Anda di halaman 1dari 3

 

 
            Teori yang akan dibahas berkaitan dengan dua hal pokok ; pertama, merujuk pada hipotesa
yang diverifikasi melalui observasi, dan kedua mengandung arti sebagai cara berpikir sistematis dan
konsisten. Empat teori yang akan dibahas, diantaranya :
1.      Perenialisme. Teori ini menekankan bahwa kemutlakan, kelanggengan, dan pikiran hendaknya lebih
diutamakan dari pada perubahan.
2.      Progresivisme. Teori ini lebih mengutamakan kegiatan belajar yang dilakukan melalui kerjasama dan
partisipasi dalam kelompok, serta melalui penyesuaian yang dilakukan peserta didik terhadap
lingkungan sosialnya.
3.      Essensialisme. Teori ini menitikberatkan terhadap pentingnya upaya pengkajian kurikulum yang
dilakukan secara berlanjut.
4.      Rekontruksivisme. Teori ini menjelaskan bahwa pendidikan luar sekolah memiliki tanggung jawab
social dalam mewujudkan lahirnya masyarakat baru

Secara umum, pengelolaan program pendidikan luar sekolah meliputi siklus kegiatan yang terdiri
atas enam tahap :

1) Perencanaan (planning)

2) Pengorganisasian (organizing)

3) Penggerakan (motivating)

4) Pembinaan, yang mencakup pengawasan (controlling) dan supervisi (supervising)

5) Evaluasi (evaluating), dan

6) Pengembangan (developing)

        Falsafah pendidikan yang akan dibahas dan dianggap mampu menopang falsafah pendidikan luar
sekolah antara lain adalah (menurut Sakahian, 1972:8) :

1)        Falsafah Idealisme. Berdasarkan falsafah ini, pendidikan luar sekolah perlu mendinamisasi dua hal
; pertama, meningkatkan kesadaran dan keakraban peserta didik terhadap seluruh potensi rohaniah
yang dimilikinya, dan kedua, mengembangkan hubungan yang selaras antara unsur rohani peserta didik
dengan lingkungannya. Pendidikan luar sekolah merupakan upaya sadar untuk mengembangkan cipta,
rasa, karsa, dan cipta pesrta didik untuk memberdayakan diri dan lingkungannya.

2)        Falsafah Realisme. Berdasarkan aliran ini, pendidikan luar sekolah hendaknay memuat bahan –
bahan belajar inti (core) yang memungkinkan peserta didik dapat memahami lingkungan sekitar secara
tepat. Aliran realis klasik menambahkan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah untuk membantu
peserta didik menjadi manusia yang dapat mengembangkan kemampuan intelektual, berperilaku
kreatif, cepat tanggap. Bersikap inovatif, dan empatik. Pendidikan luar sekolah juga membantu peserta
didik agar selalu mengembangkan diri.
3)        Falsafah Pragmatisme. Filsafat ini menjelaskan bahwa dunia tidak terikat dan tidak pula bebas
dari pikiran manusia. Menurut aliran ini, pendidikan luar sekolah terdiri dari tujuan dan serangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dan kegiatan pendidikan luar sekolah hendaknya
bersifat luwes (fleksibel) dan terbuka serta disusun secara rasional berdasarkan kenyataan yang
dihadapi. Tujuan pendidikan luar sekolah ialah meningkatkan atau mengembangkan kualitas manusia,
sedangkan kegiatan pendidikan luar sekolah merupakan upaya untuk tercapainya peningkatan dan
pengembangan kualitas manusia tersebut. Dalam kegiatan pendidikan, upaya pembinaan disiplin
hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan perkembangan peserta didik

Jenis pendidikan luar sekolah terdiri atas :

1. Pendidikan umum, yang mengutamakan perluasan dan peningkatan keterampilan dan sikap warga
belajar dalam bidang tertentu.

2. Pendidikan keagamaan, yang mempersiapkan warga belajar untuk dapat menguasai secara khusus
agama yang dianut.

3. Pendidikan jabatan kerja, untuk memenuhi persyaratan pekerjaan tertentu.

4. Pendidikan kedinasan, yang berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas
dinas, dan

5. Pendidikan kejuruan, yang mempersiapkan warga belajar untuk dapat bekerja

Landasan hukum

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan (adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelengaraan pendidikan) pada pendidikan luar
sekolah terdiri atas pendidik, pengelola satuan pendidikan, peniliki, peneliti dan pengembang di bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji. Dan Peraturan pemerintah
Nomor 71 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja.

. Pancasila

Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia dan landasan pendidikan nasional, memberikan dukungan
kuat bagi pembinaan dan perkembangan pendidikan luar sekolah yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia Indonesia yang bermoral. Pancasila
mengandung keterpaduan yang selaras dan seimbang.

Sesuai dengan sila yang dimiliki, Pancasila memberikan arah :

1. Memberi arah pada pendidikan luar sekolah untuk membina, mengembangkan, dan melestarikan
sikap dan perilaku peserta didik sebagai insan Indonesia yang memilki jasmani dan rohani yang sehat
serta keyakinan dan pengamalan yang kuat dalam beragama dan dapat menerapkan nilai – nilai agama
dalam bersikap dan berperilaku. (sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa)

2. Memberi landasan untuk terbinanya insan Indonesia yang menjunjung tinggi nilai – nilai
kemanusiaan. (sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab)

3. Melandasi pembinaan insan yang cinta tanah air, rela berkorban, dan memiliki rasa tanggung jawab
terhadap pembangunan masyarakat dan bangsa. (sila ketiga, Persatuan Indonesia)

4. Memberi landasan untuk berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan rakyat banyak dan
memiliki sikap demokratis. (sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan)

5. Memberi landasan untuk menumbuhkan dan mengembangkan berbagai kegiatan program yang
berkaitan dengan peningkatan berbagai aspek kehidupan rakyat Indonesia. (sila kelima, Keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia)

B. Undang – Undang Dasar 1945

Dalam pembukaan UUD 1945, ditegaskan bahwa tujuan kemerdekaan adalah untuk “memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kedua tujuan ini saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Batang UUD 1945 menyatakan bahwa :

1. Tiap – tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2)

2. Hak warga Negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul (Pasal 28)

3. Negara menjamin kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing
dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu (pasal 29 ayat 2)

4. Hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam usaha pembelaan Negara (Pasal 30 ayat 1)

5. Tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran (Pasal 31 ayat 1)

6. Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia (Pasal 32), dan

7. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan (Pasal 33 ayat 1)

Anda mungkin juga menyukai