DASAR DASAR BK
DOSEN PENGAMPU:
Miswanto S.Pd,M.Pd
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa hanya karena berkatNya
lah laporan ini dapat diselesaikan dengan niat dan usaha sebaik mungkin. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi tuntutan tugas mata kuliah DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING.
Adapun hal-hal yang dibahas dalam tugas laporan ini ialah mengenai hal yang bersangkutan
dengan bimbingan dan konseling.
Kami juga berterima kasih kepada bapak Miswanto S.Pd, M.Pd., selaku dosen mata
kuliah DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING yang telah memberikan ilmu dan
kesempatan kepada kami. Kami juga meminta maaf atas ketidak sempurnaan tugas ini baik
dari segi penulisan, penuturan kata terlebih lagi isinya, untuk itu juga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan memperbaiki
karya tulis kami ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua nya dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................
Daftar Tabel........................................................................................................................
Daftar Lampiran..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Rasional..................................................................................................................
B. Dasar Hukum.........................................................................................................
C. Visi Dan Misi..........................................................................................................
D. Deskripsi Ketentuan..............................................................................................
E. Rumusan Tujuan.....................................................................................................
F. Komponen Program...............................................................................................
G. Bidang Layanan....................................................................................................
H. Rencana Kegiatan.................................................................................................
I. Pengembangan Tema............................................................................................
J. Evaluasi Pelaporan Tindak Lanjut...........................................................................
K. Sarana Dan Prasarana.............................................................................................
L. Aanggaran Biaya...................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Kriteria Evaluasi dan Kriteria Penentuan Keberhasilan Program Bimbingan dan
Konseling
Tabel 3. Penyusunan Rencana Evaluasi, Pengumpulan Data, Analisa dan Interprestasi Data
PEMBAHASAN
A. Rasional
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini berorientasi pada masalah yang
berhubungan dengan hubungan pribadi, belajar, sosial dan karir. Alih-alih memberikan
pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah pada bidang belajar. Pemenuhan perkembangan
optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar dari
pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan awal pada
bimbingan dan konseling ini. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada kebutuhan
peserta didik, orang tua, dan pihak sekolah.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia remaja
menuju tahap usia remaja akhir juga dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi di bangku Sekolah. Permasalahan yang dihadapi seringkali memberikan dampak
negatif bagi perkembangan dan proses belajar peserta didik di sekolah. Sebagai contoh
masalah yang dihadapi peserta didik di, yaitu permasalahan yang berhubungan dengan
hubungan pribadi, masalah kesehatan, masalah kebiasaan belajar, masalah dengan mada
depan dan cita-cita, dan lain sebagainya. Yang memang terkadang membuat peserta didik tadi
tidak konsentrasi dalam belajar di kelas.
Masalah pertama yang dihadapi oleh peserta didik SMA ST. PETRUS SIDIKALANG
adalah mengenai hubungan pribadi. Dimana peserta merasa kurang dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitar, kurang dalam hal berpikir positif, kurang mengenal dan memahami nilai-
nilai kehidupan, kurang mengenal peranan diri dalam kehidupan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Masalah kedua yang dihadapi oleh peserta didik di adalah masalahan kesehatan.
Dimana terdapat beberapa peserta didik sering merasa sakit, merasa pusing, tidak sarapan dari
rumah bahkan merasa tidak pernah memakan makanan yang bergizi.
Dan masalah ketiga yang dihadapi peserta didik di kelas SMA ST. PETRUS
SIDIKALANG adalah mengenai belajar yang mencakup pada penyesuaian terhadap sekolah,
penyesuaian terhadap kurikulum dan kebiasaan belajar. Baik itu mencakup pada pemahaman
pada proses belajar mengajar, teknik-tenik dalam belajar, dll. Namun demikian, beberapa
peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan
olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya.
Namun demikian, beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat
dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang dasar 1945
Bab XIII tentang pendidikan dan kebudayaan pasal 31
Ayat 1 : setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Ayat 2 : pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur
dengan undang-undang.
2. PP No. 29/1990 tentang pendidikan menengah
Bab X : bimbingan pasal 27 ayat 1 dan 2
Ayat 1 : bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.
Ayat 2 : bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Misi :
1. Melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan yang mempunyai nilai-
nilai karakter bangsa guna menghasilkan tamatan yang memiliki kemampuan.
2. Peningkatan kompetensi tentang pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Peningkatan pelayanan prima terhadap pelanggan.
4. Peningkatan hubungan kerja sama dengan dunia usaha/ dunia industry dalam
melaksanakan praktek industry dan pemasaran tamatan.
5. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, tertib, aman, dan kondusif.
6. Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas praktek untuk kegiatan unit produksi dan
pelatihan siswa dan mahasiswa.
7. Peningkatan pembinaan siswa dalam kegiatan lomba keterampilan siswa tingkat
Kabupaten, Provinsi, Nasional dan Internasional.
8. Peningkatan pembinaan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, paskira, palang
merah, dll.
D. Deskripsi Kebutuhan
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan
(ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Identifikasi
Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam
melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga
dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di SMA ST. PETRUS SIDIKALANG,
dibuat dan disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan
dan masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.
Hasil deskripsi kebutuhan berdasarkan dari hasil asesmen pada bidang belajar adalah
E. Rumusan tujuan
Masa bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi peserta didik/konseli
untuk mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif, pembelajar
sepanjang hayat, insan yang produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman.
Pengembangan jati diri tersebut dapat diupayakan dalam program bimbingan dan konseling
melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, karir, dan sosial. Program
bimbingan dan konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program
pengembangan semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah. Bimbingan dan konseling
di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang pribadi, sosial, belajar, dan
karir yang merupakan aktivitas esensial dalam menghadapi rintangan dalamencapai prestasi
sesuai potensi masing-masing peserta didik/konseli.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir merupakan
kunci keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta didik/konseli selanjutnya. Kebutuhan
kehidupan saat ini menghendaki adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang
komprehensif pada satuan pendidikan SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman program
pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/konseli SMA, kebutuhan
akan layanan bimbingan dan konseling semakin mendesak. Ekspektasi kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor di SMA berbeda dengan guru bimbingan dan
konseling atau konselor di satuan pendidikan sekolah menengah lainnya. Dengan kata lain,
guru bimbingan dan konseling atau konselor juga perlu berperan-serta secara produktif di
SMA.
Meskipun guru bimbingan dan konseling atau konselor memegang peranan kunci
dalam sistem bimbingan dan konseling di sekolah, dukungan dari kepala sekolah sangat
dibutuhkan. Sebagai penanggungjawab pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung
jawab terselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, konselor sekolah
atau guru bimbingan dan konseling harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain
seperti ketua atau koordinator kelompok guru (normatif, adaptif, keahlian/produktif), kepala
sekolah, dunia usaha dan industri, orangtua, dan pihak-pihak lain yang relevan. Layanan
bimbingan dan konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya.
F. Komponen program
1. Layanan dasar
Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri
yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian.
2. Layanan responsive
3. Perencanaan individual
4. Dukungan sistem
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk mendukung dan
meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, dan
layanan peminatan dan perencanaan individual, dan (b) staf personalia sekolah yang lain
dalam melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem
terdiri atas aktivitas manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Berkaitan dengan pelayanan terhadap program
bimbingan dan konseling, komponen dukungan sistem menangani pengembangan program
bimbingan dan konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;
pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia sekolah
yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat; pengembangan
profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan.
G. Bidang layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli. Materi layanan bimbingan
klasikal disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat)
bidang layanan bimbingan dan konseling.
H. Rencana kegiatan
Rencana kegiatan bimbingan konseling terdiri dari sekurang-kurangnya komponen
berikut:
1) Tujuan/standar kompetensi; berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis
hasil asesmen, dan standar kompetensi kemandirian siswa
2) Kelas; tingkat kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
3) Komponen program; terdiri dari empat komponen yaitu layanan dasar, layanan
responsif, perencanaan individual, dan dukungan system.
4) Strategi layanan, merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan
disesuaikan dengan komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar
strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah bimbingan.
5) Kelas, berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
6) Materi, berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
7) Metode, berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan
dilakukan.
8) Alat/media, berisi alat dan media yang akan digunakan guru misalnya power point
presentation, kertas kerja dan sebagainya.
9) Evaluasi, berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan
ketercapaian tujuan layanan
10) Ekuivalensi, berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan
dengan jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah). Alternatif contoh rancangan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan Permendikbud tersebut sebagaimana terlampir.
2) Masalah : assesmen masalah, kelompok masalah, item masalah, bidang layanan dan
tingkatan kelas
3) Bidang layanan bimbingan dan konseling: kelompok bidang layanan, tujuan layanan
pada kelompok bidang layanan, ruang lingkup bidang layanan, tingkatan kelas.
Setelah tema atau topik dikembangkan, kegiatan berikutnya adalah menyusun RPL
bimbingan dan konseling. Materi yang dituangkan dalam RPL disajikan dengan
menggunakan beragam metode, teknik dan media bimbingan. Materi dapat bersifat
informatif dan orientatif yang membuat peserta didik mengetahui dan memahami
bagaimana cara berperilaku, mengembangkan pemikiran positif, membuat pilihan dan
mengambil keputusan bukan materi tentang suatu perilaku.
Pada sekolah menengah kejuruan yang memiliki guru bimbingan dan konseling atau
konselor, maka tema atau topik dikembangkan untuk kegiatan bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok maupun konseling kelompok, adapun pada sekolah menengah
kejuruan yang berada pada gugus yang dilayani oleh satu orang guru bimbingan dan
konseling atau konselor, maka Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Dasar, tema atau topik dapat dibuat RPL untuk kegiatan bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok maupun konseling kelompok dan dapat juga diintegrasikan
dengan mata pelajaran yang dirancang secara bersama antara guru kelas dan guru
bimbingan dan konseling atau konselor. Sementara, pada sekolah dasar yang tidak
memiliki konselor atau guru bimbingan dan konseling, tema atau topik diintegrasikan oleh
guru kelas dalam proses pembelajaran.
K Uraian Kegiatan
L Langkah-langkah Pelayanan
R Penilaian
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
LAYANAN INFORMASI
L Media dan bahan yang Foto copy materi, laptop dan handphone
digunakan
LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN
........................................ ........................................
Evaluasi program didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan
yang dilakukan. Rencana evaluasi program dan hasil layanan bimbingan dan konseling dibuat
berdasarkan tujuan layanan bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan sebelumnya.
b. Peserta didik/konseli
memiliki antusiasme yang
tinggi dalam kegiatan
Tabel 2. Kriteria Evaluasi dan Kriteria Penentuan Keberhasilan Program Bimbingan dan
Konseling
Istilah tindak lanjut dalam evaluasi program bimbingan dan konseling dapat diklasifikasi
menjadi 2 (dua), yaitu tindak lanjut sebagai bagian utuh dari pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling dan tindak lanjut sebagai tahap akhir dari kegiatan evaluasi. Istilah tindak lanjut
dalam pelaksanaan layanan dapat dimunculkan sebagai bentuk respon cepat terhadap refleksi
yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor atas permasalahan-
permasalahan yang teridentifikasi selama proses pemberian layanan. Adapun tindak lanjut
yang akan diuraikan pada bagian ini adalah tindak lanjut sebagai bagian dari evaluasi program
bimbingan dan konseling.
b. Menggunakan angket
DCM
L. ANGGARAN DANA
A LAYANAN BK
1 Pembuatan media
BK
2 Mengikuti seminar
atau pelatihan BK
B BAHAN HABIS
PAKAI
1 Kertas HVS A4
70gr
2 Kertas HVS F4
70gr
3 Stafler
4 Isi stafler
5 Spidol whitebroad
6 Penghapus
whitebroad
7 Plashdisk
8 CD RW
9 Tonor printer
10 Refill tonner
printer
11 Penggandaan
C SARANA DAN
PRASARANA
1 Pembuatan skat
untuk ruang
konseling
2 Penggandaan
computer
D TOTAL BIAYA
(…………………………….) (………………………..)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru bimbingan dan konseling atau konselor sebagai tenaga profesional yang diberi
kewenangan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling berkewajiban memberikan
bantuan bagi peserta didik/konseli dalam rangka memfasilitasi pencapaian kemandirian dan
perkembangan yang optimal dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional
secara utuh.
Dengan demikian, dalam melakukan program bagi peserta didik seorang konselor
harus terlebih dahulu memiliki pedoman dalam upaya membantu peserta didik/konseli
mencapai perkembangan yang optimal. Untuk itu perlu diperhatikan dalam membuatRasional,
Dasar Hukum, mengetahui Visi Dan Misi yang terdapat disekolah, Deskripsi Ketentuan,
Rumusan Tujuan dalam melakukan program, Komponen Program, Bidang Layanan, Rencana
Kegiatan, Pengembangan Tema , Evaluasi Pelaporan Tindak Lanjut, Sarana Dan Prasarana,
serta Anggaran Biaya yang dibutuhkan dalam melakukan program agar dapat berjalan sesuai
yang diharapkan.
Hasil deskripsi kebutuhan berdasarkan dari hasil asesmen pada bidang belajar adalah:
B. Saran
1. Bagi Sekolah, lebih ditingkatkan lagi membuat panduan penyelenggaraan BK untuk
memperbaiki sosialisasi mengenai layanan konseling yang tersedia di Sekolah, guna
menyelesaikan permasalahan siswa yang termasuk wilayah konseling dalam bidang
belajar.
2. Bagi guru BK/ Konselor lebih meningkatkan kinerja dalam membuat program layanan
bagi peserta didik yang memiliki permasalahan dalam bidang belajar secara jelas
masalah apa yang dialami siswa serta menangani apa yang tepat untuk ditidak lanjuti
untuk pengentasan masalah yang terjadi.
3. Bagi siswa, untuk dapat memahami permasalahan yang terjadi dalam dirinya agar
dapat secara cepat ditindak lanjuti oleh konselor dalam menyelesaikan
permasalahannya.