Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di Indonesia cara pengucapan kalimat lisan ini memiliki beranekaragam


intonasi yang berbeda-beda. Karena Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya
dan terdiri atas beribu-ribu pulau yang disetiap wilayahnya sehingga memiliki cara
pengucapan kalimat-kalimatnya tersendiri. Ada yang pengucapan kalimat dengan
intonasi yang keras dan ada yang pengucapanya dengan intonasi yang lembut.

Apabila kita meninjau kewilayah pulau sumatera orang-orang sumatera


cenderung menggunakan penyampaian kalimat yang keras mengapa
demikian.Mungkin dipengaruhi oleh cuaca yang panas,wilayah yang bergunung-
gunung menyebabkan orang-orang sumatera cenderung berbicara dengan intonasi
yang keras.

Apabila kita meninjau kewilayah pulau jawa orang-orangnya cenderung


menyampaikan kalimat dengan intonasi yang lembut. Mengapa demikian. Mungkin
disebabkan karena wilayah pulau jawa yang berupa dataran rendah,cuaca yang dingin
menyebabkan orang-orang didalamnya terbiasa bebicara dengan intonasi yang
lembut.

Keanekaragaman penyampaian kalimat yang berbeda-beda diwilayah


Indonesia merupakan suatu kekayaan budaya yang menunjukan bahwa disetiap
provinsi di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing.
BAB II

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

1. Pengertian Kalimat

Kalimat mengandung dua pengertian. Ada yang disebut dengan kalimat


“Lisan” dan ada yang disebut dengan kalimat “Tertulis”.Tergantung cara
penggunaannya masing-masing dan disini kita akan membahas bagaimana tata cara
penggunaan kalimat lisan maupun tertulis tersebut. Namun sebelumnya kita harus
mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan kalimat itu sendiri.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang


utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita
berbicara kepada seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata
cara pengucapanya.Penting untuk kita memprelajari seluk beluk mengenai kalimat
secara rinci.

Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses
fonologis lain.

Selanjutnya kita akan mempelajari kalimat yang berbentuk tulisan serta tata
cara penulisanya. Kalimat selalu ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang
sesuai.Kalimat dalam bentuk tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat
disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik,
tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada
wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan.
Tanda baca sepadan dengan jeda.
Tanda titik diletakan diakhir kalimat dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.

Contoh: 
Saya suka makan nasi. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak
satu ketukan.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Contoh:

  Irwan S. Gatot
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: 
Anthony Tumiwa

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:

  Dr. (doktor)
  S.E. (sarjana ekonomi)
  Kol. (kolonel)
  Bpk. (bapak)
Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:

  dll. (dan lain-lain)


  dsb. (dan sebagainya)
  tgl. (tanggal)
  hlm. (halaman)
  
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:

  Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)


  0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
  
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya


yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:

  Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.


  Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan


ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam
akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:

  DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)


  SMA (Sekolah Menengah Atas)

Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,


timbangan, dan mata uang.
Contoh:
  Cu (tembaga)
  52 cm
  l (liter)
  Rp350,00
 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:

  Latar Belakang Pembentukan


  Sistem Acara

Tanda Tanya (?)

Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.


Contoh:

  Kapan ia berangkat?
  Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:

  Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).


  Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!) dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.

Contoh:

  Alangkah mengerikannya peristiwa itu!


  Bersihkan meja itu sekarang juga!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
 Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:

  Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.


  Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: 
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:

  Oleh karena itu, kamu harus datang.


  Jadi, saya tidak jadi datang.
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
contoh:
  O, begitu.
  Wah, bukan main.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh:
 Kata adik, "Saya sedih sekali".

Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:

  Medan, 18 Juni 1984


  Medan, Indonesia.

Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh: 
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia
Indonesia.

Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh:
 I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm.
22.

 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
 Rinto Jiang, S.E.

Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:

  33,5 m
  Rp10,50

 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak


membatasi.
Contoh: 
pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang


terdapat pada awal kalimat.
Contoh:

 Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang


bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:

  Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
  Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:
Ketua                  : Borgx
Wakil Ketua         : Hayabuse

Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"

Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).


Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
 Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Pisah (–, —)

 Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan


penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: 
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.

Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—
telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

 Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai
dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:

  1919–1921
  Medan–Jakarta
  10–13 Desember 1999
   Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Contoh:
  dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
Penjelasan diatas merupakan bergam kumpulan tanda-tanda baca yang digunakan
didalam kalimat tertulis yang memiliki fungsinya masing-masing agar mempermudah
pembaca memahami dari setiap kalimat yang terkandung didalam sebuah
referensi,tulisan,wacana,maupun naskah.

 Setiap tanda baca harus diletakan pada posisi kalimat yang tepat sehingga
dapat dipahami oleh para pembaca dan tidak menjadi salah dalam pengertian isi
bacaanya.Oleh sebab itu pentingya bagi kita mengetahui beragam tanda baca dan
kegunaanya.

2. Struktur Kalimat (UNSUR KALIMAT)


Struktur kalimat terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan satu sama lain
yaitu:
Subjek,predikat,objek,pelengkap.Keempatnya membentuk satu-kestuan yang utuh
dan saling melengkapi berikut penjelasanya:

1.SUBJEK
-Merupakan bagian kalimat yang menunjukan pelaku utama atau topic yang menjadi
permasalahan utama.
-Subjek digunakan untuk menjelaskan “apa” dan “siapa”.
-Subjek juga biasanya merujuk pada kata benda /frasa(konkret/abstrak)
Contoh:Ayahku sedang melukis.
                 S
Penjelasan:disini bisa kita ketahui bahwa “ayah” adalah subjeknya yang menjadi
pelaku utama atau topic utama dalam kalimata ini.

2.PREDIKAT
-Predikat merupakan bagian yang menjelaskan kegiatan/tindakan/keadaan yang
sedang dialami/dilaksanakan oleh subjek.
-Berbentuk kata/frasa
-Berfungsi untuk menjelaskan:mengapa,bagaimana,diapakan,sedang apa.
Contoh:Adik menangis
              S                P
Penjelasan:predikat menjelaskan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh adik yaitu
sedang menangis dan menangis menjadi sebuah predikat didalam kalimat tersebut.

3.OBJEK
Objek dibagi kedalam 3 jenis dilambangkan dengan:
•O¹ Berfungsi untuk menerangkan objek yang langsung dijumpai pada kalimat
langsung transitif.
Rumusnya:S+P+ O¹
Contoh kalimatnya:Saya menanam pohon.
                                  S          P              O¹
•O² Berfungsi untuk menjelaskan objek yang terkandung didalam kalimat pasif
Rumusnya sama seperti bentuk kalimat terstuktur lainya yaitu: S+P+ O²
hanya saja untuk penggunaan objeknya menggunakan O² yaitu objek yang diletakan
dikalimat pasif disebut O².
Contoh kalimatnya:Saya dimarahi dosen
                                   S           p           O²

•O³
- Yaitu objek yang diletakan pada kalimat tidak langsung.
-Dapat diletakan pada kalimat aktif maupun kalimat pasif.
-Dapat dijadikan sebagai pelengkap O¹ mapun O².
Rumusnya:S+P+ O³+ O¹/ O².
 Contoh kalimatnya:Aming memberikan Nabila mobil.
                                    S              P               O³       O¹
Dari paparan penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa bentuk dari struktur
kalimat umumnya hamper sama pada setiap kalimat dengan pola dasar S+P+O yang
selalu terkandung disetiap kalimat.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari struktur atau unsur
kalimat yang paling terakhir yaitu:

4.PELENGKAP/KETERANGAN yaitu:
-Bagian kalimat yang berfungsi untuk melengkapi predikat.
-Biasanya berjenis kata/frasa nomina/frasa adjektiva/dan frasa verba.
Rumus:S+P+O+K
Mega bermain piano diruang keluarga
S              P         O             K

 Antara objek dengan pelengkap memiliki persamaan konstruksi namun untuk


membedakan antara keduanya perlu kita ketahui objek selalu wajib hadir didalam
suatu kalimat sedangkan pelengkap tidak selalu hadir didalam kalimat.

3. Jenis Kalimat

Jenis-jenis kalimat tergolong kedalam Sembilan kelompok yaitu:


1.Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan.Biasanya
memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber.
Contoh :Aku menanam bunga.
              Ibu berjualan bunga.

2. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.Biasanya


memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di.
Contoh :Aku dimarahi ibu.
3.Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat
perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” )
 Contoh :Kata ayah,”Rajin-rajinlah kamu belajar supaya tercapai cita-citamu!”.
4.Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang
lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.
Contoh :Ayah berkata bahwa aku harus rajin belajar supaya tercapai semua cita-
citaku.

5. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Umumnya


mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

1. Kalimat berita kepastian Contoh : Korban gunung merapi mencapai 4.321jiwa.

2. Kalimat berita pengingkaran Contoh :Tidak semua orang menyukai perbuatanmu.

3. Kalimat berita kesangsian Contoh :Kejadian ini mungkin akan membuatnya


trauma.

6.Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada


orang lain untuk melakukan sesuatu.Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).Dalam
bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

1.Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.


 Contoh :Pergunakanlah helm ketika mengendarai sepeda motor !.

2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh:Jangan membuang sampah sembarangan !.

3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.


Contoh:Tolong siram bunga dihalaman !.

7.Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang
sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah.Biasanya diakhiri dengan tanda
tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah.

Contoh :Siapakah Gayus tambunan itu?.

8.Kalimat efektif memiliki syarat :

1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.

 2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau
pembicara dengan pendengar.

Dengan ciri-ciri :

1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok

 2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan.

 3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.

4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Contoh:Kucing itu naik ke atas meja

Kata “atas” tidak perlu digunakan lagi karena kata “naik” sudah memberi informasi
yang cukup bahwa kucing itu sudah pasti naik ke atas sehingga bentuk kalimatnya
berubah menjadi:

Kucing itu naik ke meja.

9. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu
kalimat.Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh :
Saya siswa kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik
bernyanyi.

Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut
keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan
waktu.

Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat
merdu.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Didalam setiap kalimat terkandung struktur-struktur kalimat yang penting

untuk kita ketahui dan pelajari agar kita mengetahui pola-pola kalimat tersebut.Serta

pembagian jenis-jenis kalimat yang beragam harus kita kuasai sebagai mahasiswa.

 Didalam makalah ini pun mengajarkan tata cara penulisan mengenai kalimat

yang baik dan benar akan bermanfaat penerapanya ketika melakukan penulisan

ilmiah.Karena didalam penulisan ilmiah memerlukan tata cara penulisan yang benar-

benar sempurna dan dipertanggungjawabkan.

 Didalam penulisan kalimat harus jelas penulisan tanda bacanya sehingga

tidak mengandung pengertian yang salah bagi pembaca.Disini kita bisa mengetahui

letak kesalahan dan sampai dimana kemampuan kita dalam penggunaan kalimat yang

benar dan dapat berguna untuk pembelajaran kedepanyanya.

2. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat lebih meningkatkan serta dapat memahami

tentang tata cara penulisan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Iswara, Prana D. 2009. TBBI- Beberapa Pengertian Dasar. Melalui http://kd-

sumedang.upi.edu/index.php?

option=com_content&view=article&id=262:tbbbi-beberapa-pengertian-

dasar&catid=61:kapita-selekta-bahasa-indonesia&Itemid=75 [2011/01/07] di

akses tanggal 02 Oktober 2012

NN. 2011. Bahasa Indonesia/Kalimat. Melalui


http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat [2011/01/07] di
akses tanggal 02 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai