Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri budaya masyarakat di Negara berkembang adalah masih

dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan

ini didukung oleh keanekaragaman hayati yang terhimpun dalam berbagai

tipe ekosistem yang pemanfaatannya telah mengenai sejarah panjang sebagai

bagian dari kebudayaan. Salah satu aktivitas tersebut adalah penggunaan

tumbuhan sebagai bahan obat oleh berbagai suku bangsa atau sekelompok

masyarakat yang tinggi dipedalaman. Tradisi pengobatan suatu masyarakat

tidak terlepas dari kaitan budaya setempat. Persepsi mengenai konsep sakit,

sehat, dan keragaman jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat

tradisional terbentuk melalui suatu proses sosialisasi yang secara turun

temurun dipercaya dan diyakini kebenarannya. Pengobatan tradisional adalah

semua upaya pengobatan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran berdasarkan

pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu.(1)

Hubungan antara manusia dengan lingkungannya ditentukan oleh

kebudayaan setempat sebagai pengetahuan yang diyakini serta menjadi

sumber sistim nilai. Sistim pengetahuan yang dimiliki masyarakat secara

tradisi merupakan salah satu bagian dari kebudayaan suku bangsa asli dan

petani pedesaan.(1)
2

Pohon asam sering ditanam sebagai pohon pelindung ditepi jalan raya.

Dipedesaan, asam ditanam sebagai pohon buah. Asalnya diduga dari Afrika

Tropis kemudian menyebar ke India, dan sekarang banyak ditanam di daerah

tropis lainnya. Pohon ini terdapat didataran rendah pada daerah yang musim

kemaraunya sehingga kering. Pohon dengan tinggi 15-25 m, bercabang

banyak, dan kayu keras. Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm,

terdapat 10-15 pasang anak daun yang duduknya berhadapan dan bertangkai

sangat pendek, hampir duduk. Helaian anak daun bentuknya bulat panjang,

ujung dan pangkal membulat, bagian tepi rata. Kedua permukaan daun halus

dan licin, berwarna hijau dengan warna sisi bawah lebih mudah, panjang 1-

2,5 cm, lebar 0,5-1 cm. Bunga dalam karangan berbentuk tanda yang

panjangnya 2-16 cm terdiri atas 6-30 kuntum bunga yang letaknya hampir

duduk, berwarna kuning berurat merah, keluar dari ketiak daun atau ujung

percabangan. Buah polong, bertangkai, bulat panjang pipih, panjang 3,5-20

cm, labar 2,5-4 cm, bagian ujung melancip, diantara biji kerap menyempit,

kulit dinding luar rapuh, dan berwarna coklat mudah. Daging buah berwarna

kuning sampai cokelat kekuningan dan rasanya asam. Biji 1-12, warnanya

cokelat mengkilap.(2)

Pohon asam barbuah sepanjang tahun. Buah asam dapat dibuat sirup

sebagai minuman penyegar, kembang gula, bumbu masak, manisan, atau

ramuan obat. Daun muda disebut sinom. Berasa asam dan dapat digunakan

sebagai penyedap masakan. (2)


3

Bisul (bahasa latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil

mati) yang telah terakumulasi dirongga jaringan setelah terinfeksi suatu

umumnya karena bakteri atau parasit atau barang asing seperti luka

tembakan/tikaman. Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk

menghindari menyebarnya barang asing ditubuh. Oraganisme atau barang

asing membunuh sel sekitarnya, mengakibatkan keluarnya toksin. Toksin

tersebut menyebabkan radang, sel darah putih mengalir menuju tempat

tersebut dan kemudian meningkatkan aliran darah di tempat tersebut. Struktur

terakhir bisul adalah dinding bisul yang terbentuk oleh sel sehat untuk

mencegah barang asing tersebut masuk kedalam tubuh dan mencegah

terkenanya sel lain. Namun, enkapsulasi ini berfungsi untuk mencegah sel

imun untuk menyerang bakteri atau barang asing dibisul. Bisul harus

dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah

didalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan bisul

mengacu pada akumulasi nanah didalam kavitas yang baru terbentuk melalui

proses terjadinya bisul tersebut.(3)

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

bagaimana “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan tanaman

Buah Asam Jawa sebagai alternatif pengobatan penyakit Bisul di desa toaya

kecamatan sindue kabupaten donggala propinsi sulawesi tengah.


4

1.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat

tentang penggunaan tanaman buah asam jawa (Tamarindus indica, linn)

sebagai alternatif pengobatan penyakit bisul

1.3. Manfaat Penelitian

a. Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dari praktisi yang sangat berharga

untuk disesuaikan dengan pengetahuan teoristis yang diperoleh dari

bangku perkuliahan.

b. Akademik

Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk menambah ilmu

pengetahuan di bidang farmasi, serta sebagai referensi untuk mahasiswa

dan mahasiswi di akademik.

c. Masyarakat

Dapat memberikan sarana informasi ilmiah kepada masyarakat

tentang penggunaan buah asam jawa sebagai salah satu bahan alam yang

dapat digunakan sebagai obat untuk mengobati bisul, sehingga masyarakat

memiliki alternatif dan tidak selalu tergantung pada obat kimia.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun umum Tentang Asam Jawa

2.1.1. Klasifikasi Ilmiah Tanaman Asam Jawa (Tamarindus indica)

Nama Latin : Tamarindus indica, L

Kerajaan : Plantae

Defisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Upafamili : Caesalpinioiedeae

Bangsa : Betareae

Genus : Tamarindus

Speies : T. Indiciae. (4)

Gambar 2.1 Asam JawA


6

Asam jawa (Tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar

daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang

pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya

rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi

besar dan daunnya rindang.

Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip

genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah

polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah

polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga

terdapat biji berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna

coklat agak kehitaman.(4)

2.1.2. Kandungan Kimia Asam Jawa

Buah asam jawa memiliki rasa manis, asam, dan barsifat sejuk.

Buah asam jawa mengandung bahan kimia, seperti gula infert, asam

apel, asam sitrat, asam anggur, asam tatrat, asam suksinat, pecting,

dan vitamin B3. Bagian daun mengandung steksin sedangkan pada

kulit kayu mengandung zat tanin buah asam jawa yang masak di

pohon di antaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kalori per

100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100

gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per

100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram

per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya
7

mengandung phlobatannin dan bijinya mengandung albumnoit serta

pati.(4)

2.1.3. Manfaat Buah Asam Jawa

Buah tanpa biji, daun, dan kulit biji terluar dapat digunakan

untuk mengobati beberapa penyakit seperti bisul, batuk kering,

demam, rematik, sakit perut, alergi, sariawan, mencegah rambut

rontok, dan radang payudara.(5)

Cara Penggunaan Asam Jawa Sesuai Dengan Penyakit :

a. Bisul : Tumbuk halus isi biji asam, lalu tambahkan air garam sambil

di aduk rata. Oleskan pada bisul, kemudian balut. Ganti dua kali

sehari.(5)

b. Batuk kering : 3 Potong asam jawa di seduh dengan segelas air

panas, dan tambahkan gula merah, lalu di minum.(5)

c. Demam : Daun asam jawa secukupnya di blender atau di tumbuk,

dan air perasannya di minum.(5)

d. Rematik : Daun muda asam jawa dan rimpang kunyit secukupnya

lalu giling sampai halus. Seduh hasil gilingan dengan sedikit air

panas lalu balurkan pada bagian yan sakit.(5)

e. Sakit perut : 3 Potong buah asam jawa yang suda dimasak, kapur siri

dan minyak kayu putih secukupnya,semuah bahan di campur sampai

merata. Kemudian gunakan pada bagian perut yang sakit.(5)


8

f. Alergi : 2-3 potong buah asam jawa yang telah tua, garam

secukupnya, 1 sendok kapur sirih. Kemudian rebus semua bahan

dengan 3 gelas air sampai mendidih. Lalu minum 2 kali sehari, pagi,

dan sore.(5)

g. Sariawan : Buat obat kumur dengan cara, asam di campur dengan ari

minum. Air asam ini di kumur-kumur.(5)

h. Mencegah rambut rontok : Buah asam jawa yang tua di campur

sedikit air, kemudian di keramas di kulit kepala.(5)

i. Radang payudara : Buah asam jawa yang matang secukupnya di

remas dengan sedikit ari garam, lalu oleskan pada daerah yang

meradang kemudian di balut.(5)

2.1.4. Nama Daerah Asam Jawa

Wit asem (Jawa), bak mae (Aceh), asam jawa (Kalimantan),

tangkal asam (Sunda), celagi (Bali) dan asam jawi (Gorontalo). Nama

asing tamarind (Inggris), suan jiao (Cina).(6)

2.1.5. Morfologi Tanaman Asam Jawa

Asam jawa barnama latin Tamarindus Indica L.,termasuk

kedalam famili tumbuhan caesalpiniaceae. Daging buah asam jawa

berwarna kuning sampai cokelat kekuningan dan rasanya asam. Biji 1-

12, warnanya cokelat mengkilap. Tanaman ini barbatang tagak,


9

barkayu bulat, pada permukaannya banyak terdapat lentisel,

percabangannya simpodial, dan barwarna coklat muda.(6)

2.2. Penyakit Bisul

Frunkel atau bisul di sebut juga bisul adalah peradangan pada folikel

rambut dan jaringan yang bisanya mengalami nekrosis ini disebabkan oleh

staphylococcus aureus. Bisul adalah infeksi lokal yang mendalam dikulit.

Bisul pada umumnya dimulai sebagai memerah, daerah tender, seiring waktu,

daerah itu menjadi tegas, keras, dan lembut. Pada akhirnya, pusat mendidih

lembut dan menjadi penuh dengan melawan infeksi sel darah putih dari aliran

darah untuk membasmi infeksi. Ini kumpulan sel darah putih, bakteri, dan

protein dikenal sebagai nanah. Akhirnya, nanah “bentuk kepala” yang dapat

dioprasi dibuka atau secara spontan mengalir keluar melalui permukaan kulit.
(7)

Gambar 2.2 Bisul (frunkel).(7)

2.2.1 Penyebaran Bisul


10

Penyebaran bisul di tandai dengan adanya rasa nyeri akibat radang

dan infeksi. Rasa nyeri semakin terasa bila semakin besar apabila

pertahanan tubuh lemah, bisul akan menyebar dan bernana. Penyebaran

bisul melalui darah atau keenjar geteh bening. Saat bisul sudah

membentuk benjolan, akan timbul getah-gatah disekitarnya.(7)

2.2.2 Ciri-Ciri Penyakit Bisul

Bisul berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang

mengandu nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya

menjadi putih atau kuning. Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan

dan mengeluarkan nanahnya, kadan menandun sedikit darah. Bisa

disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit disekitarnya

tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, dan tidak

enak badan. Bisul paling sering ditemukan di daerah leher, payudara,

wajah dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul disekitar

hidung atau telinga dan pada jari-jari tangan. (7)

2.2.3. Jenis-jenis Bisul

a. Fruncle atau radang dibawah kulit dalah abses pada kulit yang di

sebabkan oleh bakteri staphylucoccus aureus. Fruncel dapat

memiliki satu atau lebih bukan kekulit dan mungkin terkait dengan

demam atau kedinginan. Istilah ini radan dibawah kulit kadang-

kadang disediakan untuk abses yan melibatkan sekelompok folikel

rambut. Kondisi yang kronis, bisul yang berlangsung ini disebut

sebagai furonculosis atau carbunculosis.(7)


11

b. Jerawat cystic adalah jenis abses yang terbentuk ketika saluran

minyak menjadi tersumbat dan terinfeksi Cystic jerawat

mempengaruhi jaringan kulit lebih dalam dari peradangan lebih

dangkal dari jerawat biasa. Cystic jerawat yang paling umum pada

wajah dan biasanya terjadi pada tahun-tahun remaja.(7)

c. Hidradenitis suppurativa adalah suatu kondisi dimana terdapat

beberapa abses yang membentuk bawah ketiak dan sering pada

daerah selangkangan. Daerah ini merupakan akibat dari peradangan

lokal kelenjar keringat. Bentuk infeksi kulit sulit untuk mengobati

dengan antibiotik saja dan biasanya membutuhkan prosedur

pembedahan untuk menghilangkan kelenjar keringat yang terlibat

dalam rangka menghentikan peradangan kulit.(7)

d. Krista Pilonidal adalah semacam abses unik yang terjadi dilipatan

bokong Pilonidal kista sering dimulai sebagai daerah kulit dari

yang tumbuh rambut (folikel rambut). Dengan iritasi dari tekanan

lansung, dari waktu ke waktu daerah meradang membesar menjadi

sebuah perusahaan, menyakitkan, dan nodul tender yang

membuatnya sulit untuk duduk tanpa ketidak nyamanan, ini sering

terbentuk setelah perjalanan jauh yang melibatkan berkepanjangan

duduk.(7)

2.2.4. Penyebab Bisul

Ada banyak penyebab bisul. Beberapa bisul dapat disebabkan

oleh tumbuh rambut. Lain dapat terbentuk sebagai hasil dari sempalan
12

atau bahan asing lainnya yang telah menjadi bersarang dikulit.

Lainnya bisul, seperti jerawat, disebabkan oleh kelenjar keringat yang

terpasang menjadi terinfeksi. Kulit merupakan bagian penting dari

pertahanan kekebalan tubuh kita terhadap bahan dan mikroba yang

asing bagi tubuh kita. Setiap istirahat dikulit, seperti memotong atau

mengikis, dapat berkembang menjadi abses dan terinfeksi dengan

bakteri.(8)

2.2.5. Pencegah Bisul (abses)

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah

bisul dari pembentukan. Kebersihan yang baik dan penggunaan sabun

antibakteri teratur dapat membantu untuk mencegah bakteri dari

membangun pada kulit. Hal ini dapat mengurangi kesempatan untuk

rambut folikel menjadi terinfeksi dan menceah pembentukan bisul.

Jaga kebersihan badan terutama pada bagian bisul, jangan sampai

kotor karena lapisan kulit yang labil pada area bisul lebih rentan

terkena infeksi tambahan dari luar jangan dulu makan makanan

berprotein seperti telur, susu, daging ayam, dan sataranya. hindari

memakai pakaian yangn ketat karena bisa jadi gesekan antara kulit

permukaan bisul dan pakaian bisa menyebabkan luka yang lebih

serius. Dalam beberapa situasi, dokter kesehatan dapat

merekomendasikan pembersih khusus seperti pHisoderm untuk lebih

jauh mengurangi bakteri pada kulit. Ketika rambut folikel dibelakang

lengan atau disekitar paha terus meradang, biasa menggunakan kuas


13

abrasive (loofah sikat) dikamar mandi dapat digunakan untuk

membantu mencegah busi minyak dan penumpukan sekitar folikel

rambut.(8)

Kista Pilonidal dapat dicegah dengan menghindari tekanan

langsung terus menerus atau iritasi daerah bokong saat kantong

rambut lokal menjadi meradang. Pada saat itu, teratur sabun dan air

panas pembersihan dan pengeringan dapat membantu. Untuk jerawat

dan Hidradenitis suppurativa dengan operasi terkadang mungkin

diperlukan,khususnya untuk kista pilonidal, yang muncul kembali

tetapi juga untuk suppurativa Hidradenitis. Untuk kista pilonidal,

pengangkatan, yang bagian luarnya kista adalah penting untuk

menghapus mendidih. Prosedur ini biasanya dilakukan diruang

operasi.(8)

2.2.6. Cara pengobatan Bisul

Bisul dibersihkan terlebih dahuluh mengunakan air hangat.

Setelah itu buah asam jawa dihaluskan kemudian tempelkan kebagian

bisul tersebut.(8)

2.3. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional

turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan,

atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan

tradisional. Obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan

kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,


14

baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak

digunakan karena menurut beberapa peneliti tidak terlalu menyebabkan efek

samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari obat tradisional

yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, daun dan bunga.

Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul,

serbuk, cair, simplisia dant table (9).

Obat yang beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat dimasa

lalu. Perlu kita ketahui bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari

coba-mencoba yang dilakukan oleh manusia purba. Biasanya disebut

“EMPIRIS”, empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta

dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa yang disebut Ilmu

Pengobatan Rakyat atau lazimnya disebut pengobatan tradisional Jamu.(9)

Akan tetapi, tidak semua obat “memulai” sejarahnya sebagai obat anti

penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti

strychnine & kurare yang digunakan sebagai racun-panah oleh penduduk

pedalaman Afrika. Contoh yang paling up to date adalah nitrogen-mustard

(awalnya digunakan sebagai gas beracun saat perang dunia pertama) sebagai

obat kanker.(9)

Sudah banyak zat-zat kimia yang berhasil diisolasi, seperti efedrin (dari

tanaman Ma Huang-Ephedra vulgaris), digoksin (digitalis lanata), genistein

(dari kacang kedelai) dan lainnya.(9)

Baru sekitar pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintesis mulai

“menampakkan diri”. Aspirin salah satu indikator kemajuan obat kimia


15

sintesis saat itu. Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan dan

penggunaan kemoterapeutik sulfanilamid yang disusul penisilin pada tahun

1940. Seperti diketahui bersama, secara tradisional, sebenarnya luka

bernanah dapat disembuhkan dengan menutupinya dengan kapang-kapang

dari jenis tertentu, tetapi baru sekitar tahun 1928 khasiat ini baru diselidiki

secara ilmiah oleh Dr. Alexander Fleming. Dari hasil penelitian Dr.

Alexander Fleming, ditemukanlah penisilin.(9)

Sejak saat itu, beribu-ribu zat sintesis diketemukan (diperkirakan sekitar

500 zat per tahun-nya). Hal ini membuat perkembangan di bidang

Farmakoterapi meningkat pesat.(9)

Secara umum, kebanyakan obat “kuno” telah ditinggalkan dan diganti

obat yang lebih “modern”. Tetapi bukan berarti obat modern bisa “santai”,

sebab persaingan selanjutnya adalah antar sesama obat modern. Pasalnya obat

modern dapat terganti dengan obat modern yang lebih dari 78% obat yang

beredar sekarang adalah merupakan hasil dari penemuan tiga dasawarsa

terakhir.(9)

2.3.1 Penggolongan obat tradisional

Penggolongan obat adalah obat yang berbasis kimia modern,

padahal juga dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa dikenal

sebagai obat tradisional. Obat tradisional Indonesia semula hanya

dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan

fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah

diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses


16

produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu

membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Saat ini obat tradisional dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu, Obat Herbal Terstandar dan

Fitofarmaka.(10)

A. Jamu

Gambar. 2.3 logo jamu

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara

tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan

yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu

tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis

ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang

disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak,

berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak

memerlukan pembuktian Ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup

dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-

temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan

tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung

untuk tujuan kesehatan tertentu.(10)


17

B. Obat Herbal Terstandar

Gambar. 2.4 logo Obat Herbal Terstandar

Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang

disajikan dari ekstrak atau penyairan bahan alam yang dapat

berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk

melaksanakan proses ini, membutuhkan peralatan yang lebih

kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja

yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan

pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi

maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan

pembuktian Ilmiah berupa penelitian-penelitian preklinik seperti

standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan obat

tradisional yang higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis.


(10)

C. Fitofarmaka

Gambar. 2.5 logo Fitofarmaka


18

Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan

alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern, karena

proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan

bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji

klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk

menggunakan obat herbal disarana pelayanan kesehatan.

Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal

karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.(10)


19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.I. Jenis penelitian

Segi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mmbuat gambaran atau

deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode ini yang

menggambarkan dan digunakan serta membatasi penemuan-penemuan

sehingga menjadi data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti

dilapangan. Hal ini dilakukan melalui langkah : pengumpulan, klasifikasi,

penganalisian dan penyajian data, agar dapat memberikan gambaran yang

jelas dan berguna bagi penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Penggunaan tanaman Buah

Asam Jawa (Tamarindus indica, linn) sebagai alternatif penggobatan bisul

didesa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala propinsi sulawesi

tengah (11).

3.2 Waktu dan tempat

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli-agustus 2015.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja Desa Toaya Kecamatan Sindue

Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah 2015


20

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di wilayah

kerja Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala yang

berjumlah 225 KK.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah

menderita Bisul yang berjumlah 225 KK diambil secara simple

random sampling dengan rumus Slovin.

N
n=
1+ N ( d 2 )

KETERANGAN :

n = Besar sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat kesalahan yang dipilihkan (0.12)

Px :

N
n=
1+ N (d ²)
21

225
n=
1+225 (0,1 ²)

225
n=
1+225 (0,01)

225
n=
1+2,25

225
n=
3,25

n=69,230

n=69

Jadi besar sampel adalah sebesar 68 anggota sampel.

3.3.3 Variabel Penelitian

Dalam penulisan proposal ini penulis menggunakan Variable

yaitu Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Tanaman

Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Alternatif

Pengobatan Penyakit Bisul di Desa Toaya Kec.Sindue Kab.Donggala

Provinsi Sulawesi Tengah.

3.3.4 Metode Sampling

Tehnik penambilan sampel secara Propotional Random

Sampling, yaitu suatu tehnik penambilan sampel secara acak


22

dengan jumlah yang Proporsional untuk setiap sub populasi sesuai

dengn ukuran populasinya.

KK DUSUN1 = 63 KK

63
n1 = X 69=19
225

Jadi jumlah sampel di DUSUN1 = 19 Responden

KK DUSUN2 = 61 KK

61
n1 = X 69=18
225

Jadi jumlah sampel di DUSUN2 = 18 Resaponden

KK DUSUN3 = 51 KK

51
n ₁= X 69=15
2 25

Jadi jumlah sampel di DUSUN3 = 15 Responden

KK DUSUN 4 = 47 KK

47
n ₁= X 69=14
2 25

Jadi jumlah sampel di DUSUN4 = 14 Responden

KK DUSUN5 = 33 KK

33
n1 = X 69=10
2 25

Jadi jumlah sampel di DUSUN5 = 10 Responden


23

3.4 Definisi Operasiaonal

Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup atau pengertian

variabel-variabel yang diteliti dan diamati. (11)

Pengetahuan

Peneetahuan merupakan hasil dari proses mencarai tahu, dari yang

tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam

proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-

konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

Cara yang digunakan :

Alat ukur : kuisioner

Cara ukur : wawancara

Skala ukur : ordinal

Hasil ukur :

1. Rendah, jika skor jawaban responden < Median

2. Tinggi, jika skor jawaban responden ≥ Median

3.5 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang di gunkan dalam penelitian ini adalah alt

tulis- menulis untuk mencatat data-data atau informasi yang di perlukan

dalam penelitian.

3.6 Tehnik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh peneliti dari alat ukur yang di

gunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian dalam bentuk


24

kuisioner. Penggunaan kuisioner merupkan salah satu metode

pengumpulan data yang di gunakan untuk memperoleh informasi dan

juga mengungkapkan hal-hal yang di ketahui responden.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari Kelurahan Desa

Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Dongala.

3.7 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap :

1. Editimg

memeriksa kembali data-data yang telah dikumpulkan untuk melihat

kembali apakah ada kesalahan atau tidak.

2. Coding

Pemberian nomor, kode atau bobot pada data yang bersifat kategori.

3. Cleaning

Membersihkan data bila ada data yang tidak sesuai/salah

4. Tabulating

Menyusun data yang diperoleh brdasarkan variable yang diteliti.

5. Describing : Menyusun data/mempersentasekanhasil.

Analisis data yaitu data yang diperoleh dinalisis denan menggunakan

analisa univariat terhadap tiap variable ini diperoleh hasil dalam bentuk

persentase dengan menggunakan rumus :


25

f
p= x 100 %
n

p : Proporsi.

f : Jumlah responden yang menjawab.

n :Banyaknya responden yang menjawab.

3.8 Penyajian Data

Untuk penyajian data hasil penelitian, peneliti menggunakan cara

penyajian data dalam bentuk tabel dan nasarisi.


26

DAFTAR PUSTAKA

1. drh.J. Soergi 2006. Petunjuk dan saran pengobatan tradisional tanaman


berkhasiat indonesia volume II. IPB proses. Jakarta.

2. Ning Harmanto. 2006. Herbal untuk bumbu dan sayur Jakarta 2006

3. Barmin, S.Pd 2005. Apotik Hidup I (famili tanaman terna). CV RICARDO Jl.
Raya Jakarta Pasar Minggu No. 8B Pejaten Timur Pasar Minggu.

4. Nasin EL-Kabumaini, Tjetjep. S. Ranuatmaja. 2010. Buah khasiat obat, PT.


Puri.delco. Bandung.

5. Nasin EL-Kabumaini, Tjetjep. S. Ranuatmaja 2008. Tanaman sekitar


berkhasiat obat, PT Puri. Delco. Bandung.

6. Drs. H. Ariefhariana. 2013. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar swadaya.


Jakarta.

7. Sriana Azis,Sudibyo Supardi,Max joseph Herman.2004. Kembali sehat dengan


obat(mengenal manfaat dan Bahaya obat).pustaka populer obor.jakarta

8. Yohana Arisandi, Yofita Andriani, 2009. Khasiat berbagai tanaman untuk


pengobatan. Eska Media Jakarta.

9. Dr. Setiawan Dalimartha. 2006. ATLAS Tumbuhan obat Indonesia Jilid 4.


Puspa Swara. Jakarta.
10. Dr. Abednego Bangun, S, H, M. H. A. 2012. ENSIKLOPEDIA Tanaman obat
Indonesia. Indonesia Publishing House. Jakarta.

11. Drs.Moch.imron TA. MM, MBA, DR, Amrul Munif, Msc, Apu 2010.
METODOLOGI PENELITIAN Bidang kesehatan. Bahan ajar untuk
mahasiswa. CT.sagung soto Jak.

Anda mungkin juga menyukai