Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH KARYA TULIS ILMIAH

“MENYUSUN KTI”

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Faisal, M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5:

1. Putri Sri Hapsari 220407502022


2. Putri Setyo Widyasari 220407502018
3. Nurastina 220407501027
4. Suci Aridha 220407501025
5. Nur Uswatun Hasanah 220407501023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2024
Pertama-tama, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Menyusun KTI” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu kewajiban sebagai
seorang mahasiswa terhadap tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ilmu
Pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Faisal, M.Pd selaku
dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga
ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi dalam
pembuatan makalah.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan tangan terbuka, kami
mengharapkan segala kritik, saran, serta masukan yang sifatnya membangun
sebagai motivasi bagi kami guna penyempurnaan makalah selanjutnya.

Harapannya, semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat


bagi siapa pun yang membacanya. Akhir kata, apabila terdapat kesalahan dalam
pengetikan ataupun pembahasan materi yang kurang berkenan di hati ibu ataupun
para pembaca sekalian, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Makassar, 6 Februari 2024

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kompetensi profesional seorang guru berkaitan dengan penyelesaian tugas


seorang guru dan berkaitan langsung dengan kinerja yang ditampilkan Salah satu
syarat profesional tersebut adalah seorang guru harus mampu meneliti dan
berpikir ilmiah.

Pada kenyataannya, persyaratan kompetensi tersebut bukanlah tugas yang


mudah bagi guru. Pada umumnya para guru khususnya guru sekolah dasar belum
memahami cara menulis makalah akademik.Dengan terus berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu membangkitkan semangat guru
untuk berpartisipasi aktif dalam pengaktifan dunia ilmu pengetahuan.

Pada dasarnya guru mempunyai banyak sekali ide yang ingin


diungkapkannya. Salah satunya karena permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar khususnya pada proses pembelajaran di kelas yang kurang dipahami oleh
guru dan pada akhirnya dipublikasikan agar layak untuk dikonsumsi masyarakat
sehingga tidak dapat dijadikan sebuah karya berhak cipta.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana penyusun Karya Tulis Ilmiah ?


 Bagaimana cara penulisan sistematika Karya Tulis Ilmiah ?

C. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara menyusun Karya tulis Ilmiah
secara Sistematis dengan baik benar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana penyusun Karya Tulis Ilmiah

Menyusun suatu karya tulis ilmiah bukanlah suatu pekerjaan yang


mudahdan sederhana. Di samping penulis harus menguasai keterampilan dan
pengetahuan bahasa yang baik dan benar, diperlukan pula pemahaman kaidah-
kaidah penulisan ilmiah dan persyaratannya serta penulis harus mampu pula
menyajikannya dengan menggunakan format tertentu yang sudah baku.

Penulisan ilmiah adalah tulisan yang memuat gagasan-gagasan kreatif


yang disusun secara cermat berdasarkan data-data yang akurat, dianalisis secara
konsisten dan akurat serta diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan yang
berkaitan. Oleh karena itu, materi dan isi artikel ilmiah diharapkan memenuhi
aspek-aspek berikut: (1) sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini, (2) mempunyai
topik yang jelas, (3) permasalahannya terbatas, sesempit mungkin (Firmansyah ,
2007).

Tulisan ilmiah dapat berupa tulisan ilmiah karena penelitian, pengkajian,


survey dan evaluasi, karya/artikel berupa kritik ilmiah atau penilaian terhadap
gagasan sendiri, tulisan ilmiah populer, artikel berupa gagasan atau jurnal ilmiah.
disajikan pada pertemuan ilmiah, buku teks atau modul, isi mata kuliah,
terjemahan karya ilmiah, tesis, disertasi, buku, artikel, artikel dan masih banyak
produk lain yang dapat diterbitkan.

B. Penulisan Sistematika Karya Tulis Ilmiah


Adapun sistematika dalam penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut. :

1. Bagian Pembuka

Bagian pembuka dalam karya ilmiah terdiri dari :

a. Sampul

Sampul harus dibuat sesuai dengan aturan standar dalam tatacara penulisan
sampul. Mulai dari font hurufnya, jenis huruf, warna cover, dan lain-lain yang
sudah diatur masingmasing perguruan tinggi.

b. Halaman judul.

Halaman judul dalam karya tulis harus sudah menncirikan identitas siapa
penulisnya, asal universitas (logo universitas), judul di tulis dengan huruf kapital.

c. Halaman pengesahan.

Halaman pengesahan dalam karya tulis ilmiah terdiri dari nama penulis,
Pembimbing, tanggal karya tersebut dibuat. Lembar pengesahan sangat penting
dan wajib dalam penyusunan makalah. Lembar pengesahan dibuat dengan tujuan
bahwa makalah yang sudah dibuat sebagai bukti bahwa makalah telah disetujui
atau disahkan. Lembar pengesahan diletakkan pada bagian depan makalah. Lebih
tepatnya sebelum halaman kata pengantar. Halaman pengesaham memuat tanggal
karya ilmiah maupun nama penguji.

d. Kata pengantar.

Kata pengantar dalam karya tulis ilmiah dapat diawali dengan kalimat yang dapat
mengantarkan pembaca untuk tertarik terhadap masalah yang diangkat,
menjelaskan ketertarikan atas karya ilmiah yang dibuat. Halaman dalam kata
pengantar ini juga dapat dimanfaatkan pula untuk menyampaikan rasa terima
kasih pembuat karya ilmiah. Praktek Akhir / Praktek Kerja Lapang kepada mereka
(baik individu maupun instansi) dan pihak tertentu yang telah membantu
dalam praktek sampai terselesaikannya Karya Ilmiah Praktek Akhir / Praktek
Kerja Lapang. Apabila jumlah yang harus mendapat ucapan terima kasih banyak,
maka harus diatur sedemikian rupa sehingga kata pengantar tidak bertele-tele.
Ucapan terma kasih yang pertama ditujukan kepada direktur/rektor, ketua jurusan,
dosen pembimbing dan seterusnya kepada instansi dan pihak lain yang
mendukung praktek.

e. Daftar isi

Daftar isi merupakan salah satu petunjuk bagi pembaca tentang nomor halaman
dan topik dalam karya tulis ilmiah. Daftar isi memuat judul besar (Bab), judul
kecil (Sub-Bab), Sub Sub Bab) dengan nomor halamannya. Jika judul kecil juga
dimuat, maka judul kecil itu ditempatkan lebih masuk di bawah judul yang lebih
besar.

f. Abstrak

Abstrak merupakan sebuah ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang
ditujukan untuk membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat
untuk melihat tujuan dari penulisannya. Berikut ini adalah beberapa hal penting
yang harus diperhatikan dalam penulisan abstrak:

(1) Jumlah kata maksimal dalam suatu abstrak berkisar antara

100-250 kata tergantung dari ketentuan jumlah kata yang telah

ditentukan sebelumnya.

(2) identitas penulis: nama lengkap (biasanya tanpa gelar), nama

institusi asal, alamat email.

(3) bagian-bagian dari suatu abstrak yang biasanya terdiri dari:

latar belakang, rumusan, pendekatan atau metode, hasil yang

diperoleh, dan kesimpulan.

(4) kata kunci (keywords).


2. Pendahuluan

a. Latar belakang masalah.

Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan


perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang
muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja. Pada
bagian ini dikemukakan : (1). Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas,
(2). Telah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas, (3). Manfaat praktis hasil bahasan, (4). Perumusan masalah
pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan. Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan
sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasanalasan yang dapat
dikemukakan antara lain:

(a). Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja
yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya
apabila tidak. Jadi pentingnya diadakan penelitian,

(b). Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan


gambaran bahwa hal itu sangat menarik,

(c). Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang

meneliti masalah tersebut. Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan


mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi
fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi
permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang
menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan
skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut
(relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang
diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan
pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.Dengan kata lain, unsur yang perlu
diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya
memuat hal-hal berikut: ((1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah
dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti,
(2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau
pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang
diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan
penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itudilakukan,
(3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas
dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji. Dalam hal ini para
penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus didasarkan atas
minat dan penghayatan sendiri. Alasan pemilihan masalah yang paling tepat
adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.
Menurut Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu,sehingga harus
dilakukan secara lebih sestematis dan intensif. Selanjutnya Winarno dikatakan
bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang
dihadapi,dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih luas,situasi
dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya,
(1).Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti, (2). Tahu dimana/kepada
siapa informasi dapat diperoleh, (3).Tahu bagaimana cara memperoleh data atau
informasi, (4). Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data, (5).
Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memnfaatkan hasil.

b. Perumusan masalah

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai


research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait diantara fenomena yang satu
dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat Sugiyono
(hal. 56) menjelaskan bahwa Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan
yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk
rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplansi.
Abdul Muntalib menjelaskan bahwa rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah
deskriptip tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis
variabel yang tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah tersebut
sekaligus menunjukkan fokus pengamatan didalam proses penelitian.

c. Pembahasan/pembatasan masalah

Pembatasan masalah adalah menetapkan satu atau dua masalah dari kemungkinan
yang telah diidentifikasikan serta ruang lingkungnya.

d. Tujuan penelitian.

Tujuan penelitian adalh menjelaskan tujuan umum penelitian. Rumusan tujuan


konsisten dengan masalah pokok penelitia atau konsisten dengan makna judul
penelitian.

3. Pembahasan

a. Pembahasan teori

Teori atau theory dalam bahasa Inggris, berasal dari kata “theoria” (bahasa
Latin) dan juga bahasa Yunani dengan kata yang sama. Theoria merupakan kata
benda yang secara harfiah memiliki pengertian : perenungan, spekulasi, atau visi.
Hal ini juga berdasarkan pemahaman lebih jauh terhadap kata kerjanya “theorein”
yang berarti: memperhatikan, mengamati atau melihat. Teori adalah pendapat
yang didasarkan pada penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan
argumentasi; penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta
berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi dan argumentasi; asas dan hukum
umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; pendapat, cara
dan aturan untuk melakukan sesuatu ( KBBI).
b. Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan

Mahasiswa yang menyusun karya ilmiah dalam bentuk skripsi, tesis, atau
disertasi hendaknya memahami terlebih dahlu proses dan kerangka dasar berpikir
ilmiah yang dituangkan dalam alur-alur pikir penelitian. Dengan kerangka dasar
berpikir tersebut mahasiswa akan lebih terarah dalam merancang karya ilmiah dan
akan tahu apa yang harus dilakukannya.

c. Pengajuan hipotesis

Hipotesis adalah pendapat yang kebenarannnya masih rendah atau kadar


kebenarannya masih belum meyakinkan. Kebenaran pendapat tersebut perlu diuji
atau dibuktikan. Hipotesis dalam penelitian banyak memberi manfaat baik dalam
hal proses dan langkah penelitian maupun dalam memberikan penjelasan suatu
gejala yang diteliti. Manfaat hipotesis bagi proses dan langkah penelitian terutama
dalam menentukan proses pengumpulan data seperti metode penelitian, instrumen
yang harus digunakan, sampel atau sumber data, dan teknik analisis data.

4. Metodologi Penelitian

a. Metode penelitian.

Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan


penyajian data yg dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan
suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-
prinsip umum. Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan.

Beberapa metode penelitian secara khusus :


1. Metode Penelitian Historis

Metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan


kepada masa lalu.

2. Metode Penelitian Survey

Menurut Wiliam G. Zikmund (1997) ”metode penelitian survey adalah satu


bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel
berupa orang, melalui pertanyaanpertanyaan”.

3. Metode Penelitian Kuantitatif

Menurut Jonathan Sarwonno (2006) ”metode penelitian kuantitatif adalah


penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya”.

4. Metode Penelitian Eksperimen.

Menurut Arikunto (2006) “Metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.”

5. Metode Penelitian Naturalistic

Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3) ”metode penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku
yang dapat diamati”.

6. Metode Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif)


Metode penelitian kebijaksanaan Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3)
adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

7. Metode Penelitian Tindakan

Metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif
yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
praktik social.

5. Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah merumuskan semua proses yang didapat dalam


sebuah penelitian. Mulai dari awal sampai dengan akhir proses penelitian beserta
hasil dan persoalan. Hasil penelitian dapat diisi dengan : (a) Jabaran varibel
penelitian, (b) Hasil penelitian, (3) Pengajuan hipotesis, dan (4) Diskusi
penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

6. Penutup

Pada bagian penutup dapat dirumuskan berupa kesimpulan dan saran.


Kesimpulan adalah suatu proposisi (kalimat yang disampaikan) yang diambil dari
beberapa premis (ide pemikiran) dengan aturan-aturan inferensi (yang
berlaku).Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir
pembicaraan. Saran adalah sebuah solusi yang ditujukan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Saran harus bersifat membangun, mendidik, dan
secara objektif dan sesuai dengan topik yang dibahas.

7. Bagian Penunjang

Bagian penunjang dapat disi dengan: (1) daftar pustaka,

(2) lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian, dan (3) daftar tabel.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Bogdan, Robert dan Steven J Taylor. 1993. Kualitatif-Dasar-Dasar


Penelitian.Surabaya: Usaha Nasional.

Firmansyah, Dhony. 2007. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Disampaikan


dalam Pelatihan “Sukses membuat Proposal Penelitian yang Bermutu”.
FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 8 Desember 2007.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


Yogyakarta :Graha Ilmu.

Rosmiati, Ana. 2017. Dasar – Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : ISI
Press.(online).

Zikmund G Wiliam. 1997.Business Research Methods. Canada : Harcourt


Canada, Limited, 1997.

Anda mungkin juga menyukai