Disusun oleh :
Kelompok II:
INTIK SARI SEJATI
WIDYA SISKA
SITI JUBAEDAH
LISMA HAYATI
LISMAESAROH RAMBAE
IMAS
BAETILAH
ANGGI
FATMAWATI
JULIA ERIKA
Jl. Cut Mutia Raya No.88A Kel. Sepanjang Jaya- Rawa Lumbu Bekasi
Telp. (021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail : stikesmi@yahoo.com
TA. 2022/2023
STRUKTUR DAN DISTRIBUSI TUGAS ANGGOTA KELOMPOK II
5 Imas Notulen
7 Baetilah Presentator
8 Anggi Presentator
9 Fathmahwati Presentator
ii
RUBRIK PENILAIAN MAKALAH
iii
Skor Penilaian
Unsur-Unsur yang dinilai
maksimum Dosen
A. Isi atau Materi dipresentasikan
1. Mengorganisasi isi/materi presentasi dengan baik 15
2. Presentasi menarik perhatian dan memotivasi 10
3. Penjelasan dapat dipahami dengan baik 15
4. Menggunakan bantuan visual seperti PowerPoint 15
atau sejenisnya, gambar, diagram, foto, diagram alir,
animasi; dengan tampilan yang menarik
5. Merangsang partisipan untuk berpikir dan merespons 10
Presentasi
6. Menjawab pertanyaan dengan tepat 20
B. Tampilan Presentasi
7. Berbicara dengan volume dan kecepatan yang 5
cukup; nada suara yang menarik; dan bahasa tubuh
seperti kontak mata, gerak tubuh, mimik yang baik
8. Memberi selingan dan humor positif 5
9. Menggunakan bahasa yang baik dan benar 5
Skor Total 100
∑Nilai Makalah :
∑Nilai Presentasi :
KATA PENGANTAR
iv
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun
judul makalah ini adalah “Kajian Sosial Budaya dalam Keberanekaragaman”
dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Humaniora
Kajian sosial budaya dalam keberanekaragaman adalah salah satu materi
kuliah yang dipelajari, didalami oleh mahasiswa semester I kebidanan yang mana
materi ini berfungsi penting dalam penerapan paradigma kebidanan dan konsep
pelaksanaan kebidanan dalam lintas budaya. Pembuatan makalah ini diharapkan
dapat membantu setiap anggota kelompok bahkan seluruh mahasiswa kebidanan
semester I memahami isi materi sehingga dapat mengimpelementasikannya dalam
kehidupan sebagai bidan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, diawali oleh stimulus Penugasan
oleh dosen pengajar mata kuliah Humaniora yaitu bapak Dosen Baltasar S.S
Dedu, S.Kep., MScN, dan kerja sama dari semua anggota kelompok I yang
didasarkan tugasnya masing-masing, Oran tua dan keluarga yang membantu
seserta semua pihak yang telah membantu baik berupa ide, gagasan, materi
maupun moril untuk penyempurnaan makalah ini. Oleh karenanya kami dari
kelompok mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak dosen pengajar yang
telah memberikan stimulus kepada kami melalui pembuatan makalah ini sehingga
kami dapat mengeksplor lebih dalam terkait materi yang diberikan. Selanjutnya
kami juga mengucapkan limpah terikasih kepada seluruh elemen yang telah
membantu dengan caranya masing-masing. Kami menyadari bahwa isi makalah
ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata, kami ucapkan
terimakasih, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bekasi, 10 Maret 2022
Tim penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman sosial budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan
yang ada di bumi Indonesia. Keragaman sosial budaya di Indonesia adalah
sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks
pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok
suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang di mana mereka tinggal tersebar
dipulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan
kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan,
pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan
dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga
menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia
adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok
suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sosial budaya?
2. Apa saja unsur-unsur keragaman sosial budaya?
3. Apa faktor penyebab keragaman sosial budaya?
4. Apa contoh keragaman sosial budaya di Indonesia?
5. Bagaimana keragaman sosial budaya di Indonesia?
6. Apa masalah yang timbul akibat keragaman sosial budaya?
7. Apa manfaat keragaman sosial budaya?
8. Bagaimana peran masyarakat dalam menjaga sosial budaya di Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, semua ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
4
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat, sopan
santun, basa basi”. Pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat,
tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Seperti norma
agama dan norma kesopanan.
5. Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan
bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial.
5
3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat
dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di
seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu ketika orang-orang
India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut datang
membawa kebudayaan yang beraneka ragam.
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling cepat
mengalami perubahan. karena:
Dengan semakin banyaknya sarana dan prasarana transportasi;
Hubungan antar kelompok semakin intensif; dan
Semakin sering mereka melakukan pembauran.
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak
banyak terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan
corak khas. Contoh: Jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak
kebudayaan yang cukup beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki
sedikit budaya Cina, Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang
yang datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.
6
kebudayaan, memiliki komunikasi dan interaksi. Suku bangsa yang terkenal di
Indonesia adalah Suku Jawa (Pulau Jawa), Batak dan Nias (Sumatera Utara),
Minangkabau (Sumatera Barat), Sunda (Jabar), Betawi (DKI Jakarta), Suku
Madura dan Tengger (Jatim), Dayak (Kalimantan), Sasak dan Sumbawa (NTB),
Bugis dan Toraja (Sulsel), Sentani dan Asmat (Papua). Selain itu di Indonesia
juga terdapat etnis Cina yang terbagi menjadi Cina Peranakan dan Cina Totok.
2. Keragaman bahasa
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
baik lewat tulisan, lisan ataupun gerakan. Fungsi budaya secara umum adalah alat
berekspresi, komunikasi dan adaptasi sosial. Contoh bahasa Aceh (Aceh), Batak
(Sumut), Minangkabau (Sumbar), Betawi (DKI Jakarta), Sunda (Banten dan
Jabar), Jawa (Jateng, Jatim dan DIY).
3. Rumah adat
Setiap suku di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda dengan suku
yang lainnya. Seperti contoh Rumah adat Bolon (Sumut), Gadang (Sumbar), Joglo
(Jawa), Lamin (Kaltim), Tongkonan (Sulsel dan Sulbar), dan Honai (Papua).
4. Pakaian tradisional
Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Contoh pakaian adat antara lain:
Blangkong dan Baju Beskap (Jawa Tengah), Baju Surjan dan blangkon
(Yogyakarta), baju teluk belangan dan daster (Riau), Ulos dan Sabe-sabe (Sumut).
5. Senjata tradisional
Saat ini senjata tradisional dipakai sebagai pelengkap dalam pakaian adat.
Contoh Rencong (Aceh), Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Betawi),
Celurit (Madura) Badik (Sulsel), Jenawi (Riau) dan Trisula (Sumsel).
6. Makanan khas
Contoh: Gudeg (Yogyakarta), Rendang (Padang), Pempek (Palembang),
Rujak Cingur (Surabaya), Ayam Betutu (Bali), Pepeda (Maluku dan Papua).
7. Upacara adat
Upacara adat berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan suatu
masyarakat. Contoh: Upacara Kasodo (Tengger), Lompat batu (Nias), Grebeg
Suro (Solo), Ngaben (Bali).
7
8. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian antara lain: Tarian Tradisional, contoh tarian
tradisional: Saudati dan Saman (Aceh), Serampang dua belas dan Tor-tor (Sumut),
Piring dan Payung (Sumbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Topeng, Ondel-ondel
dan Ronggeng (DKI Jakarta), Jaipon dan Merak (Jabar), Serimpi, Bambangan
Cakil dan Gandrung (Jateng), Jaran Kepang, Jejer Remong, Ketek Ogleng (Jatim),
Kecak dan Pendet (Bali) Alat Musik Tradisional, Contoh Tambo (Aceh), Anglung
(Jabar), Gamelan (Jawa), Sasando (NTT dan NTB), Kolintang ( Sulut dan
Gorontalo), Tifa (Papua), Babun (Kalsel).
Seni Pertunjukan contoh: Ketoprak dan Wayang (Jateng), Ludrok (Jatim),
Lenong (DKI Jakarta) dan Mamanda (Kalsel) Lagu Daerah Contoh: Bungong
Jeumpa (Aceh), Ayam den lapeh (Sumbar), Soleram (Riau), Injit-injit semut
(Jambi), Jali-jali (DKI), Bubuy Bulan dan Dadali (Jabar), Gundul Pacul, Gambang
Suling dan Lir-ilir (Jateng), Pitik Tukung (Yogyakarta), Karapan Sapid an Tanduk
Majeng (Jatim), Desaku, Potong bebek, anak kambing saya (NTT), Indung-
indung (Kaltim), Ampar-ampar pisang (Kalsel), O ina ni keke (Sulut), burung
kaka tua (Maluku) dan Apuse (Papua) Cerita Rakyat contoh: Malinkundang
(Minangkabau), Sangkuriang (Jabar), Kleting Kuning dan Keong Mas (Jateng).
9. Keragaman religi
Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui oleh negara yakni Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Setiap agama memiliki hari raya
masing-masing seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Islam), Natal
(Kristen), Paskah (Katolik), Nyepi (Hindu), Waisak (Budha) dan Capgome
(Konghucu). Setiap agama memiliki lembaga keagamaan sendiri yaitu MUI
(Islam), PGI (Kristen), KWI (Katolik), PHDI (Hindu), Walubi (Budha) dan
Matakin (Konghucu).
8
kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan
dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial
budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika
interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi sosial antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar
kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang
ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan
misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia
internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa
juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban
yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan.
Di sisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan
budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. Dengan jumlah
penduduk 200 juta orang di mana mereka tinggal terbesar di pulau-pulau di
Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah,
pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku
bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan
kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias dikatakana bahwa Indonesia
adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku
9
bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional
hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan di bandingkan dengan negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah
pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai
jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
10
Faktor pendorong integrasi.1) Tingginya tingkat kesadaran akan integrasi
dan partisipasi;2) Adanya pengawasan yang intensif dan efektif;3)
Terwujudnya asas keadilan sosial dan asas-asas sub solidaritas/power
sharing secara efektif;4) Adanya ancaman dan tekanan dari pihak luar;5)
Adanya simbol persatuan.
Faktor penghambat integrasi1) Berkembangnya paham kedaerahan;2)
Berkembangnya paham stratifikasi sosial atau kelompok;3)
Berkembangnya anggapan bahwa agama dan kepercayaan tertentu yang
paling benar;4) Berkembangnya anggapan bahwa kebudayaan tertentu
yang paling tinggi dibanding dengan kebudayaan yang lain.
3. Disintegrasi
Disintegrasi atau disorganisasi merupakan suatu keadaan yang tidak serasi
pada setiap bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai
organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagiannya.
4. Reintegrasi
Reintegrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila norma-norma dan
nilai-nilai baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat. Berikut ini
merupakan pengaruh kemajemukan Indonesia terhadap potensi politik.
Hubungan suku bangsa;
Hubungan antar penganut agama;
Hubungan dengan penduduk pendatang.
11
lain boleh juga memiliki budaya, mungkin hanya beberapa. Namun tidak seperti
Indonesia yang memilikinya dengan beraneka ragam. Sehingga akan menjadikan
ragam budaya ini sebagai ciri khusus di mata internasional.
2. Sebagai Ikon Pariwisata yang Menarik
Biasanya kalau mendengar kata wisata, mungkin banyak di antara kita
yang berasumsi adalah sebuah tempat yang indah. Dengan melestarikan budaya
yang dimiliki setiap daerah di Indonesia akan dapat menjadikan tambahan wisata
atau bahkan menjadi ikon tersendiri sebagai pariwisata yang berbeda dengan
negara lain. Sehingga akan mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan
mancanegara maupun lokal.
3. Sebagai Mata Pencarian Warga Setempat
Ketika para warga dari setiap wilayah yang memiliki kebudayaan unik
melestarikannya maka kebudayaannya akan tetap ada. Adanya kebudayaan yang
masih bagus dapat mendatangkan wisatawan asing maupun domestik. Sehingga
dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang dikelola dengan baik. Dari obyek
wisata itulah yang digunakan sebagai mata pencaharian.
4. Menambah Pendapatan Negara
Dengan adanya keragaman budaya yang dapat mendatangkan banyak
wisatawan akan menambah pendapatan negara apabila dikelola dengan baik oleh
pemerintah. Sehingga keragaman budaya menjadi obyek wisata khusus bagi
negara serta dapat menambah jumlah obyek wisata yang ada. Bisa dipastikan
bertambahnya obyek wisata yang bagus dapat menambah pula pendapatan bangsa.
12
3. Menegakkan supremasi hukum yang artinya suatu peraturan formal harus
berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial,
ras, etnik, dan agama yang mereka anut;
4. Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan
wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme
yang akan mengarah pada sikap ekstrem dan menutup diri akan perbedaan
yang ada dalam masyarakat;
5. Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui
mediasi, kompromi, dan adikasi;
6. Mengembangkan kesadaran sosial.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
14
B.Saran
1. Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik
nasional yang dapat mengakomodasikan apresiasi masyarakat yang
memiliki kebudayaan yang berbeda beda.
2. Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada
kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
15
DAFTAR PUSTAKA
16