Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TOPIK, JUDUL, KERANGKA KARANGAN, KUTIPAN DAN


PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

DISUSUN OLEH :

FIKRI AMANI : 10120210022


AHMADUL HAADY IHSAN AMIR : 10120210025
FAUZAN AZIMA AZHAR : 10120210032
KHAIRUDIN BAINA SAFAR : 10120210035
MUH. ISRAR ALMIN : 10120210040

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.WB

Alhamdulilah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berkat kasih dan
karunia – Nya kami menyelesaikan malakalah bahasa Indonesia yang bertemakan “Topik,
judul, kerangka karangan pengutipan dan penulisan daftar pustaka”.

Kami ucapakan terima kasih pada teman – teman yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, akan tetapi kami juga menyadari bahwa terdapat kekurangan
didalam makalah ini. untuk itu dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN

    Latar belakang

Sehari – hari kita mengenal istilah tema, topik dan judul dalam pembuatan sebuah
karangan baik itu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Tema dan topik sangat
dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar – benar menulis karean
tema dan topik sebuah acuan dlam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke dalam
sebuah tulisan.

Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng
dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diingkan oleh sang penulis
tersebut.

Sedangkan judul bisa di artikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena
dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dan di ingin
mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun belum mengentahui secara persis apa isi
karangan tersebut.

Tapi dengan judul maka secara tidak langsung sebuah karangan tersebut seperti
mernarik orang untuk membacanya dan mengentahui apa isi karangan tersebut. Ke serasisan
antara 3 pokok tulisan ini (tema, topik, judul) sangatlah penting untuk mencapai sebuah
karangan/tulisan yang baik dan menarik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Topik

1. Pengertian Topik

Secara etimologis, kata “topik” berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti
“tempat”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik
berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang
digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan
ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Atau topik merupakan suatu pokok dari sebuah
pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi ladasan dalam penulisan sebauah artikel.

Syarat sebuah topik ialah harus menarik perhatian, dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real,dll. Jika
seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik
karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum
terurai berbeda dengan tema, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan
penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan
judul. Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya terdapat perbedaaan,
topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang
penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih
jelas atau lebih terarah.

Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada
awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa
proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis
karangna lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta dapat
diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang
ditentukan.

2. Pembatasan Topik

Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan
waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak
mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama
yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi.
Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat
bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk
dibahas ataupun dibaca.Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai
dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh
pembacanya.
a. Fungsi pembatasan topik
1) Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
2) Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan
penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
b. Cara membatasi Topik
1) Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2) Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih
dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik
pertama tadi.
3) Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4) Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

B. Judul

1. Pengertian Judul

Judul dan topik tentu saja tidak sama. Topik ialah pokok pembicaraan, sedangkan
judul adalah nama, merek, atau label karangan. Topik bersifat implisit, sedangkat judul
bersifat eksplisit. Karena sifat topik, dan judul seperti itu, biasanya penulis menentukan topik
yang ingin dibahasnya sebelum menulis, sedangkan pembaca menemukan judul sebelum
membaca. Sebaliknya, penulis menentukan judul ketika atau setelah menulis, sedangkan
pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca.

Dengan demikian, judul dan topik tidak sama. Dalam karangan fiksi –misalnya- topik
tidak dengan sendirinya menjadi judul. Misalnya roman yang berjudul “Siti Nurbaya”
bertopik dalam “Kawin Paksa”. Dalam karya ilmiah, biasanya topik bisa serta-merta menjadi
judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas dapat langsung
dijadikan judul.

2. Syarat-syarat pembuatan judul :


a. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian
dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang,
tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak
lebih dari lima kata.

3. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :


a. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan
b. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap
menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

4. Ciri – ciri Judul


a. Harus berbentuk frasa
b. Tanpa adanya singkatan atau akronim
c. Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
d. Tanpa tanda baca di akhir judulMenarik perhatian
e. Logis
f. Sesuai dengan isi
g. Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

5. Fungsi Judul
a. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
b. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk
membacanya atau untuk mempelajari isinya.
c. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

C. Kerangka Karangan

1. Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusun gagasan.
Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan di antara gagasan-gagasan yang
ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan
membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan
penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.

Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu
bentuk yang lebih sempurna. Kernagka karangan karangan dapat berbentuk cacatan
sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara
kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkapdisebut outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.

 Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.


 Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
 Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran yang telah
ditetapkan.
 Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di
dalam karangannya, juga menata detail karangan.
 Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui kerangka karangan, pembaca
dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.

2. Fungsi kerangka karangan


a. Memudahkan pengendalian variabel,
b. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.
c. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik,
judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
d. Memudahkan  penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
e. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
f. Mencegah pengulangan pembahasaan ide.

D. Kutipan

1. Pengertian Kutipan

Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang,
atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam  buku-buku maupun majalah-
majalah, dan surat kabar. Kutipan juga dapat diambil dari sumber lisan yaitu dari ucapan lisan
seperti pidato atau dsikusi. Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggap benar dengan
menyebutkan di mana pendapat itu dibaca atau didengarkan, sehingga pembaca dapat
mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Wlaupun kutipan di atas terdapat seorang ahli itu diperkenalkan, tidaklah berarti
bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Penulis harus bisa
menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya
jangan dianggap suatu himpunan dari berbagai macam pendapat, garis besar kerangka
karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri.
Sebaliknya, kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan menunjang pendapatnya itu.

2. Jenis Kutipan

Menurut  jenis kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak
langsung  (kutipan isi).  Kutipan langsung adalah pinjaman demi kalimat dari sebuah teks
aslinya. Sedangkan kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang  pengarang
atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut.

Perbedaan antara kedua kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan
membawa konsekuensiyang berlainan bila dimasukkan dalam teks. Dalam hubungan ini cara
mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan data atau akan
membantu. Kutipan langsung harus dimasukkan dalam tanda kutip, sedangkan kutipan tak
langsung tidak dapat diapit oleh tanda kutip.

3. Teknik Mengutip dalam Kutipan

a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang
masing-masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks
yang tidak lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.
1) Kutipan terintegarasi dengan teks
2) Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau
1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4) Mencantumkan sumber referensi.

b. Kutipan Tak Langsung


1) Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa
dilihat dari teknis penulisannya berikut.
2) Terintegarasi dengan teks utama.
3) Tidak diapit oleh tanda kutip;
4) Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika
1,5 atau 2 spasi.
5) Mencantumkan sumber kutipan.

E. Penulisan Daftar Pustaka

1. Pengertian Daftar Pustaka

Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau
cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan
apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan
apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca
dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau
Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku artikel-artikel. dan bahan-bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan
karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka mungkin tidak penting
artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar
kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.

2. Fungsi Daftar Pustaka

Daftar pustaka memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

a. Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil
pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain yang penulis.
b. Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin
meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sumber aslinya.
c. Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis
yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam
penulisan karya tulis yang kita tulis. Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai
seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.
d. Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan dari makalah “Topik, judul,
kerangka karangan pengutipan dan penulisan daftar pustaka” yaitu kita dapat lebih banyak
mengetahui ilmu yang terdapat pada makalah tersebut.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk kedepannya
penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail dengan sumber yang lebih
banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan penulis.
Daftar Pustaka

Admaji, (2007). Bibliography. From http://www.anneahira.com/daftar-pustaka-karya-


tulis.htm, 28 Januari 2011

Aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html?m=1, 26 Desember 2011

Behla, Riki. 2011. Makalah Daftar Pustaka. From


http://Rikibehla.blogspot.com/2011/05/makalah-daftar-pustaka.html?m=1, 18 Mei
2011

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta :


Akademika Pressindo.

Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Jalaluddin.1998. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah. Yogyakarta :
Media Perkasa.

Rifky Lubis. 2013. Karangan Persuasi.   http://rifkydiandap.blogspot.co.id/. Diunduh pada


Jum’at 31 Maret 2017 http://alauddinmakassar.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai