PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Topik,Tema, Judul, kerangka karangan ?
2. Bagaimana cara memilih topik yang baik?
3. Apa saja batasan-batasan dalam topik?
4. Bagaiman cara memilih judul yang tepat?
5. Apa saja macam kerangka karangan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Topik
Menurut kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia arti kata topik adalah “pokok
pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Topik dapat juga disebut sebagai
bahan pembicaraan / hal yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini”. Sumber lain
menyatakan ” The topic is the main idea, or the subject, in a piece of writing ” . Dengan
demikian bila disebut topik penelitian dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama
yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini dalam penelitian.
Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis
akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam proses penelitian
atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan
dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya. Topik yang
masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit
atau lebih luas.
Topik berasal dari bahasa Yunani topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang
hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang
pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut,
selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.Terdapat
beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut
harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa
yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih
bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta
perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya
samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih
mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam
membahas suatu permasalahan.
1. Topik yang baik
Syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu :
a. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :
- Bidang keahlian.
- Bidang studi yang didalami.
- Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam
suatu kegiatan ilmiah.
- Bidang kerja atau profesi.
- Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
- Temuan yang pernah diteliti.
- Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
- Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
- Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan
pembacanya.
b. bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan
kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
- Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
- Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik
dan profesi.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
- Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
- Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
- Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
- Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1). Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan
penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data
sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya,
metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
2. Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan
waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak
mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama
yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi.
Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi
pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas
ataupun dibaca.Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan
kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.
a. fungsi pembatasan topik
1)Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,
karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2)Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian
yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
b. Cara membatasi Topik
1) Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2) Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3)Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4) Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
B. Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari
karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan
disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan
artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau
diuraikan oleh penulis.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di
setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus
memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan
berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah
rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah
tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut
Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam
sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu
motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.Ada pendapat lain
yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang
mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung
(implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai
dibaca.
1. Syarat Tema yang Baik :
a. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan
yang berkaitan dengan tema tersebut.
b. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh
penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
c. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau
tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
2. Tema dapat dikesan melalui:
a. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
b. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang
terdapat dalam cerita.
c. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya
secara keseluruhan.
d. Plot cerita.
C. Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-
lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang
manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering
disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel
atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan
menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi
bahasan.
1. Syarat-syarat pembuatan judul :
a. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan
beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima
kata.
2. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
a. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan
b. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh
isi karangan atau berita.
3. Ciri – ciri Judul
a. Harus berbentuk frasa
b. Tanpa adanya singkatan atau akronim
c. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
d. Tanpa tanda baca di akhir judul
e. Menarik perhatian
f. Logis
g. Sesuai dengan isi
h. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.
4. Fungsi Judul
a. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
b. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau
untuk mempelajari isinya.
c. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.
Karangan merupakan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk
tulisan yang teratur.Kerangka karangan sangat menentukan bagus tidaknya hasil sebuah
karangan karena dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa lebih terarah dan fokus dengan
pokok pikiran serta tema yang telah ditentukan karena fungsi dari kerangka karangan adalah
sebagai berikut:
Memudahkan pengendalian variabel
Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan, dan memberi kemungkinan
perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif
sesuai dengan variasi yang diinginkan
Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik, judul,
masalah, tujuan, dan kalimat tesis
Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh
Mencegah ketidaklengkapan bahasan
Mencegah pengulangan pembahasan ide
Memperlihatkan kekurangan atau kelebihan mate Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan
adalah mengatur hubungan diantara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka mengandung
rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis
menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan
ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti
berikut:
Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka kalimat.
1. Kerangka topik
Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka topik. Kerangka
topik terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului dengan tanda-tanda atau kode
tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena
tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat
lengkap. Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada
yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat
yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub bab.
2. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah
selesai, kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan.
Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk
gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih
dominan, tidaklah dipantang mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan
judul-judul sub bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan antara
gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf
dan angka. Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya angka romawi),
sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang
hanya menggunakan angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk
makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam karangan yang
benar-benar seperti skripsi, thesis, disertasi dan buku.
Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola
alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan
faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola
logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang
selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
a. Pola alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1. Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang
seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di pakai untuk
mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah
tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
Banjir di Pulau Sumatera
A. Banjir di Sumatera Selatan
1. Daerah Lahat
2. Daerah Pendopo
B. Banjir di Sumatera Utara
1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
C. Banjir di.....
2. Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian,
baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah
pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat
divariasikan dengan susunan terbalik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Gus Dur
b. Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir
manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan
masalah dan umum-khusus.
a. Apakah Ecstasy
b. Bahaya Ecstasy
c. Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakainya
d. Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
e. Gangguan kesehatan masyarakat
f. Gangguan kriminalitas
g. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
h. Kesimpulan dan Saran
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tema berarti pokok pemikiran,ide atau gagasan serta yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan.Tema dapat diartikan sebagai
pengungkapan maksud dan tujuan,tujuan yang dirumuskan secara singkat dan
wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis.Perhatikan contoh dibawah ini.
Topik : Belajar mengemukakan pendapat secara efektif. Tujuan :Menjelaskan dan
memahami bagaimana cara mengeluarkan pendapat secara lisan,tertulis, logis, dan
sistematis dalam bahasa yang baik secara efektif dan efisien.
Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul
hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak
lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu
bentuk yang lebih sempurna.
B. SARAN
Dengan memahami dan menguasai berbagai kaidah penulisan tema, topik, dan kerangka
karangan. Diharapkan pembaca dapat membuat tema, topik, dan kerangka karangan yang
baik dan benar. Setidaknya dengan memahami pembahasan makalah penulis kali ini,
pembaca menjadi paham bagaimana cara membuat tema, topik, dan judul dengan baik dan
sisitematis dan mengerti apa saja syarat-syarat penyusunan tema, topik, dan kerangka
karangan agar didapat suatu karya yang baik dan benar, serta menghindari kekeliruan
penentuan.
DAFTAR PUSTAKA