PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Pengertian Kalimat
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain.
Selanjutnya kita akan mempelajari kalimat yang berbentuk tulisan serta tata
cara penulisanya. Kalimat selalu ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang
sesuai.Kalimat dalam bentuk tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat
disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik,
tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada
wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan.
Tanda baca sepadan dengan jeda.
Tanda titik diletakan diakhir kalimat dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak
satu ketukan.
Contoh:
Irwan S. Gatot
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Anthony Tumiwa
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Contoh:
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh:
Kata adik, "Saya sedih sekali".
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia
Indonesia.
Contoh:
I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm.
22.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Rinto Jiang, S.E.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—
telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai
dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
Penjelasan diatas merupakan bergam kumpulan tanda-tanda baca yang digunakan
didalam kalimat tertulis yang memiliki fungsinya masing-masing agar mempermudah
pembaca memahami dari setiap kalimat yang terkandung didalam sebuah
referensi,tulisan,wacana,maupun naskah.
Setiap tanda baca harus diletakan pada posisi kalimat yang tepat sehingga
dapat dipahami oleh para pembaca dan tidak menjadi salah dalam pengertian isi
bacaanya.Oleh sebab itu pentingya bagi kita mengetahui beragam tanda baca dan
kegunaanya.
1.SUBJEK
-Merupakan bagian kalimat yang menunjukan pelaku utama atau topic yang menjadi
permasalahan utama.
-Subjek digunakan untuk menjelaskan “apa” dan “siapa”.
-Subjek juga biasanya merujuk pada kata benda /frasa(konkret/abstrak)
Contoh:Ayahku sedang melukis.
S
Penjelasan:disini bisa kita ketahui bahwa “ayah” adalah subjeknya yang menjadi
pelaku utama atau topic utama dalam kalimata ini.
2.PREDIKAT
-Predikat merupakan bagian yang menjelaskan kegiatan/tindakan/keadaan yang
sedang dialami/dilaksanakan oleh subjek.
-Berbentuk kata/frasa
-Berfungsi untuk menjelaskan:mengapa,bagaimana,diapakan,sedang apa.
Contoh:Adik menangis
S P
Penjelasan:predikat menjelaskan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh adik yaitu
sedang menangis dan menangis menjadi sebuah predikat didalam kalimat tersebut.
3.OBJEK
Objek dibagi kedalam 3 jenis dilambangkan dengan:
•O¹ Berfungsi untuk menerangkan objek yang langsung dijumpai pada kalimat
langsung transitif.
Rumusnya:S+P+ O¹
Contoh kalimatnya:Saya menanam pohon.
S P O¹
•O² Berfungsi untuk menjelaskan objek yang terkandung didalam kalimat pasif
Rumusnya sama seperti bentuk kalimat terstuktur lainya yaitu: S+P+ O²
hanya saja untuk penggunaan objeknya menggunakan O² yaitu objek yang diletakan
dikalimat pasif disebut O².
Contoh kalimatnya:Saya dimarahi dosen
S p O²
•O³
- Yaitu objek yang diletakan pada kalimat tidak langsung.
-Dapat diletakan pada kalimat aktif maupun kalimat pasif.
-Dapat dijadikan sebagai pelengkap O¹ mapun O².
Rumusnya:S+P+ O³+ O¹/ O².
Contoh kalimatnya:Aming memberikan Nabila mobil.
S P O³ O¹
Dari paparan penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa bentuk dari struktur
kalimat umumnya hamper sama pada setiap kalimat dengan pola dasar S+P+O yang
selalu terkandung disetiap kalimat.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari struktur atau unsur
kalimat yang paling terakhir yaitu:
4.PELENGKAP/KETERANGAN yaitu:
-Bagian kalimat yang berfungsi untuk melengkapi predikat.
-Biasanya berjenis kata/frasa nomina/frasa adjektiva/dan frasa verba.
Rumus:S+P+O+K
Mega bermain piano diruang keluarga
S P O K
3. Jenis Kalimat
7.Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang
sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah.Biasanya diakhiri dengan tanda
tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah.
2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau
pembicara dengan pendengar.
Dengan ciri-ciri :
Kata “atas” tidak perlu digunakan lagi karena kata “naik” sudah memberi informasi
yang cukup bahwa kucing itu sudah pasti naik ke atas sehingga bentuk kalimatnya
berubah menjadi:
9. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu
kalimat.Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh :
Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik
bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut
keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan
waktu.
Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat
merdu.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
untuk kita ketahui dan pelajari agar kita mengetahui pola-pola kalimat tersebut.Serta
pembagian jenis-jenis kalimat yang beragam harus kita kuasai sebagai mahasiswa.
Didalam makalah ini pun mengajarkan tata cara penulisan mengenai kalimat
yang baik dan benar akan bermanfaat penerapanya ketika melakukan penulisan
ilmiah.Karena didalam penulisan ilmiah memerlukan tata cara penulisan yang benar-
tidak mengandung pengertian yang salah bagi pembaca.Disini kita bisa mengetahui
letak kesalahan dan sampai dimana kemampuan kita dalam penggunaan kalimat yang
2. Saran
tentang tata cara penulisan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
sumedang.upi.edu/index.php?
option=com_content&view=article&id=262:tbbbi-beberapa-pengertian-
dasar&catid=61:kapita-selekta-bahasa-indonesia&Itemid=75 [2011/01/07] di