Anda di halaman 1dari 31

PROJECT

“PROGRAM LAYANAN PRAKTIK BIMBINGAN


KONSELING BELAJAR DI SMA ST. PETRUS SIDIKALANG”

DASAR DASAR BK

DOSEN PENGAMPU:

Miswanto S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1


KELOMPOK I (SATU)

Andriyani Fransisca br. Silaen 1202413012


Angel Saraan 1202113040
Azizah Khairiyah 1201113001

KELAS E REG PG.PAUD

PROGRAM STUDI S-1 PG.PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa hanya karena berkatNya
lah laporan ini dapat diselesaikan dengan niat dan usaha sebaik mungkin. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi tuntutan tugas mata kuliah DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING.
Adapun hal-hal yang dibahas dalam tugas laporan ini ialah mengenai hal yang bersangkutan
dengan bimbingan dan konseling.

Kami juga berterima kasih kepada bapak Miswanto S.Pd, M.Pd., selaku dosen mata
kuliah DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING yang telah memberikan ilmu dan
kesempatan kepada kami. Kami juga meminta maaf atas ketidak sempurnaan tugas ini baik
dari segi penulisan, penuturan kata terlebih lagi isinya, untuk itu juga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan memperbaiki
karya tulis kami ini.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua nya dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................

Kata Pengantar...................................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................................

Daftar Tabel........................................................................................................................

Daftar Lampiran..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................


B. Tujuan......................................................................................................................
C. Manfaat....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Rasional..................................................................................................................
B. Dasar Hukum.........................................................................................................
C. Visi Dan Misi..........................................................................................................
D. Deskripsi Ketentuan..............................................................................................
E. Rumusan Tujuan.....................................................................................................
F. Komponen Program...............................................................................................
G. Bidang Layanan....................................................................................................
H. Rencana Kegiatan.................................................................................................
I. Pengembangan Tema............................................................................................
J. Evaluasi Pelaporan Tindak Lanjut...........................................................................
K. Sarana Dan Prasarana.............................................................................................
L. Aanggaran Biaya...................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Deskripsi Kebutuhan pada Bidang Belajar

Tabel 2. Kriteria Evaluasi dan Kriteria Penentuan Keberhasilan Program Bimbingan dan
Konseling

Tabel 3. Penyusunan Rencana Evaluasi, Pengumpulan Data, Analisa dan Interprestasi Data

Tabel 4. Sarana dan Prasarana

Tabel 5. Anggaran Biaya yang diperlukan


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Layanan Informasi

Lampiran 3. Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Individual


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan bagian dari pendidikan, dimana di sekolah terdapat peserta didik yang
mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Sekolah memiliki banyak sekali kegiatan, sehingga perlu adanya suatu manajemen sekolah
yang baik agar kegiatan-kegiatan di sekolah dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya.
Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima layanan bimbingan dan
konseling, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, seorang guru bimbingan dan konseling diharuskan membuat suatu perencanaan
penyusunan program terlebih dahulu untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling.
Persepsi yang kurang tepat terhadap BK tersebut, ternyata tidak hanya menjangkiti
masyarakat awam. Para guru sebagai pendidik pun masih ada yang menganggap bahwa BK
itu bukan bagian dari tugasnya, tetapi adalah tugas khusus yang hanya boleh dilaksanakan
oleh “guru BK” (konselor). Pandangan semacam ini kemudian menjadikan guru leluasa
meminggirkan siswa-siswanya yang dianggap “buruk, jahat, dan kurang asertif” dalam
pendidikan. Mereka kemudian akan mengirim anak “nakal” tersebut ke ruang sempit
mencekam tempat para konselor berada. Padahal, gurulah yang seharusnya memberikan
penanganan pertama terhadap problematika siswa-siswanya karena merekalah yang lebih
sering berinteraksi. Berdasarkan hal tersebut, guru pun sebenarnya dituntut untuk menguasai
kompetensi dalam hal bimbingan dan konseling.
Maka dari itu, sudah saatnya para guru mengubah persepsinya masalah yang cukup serius
ini. Dalam makalah ini, akan kami uraikan mengenai peranan yang seharusnya dilakukan oleh
para guru dalam pelaksanaan BK meliputi: pengidenfikasian masalah siswa, pengalihtanganan
siswa yang bermasalah, penciptaan suasana belajar kondusif, konferensi kasus dan hal-hal lain
yang bertalian dengan pelaksanaan BK.
Untuk memudahkan pemberian layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), guru bimbingan dan konseling/ konselor sekolah
wajib membuat perangkat pembelajaran seperti program tahunan, program semester, dan
rencana pemberian layanan (RPL).
Program yang dibuat harus mengacu pada hasil analisis kebutuhan (need assessment),
sebaiknya angket analisi kebutuhan diberikan ke siswa menjelang akhir tahun pelajaran
sehingga pada awal tahun pelajaran baru guru bimbingan dan konseling siap memberikan
layanan sesuai dengan program yang telah dibuatnya.
Selain itu menyusun program bimbingan dan konseling harus sesuai dengan kalender
akademik SMA, supaya materi bimbingan yang disampaikan ke siswa dapat disampaikan
semuanya. Meskipun di kurikulum 2013 terjadi perdebatan tentang ada tidaknya jam BK
masuk kelas, tetapi ada sekolah yang tidak memberikan jam dan ada juga yang memberikan
jam BK.
B. Tujuan
a. Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah atau sedang
dihadapi.
b. Untuk mensistimatisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisa dan sintesa dengan data yang diperoleh dengan cara/alat lain.
c. Untuk menyusun program pelayanan konseling agar sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan siswa.
C. Manfaat
a. Siswa diminta menuliskan identitasnya secara lengkap sesuai format isian yang
disediakan dalam lembarjawab DCM.
b. Siswa dipersilahkan membaca item-item yang di dalamnya berisi pernyataan-
pernyataan yang mengandung permasalahan-pennasalahan yang biasa dialami oleh
individu
c. Siswa diminta menuliskan nomer item pernyataan di lembar jawab, jika masalah
tersebut sesuai dengan yang pemah dialami atau sedang dialami
d. Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan dengan jujur, dengan memberikan
jaminan kerahasiaan akan semua jawabannya
e. Menginformasikan bahwa hasil DCM akan dijadikan acuan dalam memberikan
layanan (bantuan) pada siswa.
f. Waktu yang diberikan pada siswa setara dengan satu jam pelajaran, yakni 40
menit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rasional

Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini berorientasi pada masalah yang
berhubungan dengan hubungan pribadi, belajar, sosial dan karir. Alih-alih memberikan
pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah pada bidang belajar. Pemenuhan perkembangan
optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar dari
pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan awal pada
bimbingan dan konseling ini. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada kebutuhan
peserta didik, orang tua, dan pihak sekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu


peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.

Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia remaja
menuju tahap usia remaja akhir juga dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi di bangku Sekolah. Permasalahan yang dihadapi seringkali memberikan dampak
negatif bagi perkembangan dan proses belajar peserta didik di sekolah. Sebagai contoh
masalah yang dihadapi peserta didik di, yaitu permasalahan yang berhubungan dengan
hubungan pribadi, masalah kesehatan, masalah kebiasaan belajar, masalah dengan mada
depan dan cita-cita, dan lain sebagainya. Yang memang terkadang membuat peserta didik tadi
tidak konsentrasi dalam belajar di kelas.

Masalah pertama yang dihadapi oleh peserta didik SMA ST. PETRUS SIDIKALANG
adalah mengenai hubungan pribadi. Dimana peserta merasa kurang dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitar, kurang dalam hal berpikir positif, kurang mengenal dan memahami nilai-
nilai kehidupan, kurang mengenal peranan diri dalam kehidupan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Masalah kedua yang dihadapi oleh peserta didik di adalah masalahan kesehatan.
Dimana terdapat beberapa peserta didik sering merasa sakit, merasa pusing, tidak sarapan dari
rumah bahkan merasa tidak pernah memakan makanan yang bergizi.

Dan masalah ketiga yang dihadapi peserta didik di kelas SMA ST. PETRUS
SIDIKALANG adalah mengenai belajar yang mencakup pada penyesuaian terhadap sekolah,
penyesuaian terhadap kurikulum dan kebiasaan belajar. Baik itu mencakup pada pemahaman
pada proses belajar mengajar, teknik-tenik dalam belajar, dll. Namun demikian, beberapa
peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan
olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya.

Namun demikian, beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat
dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang dasar 1945
Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31
Ayat 1 : setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Ayat 2 : pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur
dengan undang-undang.
2. PP No. 29/1990 tentang pendidikan menengah
Bab X : bimbingan pasal 27 ayat 1 dan 2
Ayat 1 : bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Ayat 2 : bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

3. “Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
C. Visi dan Misi
Visi : Berkomitmen tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dan latihan untuk
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai Ilmpu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) serta berakhlaq mulia dan memapu bersaing mengisi pasar kerja
secara global.

Misi :
1. Melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan yang mempunyai nilai-
nilai karakter bangsa guna menghasilkan tamatan yang memiliki kemampuan.
2. Peningkatan kompetensi tentang pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Peningkatan pelayanan prima terhadap pelanggan.
4. Peningkatan hubungan kerja sama dengan dunia usaha/ dunia industry dalam
melaksanakan praktek industry dan pemasaran tamatan.
5. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, tertib, aman, dan kondusif.
6. Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas praktek untuk kegiatan unit produksi dan
pelatihan siswa dan mahasiswa.
7. Peningkatan pembinaan siswa dalam kegiatan lomba keterampilan siswa tingkat
Kabupaten, Provinsi, Nasional dan Internasional.
8. Peningkatan pembinaan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, paskira, palang
merah, dll.

D. Deskripsi Kebutuhan

Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan


hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan
dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan
penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan Konseli.

Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan
(ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Identifikasi
Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam
melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga
dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.

Angket masalah Konseli atau peserta didik di SMA ST. PETRUS SIDIKALANG,
dibuat dan disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan
dan masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.

Hasil deskripsi kebutuhan berdasarkan dari hasil asesmen pada bidang belajar adalah

Bidang Layanan Hasil Asesmen Kebutuhan Indikator


Evaluasi prestasi akademik Siswa mampu merencanakan
pencapaian prestasi belajar.
Mengembangkan Kebiasaan Siswa mampu mengembangkan
Belajar Efektif cara-cara belajarnya untuk
mencapai prestasi yg
memuaskan.
Mempersiapkan diri dalam Siswa dapat menghilangkan
menghadapi ujian kecemasan saat menghadapi
ujian.
Belajar Merencanakan target hasil Siswa mampu merencanakan
belajar secara periodic target hasil belajar yang ingin
dicapai.
Mengembangkan kreatifitas Siswa dapat mengembangkan
kreatifitas yang dimiliki dalam
hal belajar.
Kegiatan kelompok belajar Siswa mampu berinteraksi sosial
(KKB) dengan kelompok teman sebaya.
Mengenal faktor-faktor yang Siswa memahami potensi diri
dapat mempengaruhi kegiatan yang dapat dikembangkan dalam
belajar kegiatan belajar.
Tabel 1. Hasil Deskripsi Kebutuhan pada Bidang Belajar

E. Rumusan tujuan
Masa bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi peserta didik/konseli
untuk mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif, pembelajar
sepanjang hayat, insan yang produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman.
Pengembangan jati diri tersebut dapat diupayakan dalam program bimbingan dan konseling
melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, karir, dan sosial. Program
bimbingan dan konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program
pengembangan semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah. Bimbingan dan konseling
di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang pribadi, sosial, belajar, dan
karir yang merupakan aktivitas esensial dalam menghadapi rintangan dalamencapai prestasi
sesuai potensi masing-masing peserta didik/konseli.

Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir merupakan
kunci keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta didik/konseli selanjutnya. Kebutuhan
kehidupan saat ini menghendaki adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang
komprehensif pada satuan pendidikan SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman program
pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/konseli SMA, kebutuhan
akan layanan bimbingan dan konseling semakin mendesak. Ekspektasi kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor di SMA berbeda dengan guru bimbingan dan
konseling atau konselor di satuan pendidikan sekolah menengah lainnya. Dengan kata lain,
guru bimbingan dan konseling atau konselor juga perlu berperan-serta secara produktif di
SMA.

Meskipun guru bimbingan dan konseling atau konselor memegang peranan kunci
dalam sistem bimbingan dan konseling di sekolah, dukungan dari kepala sekolah sangat
dibutuhkan. Sebagai penanggungjawab pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung
jawab terselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, konselor sekolah
atau guru bimbingan dan konseling harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain
seperti ketua atau koordinator kelompok guru (normatif, adaptif, keahlian/produktif), kepala
sekolah, dunia usaha dan industri, orangtua, dan pihak-pihak lain yang relevan. Layanan
bimbingan dan konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya.

F. Komponen program
1. Layanan dasar

Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri
yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian.

2. Layanan responsive

Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang


memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan
ini ialah memberikan; (a) layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami
krisis. Peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta
didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang
spesifik dan (b) layanan pencegahan bagi beserta didik/konseli yang berada di ambang
pembuatan pilihan yang tidak bijaksana. Isi layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan
penanganan masalah masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Masalah-masalah yang
berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan kesulitan penyusunan rencana
pelajaran. Dalam masalah yang berkaitan dengan karir, misalnya, kecemasan perencanaan
karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi.
Masalah yang berkaitan dengan perkembangan social antara lain konflik dengan teman
sebaya, tawuran, dan keterampilan interaksi sosial yang rendah. Masalah yang berkaitan
dengan perkembangan pribadi antara lain konflik antara keinginan dankemampuan yang
dimiliki, dan memiliki pemahaman yang tidak jelas tentang potensi diri.

3. Perencanaan individual

Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan


kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta
didik/konseli belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri
dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Pelayanan peminatan
mulai dari pemilihan dan penetapan minat (kelompok matapelajaran, matapelajaran, lintas
minat), pendampingan peminatan, pengembangan dan penyaluran minat, evaluasi dan tindak
lanjut. Strategi layanan peminatan meliputi bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, dan konseling individual serta layanan konsultasi. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor memimpin kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan dan
bursa kerja khusus serta berperan mengkoordinasikan layanan peminatan, memberikan
informasi yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan dunia kerja, sampai
penetapan dan pemilihan dunia kerja dan studi lanjut.

4. Dukungan sistem

Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk mendukung dan
meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, dan
layanan peminatan dan perencanaan individual, dan (b) staf personalia sekolah yang lain
dalam melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem
terdiri atas aktivitas manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Berkaitan dengan pelayanan terhadap program
bimbingan dan konseling, komponen dukungan sistem menangani pengembangan program
bimbingan dan konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;
pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia sekolah
yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat; pengembangan
profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan.

G. Bidang layanan

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli. Materi layanan bimbingan
klasikal disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat)
bidang layanan bimbingan dan konseling.

1) Bimbingan dan Konseling Pribadi


Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung
jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai
perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
2) Bimbingan dan Konseling Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif,
terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah masalah sosial yang
dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan
lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam
kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan
meliputi (a) berempati terhadap kondisi orang lain, (b) memahami keragaman
latar sosial budaya, (c) menghormati dan menghargai orang lain, (d) menyesuaikan
dengan nilai dan norma yang berlaku (e) berinteraksi sosial yang efektif, (f)
bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (g) mengatasi
konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3) Bimbingan dan Konseling Belajar
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap
dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar
secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan,
dankebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan
meliputi; (a) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar; (b) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (c)
memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (d) memiliki
keterampilan belajar yang efektif; (e) memiliki keterampilan perencanaan dan
penetapan pendidikan selanjutnya; dan (f) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
4) Bimbingan dan Konseling Karir
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia
di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (a) memiliki pemahaman diri
(kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (b) memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir; (c) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (d)
memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa
depan; (e) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan
untuk mengambil keputusan karir.

H. Rencana kegiatan
Rencana kegiatan bimbingan konseling terdiri dari sekurang-kurangnya komponen
berikut:
1) Tujuan/standar kompetensi; berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis
hasil asesmen, dan standar kompetensi kemandirian siswa
2) Kelas; tingkat kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
3) Komponen program; terdiri dari empat komponen yaitu layanan dasar, layanan
responsif, perencanaan individual, dan dukungan system.
4) Strategi layanan, merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan
disesuaikan dengan komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar
strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah bimbingan.
5) Kelas, berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
6) Materi, berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
7) Metode, berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan
dilakukan.
8) Alat/media, berisi alat dan media yang akan digunakan guru misalnya power point
presentation, kertas kerja dan sebagainya.
9) Evaluasi, berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan
ketercapaian tujuan layanan
10) Ekuivalensi, berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan
dengan jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah). Alternatif contoh rancangan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan Permendikbud tersebut sebagaimana terlampir.

Bidang tujuan layanan kompo Kegiatan Kel Ma Metode Evaluasi


layana nen layanan as teri
n progra
m
Pribadi Peserta didik atau
konseling memiliki
kemampuan mengelola
stress
Peserta didik atau
konseling memiliki
kepercayaan diri yang
baik
Sosial Peserta didik memiliki
kemampuan
melakukan interaksi
sosial yang baik
Peserta didik memiliki
kemampuan mengelola
emosi
Belajar Peserta didik memiliki
keterampilan belajar
yang efektif
Peserta didik memiliki
motivasi belajar yang
baik
Karir Peserta didik perlu
memiliki pemahaman
mengenai perbedaan
kuliah dan kerja
Peserta didik memiliki
pemahaman megenai
jenis-jenis pekerjaan
setelah lulus

I. Pengembangan Tema/Topik Laporan

Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta


didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang dituangkan
dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPL bimbingan dan
konseling).

Tema/topik layanan diseleksi, dipetakan dan ditetapkan atas dasar:

1) Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD): berdasarkan hasil assesmen


tugas perkembangan dan standar kompetensi kemandirian peserta didik/konseli yang
diterbitkan oleh ABKIN.

2) Masalah : assesmen masalah, kelompok masalah, item masalah, bidang layanan dan
tingkatan kelas

3) Bidang layanan bimbingan dan konseling: kelompok bidang layanan, tujuan layanan
pada kelompok bidang layanan, ruang lingkup bidang layanan, tingkatan kelas.

Setelah tema atau topik dikembangkan, kegiatan berikutnya adalah menyusun RPL
bimbingan dan konseling. Materi yang dituangkan dalam RPL disajikan dengan
menggunakan beragam metode, teknik dan media bimbingan. Materi dapat bersifat
informatif dan orientatif yang membuat peserta didik mengetahui dan memahami
bagaimana cara berperilaku, mengembangkan pemikiran positif, membuat pilihan dan
mengambil keputusan bukan materi tentang suatu perilaku.

Pada sekolah menengah kejuruan yang memiliki guru bimbingan dan konseling atau
konselor, maka tema atau topik dikembangkan untuk kegiatan bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok maupun konseling kelompok, adapun pada sekolah menengah
kejuruan yang berada pada gugus yang dilayani oleh satu orang guru bimbingan dan
konseling atau konselor, maka Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Dasar, tema atau topik dapat dibuat RPL untuk kegiatan bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok maupun konseling kelompok dan dapat juga diintegrasikan
dengan mata pelajaran yang dirancang secara bersama antara guru kelas dan guru
bimbingan dan konseling atau konselor. Sementara, pada sekolah dasar yang tidak
memiliki konselor atau guru bimbingan dan konseling, tema atau topik diintegrasikan oleh
guru kelas dalam proses pembelajaran.

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

A Topik Bahasan Lebih sering belajar di siang hari

B Kompetensi Dasar Meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar

C Bidang Bimbingan Pribadi

D Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok

E Format Layanan Kelompok

F Fungsi Layanan Pengembangan

G Tujuan Layanan 1. untuk menambah ilmu pada siswa


2. untuk meningkatkan mutu belajar pada
siswa

H Hasil yang Dicapai 1. mampu membuat siswa lebih meningkat


daya ingat
2. mampu membuat siswa belajar lebih aktif
3. mampu membantu dalam menyelesaikan
tugas dengan baik

I Sasaran Layanan Siswa SMA ST. PETRUS SIDIKALANG

J Karakter yang Belajar dan bertanggung jawab


dikembangkan

K Uraian Kegiatan

a. strategi Penyajian Tehnik diskusi


Metode

b. Materi Menjelaskan materi :


1. Pentingnya mengutamakan belajar
2. Faktor dalam meningkatkan mutu belajar
3. Manfaat dari mengerjakan tugas disiang
hari

L Langkah-langkah Pelayanan

Tahap Pembentukan a. Ucapan selamat datang


b. Berdo’a
c. Menjelaskan topic bahasan yaitu lebih
sering belajar disiang hari
d. Menjelaskan tujuan topic bahasan yaitu
lebih sering belajar disiang hari
e. Menjelaskan manfaat topic bahasan yaitu
lebih sering belajar disiang hari
f. Ice breaking untuk pengenalan
(pengakraban/game/lagu)

Tahap Peralihan a. Menjelaskan kembali cara pelaksanaan


kegiatan kelompok
b. Tanya jawab untuk memastikan kesiapan
anggota kelompok
c. Mengenali suasana hati dan pikiran untuk
masing-masing anggota kelompok

Tahap Kegiatan a. Menjelaskan pembahasan yaitu


penyampaian materi mengenai lebih
sering belajar disiang hari.
b. Bermain game dan bernyanyi

M Tempat Pelaksanaan Sesuai dengan tempat yang disepakati

N Waktu Yang disepakati bersama

O Pelaksana layanan Tim kelompok

P Pihak yang dilibatkan Siswa

Q Media dan bahan yang Game dan bernyanyi


digunakan

R Penilaian
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

LAYANAN INFORMASI

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Layanan Informasi

A Topik/bahasan Sering mengantuk saat belajar

B Jenis Layanan Layanan Informasi

C Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan

D Bidang Bimbingan Belajar

E Tujuan 1. Untuk menghindari rasa ngantuk saat belajar


2. Agar lebih fokus dalam belajar
F Topik/materi Sering mengantuk saat belajar
1. Belajarlah dengan tenang dan santai
2. Jangan terlalu sering tidur larut malam
3. Belajar berkelompok
G Langkah-langkah pelayanan

1. Tahap pembentukan a. Berdoa


b. Menerima anggota kelompok dengan
keramahan
c. Menjelaskan pengertian bimbingan
kelompok
d. Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok
e. Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan
kelompok
f. Menjelaskan azas-azas dalam bimbingan
kelompok
g. Ice breaking untuk pengenalan/pengakraban
2. Tahap peralihan a. Menjelaskan kembali dengan ringkas cara
pelaksanaan kegiatan kelompok
b. Tanya jawab untuk memastikan kesiapan
anggota kelompok
c. Mengenali suasana hati dan pikiran masing-
masing anggota kelompok untuk mengetahui
kesiapan mereka
d. Menjelaskan azas-azas yang dipedomani dan
diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan kelompok
3. Tahap kegiatan a. Menjelaskan topik yang telah di tentukan
yaitu Tidak percaya diri berpendapat di
depan kelas
b. Meminta anggota kelompok untuk
mengemukakan pendapatnya
c. Membahas:
- Apa saja yang menjadi faktor penyebab
- Apa saja dampak
- Bagaimana solusinya
d. Meminta anggota kelompok untuk
menyampaikan komitmennya dan game
peneguhan komitmen “kelipatan 3 saya bisa”
4. Tahap pengakhiran a. Menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan
kelompok akan berakhir
b. Anggota kelompok menyampaikan kesan dan
pesannya
c. Memberikan tanggapan melalui BMB3
d. Menyepakati kegiatan bimbingan kelompok
berikutnya
e. Mengucapkan terimakasih
f. Berdo’a
g. Bersalaman/bernyanyi
H Sasaran layanan Siswa

I Waktu Pelaksanaan Waktu yang disepakati bersama

J Tempat Pelaksanaan SMA ST. PETRUS SIDIKALANG

K Penyenggara Layanan Perwakilan Kelompok

L Media dan bahan yang Foto copy materi, laptop dan handphone
digunakan
LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL SEMESTER… (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN…..

1. Nama Konseli : ……………………………...(inisial/disamarkan)

2. Kelas/ Semester : ……………………...............

3. Hari, Tanggal : ……………………...............

4. Pertemuan ke- : ……………………...............

5. Waktu : ……………(ditulis berapa menit waktu yang dipergunakan)

6. Tempat : ……………………. (ditulis lokasi pelaksanaannya)

7. Pendekatandan teknik konseling yang digunakan : .......................................

8. Hasil yang dicapai :...................................................


Medan, Oktober 2018

Mengetahui Kepsek, Guru BK/ Konselor

........................................ ........................................

Lampiran 3. Laporan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Individual

J. Evaluasi Program Tindak Lanjut

Evaluasi program didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan
yang dilakukan. Rencana evaluasi program dan hasil layanan bimbingan dan konseling dibuat
berdasarkan tujuan layanan bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan sebelumnya.

No Jenis evaluasi Kriteria evaluasi

Komponen/ aspek yang Indicator keberhasilan


dievaluasi

1 Evaluasi proses Pelaksanaan layanan a. Peserta didik/ konseli terlibat


secara aktif dalam kegiatan

b. Peserta didik/konseli
memiliki antusiasme yang
tinggi dalam kegiatan

c. Konselor atau guru BK


melaksanakan layanan sesuai
dengan prosedur pemberian
layanan yang berlaku

d. Alokasi waktu pemberian


layanan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapka

Tabel 2. Kriteria Evaluasi dan Kriteria Penentuan Keberhasilan Program Bimbingan dan
Konseling

Istilah tindak lanjut dalam evaluasi program bimbingan dan konseling dapat diklasifikasi
menjadi 2 (dua), yaitu tindak lanjut sebagai bagian utuh dari pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling dan tindak lanjut sebagai tahap akhir dari kegiatan evaluasi. Istilah tindak lanjut
dalam pelaksanaan layanan dapat dimunculkan sebagai bentuk respon cepat terhadap refleksi
yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor atas permasalahan-
permasalahan yang teridentifikasi selama proses pemberian layanan. Adapun tindak lanjut
yang akan diuraikan pada bagian ini adalah tindak lanjut sebagai bagian dari evaluasi program
bimbingan dan konseling.

Penyususnan Rencana Evaluasi Pengumpulan Data Analisis dan Interprestasi


Data

Tujuan : Tujuan : Tujuan :

a. Perlunya ruangan guru Untuk mengetahui hasil Dapat meningkatkan daya


BK agar siswa dapat dari angket yang kami ingat siswa dan pemahaman
lebih nyaman untuk berikan kepada siswa mutu belajar siswa.
mneceritakan
masalahnya.

b. Menggunakan angket
DCM

Tabel 3. Penyusunan Rencana Evaluasi, Pengumpulan Data, Analisa dan Interprestasi


Data

K. SARANA DAN PRASARANA

Kebutuhan Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana Tujuan kegiatan


yang tersedia yang dibutuhkan

Sarana Ruang konseling Ruang konseling Dimilikiya sekat/


berada disatu ruangan yang mampu pembatas permanen
dengan ruang guru menjaga privasi ruang guru dengan
konseli ruang konseling

Dan lain-lain Dan lain-lain Dan lain-lain

Prasarana Aplikasi Aplikasi Dimilikinya aplikasi


instrumentasi ITP instrumentasi AUM AUM

Dan lain-lain Dan lain-lain Dan lain-lain

Tabel 4. Sarana dan Prasarana

L. ANGGARAN DANA

No KEGIATAN VOLUME JUMLAH

A LAYANAN BK

1 Pembuatan media
BK

2 Mengikuti seminar
atau pelatihan BK

B BAHAN HABIS
PAKAI

1 Kertas HVS A4
70gr

2 Kertas HVS F4
70gr

3 Stafler

4 Isi stafler

5 Spidol whitebroad

6 Penghapus
whitebroad

7 Plashdisk
8 CD RW

9 Tonor printer

10 Refill tonner
printer

11 Penggandaan

C SARANA DAN
PRASARANA

1 Pembuatan skat
untuk ruang
konseling

2 Penggandaan
computer

D TOTAL BIAYA

Tabel 5. Anggaran Biaya yang diperlukan

Mengetahui kepala sekolah Guru Bimbingan dan Konseling

(…………………………….) (………………………..)
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dalam penyelenggaraan pendidikan


memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena
itu, sebagai konsekuensi logis bahwa setiap satuan pendidikan harus terdapat bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan secara profesional. SMK sebagai salah satu satuan pendidikan
memerlukan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Guru bimbingan dan konseling atau konselor sebagai tenaga profesional yang diberi
kewenangan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling berkewajiban memberikan
bantuan bagi peserta didik/konseli dalam rangka memfasilitasi pencapaian kemandirian dan
perkembangan yang optimal dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional
secara utuh.

Dengan demikian, dalam melakukan program bagi peserta didik seorang konselor
harus terlebih dahulu memiliki pedoman dalam upaya membantu peserta didik/konseli
mencapai perkembangan yang optimal. Untuk itu perlu diperhatikan dalam membuatRasional,
Dasar Hukum, mengetahui Visi Dan Misi yang terdapat disekolah, Deskripsi Ketentuan,
Rumusan Tujuan dalam melakukan program, Komponen Program, Bidang Layanan, Rencana
Kegiatan, Pengembangan Tema , Evaluasi Pelaporan Tindak Lanjut, Sarana Dan Prasarana,
serta Anggaran Biaya yang dibutuhkan dalam melakukan program agar dapat berjalan sesuai
yang diharapkan.
Hasil deskripsi kebutuhan berdasarkan dari hasil asesmen pada bidang belajar adalah:

Bidang Layanan Hasil Asesmen Kebutuhan Indikator


Evaluasi prestasi akademik Siswa mampu merencanakan
pencapaian prestasi belajar.
Mengembangkan Kebiasaan Siswa mampu mengembangkan
Belajar Efektif cara-cara belajarnya untuk
mencapai prestasi yg
memuaskan.
Mempersiapkan diri dalam Siswa dapat menghilangkan
menghadapi ujian kecemasan saat menghadapi
ujian.
Belajar Merencanakan target hasil Siswa mampu merencanakan
belajar secara periodic target hasil belajar yang ingin
dicapai.
Mengembangkan kreatifitas Siswa dapat mengembangkan
kreatifitas yang dimiliki dalam
hal belajar.
Kegiatan kelompok belajar Siswa mampu berinteraksi sosial
(KKB) dengan kelompok teman sebaya.
Mengenal faktor-faktor yang Siswa memahami potensi diri
dapat mempengaruhi kegiatan yang dapat dikembangkan dalam
belajar kegiatan belajar.

B. Saran
1. Bagi Sekolah, lebih ditingkatkan lagi membuat panduan penyelenggaraan BK untuk
memperbaiki sosialisasi mengenai layanan konseling yang tersedia di Sekolah, guna
menyelesaikan permasalahan siswa yang termasuk wilayah konseling dalam bidang
belajar.
2. Bagi guru BK/ Konselor lebih meningkatkan kinerja dalam membuat program layanan
bagi peserta didik yang memiliki permasalahan dalam bidang belajar secara jelas
masalah apa yang dialami siswa serta menangani apa yang tepat untuk ditidak lanjuti
untuk pengentasan masalah yang terjadi.
3. Bagi siswa, untuk dapat memahami permasalahan yang terjadi dalam dirinya agar
dapat secara cepat ditindak lanjuti oleh konselor dalam menyelesaikan
permasalahannya.

Anda mungkin juga menyukai