Anda di halaman 1dari 17

MEMAHAMI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami
khususnya oleh setiap mahasiswa. Karya ilmiah merupakan bentuk argumentasi
penalaran ilmu melalui bahasa tulisan. Maka diperlukannya penguasaan bahasa
yang baik. Bukan saja mengetahui teknik penulisannya, melainkan harus
memahami dasar pikiran yang melandasi tulisan tersebut. Untuk bisa menulis
karya ilmiah yang baik, diperlukan keterampilan yang dapat dicapai apabila kita
bisa menguasai teknik penyusunan dan penggunaan bahasa Indonesia secara
efektif. Salah satu contoh karya ilmiah yaitu berupa makalah, maka dibuatlah
tulisan ini untuk dijadikan pedoman penulisan karya ilmiah. Makalah ini dibuat
sebagai salah satu bentuk tugas dari mata kuliah bahasa Indonesia, dengan
harapan lain dapat membantu kesulitan pembaca lain dalam menulis karya
ilmiah
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu tulisan ilmiah?
b. Apa saja bentuk-bentuk karya tulis ilmiah?
c. Bagaimana teknik penulisan karya ilmiah yang baik?
d. Bagaimana penggunaan bahasa dan etika yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah?

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Tulisan Ilmiah


Tulisan adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulis. Pada dasarnya
tulisan sama dengan karangan, artinya menulis bisa diartikan mengarang karena
hasil dari menulis atau mengarang terbentuk secara tertulis tanpa membedakan
ilmiah atau tidak.
Tulisan ilmiah adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulisa dari hasil
penilitian dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah tulisan
dapat disebut tulisan ilmiah, apabila memenuhi syarat sebagai berikut.(Ekosusilo
dan Triyanto,1995:11-12) :
a.
b.
c.
d.
e.

Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya


Masalah yang dikemukakan harus obyektif
Tulisan harus lengkap
Tulisan harus disusun dengan metode tertentu
Tulisan harus disusun menurut sistem tertentu

2.2 Ciri Ciri Tulisan Ilmiah


Pada umumnya ada beberapa ciri yang menandai tulisan ilmiah, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Logis, berarti informasi yang disajikan memiliki argumentasi yang


dapat diterima akal sehat
Sistematis, apa yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan dan
memiliki kesinambungan
Obyektif, keterangan dikemukakan sesuai kenyataannya (tidak fiktif)
Tuntas dan menyeluruh, masalah diungkapkan secara lengkap
Seksama, berusaha menghindari kesalahan
Jelas, segala keterangan dapat mengungkap secara maksud secara
jernih
Akurat, kebenaran informasi dapat teruji
Terbuka, sesuatu yang dikemukakan dapat berubah seandainya
muncul pendapat baru
Berlaku umum, kesimpulan yang dibuat berlaku bagi semua orang
Santun, bahasa dan tata tulis yang digunakan baku

Tulisan yang baik mampu menjelaskan sesuatu yang sebelumnya belum


diketahui oleh pembaca secara jelas dan ringkas tanpa membingungkan.

2.3 Bentuk-Bentuk Karya Tulis Ilmiah


Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan maka karya tulis ilmiah terbagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Laporan
Laporan adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah
melakukan penelitian, pembacaan buku (referensi), percobaan yang disusun
berdasarkan data dan penilaian secara obyektif.Dalam laporan hendaknya dapat
mengemukakan permasalahan secara benar, jelas dan ringkas.
b. Makalah
Makalah merupakan tulisan yang berisikan pendapat yang membahas
suatu pokok persoalan.Dalam ruang lingkup mahasiswa makalah merupakan
istilah karya tulis yang merupakan segala jenis tugas tertulis yang berhubungan
dengan bidang studi, hasil pembahasan buku, tulisan tentang suatu
persoalan.Mahasiswa biasa menyebutnya paper.
c.

Skripsi

Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian


sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di jenjang
perguruan tinggi dan dipertahankan di depan sidang ujian. Tebal skripsi terdiri
dari 50 sampai 100 halaman yang isinya mengungkapkan pendapat penulis
berdasarkan teori orang lain didukung data dan fakta empiris-objektif
d. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang tarafnya lebih mendalam dari skripsi dan
dijadikan persyaratan untuk mendapat gelar sarjana strata dua (S2).Pada tesis
mengungkapkan pengetahuan atau temuan baru yang diperoleh dari
penelitian.Tebal tesis mencapai 150 sampai 250 halaman.

e. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi syarat salah satu
persyaratan mencapai gelar sarjana strata tiga (S3).Disertasi ditujukan untuk
mencapai gelar Doktor (Dr.), yaitu gelar tertinggi di perguruan tinggi.

Permasalahan yang dibahas sudah sangat kompleks dan detail dibanding tesis
dan skripsi. Isinya mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan faktanya
oleh penulis dengan analisis terperinci dengan temuan orisinil.Tebal disertasi
250 sampai 350 halaman.

f.

Buku/Diktat

Buku atau diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah yang memberikan
informasi faktual tentang suatu disiplin ilmu.Keduanya memiliki perbedaan yang
cukup jelas.Buku ditulis oleh pengarang untuk memperkenalkan isinya dengan
keadaan umum dan dicetak oleh suatu penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam
keadaan tertentu dan untuk mengarahkan proses belajar mahasiswa ataupun
siswa. (Ekosusilo dan Triyanto,1995:18)
2.4 Tahap penulisan karya ilmiah
2.4.1 Tahap persiapan
Dalam tahap Persiapan penulisan karya ilmiah biasanya dilakukan tiga
kegiatan, yaitu a) pemilihan topik/pokok bahasa, b) penentuen judul dan
c)pembuatan kerangka karya ilmiah (outline).
a. Pemilihan topik masalah
Topik/pokok bahasan adalah pokok pembicaraan. Topik tersedia melimpah
di sekitar kita, seperti 1) persoalan kemasyarakatan, 2) perbankan, 3)
akuntansi, 4) psikologi, 5) keperawatan, 6) kedokteran dan lain-lain.
Dalam hubungan dengan pemilihan topik yg akan diangkat ke dalam
karya ilmiah, Keraf (1980:111) mengatakan bahwa penyusun karya ilmiah
lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatiandengan pokok masalah
yang benar-benar diketahui dari pada menulis pokok-pokok yang tidak
menarik atau tidak diketahui sama sekali. Hal-hal berikut yang patut
dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusun karya ilmiah.
1. Topik yang diipilih harus layak dan bermanfaat untuk keilmuan atau
keperluan praktis.
Layak dibahas berarti topik itu memang memerlukan pembahasan dan
sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh penulis. Ada manfaatnya berarti
topic yang dipilih itu memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan

atau profesi yang ditekuni oleh


penulis, atau sekurang-kurangnya
berguna bagi pengembanngan ilmu yang dimilikinya.
2. Topik itu harus menarik terutama bagi penulisnya.
Topik yang menarik
akan meningkatkan kegairahan dalam
mengembangkan topik itu, dan bagi pembaca akan mengundang minat
untuk membacanya lebih jauh.
3. Topik itu harus dikenal baik oleh penulisnya.
Seorang penulis harus mengenali topik yang akan ditulis dengan baik
karena
penulis harus tahu cakupan topik dan teori-teori yang
berhubungan dengan topik.
4. Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
Hal ini erat hubunganya dengan nomor 3 (tiga). Jadi seorang penulis tidak
mungkin melakukan kegiatan penulisan sementara data sulit didapatkan.
5. Topik yang dipilih tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Topik yang luas, tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk
membahas secara mendalam. Sebaliknya topic yang terlalu sempit
sifatnya menjadi terlalu khusus tidak dapat diperluas.
b. Pembatasan topik dan penentuan judul
Topik pembahasan tidak boleh terlalu luas dan tidak boleh terlalu sempit.
Oleh sebab itu, topic yang luas harus dibatasi dengan cara a) diagram
jam, b) diagram pohon, c) piramida terbalik. Setelah dilakukan
pembatasan topik, kemudian dilakukan penentuan judul penelitian ilmiah.
Penentuan judul karya ilmiah juga bisa dilakukan dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan
kapan. Tentu saja tidak semua pertanyaan itu harus digunakan pada
penentuan judul. Mungkin pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah
dengan pertanyaan lain.
Pertama-tama anda bertanya dengan masalah apa. Jawaban yang anda
temukan tentu masalah yang terdekat dengan anda dan paling menarik
perhatian anda. Contoh masalah itu adalah
1. Industri methanol.
2. Desain interior.
Setelah masalah ditentukan, anda dapat bertanya dengan mengapa,
jawabanya adalah

1. Mengembang.
2. Bermanfaat.
Judul karya ilmiah haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat.
Oleh karena itu, kata-kata di atas dapat di jadikan kata benda agar dapat
dijadikan judul karangan seperti
1. mengembang menjadi pengembangan
2. bermanfaat menjadi manfaat
Dapat pula kata-kata itu tetap kata kerja asalkan judul yang dibuat tidak
berupa kalimat.
Dengan dua pertanyaan itu, anda memiliki judul sebagai berikut.
1. Pengembangan Industri Methanol.
2. Manfaat Desain Interior.
3. Agar karya ilmiah dapat berpijak pada suatu masalahyang
terbatas dan ruang lingkup yang tidak terlalu mengembang,
judul karya tulis ilmiah itu harus dibatasi lagi, misalnya dengan
menyebut suatu tempat. Misalnya:
1. di pulau Bunyu.
2. dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta.
Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih terlalu
luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karya tulis
ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara lain
1. Tahun 2014.
2. Dewasa ini.
Maka, kini anda memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut.
1. Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 2014.
2. Manfaat Desian Interior dalam
Perkantoran di Jakarta Dewasa ini.

Mendukung

c. Penetapan Topik, Tujuan dan Tesis


Tujuan penulisan dapat dikaitkan dengan jenis karangan.
Tujuan penulisan deskripsi: menggambarkan, merinci sesuatu.

Kegunaan

Tujuan penulisan eksposisi: memaparkan, menjelaskan, memberitahukan,


menguraikan sesuatu.
Tujuan penulisan argumentasi: menyajikan, membuktikan sesuatu.
Tujuan penulisan narasi: mmenceritakan sesuatu.

Rumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan terlebih


dahulu karena hal ini adalah titik tolak dlam seluruh kegiatan menulis.

Rumusan tujuan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis


selanjutnya. Denngan menentukan tujuan penulisan, akan diketahui apa
yang akan dilakukan pada tahap penulisan. Tujuan ini merupakan penentu
yang pokok dan akan mengarahkan dan membatasi topik.

Di bawah ini akan dikemukakan bahwa sebelum memulai penulisan,


seorang penulis harus mengutarakan ide/gagasan pokoknya. Kalimat yang
membuat gagasan pokok atau pokok pikiran itu disebut tesis.

Cara membuat tesis yang baik adalah sebagai berikut.


1. Tesis harus dinyatakan dalam kalimat yang lengkap.
Salah: Perpustakaan yang memegang peranan penting di SMA
Benar: Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting
untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.
2. Tesisi harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
Salah: Hitunglah orang Indonesia yang mencari nafkah di laut.
Benar: Jika dibandingkan dengan luas perairan Indonesia, masih sangat
sedikit orang Indonesia yang mencari nafkah di laut.
3. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas.
Salah: Maslaah pendidikan di Indonesia
Benar: Pendidikan anak di Indonesia belum diatur sesuai dengan UU
Pendidikan.

4. Tesis tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang tidak jelas.


Salah: Anak yang pandai sering menimbulkan kesultan.
benar: Anak yang pandai sering tidak memperhatikan pelajaran karena
apa yang dielaskan guru sudah dikuasainya.
5. Tesis tidak boleh dinyatakan dalam kalimat setara.
Salah: Pemerintah harus membuat
melaksanakan undang-undang itu.

UU

Pendidikan

dan

harus

benar: Apabila pemerintah tidak melaksanakan UU pendidikan secara


konsisten, pelanggaran itu akan terus terjadi di masyarakat.

d. Pembuatan Kerangka Karya Ilmiah


Kerangka karya ilmiah disebut juga ragangan (outline). Penyusunan
ragangan pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan
berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan (Moeliono, 1988:1). Penyusun karya ilmiah
dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat
pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi,
atau juga dapat membuat ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah
menjadi perluasan atau penjabaran dari ragangan buram.
Penulis karya ilmiah harus menetukan dahulu judul-judul bab dan judul
anak bab sebelum menentukan kerangka karyanya.judul bab dan judul
anak bab itunmerupsksn pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang
ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul anak bab, penyusun
karya ilmiah dapat bertanya kepada judul karya ilmiahnya. Pertanyaan
yang dapat diajukan ialah apa yang akan dilakukan dengan judul itu,
akan diapakan judul itu, atau masalah apa saja yang dapat dibicarakan
di bawah judul tersebut.

Jika sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecahkan menjadi
bab, anak bab, dan anak bab menjadi su anak bab, seperti tiu kini penulis
ilmiah dapat menuliskan kerangka/ragangan karya ilmiahnya. Ragangan
inilah yang akan menjadi patokan dalam penyusunan karya ilmah.
Jika ragangan seperti itu sudah selesai, langkah selanjutnya adlah
pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yag
dianalisis ditematkan dalam bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar
isi yang lengkap, analisis masalah yang hanya satu bab dilengkapi dengan

tajuk prakata,daftar isi, dafftar table (jika ada),daftar gambar (jika ada),
dan bab pendahuluan. Akhirnya, tersususnlah daftar isi sebagai berikut.
(contoh kerangka ilmiah tentang teknik lingkungan)

HIDROPONIK BERCOCOK TANAM TANPA TANAH

PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penelitian
1.4Kerangka Teori
1.5Sumber Daya/Populasi dan Sampel
1.6Metode dan Teknik Penelitian

BAB II METODE, LOKASI, DAN KENDALA HIDROPONIK


2.1 Metode Hidroponik
2.2.1 Metode Kultur Air
2.2.2 Metode Kultur Pasir

2.2.3 Metode Kultur Agregat


2.2 Lokasi HIdroponik
2.2.1 Hidroponik di Halaman
2.2.2 Hidroponik di Kebun
2.2.3 Hidroponik dalam Pot
2.3 Kendala Hidroponik
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.2Simpulan
3.3Saran
e. Membuat Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan ada dua bentuk, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Pada kutipan langsung artinya mengutip secara keseluruhan tanpa
pendapat dari ahli tertentu tanpa mengubah sedikitpun.Semua kalimat yang
diutarakan kita kutip semuanya. Kutipan langsung ini penulisannya ditandai
dengan tanda petik ganda. Kutipan langsung yang terlalu panjang boleh
dipersingkat sesuai dengan maksud kita, cara semacam ini disebut elipsis.
Dengan ketentuan:
1. Tidak boleh mengganti kata atau kalimat tertentu dengan kalimat kita
sendiri
2. Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah
3. Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan diganti tanda titik sebanyak
tiga buah (...)
Elipsis artinya pelepasan unsur bahasa yang maknanya telah diketahui
sebelumnya berdasarkan konteksnya. (Winarto, Suhardiyanto dan Choesin(ed),
2004:106)
Sedangkan kutipan tidak langsung, yang dikutip adalah isi, maksud atau jiwa
pendapat ahli.Kutipan langsung ini disebut parafrase. Kutipan tidak langsung
dalam penulisannya tidak menggunakan tanda petik ganda. Ditulis dengan
bahasa kita sendiri dan pada akhir kalimat harus disertai sumber referensi bisa
menggunakan footnote atau bodynote. Baik kutipan langsung atau tidak
langsung harus mencantumkan sumber dengan catatan kaki.
Catatan kaki juga terbagi menjadi 2, yaitu catatan kaki tidak langsung dan
catatan kaki langsung. Catatan kaki tidak langsung adalah penyertaan sumber
referensi yang tidak langsung disertakan pada kutipan yang kita acu, melainkan

penulisannya diletakkan pada halaman bawah atau pada halaman akhir. Format
penulisan referensi berturut-turut adalah [nama depan, tengah, belakang, judul
buku ditulis miring, nama penerbit, kota terbit,tahun terbit, halaman (hal).]
Catatan kaki langsung merupakan sistem penulisan yang lebih praktis dibanding
catatan kaki tidak langsung. Penulisan sumber referensi setelah kutipan adalah
nama belakang pengarang diikuti koma (,) tahun terbit diikuti titik dua (:) dan
halaman yang terdapat dalam tanda kurung (). Tapi bila nama sudah disebutkan
lebih dulu maka tinggal menuliskan tahun dan halaman saja dalam tanda
kurung.
Penulisan catatan kaki disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menyatakan hutang budi, mengambil pendapat dari penulis lain
berupa kutipan sebenarnya penulis tersebut telah berbuat baik. Maka
sepantasnya kita yang mengutip membalas budi baik mereka dengan
mencantumkan namanya
2. Untuk menyusun pembuktian, maksudnya untuk menunjukkan suatu
kebenaran yang telah dibuat oleh orang lain
3. Untuk menyampaikan keterangan tambahan, bisa menjadi informasi
tambahan untuk memperkuat tulisan
4. Untuk merujuk bagian lain dari teks
f.

Membuat Daftar Pustaka

Daftar pustaka kalimat yang sering kita dengar dan bagian penting dalam
mencantumkan sumber pada penulisan karya ilmiah. Namun, masih saja banyak
yang bingung dan salah dalam penulisannya. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya mengenai fungsi daftar pustaka, maka hendaknya penulisan daftar
pustaka memenuhi kaidah yang sudah lazim. Disusun secara alfabetis dari A
sampai Z. Secara keseluruhan susunan penulisan daftar pustaka sebagai
berikut :
1. Nama pengarang dengan nama akhir tanpa menggunakan gelar,
penulisannya dibalik dan diikuti tanda koma (,) diakhiri tanda titik (.)
2. Kemudian cantumkan tahun penerbit buku dan diberi tanda titik (.)
3. Setelah itu judul buku dengan huruf miring dan tambahkan tanda petik
ganda (.) bila itu judul artikel yang dimuat dalam majalah sertai tanda titik
(.)
4. Lalu kota penerbit disertai tanda titik dua (:)
5. Bagian akhir cantumkan nama penerbit buku dan akhiri dengan tanda
titik (.)

Contohnya : Arifin, Zaenal. 2012. Metode Penulisan Ilmiah. Tangerang: Pustaka


Mandiri.

g. Cara mengakses informasi dari internet


1. Mencari dan Mengelola Informasi di Internet
a. Pencarian Informasi di Internet
1. Buka Internet Explorer atau Mozilla Firefox, ketik www.google.co.id pada
dialog Address dan tekan Enter
2. Ketik kata kunci informasi yang ingin dicari pada dialog pencarian &
tekan Enter.
3. Pilih diskripsi yang paling mendekati isi informasi yang dicari dengan
cara mengeklik judul yang bergaris bawah, dalam contoh ini yang kita
pilih yang paling atas sendiri (Internet-Wikipedia bahasa indonesia .....)
4. Setelah website ditampilkan blok informasi yang dicari, kemudian klik
menu Edit klik Copy
5. Buka program Ms. Word, klik menu Edit Paste, aturlah sedemikian
sehingga informasi mudah dipahami. Di bagian bawah tulis nama
pengutib/penyadur dan sumber informasinya (Alamat website).
6. Simpan informasi, klik File Save ketik nama Filenya tekan Enter\
7. Keluar dari Ms. Word dan keluar dari Internet Explorer atau
Mozilla Firefox dengan
cara klik icon close (X) di pojok kanan atas.
b. Mengelola Informasi Menggunakan Program Aplikasi
1. Pengolahan Teks informas hasil download dari internet yang sudah
kalian miliki
tentunya belum sepenuhnya sesuai dengan yang
kalian inginkan. Supaya sesuai dengan keinginan, editlah file yang sudah
kalian miliki tersebut.
2. Pengolahan Gambar selain mengatur teks, kalian juga dapat
mengatur gambar yang
kalian download dari internet. Gambar tersebut
dapat kalian letakkan di antara teks yang ada. Cara pengaturannya pun
mudah, hampir sama dengan cara mengolah teks.

2.5 Bahasa Dalam Karya Tulis Ilmiah


Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang menghasilkan
tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. (winarto et.al (ed),
2004:124)
Hal yang perlu dikenali dalam penulisan ilmiah adalah kalimat efektif dan jenisjenis kalimat dalam tulisan. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah juga
mencakup EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
a. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat atau bentukkalimat yang dengan sadar
dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik.
Kalimat efektif dibutuhkan untuk mempermudah pemahaman terhadap apa yang
kita tulis. Menurut Jos Daniel Parera yang ada dalam kutipan buku pedoman
penulisan karya ilmiah menyebutkan kalimat dapat dikatakan efektif apabila
kalimat itu didukung oleh :
1. Kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa
mendukung gagasan yang dikandung. Hal yang harus diperhatikan meliputi :
setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan predikat, ide pokok harus
terdapat dalam induk kalimat, penggabungan kalimat dengan partikel dan,
yang. Untuk memperoleh efektivitas kalimat, maka dapat ditempuh dengan
partikel tersebut
2.

Paralelisme bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan efektivitas


tertentu

Paralelisme dalam penulisan karya ilmiah adalah penggunaan bentuk-bentuk


bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial.
Bisa dikatakan kesejajaran pengungkapan ide-ide dalam suatu kalimat
3. Ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama
Untuk dapat mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan dapat
dilakukan dengan cara a) mengubah-ubah posisi kalimat dengan meletakkan
bagian yang penting pada awal kalimat; b) mengulang gagasan yang penting; c)
mempertentangkan gagasan yang satu dengan yang lain; d) menekankan
gagasan yang penting dengan partikel
4.

Kehematan dan pilihan kata yang kadang kala bertumpuk-tumpuk


dalam satu kalimat

Dimaksudkan untuk berhemat dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk-bentuk


bahasa. Kehematan ini dapat ditempuh dengan menghindari pengulangan
subjek kalimat, menghindari kata yang tanggal bulan tahun, menghindari
pemakaian kata-kata yang berlebihan yaitu kata-kata yang memiliki makna
sama.
5. Kevariasian dalam penyusunan kalimat
Variasi dimaksudkan untuk membuat kalimat agar menarik dan tidak monoton.
Bisa dilakukan dengan cara variasi penggunaan kata, pembukaan kalimat,
susunan subjek-predikat-objek.

b. Pungtuasi
Pungtuasi dapat diartikan sebagai pembubuhan tanda baca. Dalam tulis menulis
peranan pungtuasi sangat penting karena dapat memberi kunci kepada
pembaca terhadap apa yang ingin disampaikan oleh penulis
c. Diksi
Selalin ejaan dan tanda baca diharuskan juga memperhatikan masalah diksi.
Diksi atau pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam
mencapai tulisan yang efektif. Dalam diksi harus bisa membedakan makna
konotatif-denotatif, kata standar-non standar, dialek dan bahasa umum, kata
tunggal dan idiom, kata umum dan istilah.
Dalam pemilihan kata inilah harus hati-hati. Penggunaan bahasa yang baik
mempermudah dalam menulis karya ilmiah.

2.6Berbagai Kendala Dalam Proses Penulisan Karya Ilmiah


Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah. Rata-rata kesalahan penulisan karya
ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan tidak konsisten
dalam penulisan. Bentuk ketidakkonsisten itu menyangkut banyak hal, dapat
berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.
Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah
sebagai berikut :
1. Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
2. Salah dalam menyusun struktur pelaporan,

3. Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan


menjiplak (plagiat),
4. Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
5. Penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
6. Tata cara penulisan Daftar Pustaka yang kurang tepat.

2.7Sikap-Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang
harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi
sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk
dibanding-banding
kelebihan-kekurangannya,
kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau
mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan
keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham
atau tidak sesuai.
4. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan
apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang
lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang
berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada
ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau
pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori
atau dalil yang ada.
7. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang
ilmunya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang
diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu
yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penulisan karya ilmiah
banyak aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu
sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon
penulis karya ilmiah paling tidak harus mengetahui etika dan kode etik dalam
penulisan karya ilmiah, teknik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar dan
sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima
berbagai kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah. Karya
ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan untuk meningkatkan wawasan serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah
bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih
mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis.
Dengan demikian semoga banyaknya pedoman-pedoman penulisan karya ilmiah
dapat menjadi pembelajaran selanjutnya ketika akan membuat karya ilmiah
selanjutnya dengan lebih baik lagi dan memperhatika etika-etika penulisan.

DAFTAR PUSTAKA
E. Zaenal Arifin.2012.Metode Penulisan Ilmiah
Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Dahara Prize.
Winarto, T. Yunita, Suhardiyanto, Totok dan Choesin, M. Ezra (ed). 2004. Karya
Tulis Ilmiah Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Jakarta
Lihat blogspot.co.id: makalah tentang karya tulis (28 Oktober 2016 diakses
dari http://edisibelajarnulis.blogspot.co.id)
Lihat blogspot.com : Penulisan Karya Ilmiah (28 Oktober 2016 diakses dari
www.czifa24.blogspot.co.id)

Anda mungkin juga menyukai