema , Evaluasi Pelaporan Tindak Lanjut, Sarana Dan Prasarana,
serta Anggaran Biaya yang dibutuhkan dalam melakukan program agar dapat berjalan sesuai
yang diharapkan.
Hasil deskripsi kebutuhan berdasarkan dari hasil asesmen pada bidang belajar adalah:
B. Saran
1. Bagi Sekolah, lebih ditingkatkan lagi membuat panduan penyelenggaraan BK untuk
memperbaiki sosialisasi mengenai layanan konseling yang tersedia di Sekolah, guna
menyelesaikan permasalahan siswa yang termasuk wilayah konseling dalam bidang
belajar.
2. Bagi guru BK/ Konselor lebih meningkatkan kinerja dalam membuat program layanan
bagi peserta didik yang memiliki permasalahan dalam bidang belajar secara jelas
masalah apa yang dialami siswa serta menangani apa yang tepat untuk ditidak lanjuti
untuk pengentasan masalah yang terjadi.
3. Bagi siswa, untuk dapat memahami permasalahan yang terjadi dalam dirinya agar
dapat secara cepat ditindak lanjuti oleh konselor dalam menyelesaikan
permasalahannya.