Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET

MK. KONSEP DASAR PAUD


PRODI S1 PG- PAUD

Skor Nilai :

PERMASALAHAN PAUD SAAT PANDEMI


DI RA/TPA AR RAHMAN AULIA JLN.SERDANG KOMP.TNI AD
UNI KAMPUNG BELAWAN
DOSEN PENGAMPU:
Dwi Maya Novitri S.Pd,M.Hum/Dwi Septi Anjas Wulan,S.Pd,M.Pd

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK VII (TUJUH)

1. AZIZAH KHAIRIYAH (1201113001)


2. RIKA APRIANI HUTABARAT ( 1230113014 )

PROGRAM STUDI S-1 PG.PAUD -FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayah Nya kita masih
diberikan kesehatan dan keselamatan, dan yang telah memberikan kemudahan bagi penulis
hingga dapat menyelesaiakan Mini Riset ini. Adapun Mini Riset ini mengenai
“PERMASALAHAN GURU PAUD SAAT PANDEMI” telah kami susun semaksimal mungkin dan
tentunya sesuai dengan buku yang kami baca, sehingga dapat memperlancar pembuatan Mini
Riset ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada ibu Dwi Maya Novitri
S.Pd,M.Hum/Dwi Septi Anjas Wulan,S.Pd,M.Pd sebagai dosen pangampu “PENERAPAN
KETERAMPILAN Konsep Dasar Paud.

Semoga mini riset ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca
dan dapat menjadi ilmu baru bagi kita semua. Namun tidak lepas dari semua itu,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekuarangan baik dari segi bahasa maupun
dari segi isinya. Oleh karena itu saya berharap pembaca agar memberikan kritik dan
saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki Mini Riset ini untuk
kedepannya.

Medan, Desember 2020

KELOMPOK 7
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ ii
BAB I..................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................ 1
B.     RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................... 1
C.    TUJUAN PENEITIAN......................................................................................................................... 1
D.    METODE PENELITIAN.................................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................................................... 2
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................................. 2
BAB III............................................................................................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................... 10
BAB IV............................................................................................................................................................... 11
PENUTUP......................................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN................................................................................................................................................. 11
SARAN............................................................................................................................................................... 11
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………….….12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses
perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi
bersama dengan golden age (masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat
untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak. Pada masa peka, kecepatan
perkembangan otak anak selama hidupnya. Artinya, golden age merupakan masa
yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-
banyaknya (Slamet Suyanto, 2003: 6).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 (Depdiknas, 2003) menyatakan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.

B.     RUMUSAN MASALAH
.1.Apa saja permasalahan anak usia dini selama pandemi ? .

2.Apa saja permasalahan sebelum anak usia dini selama pandemi ?

3.Apa saja kegiatan pembelajaran selama pandemi?

4. Apa saja kegiatan pembelajaran sebelum pandemi?

C.    TUJUAN PENEITIAN
1.Dapat mengetahui Apa saja permasalahan anak usia dini selama pandemi
2. Dapat mengetahui Apa saja permasalahan sebelum anak usia dini selama pandemi
3.Dapat mengetahui Apa saja kegiatan pembelajaran selama pandemi
4. Dapat mengetahui Apa saja kegiatan pembelajaran selama pandemi

D.    METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di gunakan adalah wawancara secara langsung kepada
ibupemilik ra/tpa ar rahman aulia jln.serdang komp.tni ad uni kampung belawan
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Permasalahan Internal Anak Usia Dini


1. Fisik (Kesehatan)

Permasalahan Kesehatan adalah permasalahan yang sangat berpengaruh


besar terhadap aspek perkembangan lainnya, ketika kesehatan anak bermasalah
maka perkembangan anak akan tehambat. Perkembangan aspek fisik terkait dengan
keutuhan dan kemampuan fungsi panca indera anak, kemampuan melakukan
gerakan-gerakan sesuai perkembangan usianya serta kemampuan mengontrol
pembuangan Anak yang mengalami hambatan dalam hal-hal tersebut dapat
dikatakan mengalami masalah secara fisik. Lebih lanjut permasalahan-permasalahan
fisik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Gangguan fungsi pancaindera
1. Masalah Penglihatan
Merupakan keterampilan untuk mampu melihat persamaan dan perbedaan bentuk
benda. Warna sebagai dasar untuk mpengembangan kognitif. Masalah penglihatan
yang bisa terjadi pada anak usia dini adalah sulitnya mengelompokkan benda
berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya.
Selain itu, mereka juga sulit mengamati benda secara jelas. Permasalahan yang
ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan
ingatan.gangguan ungatan tersebut antara lain :
• Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya
• Tidak mampu menguraikan benda dari beberapa aspek bentuk, warna, fungsi dan
lain-lain )
• Tidak mampu mencari bagian yang gilang dari suatu bentuk
• Tidak mampu mengurutkakn kembali satu seri gambar yang diacak
• Tidak mampu melihat apa yang ditulis pleh guru dipapan tulis
2. Masalah Pendengaran
Merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan suara.
Gangguan suara pada anak usia dini bukan berarti anak-anak mengalami tuli tetapi,
anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada disekelilingnya. Seperti suara alam,
bisikkan arah suara dan lain – lain. Anak menjadi tidak peka terhadap suara yang ada
disekitarnya. Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu, tidak
mampu menyanyikan lagu sederhana, tidak mampu menceritakan kembali sebuah
kejadian, tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita, dan tidak mampu
mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak, dan lain-lain.
Sebagian besar orangtua menganggap permasalahan pendengaran anak merupakan
hal sepele, sehingga yang awalnya hanya ganguan kecil menjadai gangguan yang sulit
disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir jika orangtua sedini mungkin sering
melatih anak mendengarkan berbagai suara baik mendengarkan kaset lagu ataupun
orang tuanya sendiri yang bernyanyi saat bermain pada anaknya, orang tua harus
memberikan stimulasi-stmulasi sejak dini misalnya seperti, sering mengajak bicara
anak sehingga terjadi kontak mata pada anak, sering menmanggil namanya untuk
melatih kepekaan pendengarannya.
3. Indra Penciuman
Anak usia dini sering menderita sinus dan mimisan yang menyebabkan ketidak
pekaan terhadap penciuman mereka hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuh anak
yang sangat lemah.
2. Cacat tubuh
Cacat tubuh yang dialami anak usia dini merupakan faktor bawaan yang sudah
dialami sejak ia lahir. Cacat tubuh yang terjadi antara lain, tidak memiliki jari yang
sempurna, tuli, anggota tubuh yang tidak sempurna, namun ada juga anak yang
terlahir dalam keadaan normal akan tetapi ketika berusia 8 bulan ia mengalami panas
yang sangat tinggi dan sejak itu anak tersebut mengalami kecacatan selamanya.
Dalam hal ini, orang tua sebaiknya menerima anak apa adanya, mensyukuri apa yang
diberikan tuhan, menghargai anak akan tetapi pada kenyataannya banyak orang tua
yang malu dan tidak mau mengakui sebagai anaknya hal itu terjadi karena kurangnya
pendidikan dan pemahaman orang tua yang berasumsi bahwa anak adalah amanah
yang harus kita jaga maka dari itu perlu sekali penyuluhan-penyuluhan, seminar atau
pun parenting untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang hakikat anak.
3. Kegemukkan (Obesitas)
Anak yang mengalami obesitas menjadi sangat terbatas ruang gerak yang ia
miliki.karena ia harus menopang berat beban paada tubuhnya.biasanya hal ini
disebabkan karena gizi yang berlebihan. Dalam hal ini, sebaiknya orangtua
memperhatikan asupan makanan dengan kadar yang sesuai dan tidak berlebihan dan
sering mengajaknya berolahraga.
4. Gangguan gerak peniruan
Anak yang mengalami gangguan gerak peniruan adalah anak yang tidak bisa
menirukan gerakan-gerakkan yang dicontohkan oleh gurunya, ia akan merasa cemas
ketika gurunya memerintahkan untuk menirukan gerakkannya. Anggota tubuh anak
akan kaku saat melakukan gerakkan sederhana. Permasalahn yang sering terjadi
pada anak usia dini adalah anak masih kesulitan dalam menggerakkan bagian tubuh
tertentu seperti :
• Berguling
• Menangkap
• Melempar
• Berlari
• Senam
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik
kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan
sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus.
Selain itu, belum sempurnanya koordinasi dalam mengontrol motorik kasar. Ketika
ditugaskan berjalan tanpa menyentuh temannya. Kemampuan motorik lainnya yang
harus dikuasai anak usia dini adalah kemampuan motorik halus. Kemampuan
motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan
panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk
kesiapan menulis, membaca, dan lain-lain. Permasalahan yang sering terjadi adalah
anak-anak masih sulit menjiplak membentuk lingkaran, segitiga dan persegi serta
masih sulit menggenggam pensil. Dalam hal ini, sebaiknya orang tua menstimulasi
sejak dini dengan mengarahkan anak untuk meremas-remas kertas dan sebagainya.
5. Gangguan Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengar, berbicara, membaca dan
menulis. Dalam hal keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan berbicara.
Masalah berbahasa yang dialami anak usia dini berawal dari ketidakmampuan
mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang sekelilingnya.
Anak yang bermasalah dalam perkembangan bahasanya pada umumnya anak
tersebut mengalami beberapa gangguan, misalnya :
• Speech delay
Keterlambatan bicara adalah salah satu gangguan perkembangan yang paling sering
ditemukan pada anak.deteksi dini gangguan bicara dan bahasa ini harus dilakukan
oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan anak ini mulai dari orang tua,
keluarga, dan dokter. Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu
stimulasi kemampuan bicara dan bahsa sejak lahir, bahkan bisa juga dilakukan
stimulasi sejak dalam kandungan. Dengan stimulasi dini diharapkan kemampuan
anak dalam berbahsa, khususnya berbicara akan berjalan optimal. Speech delay bisa
disebabkan karena pemberian makan dengan tekstur yang tidak sesuai. Penanganan
keterlambatan berbicara dilakukan dengan pendekatan medis sesuai dengan
penyebab kelainan tersebut. Biasanya anak yang mengalami speech delay ia juga
bermasalah pada gangguan pendengarannya.
• Gagap (stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini
mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat-sendat. Gejala yang sering
diperhatikan dengan gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang suara
suku kata atau kata-kata dan sering terjadi keraguan dan penghentian bicara
sehungga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena
anak sering dibentak, dimarahi dan sering membiasakan anak menjawab pertayaan
dengan potongan-potongan kata.
• Cadel
Anak yang menderita cadel tidak dapat menyebut huruf tertentu dengan jelas
misalnya “R” “L “S” dan lain-lain. Penyebab cadel biasanya terjadi karena orang
disekitarnya telah membiasakan berbicara yang tidak sesuai dengan kata sebenarnya,
contoh : sayang jadi “tayang” atau makan jadi mamam.
6. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam menggunakan
tangan kanan.tetapi kidal juga muncul karena kebiasaan anak dalam menggunakan
tangan kirinya. Beberapa factor penyebab kidal pada anak diantaranya karena
hemisphere kanan dalam otak lebih unggul daripada kiri bisa juga disebabkan karena
pembiasaan yang salah, Namun bisa saja tidak terjadi apabila sejak dini kita arahkan.
Pada umumnya anak yang mengalami kidal akan memiliki suatu kelebihan yang tak
dimiliki oleh anak lainnya.

7. Hiperaktif
Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari attention deficit disorder (ADD)
dikategorikan pada gangguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan
yang berlebihan.anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam memusatkan
perhatian pada jangka waktu tertentu,jangka waktu perhatiannya sangat
pendek,mudah terganggu perhatian, pikirannya tidak tenang dan tidak bisa
mengontrol diri, banyak bicara serta tindakkannya tidak bertujuan, tidak
berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. ADD biasanya muncul pada anak
sebelum usia 7 tahun. Lama gangguan sedikitnya 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi
kerusakan otak minimal atau otak tidak dapat berfungsi penuh, melainkan hanya
sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan
tambahan pada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan
dan lingkungan.
8. Ngompol
(Enuresis) dan Buang air besar di sembarang tempat (Encopresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya
terjadi pada malam hari (Nocturnal), tetapi tidak menutup kemungkinan terjadai
pada siang hari. Faktor penyebab ngompol dan buang air besar di sembarang tempat
adalah penggunan diapers, ketika anak dibiasakan mengunakan diapers dan tidak
dibiasakan toilet trainee maka anak akan merasa aman untuk melakukan buang air
dimana pun ia berada,namun ketika usia anak bertambah dan mencoba untuk
melepaskan pampers ia akan terbiasa untuk buang air dimana pun ia berada karena
pembiasaan penggunaan diapers itu sendiri.

9. Gangguan kesehatan (penyakit)


Gangguan kesehatan yang dimaksud disini adalah penyakit yang sering terjadi
misalnya, batuk, pilek, demam, diare, radang, cacar, campak, dan lain-lain. Penyakit –
penyakit tersebut disebabkan oleh kuman dan bekteri yang dipengaruhi dari
makanan dan kebersihan lingkungan sekitar.

10. Kekurangan gizi


Kekurangn gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktifitas berfikir
dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan yang dapat menghambat
perkembangan anak. Anak yang kekurangan gizi sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembnagannya, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur
dan fungsi otak dan perilaku. Maka dari itu, anak usia dini membutuhkan asupan
makanan dengan gizi seimbang. Salah satu faktor kekurangan gizi pada anak usia dini
adalah perekonomian keluarga yang tidak mencukupi untuk memenuhi gizi sang
anak. Padahal menu makanan dengan gizi seimbang tak harus mahal.
Misalnya daging sebagai protein bisa diganti dengan telur atau tahu dan tempe,
brokoli sebagai sayur bisa diganti dengan bayam, dan masih banyak susu yang dijual
dengan harga terjangkau. Namun pada kenyataannya di kota besar seperti Jakarta
banyak orang yang mampu bahkan orang kaya tetapi anak-anak dari mereka
mengalami kekurangan gizi karena kurangnya perhatian orang tua yang terlalu sibuk
akan pekerjaannya masing-masing, sehingga anak mereka terlantar. Mereka hanya
memberikan makanan instan (cepat saji) untuk anak – ankanya.

11. Permasalahan Psikis (Mental)


Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologis yang dimilikinya
atau ketidakmampuan mengekspresikan dirinya dalam kondisi yang tidak normal.
Beberapa permasalahan psikis yang seringkali dialami anak adalah sebagai berikut.
a. Gangguan konsentrasi
 Disleksia
Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya
terjadi pada anak, yang ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar
dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau diatas rata-rata. Ada tiga
aspek kognitif penderita dysleksia yaitu, pendengaran,penglihatan dan perhatian.
Disleksia dapat mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang. Penderita disleksia
secara fisik tidak terlihat sebagai penderita.disleksia tidak hanya terbatas pada
ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan
terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan termasuk dari atas kebawah dan
dari kiri ke kanan serta sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke otak.
Hal ini yang sebenarnya dianggap penderita dysleksia tidak konsentrasi dalam
beberapa hal. Dalam mengatasi disleksia biasanya dilakukan terapi Binaural Beats
Dysleksia.
Dyscalculia
Dyscalculia adalah kesulitan dalam belajar atau memahami matematika (termasuk
tentang symbol-simbol dan bentuk matematika), diskalkulia bisa terjadi akibat dari
cidera otak. anak yang mengalami dyscalculia akan kesulitan dalam menghafal bentuk
angka dan bangun geometri sederhana seperti(lingkaran,persegi dan segitiga), ia juga
kesulitan dalam menghitung bilangan sederhana misalnya ( 1+2) dan memecahkan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.dyscalculia dapat terdeteksi pada
usia dini dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan memahami cara bermatematika yang diajarkan kepada anak-anak dan
tentunya dilakukan sambil bermain dan menyenangkan. b. Inteligency (baik tinggi
maupun rendah)
Pada umumnya anak usia dini ada yang memiliki tingkat intelegensi yang tinngi dan
ada juga yang rendah,biasanya anak yang memiliki inteligensi tinggi ia selalu cepat
dalam mengerjakan tugas-tugasnya, memiliki daya tangkap dan daya ingatan yang
sangat bagus dan ia pun sering mengganggu teman-temannya ketika ia telah selesai
mengerjakan tugasnya. Begitu juga sebaliknya anka yang memiliki intelegensi yang
rendah ia akan lama untuk mengingat dan menangkap suatu pelajaran dan informasi
yang diterimanya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada asupan nutrisi yang
diberikan sang ibu sejak dalam rahim, karena pada saat itulah pembentukkan otak
akan berkembang sejak dalam kandungan.
c. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang tua dan para
pendidik sehingga mereka berdusta agar terhindar dari hukuman,peniruan dari
orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya
untuk berbohong,karena ingin dipuji juga karena imajinasinya.
Kontrol emosisaat mengetahui anak berbohong.Emosi yang berlebihan dan
memenggil anak sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah, malah
makin membuat anak takut dan berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia
bereterus terang kita akan mema’afkan dan tidak menghukumnya.Mengevaluasi diri,
apakah kita terlalu keras kepada anak, sehingga tersumbat jalur komunikasi
dengan anak.Jika anak berbohong karena imajinasi maka ajari anak untuk
membedakan antara hal realistik dan imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya
tersebut.
d. Emosi (takut, cemas, mudah menangis, marah,sering membangkang, mau
menang sendiri dan lain-lain)
Penakut
Ketakutan biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya cerita seram
dan menakutkan.takut pada gelap karena membayangkan hal-hal yang
seram,peniruan dari orang dewasa misalnya takut pada ulat, dan kesalahan mendidik
orang tua.dan ada juga ketakutan – ketakutan lainnya yang dialami anak, misalnya
takut pada orang tua, rasa takut kepada orang tua karena orang tua yang sering
membentak, memarahi dan menghukum, dan sering juga terjadi takut ditinggal ibu
dan pengantar hal ini terjadi karena anak tidak dibiasakan bersosialisasi dengan
lingkungan.
Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi
interprestasi subyektif dan rangsangan fisiologis,misalnya bernafas lebih
cepat,jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin. Pada umumnya kecemasan pad
anak usia dini secara bertahap akan berkurang seiring bertambahnya usia anak.
e. Mencuri
Penyebab anak mencuri adalah tidak terpenuhinya kebutuhan secara materil, rasa
kepemilikkan yang tinggi terhadap barang orang lain,karena tidak mengerti,karena
kebutuhan identitas diri,karena mencontoh yng salah,karena adanya tekanan
ingin memiliki.cara menangani anak yang suka mencuri adalah mencukupi kebutuhan
anak dan memberikan pengertian untuk bersabar,mengenali pergaulan
anak,memberi perhatian yang cukup menyelidikki motivasinya dan memasukkan
konsep nilai yang benar dan mendidiknya dalam kebenaran.
B. Permasalahan Eksternal Anak Usia Dini
1. Permasalahan Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, atau lingkungan pergaulan yang
lebih luas. Dengan demikian, permasalahan anak dalam bidang sosial juga berkaitan
dengan pergaulan atau hubungan sosial, yang meliputi perilaku-perilaku sebagai
berikut.
a. Tingkah laku agresif
Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun verbal atau berupa
ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan. Penyebab anak agresif
diantarnya karena terkekang, reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang
melakukan sesuatu peniruan dari orang dewasa. Hal ini dapat terjadi karena, pada
keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah laku otang tua juga merupakan model
yang paling efektif bagi anak. Dengan kata lain, anak menjadi agresif karena
mencontoh orang tuanya.sejak dini anak sudah bisa menangkap acara di tv. Acara
televisipun memberinya ide untuk bertingkah laku agresif. Jika anak meniru adegan
yang ditontonnya, katakanlah dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan,
perlu dijelaskan bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan itu
merupakan perilaku yang tidak bisa diterima umum, ucapkan pesan tersebut secara
berulang-ulang.
b. Daya saing kurang (cenderung menarik diri dari lingkungan)
Anak yang memiliki daya suai kurang, cenderung tidak mau bergaul dan beradaptasi
dengan lingkungannya. Daya suai kurang diakibatkan oleh ruang lingkup anak yang
masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah. Apalagi sebelum anak masuk sekolah
orang tua kurang memberi kesempatan pada anak untuk mengenal lingkungan luar.
Ciri anak yang memiliki daya suai kurang adalah pemalu, sulit bergaul, minder,
cenderung pasif dan rendah diri. Daya suai kurang dapat diatasi dengan cara
membiarkan anak bereksplorasi,perkenalkan lingkungan luar kepada anak termasuk
teman sebaya.
c. Pemalu
Sifat pemalu akan menjadi masalah yang cukup serius karena akan menghambat
kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan, harga diri belajar dan
penyesuian diri.umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitive,ragu-ragu,murung
dan juga sulit bergaul. Biasanya hal ini disebabkan oleh tekanan dari orang tuanya
yang menuntut anaknya untuk bagus dari sang anak dan kurangnya sosialisasi
sehingga anak tidak percaya diri.
d. Manja
Anak yang manja biasanya merupakan cerminan dari didikan orang tuanya.anak yang
selalu dilayani semua kebutuhannya maka ia akan berubah menjadi anak yang manja
dikemudian hari.dalam hal ini seharusnya orang tua melatih anak untuk melakukan
aktifitas sendiri,memberikan kesempatan dan penghargaan atas apa yang ia Lakukan.
e. Negativisme (pembangkangan)
Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada umumnya
setiap anak pasti akan mengalami masa pembangkangan,masa pembangkangan anak
ini akan berakhir tergantung dari pola pengasuhan yang diberikan orang
tuanya.ketika orang tua bisa menangani anak denga benar maka masa
pembangkangan pada anak tersebut akan cepat berlalu.cara efektif untuk mengatasi
naka yang membangkang adalah bukan dengan memberikan kemarahan kepada anak
ataupun tidakkan galak lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan masalah
barubdan bisa menghambat perkembangan anak.
f. Perilaku berkuasa
Wujudnya anak suka meminta,memerintah,mengancam,dan memaksa teman
sebayanya.penyebab anak berperilaku berkuasa karena dirumah ia anak
tunggal,orang tua yang selalu menuruti keinginan anaknya.
g. Perilaku merusak
] berperilaku merusak ia akan membanting dan melemparkan barang-barang yang
ada disekitarnya disaat keinginannya tidak terpenuhi.hal ini disebabkan oleh perilaku
kasar dari lingkungan rumah.berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin
tahu anak sangat tinggi,biasanya anak ini sering membongkar mainannya sendiri.

B.KEGIATAN PEMBELAJARAN SELAMA PANDEMI

Model pembelajaran Anak Usia Dini dimasa pandemic covid-19 ini ada 4, yaitu :
1.Daring (dalam jaringan) misalnya melalui zoom atau menggunakan WA
2.Luring (luar jaringan) seperti antar jemput lembar kerja anak.
3.Home visit (kunjungan ke rumah dalam proses pembelajaran)
4.Shif atau bergantian dengan tatap muka (khusus bagi zona hijau)

Kegiatan pembelajaran pada Anak Usia Dini bersifat menyenangkan. Maka dari itu
guru harus mampu membangkitkan minat anak dalam mengikuti pembelajaran jarak
jauh (daring) dengan itu guru harus mampu menyusun strategi pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan di masa pandemic saat ini.

Strategi yang dilakukan oleh guru dalam menarik minat belajar anak secara
menyenangkan misalnya :
1.Dari dalam diri guru itu sendiri misalnya dalam berpenampilan dan berpakaian
dengan rapih, bersih sesuai dengan profesinya.
2.Mengunakan media yang menarik dalam menyampaikan pembelajaran
.3.Menggunakan Bahasa yang mudah agar dapat dipahami oleh anak usia dini dalam
menerima informasi yang disampaikan oleh guru.
4.Mengajarkan atau menyampaikan pembelajaran itu agar dapat diterima dan diingat
oleh anak dengan bernyanyi atau bercerita.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Dan Pembahasan


Kami dari kelompok 7 mewawancarai guru tk ar rahman aulia
Pertanyaan:
1.Biasanya permasalahan paud saat apa apa saja?
Guru:1.Tidak Tepat Waktu atau Terlambat ketika mengikuti pembelajaran
2.Makin malas belajar karena pandemic 3.orang tua kurang perhatian dalam
menyokong anak dalam belajar
3.Ketika di dalam kelas sebelum pandemi anak paud gimana?
Sebelum pandemi anak paud lebih gampang di ajar
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang-
orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia
dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu
perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat
anak usia dini/ taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman
yang berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian seharusnya anak di sokong oleh orang tuanya sendiri
dalam belajar jangan hanya dari dukungan guru paud saja
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai