Anda di halaman 1dari 43

Pemakaian Huruf

dan Tanda Baca


Oleh :
Muhammad Aziz Cahaya Kurniadi/112016045
Tirta Rahmat Perwira/112016046
Yudithia Agustiawan Suryadi/112016065

Dosen :
Ahmad Saeful Rahman, MPd.
Latar Belakang
Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan. Dalam penggunaan bahasa tersebut,
diperlukannya kesepakatan yang dilakukan agar berkomunikasi
dapat saling dimengerti.
Dalam mempelajari bahasa Indonesia terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan tata cara penggunaan nya yang
disepakati melalui EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan yang
terbaru ditetapkan pada tahun 2015 yaitu EBI (Ejaan Bahasa
Indonesia).
Pada kesempatan kali ini akan mempelajari pemahaman
pemakaian huruf dan tanda baca dengan menggunakan aturan
EBI, sehingga dengan mengetahui pemakain huruf dan tanda baca
yang baik dan benar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.
PERUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana pemakaian
huruf bahasa Indonesia
dengan menggunakan
pedoman EBI?
2. Bagaimana pemakaian
tanda baca bahasa Indonesia
dengan menggunakan
pedoman EBI?
BATASAN MASALAH
1. Pemakaian huruf
mengikuti pedoman EBI
Nomor 50 Tahun 2015.
2. Pemakaian tanda baca
mengikuti pedoman EBI
Nomor 50 Tahun 2015.
TUJUAN
1. Mengetahui pemakaian huruf bahasa
Indonesia sesuai dengan pedoman terbaru
yang telah disepakati yaitu EBI.

2. Mengetahui pemakaian tanda baca


bahasa Indonesia sesuai dengan pedoman
terbaru yang telah disepakati yaitu EBI.
EJAAN
EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan)
Berlaku dari tahun

1972 hingga 2015


Ejaan EYD EBI (Ejaan Bahasa
menggantikan Indonesia)
Ejaan Republik Berlaku sejak

atau Ejaan tahun 2015


Soewandi Ejaan EBI

menggantikan EYD
HURUF
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang
merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi
bahasa.
Terdapat dua jenis, huruf vokal (hidup) dan huruf

konsonan (mati).
konsonan terdiri dari 21 huruf. vokal terdiri dari 5

huruf.
TANDA BACA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
tanda baca dapat dibagi menjadi tanda dan baca,
tanda yaitu yang menjadi alamat atau menyatakan
sesuatu dan baca yaitu tanda yang dipakai dalam
sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua).
Dapat disimpulkan bahwa tanda baca adalah simbol
yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
beperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi
suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang
dapat diamati sewaktu pembacaan.
PEMAKAIAN HURUF

GABUNGAN HURUF DIFTONG


HURUF ABJAD
HURUF KONSONAN

HURUF VOKAL HURUF KONSONAN HURUF TEBAL

HURUF MIRING
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

Aa a Jj je Ss es

Bb be Kk ka Tt te

Cc ce Ll el Uu u

Dd de Mm em Vv fe

Ee e Nn en Ww we

Ff ef Oo o Xx eks

Gg ge Pp pe Yy ye

Hh ha Qq ki Zz zet

Ii i Rr er - -
Huruf Vokal Awal Tengah Akhir

a Api Padi Lusa

i Ini Simpan Murni

u Ulang Bumi Ibu

e Enak Petak Sore

o Oleh Kota Radio


Huruf Diftong Awal Tengah Akhir

ai Ain syaitan Pandai

au Aula Saudara Harimau

oi - Boikot Amboi

ei eigendom geiser survei


HURUF KAPITAL (1)
H URUF KAP ITAL (2)

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,


suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Misalnya: tahun
Hijriah.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
peristiwa sejarah. Misalnya: Konferensi Asia Afrika.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi. Misalnya: Jakarta.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama
negara, lembaga, badan, organisasi, atau do- kumen, kecuali
kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya: Republik Indonesia.
HURUF KAPITAL (3)
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap
kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam
judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di,
ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal. Misalnya: Tulisan itu dimuat dalam majalah
Bahasa dan Sastra.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya:
S.H yaitu Sarjana Hukum.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain
yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya: Kapan Bapak berangkat? Tanya Hasan.
HURUF MIRING
Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku,
nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan
karangan Abdoel.
Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau


kelompok kata dalam kalimat. Misalnya: Huruf terakhir
kata abad adalah d.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau

ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.


Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia
mangostana.
HURUF TEBAL
Huruf tebal dipakai untuk menegaskan
bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya: Huruf dh, seperti pada kata
Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Huruf tebal dapat dipakai untuk
menegaskan bagian- bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya: 1.1 Latar Belakang Masalah.
Garis miring Tanda petik
(/) tunggal ( .. )

Tanda seru
Titik ( . ) (!)

Koma ( , ) Tanda tanya


PEMAKAIAN TANDA
BACA (?)
Tanda kurung
( (..) )
Tanda hubung
Tanda kutip ( ..-.. )
()

Tanda petik Titik dua ( : )


( .. )
TANDA TITIK (1)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: saya suka makan nasi. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru,
harus diberi jarak satu ketukan.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar. Misalnya:
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. fungsi
Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu
angka (seperti pada Misalnya 2b).
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel,
bagan, grafik, atau gambar. Misalnya: Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di
Indonesia.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu. Misalnya: 00.00.30 jam (30 detik).
TANDA TITIK (2)
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di
antara nama penulis, tahun, judul tulisan
(yang tidak berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya: Moeliono, Anton M. 1989.
Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah. Misalnya: Indonesia
memiliki lebih dari 13.000 pulau.
TANDA TITIK (3)
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya: Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan

kepala karangan, ilustrasi, atau tabel. Misalnya: Acara


Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan

pengirim surat serta tanggal surat. Misalnya:


Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki.
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330
TANDA KOMA (1)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Contoh : Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan
koma sebelum "dan"]. Contoh penggunaan yang salah : Saya membeli udang,
kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"].
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan
melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh : kalau


hari hujan, saya tidak akan datang.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.


Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara

kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena
itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh karena itu, kamu
harus datang.
TANDA KOMA (2)
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh: O, begitu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Tanda koma dipakai di antara, nama dan alamat, bagian-bagian

alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan. Contoh : Medan, 18 Juni 1984.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara


Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia
Indonesia.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP


Indonesia, 1990), hlm. 22.
TANDA KOMA (3)
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang, S.E.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 33,5 m.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya,
Borgx, pandai sekali.
Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung
itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru contoh: "Di mana
Rex tinggal?" tanya Stepheen.
TANDA TITIK KOMA
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Misalnya: Hari
sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

Misalnya: Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah


(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda
koma. Misalnya: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana,
dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
TANDA TITIK DUA
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan. Misalnya: Mereka memerlukan perabot rumah
tangga: kursi, meja, dan lemari.
Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja,


dan lemari.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian. Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan

pelaku dalam percakapan. Misalnya:


Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"
Amir : "Baik, Bu."
Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan

ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama
kota dan penerbit dalam daftar pustaka. Misalnya: Horison, XLIII, No. 8/2008: 8.
TANDA HUBUNG
Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal
oleh pergantian baris. Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga ca- ra baru.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Misalnya:

anak-anak.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun

yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata


yang dieja satu-satu. Misalnya: 11-11-2013.
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata

atau ungkapan. Misalnya: ber-evolusi.


Tanda hubung dipakai untuk merangkai. Misalnya: se- dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa


Barat).
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: di-back up.


Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi

objek bahasan. Misalnya: Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.


TANDA PISAH
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang mem- beri
penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya:
Keberhasilan itukita sependapatdapat dicapai jika
kita mau berusaha keras.
Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan
adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya: Soekarno-HattaProklamator Kemerdekaan
RIdiabadikan menjadi nama bandar udara
internasional.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal,
atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau
'sampai ke'. Misalnya: Tahun 20102013.
TANDA ELIPSIS
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang
dihilangkan. Misalnya: Penyebab kemerosotan ...
akan diteliti lebih lanjut.
Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang

tidak selesai dalam dialog. Misalnya: Menurut saya


seperti bagaimana, Bu?
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan
spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).
TANDA TANYA
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?, Saudara
tahu, bukan?. Penggunaan kalimat tanya
tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung

untuk menyatakan bagian kalimat yang


disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
TANDA SERU
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah
mengerikannya peristiwa itu! Oleh karena
itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak
digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya
kecuali dalam kutipan.
TANDA KURUNG
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan. Misalnya: Dia memperpanjang surat izin
mengemudi (SIM).
Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Misalnya: Sajak
Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau
dihilangkan. Misalnya: Dia berangkat ke kantor selalu menaiki
(bus) Transjakarta.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang
digunakan sebagai penanda pemerincian. Misalnya: Faktor
produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)
tenaga kerja.
TANDA KURUNG SIKU
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf,
kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan atas kesalahan atau kekurangan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemerisik.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat
dalam tanda kurung. Misalnya: Persamaan kedua
proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan
di sini.
TANDA PETIK
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain. Misalnya: "Merdeka atau
mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak,
lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak
"Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu.
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus. Misalya: "Tetikus" komputer ini sudah
tidak berfungsi.
TANDA PETIK TUNGGAL
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit
petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya: Tanya dia, "Kaudengar bunyi
'kring-kring' tadi?"
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit

makna, terjemahan, atau penjelasan kata


atau ungkapan. Misalnya:
tergugat yang digugat'
TANDA GARIS MIRING
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor
pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: Nomor:
7/PK/II/201.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, serta setiap. Misalnya: mahasiswa/mahasiswi.
Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan
atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli
yang ditulis orang lain. Misalnya: Buku Pengantar
Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
TANDA APOSTROF
Tanda penyingkat dipakai untuk
menunjukkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun dalam konteks
tertentu. Misalnya: Mereka sudah datang,
'kan? ('kan = bukan).
ANALISA KELOMPOK
BERDASARKAN PADA WACANA
Peer Kecil (Minggu, 23 Oktober 2016)
1. Akan tetapi, hujan tidak menghalangi teman-teman untuk
tetap beraktifitas dong, seperti sobat-sobat kita di Jagad Alit
Waldorf School-Playgroup & Kinder yang terletak di Jalan
Babakan jeruk III-E, Kota Bandung, walaupun pada Rabu
(05/10/2016) siang itu hujan turun, mereka tetap semangat
melakukan kegiatan di luar ruangan.
2. Yang bikin seru nih, kegiatan yang dilakukan bermacam-
macam lho. Bahkan, selain sobat-sobat kita, para orang tua
mereka juga ikutan. Pada kegiatan berjudul We Share We
Care Clavis Indonesia itu, sobat-sobat kita dengan semangat
mengikuti aktivitas. Antara lain membuat terompet dari janur,
membuat pistol dari kayu, melukis layangan, bermain pasir,
bercerita, dan bertemu Pauline Oud, penulis, serta ilustrator
dari buku anak-anak Lily dan Milo
KESIMPULAN
Pada pedoman EYD maupun pedoman EBI tidak ada
perubahan huruf dengan 26 huruf abjad yang terdiri dari
21 huruf konsonan (huruf hidup) dan 5 huruf vokal (huruf
mati).
Pemakaian huruf pada pedoman EBI terdiri dari huruf
abjad, huruf vokal, huruf diftong, huruf konsonan,
gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring,
dan huruf tebal.
Pemakaian tanda baca pada pedoman EBI terdiri dari titik,
koma, titik koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah,
tanda ellipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung,
tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda
garis miring, tanda penyingkat (apostrof).
SARAN
Pengembangan makalah ini selanjutnya
diharapkan dapat membedakkan lebih
banyak tentang perbedaan pedoman EYD
dan EBI agar dapat lebih dipahami, kemudian
pengenalan tentang pedoman EBI
disebarluaskan agar dapat lebih dikenal,
karena penggunaan EYD telah lama
digunakan oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai