Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sehari – hari kita mengenal istilah tema , topik dan judul dalam pembuatan sebuah
karangan baik itu dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing . tema dan topik sangat
dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar – benar menulis karena tema
dan topik sebagai acuan dalam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan .
Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari apa yang
diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diinginkan oleh sang penulis tersebut.
Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena dengan judul
yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dan di ingin mencoba membaca
hasil karya tersebut walaupun belum mengetahui secara persis apa isi karangan tersebut. Tapi
dengan judul yang menarik maka secara tidak langsung sebuah karangan tersubut seperti
menarik orang untuk membacanya dan mengetahui apaisi karangan tersbut . Ke serasian antar 3
pokok tulisan ini (tema , topik , judul) sangat lah penting untuk mencapai sebuah
karangan/tulisan yang baik dan menarik.
Antara tema, topik, dan judul itu berbeda. Topik dan tema harus ditentukan sebelum mulai
menulis. Sedangkan judul tidak selalu demikian.Terkadang topik juga langsung di jadikan judul.
Dalam makalah ini akan penulis sajikan pengertian atau definisi masing-masing dari topik,
tema, dan judul. Serta perbedaan tema, topik, dan judul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Topik,Tema, Judul, kerangka karangan ?
2. Bagaimana cara memilih topik yang baik?
3. Apa saja batasan-batasan dalam topik?
4. Bagaiman cara memilih judul yang tepat?
5. Apa saja macam kerangka karangan?
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN TOPIK,TEMA DAN JUDUL

A. Pengertian Topik
Menurut kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia arti kata topik adalah “pokok
pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Topik dapat juga disebut sebagai
bahan pembicaraan / hal yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini”. Sumber lain
menyatakan ” The topic is the main idea, or the subject, in a piece of writing ” . Dengan
demikian bila disebut topik penelitian dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama
yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini dalam penelitian.
Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis
akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam proses penelitian
atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan
dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya. Topik yang
masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit
atau lebih luas.
Topik berasal dari bahasa Yunani topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang
hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang
pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut,
selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.Terdapat
beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut
harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa
yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih
bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta
perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya
samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih
mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam
membahas suatu permasalahan.
1. Topik yang baik
Syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu :
a. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :
- Bidang keahlian.
- Bidang studi yang didalami.
- Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam
suatu kegiatan ilmiah.
- Bidang kerja atau profesi.
- Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
- Temuan yang pernah diteliti.
- Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
- Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
- Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan
pembacanya.
b. bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan
kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
- Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
- Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik
dan profesi.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
- Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
- Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
- Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
- Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1). Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan
penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data
sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya,
metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
2. Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan
waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak
mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama
yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi.
Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi
pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas
ataupun dibaca.Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan
kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.
a. fungsi pembatasan topik
1)Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,
karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2)Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian
yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
b. Cara membatasi Topik
1) Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2) Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3)Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4) Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

B. Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari
karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan
disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan
artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau
diuraikan oleh penulis.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di
setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus
memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan
berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah
rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah
tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut
Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam
sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu
motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.Ada pendapat lain
yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang
mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung
(implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai
dibaca.
1. Syarat Tema yang Baik :
a. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan
yang berkaitan dengan tema tersebut.
b. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh
penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
c. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau
tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
2. Tema dapat dikesan melalui:
a. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
b. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang
terdapat dalam cerita.
c. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya
secara keseluruhan.
d. Plot cerita.

C. Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-
lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang
manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering
disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel
atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan
menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi
bahasan.
1. Syarat-syarat pembuatan judul :
a. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan
beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima
kata.
2. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
a. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan
b. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh
isi karangan atau berita.
3. Ciri – ciri Judul
a. Harus berbentuk frasa
b. Tanpa adanya singkatan atau akronim
c. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
d. Tanpa tanda baca di akhir judul
e. Menarik perhatian
f. Logis
g. Sesuai dengan isi
h. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.
4. Fungsi Judul
a. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
b. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau
untuk mempelajari isinya.
c. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

Perbedaan Topik dan Judul Dalam Membuat Kerangka Karangan


1. Tema → tithenai (Yunani) : menempatkan/meletakkan, suatu amanat utama yang
disampaikan penulis melalui karangannya
Topik→ topoi (Yunani) : tempat, pokok pembicaraan
2. Topik : Umum, Belum menggambarkan sudut pandang penulis.
Judul: Spesifik dan mengandung permasalahan yang lebih jelas dan terarah. Pembuatan judul
berawal dari topik.
Persamaan Topik dan Judul, Topik dan judul dapat dijadikan judul karangan. Syarat judul
karangan:
 Singkat dan padat
 Menarik perhatian
 Mengambarkan inti pembahas
 Atraktif, bombastis, dan menarik perhatian (berita dan iklan).

Karangan merupakan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk
tulisan yang teratur.Kerangka karangan sangat menentukan bagus tidaknya hasil sebuah
karangan karena dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa lebih terarah dan fokus dengan
pokok pikiran serta tema yang telah ditentukan karena fungsi dari kerangka karangan adalah
sebagai berikut:
 Memudahkan pengendalian variabel
 Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan, dan memberi kemungkinan
perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif
sesuai dengan variasi yang diinginkan
 Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik, judul,
masalah, tujuan, dan kalimat tesis
 Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh
 Mencegah ketidaklengkapan bahasan
 Mencegah pengulangan pembahasan ide
 Memperlihatkan kekurangan atau kelebihan mate Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan
adalah mengatur hubungan diantara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka mengandung
rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis
menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan
ide-ide utama dari ide-ide tambahan.

D. PENGERTIAN KERANGKA KARANGAN


Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu
bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat
juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut outline, sementara kerangka yang
sudah tersusun rapi dan lengkap disebut sebagai outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti
berikut:

 Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya


 Membatasi pengarang menuliskan karangannya
 Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah
ditetapkan
 Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya juga menata detail karangan dan
 Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta
struktur suatu karangan.
A. Macam dan Bentuk Karangan

Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka kalimat.

1. Kerangka topik

Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka topik. Kerangka
topik terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului dengan tanda-tanda atau kode
tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena
tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat
lengkap. Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada
yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat
yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub bab.

2. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah
selesai, kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan.
Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk
gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih
dominan, tidaklah dipantang mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan
judul-judul sub bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan antara
gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf
dan angka. Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya angka romawi),
sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang
hanya menggunakan angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk
makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam karangan yang
benar-benar seperti skripsi, thesis, disertasi dan buku.

B. Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola
alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan
faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola
logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang
selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.

a. Pola alamiah

Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.

1. Urutan ruang

Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang
seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di pakai untuk
mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah
tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
Banjir di Pulau Sumatera
A. Banjir di Sumatera Selatan
1. Daerah Lahat
2. Daerah Pendopo
B. Banjir di Sumatera Utara
1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
C. Banjir di.....

2. Urutan waktu

Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian,
baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah
pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat
divariasikan dengan susunan terbalik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Gus Dur

1. Jati diri Gus Dur

2. Pendidikan Gus Dur


3. Karier Gus Dur
4. Akhir Hidup Gus Dur
Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea;
dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat di perlias menjadi empat Bab bahkan bisa dibuat
menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.

b. Pola logis

Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir
manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan
masalah dan umum-khusus.

1. Contoh urutan klimaks

Topik : Kejatuhan Soeharto

a. Praktik KKN Merajalela


b. Keresahan di Dalam Masyarakat
c. Kerusuhsn Sosial di Mana-mana
d. Tuntutan Reformasi Menggema
e. Kejatuhan yang Tragis

2. Contoh urutan sebab-akibat

Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar

a. Kebakaran di tanah tinggi


b. Penyebab kebakaran
c. Kerugian yang di derita masyarakat dan pemerintah
d. Rencana rehabilitasi fisik

3. Contoh urutan pemecahan masalah

Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

a. Apakah Ecstasy
b. Bahaya Ecstasy
c. Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakainya
d. Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
e. Gangguan kesehatan masyarakat
f. Gangguan kriminalitas
g. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
h. Kesimpulan dan Saran

4. Contoh urutan umum-khusus

Topik : Komunikasi Lisan

1. Komunikasi dan bahasa


a. Bahasa lisan
b. Bahasa tuis
2. Komunikasi lisan dan perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1. Olah vokal
2. Volume dan nada suara
b. Kemampuan akting
1. Mimik muka
2. Gerakan anggota tubuh
3. Praktik komunikasi lisan
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

 Tema berarti pokok pemikiran,ide atau gagasan serta yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan.Tema dapat diartikan sebagai
pengungkapan maksud dan tujuan,tujuan yang dirumuskan secara singkat dan
wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis.Perhatikan contoh dibawah ini.
 Topik : Belajar mengemukakan pendapat secara efektif. Tujuan :Menjelaskan dan
memahami bagaimana cara mengeluarkan pendapat secara lisan,tertulis, logis, dan
sistematis dalam bahasa yang baik secara efektif dan efisien.
 Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul
hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak
lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
 Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu
bentuk yang lebih sempurna.

B. SARAN
Dengan memahami dan menguasai berbagai kaidah penulisan tema, topik, dan kerangka
karangan. Diharapkan pembaca dapat membuat tema, topik, dan kerangka karangan yang
baik dan benar. Setidaknya dengan memahami pembahasan makalah penulis kali ini,
pembaca menjadi paham bagaimana cara membuat tema, topik, dan judul dengan baik dan
sisitematis dan mengerti apa saja syarat-syarat penyusunan tema, topik, dan kerangka
karangan agar didapat suatu karya yang baik dan benar, serta menghindari kekeliruan
penentuan.
DAFTAR PUSTAKA

Catarina,S.Pd.Teori Ringkas Latihan Soal dan Pembahasan BAHASA INDONESIA


SMP.Intersolusi Pressindo.Yogyakarta

Djiko Widagdo, 1997, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia di


Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hs,Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. Jakarta: Grasindo
Karyanto, Umum Budi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press.
Widagdo, Djoko. 1997. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
.

Anda mungkin juga menyukai